I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tolok ukur kemajuan suatu negara. Pendidikan sangat

dokumen-dokumen yang mirip
PEMETAAN SEBARAN DAN KEBUTUHAN GURU GEOGRAFI SMA DI PRINGSEWU LAMPUNG 2014

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta, mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,

I. PENDAHULUAN. baik oleh kalangan pendidikan, perencanaan wilayah, ilmuan administrasi, dan. sebagainya (Juhadi dan Dewi Liesnor, 2001:1).

I. PENDAHULUAN. Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang disajikan dalam bidang datar. nonverbal antara pembuat peta dengan pengguna peta.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kunci dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Undang-

III. METODE PENELITIAN. kuisioner adalah untuk mengetahui ketepatan waktu, jumlah, jenis, tepat (sasaran),

I. PENDAHULUAN. lingkungan strategis, baik nasional maupun global. Pendidikan harus dibangun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PRINGSEWU DI PROVINSI LAMPUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

I. PENDAHULUAN. fasilitas yang memadai, salah satu fasilitas yang berkembang di Kota Bandar

BAB I PENDAHULUAN. tua siswa, guru, dan semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan ini.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kabupaten Pringsewu terletak diantara

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut ikatan Geografi Indonesia dalam Sumadi (2003 : 4) bahwa pengertian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PRINGSEWU DI PROVINSI LAMPUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN PRINGSEWU DI PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. lainnya dapat hidup dan beraktivitas. Menurut Undang-Undang Nomor 24

ABSTRACT PEMETAAN SARANA DAN PRASARANA SMA KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN Jefri Adytia ¹, Sudarmi ², Rosana ³

III. METODE PENELITIAN. disebut metodologi. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah mempunyai peranan yang sangat penting

kompetensi tersebut karena guru merupakan orang terdepan yang secara langsung

I. PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia yakni sektor pertanian. Sektor pertanian. merupakan sektor yang penting dalam pembangunan Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam komunitas sosial untuk mengimbangi laju perkembangan ilmu. bersamaan terhadap perkembangan dan sistem pendidikan bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan merupakan faktor penunjang utama dalam maju atau

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai itu semua maka kebijaksanaan pemerintah merupakan tombak utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. juga sebuah kinerja terus menerus serta sebuah usaha pembaharuan yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Lampung, Disperindag Provinsi Lampung, jurnal-jurnal ekonomi serta dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2008, juga tengah giat membangun daerahnya. Sebagai daerah yang masih

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sertifikasi guru merupakan salah satu terobosan dalam dunia

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

Organisasi Profesi. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu memahami Organisasi Profesi Keguruan. Afid Burhanuddin

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya.

Pembelajaran Geografi Yang Ideal Di Sekolah Dasar Oleh : Bhian Rangga J.R Prodi Geografi FKIP UNS

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Analisis kesenjangan pembangunan antara Kabupaten Lampung Barat dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

I. PENDAHULUAN. Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melelui proses

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia dipandang sebagai faktor kunci dalam era

I. PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi daerah dan nasional. Pertanian yang berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

METODE PENELITIAN. Analisis data dilakukan baik secara kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk dan mendewasakan serta menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

I. PENDAHULUAN. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijalani oleh

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KURIKULUM MUATAN LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

III. METODE PENELITIAN. Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pringsewu dan Produk Domestik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam tulisan ini adalah data sekunder (Time Series) dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi dengan adanya peningkatan standar kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dera Fitria, 2014 Studi Relevansi Antara Program Studi Ketenagalistrikan Dengan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan tolok ukur kemajuan suatu negara. Pendidikan sangat dibutuhkan untuk memberikan sumbangsih dalam persaingan di era global yang semakin canggih. Karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan kemampuan, pemikiran, kecerdasan, pola sikap dan tingkah laku, yang merupakan bekal untuk memajukan peradaban. Pendidikan dapat diperoleh melalui jalur non formal dan formal. Seperti halnya di sekolah yang merupakan jalur formal bagi peserta didik untuk mendapatkan pendidikan, melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan antara guru dengan peserta didik ataupun aktivitas lainnya yang dikenal dengan istilah pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran juga sangat berhubungan erat dengan seorang guru. Menurut E. Mulyasa (2002: 38) menjelaskan bahwa guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi, bagi peserta didik dan lingkungannya. dan pemerintah sudah memperjelas pengertian guru dalam Undang-undang guru dan dosen. Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama pendidik, mengajar,

2 membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-undang Guru dan Dosen, 2005: 2). Keberadaan guru begitu penting dalam perkembangan mutu pendidikan, maka banyak hal yang harus diperhatikan terutama oleh instansi terkait yang mengurusi penempatan guru seperti pemerintah daerah maupun dinas pendidikan yaitu mengenai sebaran guru, yang di maksudkan sebaran guru di sini adalah merata atau tidak meratanya sebaran guru khususnya guru geografi pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Merata dalam hal ini, bahwa kesesuaian jumlah guru terhadap jumlah siswa, jumlah kelas dan jumlah jam mata pelajaran per minggu, sehingga tidak terdapat kelebihan atau pun kekurangan jumlah guru di suatu sekolah, dan kebutuhan akan guru terpenuhi sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Tabel 1. Jenjang Kelas dan Jam Per Minggu Mata Pelajaran Geografi SMA No Kelas Jumlah Jam Per minggu 1. X 3 2. XI 3 3. XII 4 Jumlah 10 Sumber: Kurikulum dan silabus pembelajaran SMA (Kurikulum 2013) Berdasarkan Tabel 1, dapat dilihat bahwa pembagian jam pada mata pelajaran geografi terdapat perbedaan pada setiap jenjang kelas. Dalam per minggu pada kelas X jumlah jam untuk mata pelajaran geografi adalah 3 jam, pada kelas XI IPS jumlah jam per minggu untuk mata pelajaran geografi adalah 3 jam, dan pada kelas XII IPS jumlah jam per minggu untuk mata pelajaran geografi adalah 4 jam.

3 Pembelajaran yang optimal salah satunya juga ditentukan oleh guru yang professional. Maksud dari guru yang professional di sini adalah guru diharapkan memiliki kemampuan dasar mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan. Seperti yang ditegaskan pada pasal 29 PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional yang berbunyi pendidik pada pendidikan dasar dan menengah masing-masing memiliki: 1. Kualifikasi akademik minimal S1 atau DIV 2. Latar Belakang pendidikan tinggi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan, 3. Sertifikasi profesi guru dengan jenis dan tingkat sekolah tempat kerjanya, dan dalam melaksanakan tugas, guru memiliki kewajiban untuk melaksanakan wajib mengajar 24 (dua puluh empat) jam tatap muka. Maka dari itu guru mata pelajaran seperti geografi haruslah memiliki relevansi dengan latar belakang pendidikannya yang seharusnya juga geografi. Selain itu guru yang optimal dan professional dalam memberikan pembelajaran, haruslah guru yang juga menguasai materi secara mendalam. Peta merupakan sebuah alat komunikasi antara pembuat peta dan pembaca peta. Peta juga memudahkan para pencari informasi, karena peta menyajikan data dalam bentuk yang berbeda, bukan dalam bentuk angka, tabel ataupun diagram, tetapi peta menyajikan data dalam bentuk sebuah gambar. Tentu dalam peta, gambar yang dimaksud adalah gambar permukaan bumi yang disajikan dalam bidang datar, dengan skala yang diperkecil dari skala sebenarnya yang ada di atas permukaan bumi.

4 Begitu juga dalam melihat sebaran dan kebutuhan guru geografi di suatu wilayah. Data lebih mudah diketahui dengan menggunakan peta. Maka dari itu peta diharapkan dapat mempermudah kita untuk melihat dan menganalisis sebaran dan kebutuhan guru geografi SMA di suatu wilayah. Dengan demikian diharapkan dapat diketahui pemerataan guru geografi dan jumlah kebutuhan guru yang harusnya dipenuhi oleh sekolah yang tersebar di suatu wilayah, khususnya pada pembelajaran geografi, agar keoptimalan dalam pembelajaran geografi dapat tercapai dengan baik. Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tanggamus, dan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48 tahun 2008, diresmikan pada tanggal 3 April 2009 oleh Menteri Dalam negeri. Kabupaten Pringsewu memiliki luas wilayah daratan 625 km 2, dan hampir keseluruhannya merupakan wilayah daratan. Berpenduduk 377.857 jiwa. Kabupaten Pringsewu terdiri dari 8 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran, Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, dan Kecamatan Banyumas. Tabel 2. Jumlah SMA Per Wilayah Kecamatan di Kabupaten Pringsewu. No. Kecamatan Jumlah SMA 1. Pardasuka 1 2. Ambarawa 2 3. Pagelaran 4 4. Pringsewu 5 5. Gadingrejo 4 6. Sukoharjo 1 7. Banyumas 1 8. Adiluwih 1 Jumlah 19 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Pringsewu, Pringsewu dalam angka 2010.

5 Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa Kabupaten Pringsewu memiliki 19 sekolah yang tersebar di 8 kecamatan, kecamatan Pringsewu memiliki SMA paling banyak di antara 7 kecamatan lainnya, selanjutnya kecamatan Pagelaran yang memiliki 4 SMA. Kecamatan Gadingrejo memiliki 4 SMA, kecamatan Pardasuka, Sukoharjo, Banyumas dan Adiluwih masing-masing memiliki 1 SMA yang semuanya adalah SMA negeri. Tabel 3. Sebaran Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Jumlah Guru Geografi di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung No Kecamatan Nama Sekolah Jumlah Guru 1 Pardasuka SMA N 1 Pardasuka 1 2 Ambarawa SMA N 1 Ambarawa 2 SMA Yasmida Ambarawa 1 3 Pringsewu SMA N 1 Pringsewu 2 SMA N 2 Pringsewu 2 SMA PGRI 2 Pringsewu 1 SMA Muhamdiyah Pringsewu 1 SMA Xaverius Pringsewu 1 4 Pagelaran SMA N 1 Pagelaran 3 SMA 17 Pagelaran 0 SMA Xaverius Pagelaran 1 SMA PGRI Pagelaran 0 5 Gadingrejo SMA N 1 Gadingrejo 2 SMA N 2 Gadingrejo 1 SMA Bina Mulya Gadingrejo 1 SMA Muhamadiyah Gadingrejo 2 6 Sukoharjo SMA N 1 Sukoharjo 2 7 Banyumas SMA N 1 Banyumas 2 8 Adiluwih SMA N 1 Adiluwih 2 Jumlah 27 Sumber : Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Pringsewu tahun 2013. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui jumlah guru geografi di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung, dapat dilihat sebaran guru geografi dibeberapa sekolah yang terbagi dalam 8 kecamatan. Sebaran guru geografi SMA di

6 kabupaten Pringsewu paling banyak dimiliki oleh Kecamatan Pringsewu yang memiliki 5 SMA, dengan jumlah guru geografi sebanyak 7 orang. Beberapa guru geografi SMA negeri di kabupaten Pringsewu, memiliki jam mengajar lebih dari 24 jam. ( Sumber: Hasil Wawancara dengan Drs.Suparlan Yusuf Ketua MGMP Kab. Pringsewu Tahun 2014). Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian mengenai pemetaan sebaran dan kebutuhan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014. Dalam penelitian ini, pemetaan yang akan dihasilkan merupakan peta sebaran dan kebutuhan guru yang ditampilkan dalam bentuk peta digital print out dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografi (SIG). 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Masalah yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah: a. Belum adanya peta sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014 b. Belum diketahuinya faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2014. c. Relevansi latar belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2014. d. Kebutuhan guru yang harus dipenuhi dilihat dari sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewuu tahun 2014

7 1.3 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang yang sudah penulis paparkan, rumusan masalah yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana Sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu provinsi tahun 2014? b. Apa Faktor yang memengaruhi sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi lampung tahun 2014? c. Bagaimana relevansi guru geografi dengan latar belakang pendidikannya di Kabupaten Pringsewu Provinsi lampung tahun 2014? d. Berapa kebutuhan guru geografi yang harus dipenuhi dilihat dari sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014? 1.4 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014. b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi sebaran guru geografi di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014. c. Untuk mengetahui relevansi latar belakang pendidikan guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014. d. Untuk mengetahui kebutuhan guru geografi yang harus dipenuhi dilihat dari sebaran guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014.

8 1.5 KEGUNAAN PENELITIAN Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap ada beberapa kegunaan yang nantinya dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca maupun masyarakat. Dapat digunakan sebagai acuan bagi para pembaca tentang pemetaan sebaran dan kebutuhan guru geografi. Adapun kegunaan penilitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi penulis, sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Geografi jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Untuk mengaplikasikan ilmu yang penulis dapat dalam perkuliahan yaitu Kartografi. b. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Pringsewu, penelitian ini berguna untuk dijadikan bahan informasi dan pertimbangan mengenai kebutuhan guru geografi sehingga tidak terdapat sekolah yang mengalami kekurangan guru geografi dan relevansi latar belakang pendidikan guru geografi. c. Bagi Mahasiswa, penelitian ini berguna sebagai referensi untuk penelitian lain yang relevan. 1.6 RUANG LINGKUP a. Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian ini yaitu sebaran guru geografi, faktor yang memengaruhi sebaran guru, relevansi latar belakang pendidikan guru dan kebutuhan guru geografi di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung tahun 2014.

9 b. Subjek Penelitian Ruang lingkup subjek penelitian ini yaitu guru geografi SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. c. Tempat dan waktu a). Tempat Penelitian: 19 SMA di Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung. b). Waktu Penelitian: Tahun 2013-2014 d. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian Ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini adalah Geografi. Pengertian geografi dalam Sumadi (2003: 4). Pada Seminar Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan Geografi Indonesia (IGI) sepakat merumuskan definisi geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan.