repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan seorang anak akan tergantung pada fungsi keluarganya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

Studi Deskriptif Domain Children Well Being pada Anak Usia 12 Tahun di Kelurahan Cicadas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

Studi Deskriptif Mengenai Children Well-Being pada Anak Jalanan yang Bersekolah Usia 12 Tahun di Rumah Perlindungan Anak (RPA) Yayasan Bahtera Bandung

BAB I PENDAHULUAN. ini laju informasi dan teknologi berjalan dengan sangat cepat. Begitu juga dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menjalani kehidupan manusia memiliki rasa kebahagiaan dan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Kelas VI Sekolah Dasar Full-Day Darul Ilmi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi orang tua dari anak-anak mereka. Orang tua merupakan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak anak yang menjadi korban perlakuan salah. United Nations Children s

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan merupakan sesuatu yang akan menjadi pengalaman individu masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Jalanan di Rumah Sanggar Waringin Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menetap dari hasil interaksi dan pengalaman lingkungan yang melibatkan proses

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Self Efficacy adalah keyakinan seseorang dalam mengkoordinasikan keterampilan dan kemampuan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merasa senang, lebih bebas, lebih terbuka dalam menanyakan sesuatu jika berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang eksis hampir di semua masyarakat. Terdapat berbagai masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terlahir di dunia ini pasti akan mengalami pertumbuhan dan proses

Debi Febianto Dosen Imam Bonjol Padang

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Siswa-Siswi Kelas 6 di SD Sains Al-Biruni Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh anak dapat terwujud. Motivasi anak dalam meraih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. PAUD diberikan melalui kegiatan bermain seraya belajar. Pada saat bermain

BAB I PENDAHULUAN. jalur pantura Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah km.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama bagi suksesnya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. latin adolensence, diungkapkan oleh Santrock (2003) bahwa adolansence

BAB I PENDAHULUAN. Usia kanak-kanak yaitu 4-5 tahun anak menerima segala pengaruh yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang di buat keluarganya dapat mempengaruhi anak begitupun

BAB I PENDAHULUAN. tantangan pembangunan dimasa yang akan datang. Pembentukan sumber daya. yang saling berhubungan dalam pembentukan kualitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mempunyai rasa percaya diri yang memadai. Rasa percaya diri (Self

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari hasil pembahasan pada bab IV, oleh peneliti rumuskan suatu. kesimpulan, kesimpulan umum dan kesimpulan khusus.

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan asset yang kelak akan menjadi penerus keluarga, menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai alasan. Terlebih lagi alasan malu sehingga tidak sedikit yang

BAB I PENDAHULUAN. dari keluarga serta perhatian orang tua yang akan dibutuhkan anak ketika di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. peristiwa yang menyenangkan maupun peristiwa yang tidak menyenangkan.

I. PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat. Masa ini biasa disebut dengan masa the golden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneitian

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan partisipasi penuh dari putra-putri bangsa Indonesia di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. strategis di era globalisasi. Dengan adanya kemajuan tersebut, sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. baik jasmani maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan untuk memasuki

BAB I PENDAHULUAN. sebagai warga negara yang baik perlu mengembangkan diri. Apa lagi saat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa: melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi lagi yakni Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. telah membina keluarga. Menurut Muzfikri (2008), anak adalah sebuah anugrah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia adalah agama. Terdapat enam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Anak adalah dambaan setiap pasangan, dimana setiap pasangan selalu. menginginkan anak mereka tumbuh dengan sehat dan normal baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di masyarakat. Mahasiswa minimal harus menempuh tujuh semester untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Inggris di Indonesia, baik pada jenjang. pendidikan dasar maupun menengah, lebih menekankan pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi di tengah kehidupan masyarakat yang lebih luas.

BAB II IBU DAN ANAK. Pengertian keluarga berarti nuclear family yaitu yang terdiri dari ayah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia

Laporan Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi untuk maju, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu adalah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP OVER PROTECTIVE ORANGTUA DENGAN KECENDERUNGAN TERHADAP PERGAULAN BEBAS. S k r i p s i

BAB I PENDAHULUAN. Tidak mungkin ada orang tua yang berharapan jelek terhadap anak-anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan seorang anak akan tergantung pada fungsi keluarganya (Zeitlin, Megawangi, Kramer, Colletta, Babatunde & Garman, 1995). Baik buruknya perkembangan anak, baik secara fisik, mental, dan psikologis sangat tergantung pada keluarga ketika menjalankan fungsinya. Keluarga mempunyai beberapa fungsi yaitu reproduksi (Riddell, 1987) dan di dalamnya tercakup pula berbagi kasih sayang antara suami dan isteri (Andayani & Koentjoro, 1998); sosialisasi dan pendidikan anak (Riddell, 1987; Andayani dkk., 1998; Garbarino & Abramowitz, 1992); fungsi penyediaan kebutuhan dasar (Riddell, 1987; Andayani dkk., 1998; Garbarino dkk., 1992; Zeitlin dkk., 1995), status sosial (Riddell, 1987), dan sumber dukungan sosial (Herristanti, 1996). Setiap orang pasti ingin mempunyai keluarga utuh, baik orang tua maupun anak. Bagi anak, orang tua adalah sosok yang paling dekat dengan mereka dan sangat berperan penting bagi kehidupannya. Menurut Olson dan DeFrain (2006:16), kedua orang tua adalah faktor penting dalam perkembangan anaknya selain saudara, sekolah, dan media massa. Sebagaimana disimpulkan oleh Zeitlin dkk. (1995) keluarga yang berfungsi secara sehat akan memberikan kesempatan yang besar bagi perkembangan anak. Namun demikian, pada masa sekarang ini banyak anak yang mengalami masalah psikologis. Keluarga merupakan suatu organisasi sosial yang paling kecil yang merupakan bagian dari sistem sistem lainnya yang lebih besar. 1

2 Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia bersifat primer dan fundamental (Mulyono, 1995). Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan masing-masing anggota keluarga, terutama anak-anak yang masih berada dalam bimbingan dan tanggung jawab orangtuanya. Hal ini dikuatkan oleh pendapat Ki Hajar Dewantara (dikutip oleh Shochib, 1998) menyatakan bahwa esensi pendidikan merupakan tanggung jawab keluarga, sedangkan sekolah hanya berpartisipasi. Hal serupa diungkapkan Gunarsa dan Gunarsa (1995) yang mengatakan bahwa lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama, di mana anak memperoleh pengalaman-pengalaman pertama yang mempengaruhi hidupnya. Keluarga sangat penting bagi pembentukan pribadi anak. Keluarga adalah tempat perkembangan awal bagi seorang anak, sejak saat kelahirannya sampai proses perkembangan jasmani dan rohani di masa mendatang. Untuk mencapai perkembangannya, mereka membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman untuk berlindung pada orangtuanya. Tanpa sentuhan manusiawi itu, anak akan merasa terancam dan dipenuhi rasa takut. Bagi seorang anak, keluarga memiliki arti dan fungsi yang penting bagi kelangsungan hidup maupun dalam menemukan makna dan tujuan hidup. Selain itu di dalam keluarga anak didorong untuk menggali, mempelajari, dan menghayati nilai-nilai kemanusiaan, religius, norma-norma (etika), dan pengetahuan (Mulyono, 1995). Sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak. Di SDN Pelesiran Bandung kelas 6, banyak anak anak yang berasal dari luar daerah bandung (pendatang). Banyak anak anak dengan latar belakang pendidikan orang tua yang rendah. Pekerjaan orang tua sehari hari ada yang

3 sebagai buruh atau juga pedagang. Banyak dari orang tua dengan latar belakang pendidikan yang tidak mengerti bagaimana mendidik anak sehingga menyerahkan semua pendidikan anak anak mereka kepada guru disekolah. Baik pendidikan dalam hal pelajaran atau mendidik anak dalam sikap dan bertutur kata. Penelitian ini dilakukan karena penulis ingin meneliti sejauh mana children well-being anak di tiap tiap domainnya, sebab dengan kondisi ekonomi dan pendidikan orang tua yang rendah orang tua tidak berusaha untuk mendidik anaknya dirumah. Hasil wawancara dengan beberapa anak dikelas 6, pada saat anak berada dirumah ibu jarang meminta anak untuk mengerjakan PR atau tugas rumah lainnya dikarenakan ibu sibuk bekerja sehingga anak merasa senang dapat bermain seharian dengan teman temannya, namun pada saat berada dirumah anak tidak merasa dekat dengan kedua orang tuanya karena anak jarang sekali melakukan kegiatan bersama dengan kedua orang tuannya. Pada saat kedua orangtuanya berada dirumah orang tua tidak pernah menanyakan bagaimana kegiatan anak setiap harinya. Orang tua yang memiliki penghasilan kecil tidak dapat memberikan uang jajan disekolah yang banyak + 3000 tiap harinya. Anak merasa kurang puas dengan uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya terkadang pada saat dirumah anak meminta kembali uang jajan untuk dirumah dan apabila orang tua tidak memberikan anak justru marah dengan orang tuanya. Orang tua yang sibuk bekerja tidak pernah meminta anak untuk membantu tugas tugas dirumah atau menyuruh anak mengerjakan tugas sekolahnya. Dirumah anak tidak merasa puas dalam menggunakannya waktunya karena anak lebih banyak bermain dengan teman temannya dan tidak tersedianya buku buku bacaaan anak jarang sekali membaca buku diwaktu luangnya atau mendengarkan musik.

4 Dirumah anak tidak diminta ibu untuk mengerjakan tugas tugas dirumah atau mengerjakan tugas dari sekolah. Anak tidak mendapatkan les atau pelajaran tambahan untuk menghadapi UN di luar sekolah. Pada saat berangkat kesekolah anak merasa senang karena anak dapat bertemu dan bermain bersama teman temannya. Pada saat berada disekolah guru mau mendengarkan dan menanggapi apa yang diceritakan anak. Disekolah guru memberikan tugas tugas pada anak untuk membantu guru (membantu menulis absen, memasukkan nilai, mengoreksi ulangan) anak merasa senang karena mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru. Pada saat dilakukan wawancara dengan gurunya, guru telah mencoba untuk memanggil orang tua kesekolah untuk memberikan informasi mengenai anak disekolah namun jarang sekali orang tua mau datang kesekolah memenuhi panggilan dari guru. Kebanyakan orang tua yang memenuhi panggilan guru dan datang kesekolah selalu orang tua yang sama. Banyaknya anak anak tinggal dipemukiman padat penduduk, dengan kondisi ekonomi yang kurang, dan anak tinggal dirumah kontrakan atau dalam satu rumah yang ditempati diisi dengan beberapa kepala keluarga. Ketika guru melewati salah satu rumah anak, guru mendengar orang tua anak pada saat berada dirumah menggunakan kata kata kasar pada anak saat menegur atau memarahi anak. Sehingga anak menjadi mengikuti kata kata kasar yang biasa digunakan orang tua mereka dirumah. Orang tua murid banyak yang menyerahkan anak mereka untuk didik para guru agar tidak berkata kasar ataupun berbuat nakal namun dirumah orang tua tidak menerapkan hal yang sama sehingga anak tidak mengalami perubahan dalam bahasa ataupun perilaku.

5 Berdasarkan pemaparan diatas bahwa anak kelas 6 di SDN Pelesiran Bandung anak merasa senang saat berada dirumah karena dapat bermain dengan teman temannya, namun pada saat berada dirumah anak tidak merasa dekat dengan kedua orang tuanya dan merasa senang saat berada disekolah, dan anak merasa kurang puas dengan materi yang diberikan orang tua kepada anak. Untuk melihat children well-being pada anak harus dilihat dari beberapa domain children well-being. Banyaknya penelitian well-being fokus pada remaja dan dewasa, masih sangat minim penelitian well-being mengenai anak anak. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti anak usia 6 12 tahun seperti apa well-being pada anak kelas 6 di SD Negeri Pelesiran Bandung, peneliti ingin mendeskripsikan children well-being pada anak kelas 6 di SD Negeri Pelesiran. Oleh karena itu peneliti membuat penelitian mengenai Studi deskriptif mengenai children well-being pada anak kelas 6 di SDN Pelesiran Kota Bandung 1.2. Identifikasi Masalah Evaluasi subjektif anak anak mengenai kehidupannya, termasuk konsep konsep seperti kepuasan hidup, emosi menyenangkan, yaitu kepuasan terhadap area area tertentu (pendidikan, rumah, ekonomi, relasi dengan teman dan orang lain, lingkungan sekitar tempat tinggal, dan lain - lain), serta tingkat emosi yang tidak menyenangkan rendah. Pengertian yang dikemukakan oleh UNICEF dalam Children Well-Being From Their Own Point Of View (2012). Children Well-Being (CWB) adalah pemahaman mengenai persepsi, evaluasi dan cita cita seseorang anak mengenai

6 kehidupannya. Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh sumber daya orang tua mereka, kesehatan, lingkungan geografis, kondisi perumahan, lingkungan sosial dan pengetahuan orang tua. Fenomena yang ada di SDN Pelesiran Bandung menunjukkan anak kelas 6 kurang diperhatikan oleh orang tuanya dalam hal pendidikan orang tua menyerahkan semua pendidikan anak kepada guru disekolah, pada saat anak berada dirumah ibu jarang meminta anak untuk mengerjakan PR atau tugas rumah lainnya dikarenakan ibu sibuk bekerja sehingga anak merasa senang dapat bermain seharian dengan teman temannya, namun pada saat berada dirumah anak tidak merasa dekat dengan kedua orang tuanya karena anak jarang sekali melakukan kegiatan bersama dengan kedua orang tuanya. Saat disekolah anak merasa senang karena dapat bermain dengan teman temannya dan guru memberikan perhatian dan mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh anak. Anak kurang merasa puas dengan uang jajan yang diberikan oleh orang tua setiap harinya. Berdasarkan fonemena yang terjadi dan masalah masalah yang ada, membuat peneliti ingin mendeskripsikan domain domain children well being tertinggi dan terendah pada anak kelas 6 di SD Negeri Pelesiran Bandung. Dengan demikian perumusan masalaah dalam peneltian ini adalah Bagaimana gambaran mengenai domain domain children well-being pada anak kelas 6 di SD Negeri Pelesiran Bandung?

7 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai domain domain Children Well-Being pada anak keals 6 di SD Negeri Pelesiran Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data empiris mengenai domain domain Children Well-Being pada anak kelas 6 di SD Negeri Pelesiran Bandung. 1.4. Kegunaan Penelitian Dari segi teoritis, kegunaan penelitian ini sebagai informasi mengenai Children well-being pada anak kelas 6 di SD Negeri Pelesiran Bandung. Dimana penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penelitian pendahulan pada bidang psikologi perkembangan. Dari segi praktis, penelitian ini berguna untuk memberikan tambahan informasi dan menjadi masukan bagi orang tua murid maupun guru guru di SD Negeri Pelesiran Bandung mengenai well-being anak.