JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-521

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

commit to user 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Text mining

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam

PENENTUAN KEMIRIPAN TOPIK PROYEK AKHIR BERDASARKAN ABSTRAK PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE HIERARCHICAL

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

TEKNOSI, Vol. 02, No. 03, Desember Koko Handoko Universitas Putera Batam (cooresponding author)

BAB 2 LANDASAN TEORI

KOMBINASI ALGORITMA AGGLOMERATIVE CLUSTERING DAN K-MEANS UNTUK SEGMENTASI PENGUNJUNG WEBSITE

Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul Vol. 1 No. 2 Desember 2015, Samarinda, Indonesia ISBN :

PENGGUNAAN METODE PENGKLASTERAN UNTUK MENENTUKAN BIDANG TUGAS AKHIR MAHASISWA TEKNIK INFORMATIKA PENS BERDASARKAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TEMU KEMBALI INFORMASI BERDASARKAN LOKASI PADA DOKUMEN YANG DIKELOMPOKKAN MENGGUNAKAN METODE CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL

WEB MINING UNTUK PENCARIAN DOKUMEN BAHASA INGGRIS MENGGUNAKAN HILL CLIMBING AUTOMATIC CLUSTER

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

PENINGKATAN KINERJA ALGORITMA K-MEANS DENGAN FUNGSI KERNEL POLYNOMIAL UNTUK KLASTERISASI OBJEK DATA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

JURNAL PENERAPAN COMPLETE AND AVERAGE LINKAGE PADA PEMBENTUKAN RESEARCH GROUP DOSEN

Analisis Perbandingan Algoritma Fuzzy C-Means dan K-Means

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rancang Bangun Aplikasi Text Mining dalam Mengelompokkan Judul Penelitian Dosen Menggunakan Metode Shared Nearest Neighbor dan Euclidean Similarity

IMPLEMENTASI GABUNGAN METODE HIERARCHY DAN ALGORITMA K-MEANS DALAM CLUSTER DOKUMEN BERITA TUGAS AKHIR

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA KUALITAS GIZI BAYI DI INDONESIA

Klasterisasi Wilayah Pemasaran berdasarkan Preferensi Konsumen terhadap PT. X

DETEKSI PLAGIARISME DENGAN ALGORITMA RABIN KARP DAN ALGORITMA KLASTERISASI SUFFIX TREE PADA TEKS DOKUMEN TUGAS AKHIR

PENGEMBANGAN APLIKASI PENENTUAN TINGKAT KEUNTUNGAN PADA E- COMMERCE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS DAN APRIORI

ANALISA KINERJA AGENT PADA CALL CENTER PT.INDOSAT,Tbk DENGAN IMPLEMENTASI DATA MINING CLUSTERING METODE K-MEANS

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK CLUSTERING DATA ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH DI KABUPATEN XYZ

CLUSTERING PENCAPAIAN KARAKTER SISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

IMPLEMENTASI DETEKSI OUTLIER PADA ALGORITMA HIERARCHICAL CLUSTERING

PERBANDINGAN METODE CLUSTERING MENGGUNAKAN METODE SINGLE LINKAGE DAN K - MEANS PADA PENGELOMPOKAN DOKUMEN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PEMBERIAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS

KLASTERISASI KOMPETENSI GURU MENGGUNAKAN HASIL PENILAIAN PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU DENGAN METODE DATA MINING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KOMPARATIF PENERAPAN METODE HIERARCHICAL, K-MEANS DAN SELF ORGANIZING MAPS (SOM) CLUSTERING PADA BASIS DATA. Abstract

Penerapan Metode Fuzzy C-Means dengan Model Fuzzy RFM (Studi Kasus : Clustering Pelanggan Potensial Online Shop)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS PADA SISWA BARU SEKOLAHMENENGAH KEJURUAN UNTUK CLUSTERING JURUSAN

DATA MINING DAN WAREHOUSE A N D R I

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 9 NO. 1 April 2016

BAB III ANALISIS III.1 Analisis Konseptual Teknik Pengolahan Data

METODE NON HIERARCHY ALGORITMA K-MEANS DALAM MENGELOMPOKKAN TINGKAT KELARISAN BARANG (STUDI KASUS : KOPERASI KELUARGA BESAR SEMEN PADANG)

SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI PENENTUAN LOKASI DOKUMEN DENGAN CLUSTER DAN ALGORITMA CRAWLER

Kata kunci: Cluster, Knowledge Discovery in Database, Algoritma K-Means,

LABORATORIUM DATA MINING JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. Modul II CLUSTERING

Perbandingan Metode Single Linkage dan Fuzzy C Means Untuk Pengelompokkan Trafik Internet

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

METODE CLUSTERING DENGAN ALGORITMA K-MEANS. Oleh : Nengah Widya Utami

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Metode Clustering Dengan K-Means Untuk Memetakan Potensi Tanaman Padi Di Kota Semarang

dengan Algoritma K Means

Perancangan Sistem Pembagian Kelas Kuliah Mahasiswa dengan Kombinasi Metode K-Means dan K-Nearest Neighbors

BAB II LANDASAN TEORI. yang terdiri dari komponen-komponen atau sub sistem yang berorientasi untuk

PENERAPAN ALGORITMA K-MEANS UNTUK MENETAPKAN KELOMPOK MUTU KARET

DETEKSI MAHASISWA BERPRESTASI DAN BERMASALAH DENGAN METODE K- MEANS KLASTERING YANG DIOPTIMASI DENGAN ALGORITMA GENETIKA

Aplikasi Data Mining untuk Mengukur Tingkat Kelulusan Mahasiswa dengan Metode Apriori

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL TEKNIK, (2014) APLIKASI DATA MINING UNTUK MEMPREDIKSI PERFORMANSI MAHASISWA DENGAN METODE KLASIFIKASI DECISION TREE

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

PRISMA WAHYU WULAN DARA

CLUSTERING MENGGUNAKAN K-MEANS ALGORITHM (K-MEANS ALGORITHM CLUSTERING)

IMPLEMENTASI ALGORITMA K-MEANS CLUSTERING UNTUK MENENTUKAN PENJURUSAN KELAS IPA, IPS, DAN SASTRA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

Proses mengelompokkan suatu set objek ke dalam kelompok-kelompok objek yang sejenis. Bentuk yang paling umum digunakan adalah unsupervised learning

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perbandingan K-Means dan Fuzzy C-Means untuk Pengelompokan Data User Knowledge Modeling

CLUSTERING PENGGUNAAN BANDWIDTH MENGGUNAKAN METODE K-MEANS ALGORITHM PADA PENERAPAN SINGLE SIGN ON (SSO) UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB II KAJIAN TEORI. linier, varian dan simpangan baku, standarisasi data, koefisien korelasi, matriks

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas dan efisiensi kerja tercapai. STIKOM Surabaya merupakan salah

ANALISIS KLASTERING LIRIK LAGU INDONESIA

Pengelompokan Data Guru Untuk Pemilihan Calon Pengawas Satuan Pendidikan Menggunakan Metode Fuzzy C-Means dan Kohonen Self Organizing Maps

KLASIFIKASI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEKTOR INDUSTRI DENGAN METODE FUZZY C-MEANS CLUSTERING WILAYAH KOTA CILEGON

ANALISIS KETERKAITAN DATA TRANSAKSI PENJUALAN BUKU MENGGUNAKAN ALGORITMA APRIORI DAN ALGORITMA CENTROID LINKAGE HIERARCHICAL METHOD (CLHM)

BAB IV PREPROCESSING DATA MINING

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

IMPLEMENTASI K-MEANS CLUSTERING UNTUK PEMBAGIAN KELAS SISWA

PENGELOMPOKAN KOLEKSI BUKU PERPUSTAKAAN BERDASARKAN LAMA PEMINJAMAN BUKU MENGGUNAKAN K-MEANS

IMPLEMENTASI HIERARCHICAL CLUSTERING DAN BRANCH AND BOUND PADA SIMULASI PENDISTRIBUSIAN PAKET POS

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Analisis Perbandingan Metode K-Means Dengan Improved Semi- Supervised K-Means Pada Data Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-430

Analisis Perbandingan K-Means dan Fuzzy C-Means untuk Pemetaan Motivasi Balajar Mahasiswa

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) A-664

Klasifikasi Daun Dengan Centroid Linked Clustering Berdasarkan Fitur Bentuk Tepi Daun

SISTEM PEMBAGIAN KELOMPOK BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- Administrator Website - Sumbarprov.go.id

Tipe Clustering. Partitional Clustering. Hirerarchical Clustering

PENGGEROMBOLAN SMA/MA DI KOTA PADANG BERDASARKAN INDIKATOR MUTU PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE CLUSTER ENSEMBLE

PERBAIKAN INISIALISASI K-MEANS MENGGUNAKAN GRAF HUTAN YANG MINIMUM. Achmad Maududie 1 Wahyu Catur Wibowo 2. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

Petunjuk Penggunaan Aplikasi

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-521 Analisa Perbandingan Metode Hierarchical Clustering, K-means dan Gabungan Keduanya dalam Cluster Data (Studi kasus : Problem Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri ITS) Tahta Alfina, Budi Santosa, dan Ali Ridho Barakbah Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: budi_s@ie.its.ac.id Abstrak Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam manajemen informasi karena jumlah informasi yang semakin besar jumlahnya. Salah satu teknik yang dikenal dalam data mining adalah, berupa proses pengelompokan sejumlah data atau objek ke dalam cluster (group) sehingga setiap dalam cluster tersebut akan berisi data yang semirip mungkin dan berbeda dengan objek dalam cluster yang lainnya. Clustering memiliki dua metode, yaitu partisi dan hierarki. Dua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan dengan menggabungkan keduanya dapat diperoleh hasil cluster yang lebih baik. Dari hasil cluster dengan menggunakan data problem Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri ITS, maka diperoleh hasil bahwa gabungan metode Single Linkage Clustering dan K-means memberikan hasil cluster yang lebih baik dengan parameter uji cluster variance dan metode silhouette coefisien. Kata Kunci Kerja Praktek, Document Clustering, K-means, Hierarchical Clustering, Cluster Variance, Metode Silhouette Coeficient. S I. PENDAHULUAN aat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam manajemen informasi karena jumlah informasi yang semakin besar jumlahnya. Data mining sendiri sering disebut sebagai knowledge discovery in database (KDD) adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan, pemakaian data historis untuk menemukan keteraturan, pola hubungan dalam set data berukuran besar [1]. Output dari data mining ini dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di masa depan. Salah satu teknik yang dikenal dalam data mining yaitu. Pengertian keilmuan dalam data mining adalah pengelompokan sejumlah data atau objek ke dalam cluster (group) sehingga setiap dalam cluster tersebut akan berisi data yang semirip mungkin dan berbeda dengan objek dalam cluster yang lainnya. Sampai saat ini, para ilmuwan masih terus melakukan berbagai usaha untuk melakukan perbaikan model cluster dan menghitung jumlah cluster yang optimal sehingga dapat dihasilkan cluster yang paling baik. Ada dua metode yang kita kenal, yaitu hierarchical dan partitioning. Metode hierarchical sendiri terdiri dari complete linkage, single linkage, average linkage dan centroid linkage.sedangkan metode partitioning sendiri terdiri dari k-means dan fuzzy k-means. Metode K-means merupakan metode yang paling sederhana dan umum [1]. Hal ini dikarenakan K-means mempunyai kemampuan mengelompokkan data dalam jumlah yang cukup besar dengan waktu komputasi yang relatif cepat dan efisien [2]. Namun, K-means mempunyai mempunyai kelemahan yang diakibatkan oleh penentuan pusat awal cluster. Hasil cluster yang terbentuk dari metode K-means ini sangatlah tergantung pada inisiasi nilai pusat awal cluster yang diberikan [1]. Hal ini menyebabkan hasil clusternya berupa solusi yang sifatnya local optimal. Untuk itu, maka K- means dikolaborasikan oleh metode hierarki untuk penentuan pusat awal cluster. Metode hierarki yang akan dicoba diterapkan dalam penelitian ini adalah kelima metode hirarchical yang telah disebutkan sebelumnya. Kelima metode ini akan dibandingkan untuk melihat cluster mana yang memberikan hasil pengelompokan yang lebih baik. Dari proses pengelompokan ini nantinya diharapkan akan diketahui kemiripan atau kedekatan antar data sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa cluster, dimana antar anggota cluster memiliki tingkat kemiripan yang tinggi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data teks. Dimana data ini merupakan data problem kerja praktek Jurusan Teknik Industri ITS yang disampaikan oleh mahasiswanya melalui forum diskusi jejaring sosial facebook. Sehingga dalam penelitian ini nantinya akan dijelaskan bagaimana cara mengelompokkan problem kerja praktek berdasarkan posting problem yang ada pada forum diskusi online SI-KP yang ada di jejaring sosial facebook. Metode yang digunakan adalah metode document dengan K- means dan hierarchical. Sebelumnya, penelitian mengenai problem pengelompokan dokumen telah banyak dilakukan melalui berbagai metode.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-522 Misalnya penggunaan metode K-Nearest Neigbour (KNN) untuk kategorisasi teks [3], klasifikasi dokumen berbahasa indonesia dengan algoritma single pass [4], based on frequent word and sequence dan K-means [5], pengelompokan data teks dengan fuzzy c-means [6] dan beberapa penelitian lain dengan metode yang hampir serupa. II. METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian metodologi penelitian ini akan diuraikan langkah-langkah sistematis dan terarah yang akan dijadikan acuan sebagai kerangka penelitian penentuan kemiripan problem kerja praktek di Jurusan Teknik Industri dengan menggunakan kombinasi semua metode Hierarchical dan K-means sehingga dapat diketahui metode manakah yang menghasilkan hasil cluster yang terbaik. A. Tahap Pengolahan Data Teks ke dalam Metadata Dari semua data yang diperoleh, dipilih keyword-keyword yang dapat mewakili problem Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri ITS pada tahun 2011. Keyword yang terpilih nantinya akan digunakan digunakan untuk membentuk matriks metadata yang menunjukkan frekuensi dari setiap keywords dalam setiap problem yang disampaikan oleh mahasiswa. Pemilihan keywords dapat dilakukan dengan berbagai metode. Diantaranya dengan menggunakan metode document atau menggunakan algoritma text mining. Dalam penelitian ini digunakan algoritma document sederhana karena domain teks yang akan dibawa kedalam suatu cluster bersifat spesifik, yaitu problem kerja praktek Jurusan Teknik Industri ITS. Sehingga keywords yang akan digunakan dalam metadata dapat ditentukan secara manual oleh peneliti. Berbeda halnya dengan algoritma text mining. Text mining digunakan untuk mengelompokkan data dimana domainnya bersifat bebas. Sehingga harus melewati prosesproses dalam text mining seperti tokenizing adalah proses penghilangan tanda baca pada kalimat yang ada dalam dokumen sehingga menghasilkan kata-kata yang berdiri sendiri-sendiri dan tahap filtering adalah tahap pengambilan kata-kata yang penting dari hasil tokenizing dengan menggunakan algoritma stoplist atau wordlist. Pada umumnya, penetuan keywords ditentukan oleh subyektifitas peneliti karena peneliti yang mengerti dan tahu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitiannya. Namun, problem kerja praktek ini melibatkan banyak stakeholder yang ikut berperan disana. Oleh karena itulah, keywords yang dipilih pada permasalahan ini ditentukan dengan melakukan interview yang dibantu dengan sebuah kuisioner (terlampir). Adapun pihak yang diinterview adalah admin Kerja Praktek tahun 2011, Koordinator Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri dan beberapa mahasiswa yang mengambil Kerja Praktek pada tahun 2011. Berikut ini adalah list keywords yang digunakan untuk membentuk matriks metadata : Tabel 1 List Keywords untuk Metadata No. Keywords No. Keywords No. Keywords No. Keywords 1 SI-KP 11 Jurusan 21 eksternal 31 Username 2 KP 12 email 22 logbook 32 Approve 3 registrasi 13 Prosedur 23 PDF 33 Delete 4 Mahasiswa 14 aktivasi 24 Manual 34 Hapus 5 Tanggal 15 Arahan 25 Dashboard 35 Edit 6 User 16 Notifikasi 26 Login 36 Input 7 Akun 17 Dosen 27 online 37 Laporan 8 Admin 18 Pembimbing 28 password 38 Periode 9 Koordinator 19 nilai 29 group 39 Sosialisasi 10 perusahaan 20 Internal 30 Kelompok 40 Cetak Dari hasil interview dan survey yang dilakukan, terdapat 40 keywords yang akan digunakan untuk membentuk kolom matriks metadata. Sedangkan banyaknya data yang digunakan sebagai input sebanyak 327 data yang membentuk baris matriks metadata. B. Tahap Clustering Pada tahap ini dilakukan pengelompokan data menggunakan kombinasi dua algoritma, yaitu hierarchical dan metode K-means. Dari algoritma hierarchical ini digunakan untuk menentukan pusat cluster. Selanjutnya, pusat cluster yang diperoleh hierarchical tersebut digunakan untuk proses pengelompokan data dengan menggunakan metode K-means. Gambar 1 adalah flowchart yang menjelaskan urutan pengerjaan penelitian dengan menggunakan metode hierarchical dan K- means. Gambar 1 Algoritma Hierarchical dan K-means

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-523 Dari gambar flowchart tersebut dapat diketahui tentang urutan metode dengan hierarchical yang ditandai dengan warna kuning dan metode K-means ditandai dengan warna hijau. Pada metode hierarchical, sebelum dilakukan pengelompokan, setiap data yang ada diasumsikan sebagai cluster. Hal ini jika terdapat jumlah data sebanyak n, dan k dianggap sebagai jumlah cluster, maka besarnya n = k. Kemudian, dihitung jarak antar clusternya dengan menggunakan Euclidian distance berdasarkan jarak rata-rata antar objek. Selanjutnya, dari hasil perhitungan tadi dipilih jarak yang paling minimal dan digabungkan sehingga besarnya n = n -1. Hal ini akan terus dilakukan dan akan berhenti jika memenuhi kondisi jumlah k = 1. Pada akhir tahap hierarchical ini akan diperoleh sebuah gambar dendrogram yang menunjukkan urutan pengelompokan masing-masing anggota dalam cluster. Setelah sampai pada kondisi k = 1, maka dilanjutkan dengan metode K-means. Pada metode ini, seharusnya diawali oleh penentuan jumlah k cluster yang akan dibentuk, kemudian dilanjutkan dengan penentuan pusat awal cluster secara random. Namun, karena metode ini merupakan kombinasi antara hierarchical dan K-means, maka penentuan pusat cluster untuk metode K-means ditentukan dengan mencari rata-rata dari data yang berada pada sebuah cluster hasil dari hierarchical k-means. Sehingga pada tahapan ini, pusat cluster metode K-means langsung dapat ditentukan. Selanjutnya, dihitung jarak anggota cluster ke setiap centroidnya. Setelah didapatkan hasilnya, anggota cluster dimasukkan kedalam cluster yang memiliki jarak yang paing dekat dengan centroidnya. Iterasi pada K-Means akan berhenti ketika semua data yang berada pada sebuah cluster tertentu tidak berpindah ke cluster yang lainnya. C. Pengujian Performansi Algoritma Pada Subbab ini akan dilakukan pengujian tehadap hasil algoritma metode. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah kombinasi algoritma hierarchical dengan K-means menghasilkan pengelompokan data yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode hierarki itu sendiri maupun K-means. Adapun pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Cluster Variance Analisa ini digunakan untuk nilai penyebaran dari datadata hasil dengan metode K-means. Cluster variance ini hanya digunakan untuk data yang bersifat unsupervised. Sedangkan pada data supervised digunakan error ratio analysis [7]. Besarnya nilai varian sebuah cluster dapat dihitung dengan rumus berikut : = ( ) (1) Dimana : = variance pada cluster ke c c =1 k,dimana k =jumlah cluster = jumlah data pada cluster c = data ke-i pada suatu cluster = rata-rata dari data pada suatu cluster Ada dua macam cluster variance, yaitu varian within cluster ( ) dan varian between cluster ( ). digunakan untuk melihat hasil variansi penyebaran data yang ada pada sebuah cluster (internal homogenity). Semakin kecil nilai, maka semakin baik clusternya. Besarnya nilai dapat dihitung dengan rumus : = ( ). (2) Dimana : N : jumlah semua data k : jumlah cluster : jumlah anggota dalam cluster ke-i Sedangkan nilai ( ) merupakan nilai yang digunakan untuk melihat hasil variansi penyebaran data antar cluster (external homogenity). Semakin besar nilai ( ), maka semakin baik hasil clusternya.besarnya nilai ( ) dapat dihitung dengan rumus : =. (3) Dimana k : jumlah cluster : rata-rata dari Sedangkan untuk melihat varian dari semua cluster maka diukur dengan membandingkan nilai ( ) dan ( ) yaitu = (4) Nilai akan menunjukkan hasil yang semakin baik ketika nilainya semakin kecil. Sedangkan nilai akan menunjukkan hasil yang baik ketika nilainya semakin besar. Maka dari sini, nilai V dari semua cluster akan Dengan menggunakan rumus-rumus diatas, maka diperoleh hasil cluster variance untuk 3,5 dan 7 cluster sebagai berikut : Gambar 2 Grafik perbandingan nilai Gambar 2 menunjukkan perbandingan nilai ( ) dari masing-masing metode dengan 3 skenario cluster yang telah dibuat. Jika ditinjau dari segi jumlah clusternya, proses yang menghasilkan ( ) terbaik adalah dihasilkan oleh data yang diclusterkan kedalam 5 cluster. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah cluster sebanyak 5 ini memberikan hasil penyebaran data yang baik dibandingkan dengan 3 cluster atau 7 cluster. Sedangkan jika ditinjau dari segi metode, nilai terbesar dihasilkan oleh metode single linkage. Pada umumnya, metode average linkage memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingka dengan metode yang lainnya. Namun hal tersebut berlaku jika

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-524 data yang digunakan dalam menguji cluster berupa data set, misalnya data iris, data russpini dan lain sebagainya. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat non-globular atau menyebar. Sedangkan nilai akan menunjukkan hasil yang semakin baik ketika nilainya semakin kecil. Untuk lebih mudah dalam melakukan analisa, nilai untuk semua metode dan semua cluster yang telah diperoleh dari perhitungan pada bab 4 diplotkan ke dalam sebuah grafik seperti yang ditampilkan pada gambar 3 dibawah. Jika dilihat dari segi metode yang digunakan, besarnya nilai yang dihasilkan tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu signifikan. Sedangkan jika ditinjau dari jumlah cluster, nilai terkecil dihasilkan oleh data yang terbentuk kedalam 7 cluster. Hal ini dikarenakan semakin banyak cluster yang dibentuk, semakin banyak data yang dapat masuk ke dalam data cluster yang berbeda-beda sehingga menghasilkan variansi cluster yang semakin kecil. Selanjutnya, nilai kedua varian tersebut dapat dibandingkan sehingga nantinya dapat digunakan untuk melihat variansi dari semua cluster maka diukur dengan membandingkan nilai ( ) dan ( ). Maka dari sini, nilai dari semua cluster akan varian 8.0000 7.0000 6.0000 5.0000 4.0000 3.0000 2.0000 1.0000 0.0000 Kmeans Variance Within Cluster Single linkage dan K-means Average linkage dan K-means Gambar 3 Grafik perbandingan nilai Complete linkage Centriod linkage dan K-means dan K-means Selanjutnya, nilai kedua varian tersebut dapat dibandingkan sehingga nantinya dapat digunakan untuk melihat variansi dari semua cluster maka diukur dengan membandingkan nilai ( ) dan ( ). Maka dari sini, nilai dari semua cluster akan Gambar 4 Grafik perbandingan nilai V 3 5 7 Nilai yang dihasilkan disini menunjukkan variansi total dari setiap cluster yang dihasilkan. Dari Gambar 19, terlihat bahwa hasil cluster terbaik dihasilkan oleh data yang dibagi ke dalam 5 cluster untuk semua metode karena mempunyai nilai yang paling kecil jika dibandingkan dengan jumlah cluster yang lain. Sedangkan jika ditinjau dari segi metode, algoritma K-Means menghasilkan varian cluster yang terbesar jika dibandingkan metode K-means yang pusat clusternya diinisiasi dari algoritma hierarchical. Ini berarti metode k-means tidak dapat menghasilkan cluster yang lebih baik jika dibandingkan dengan kombinasi metode hierarchical dan K-means. Sedangkan untuk metode kombinasi hierarchical dan K-means, pada kasus ini hasil terbaiknya dihasilkan oleh K-means yang pusat awalnya diinisiasi oleh single linkage. 2. Koefisien Korelasi Cophenetic Selain menggunakan analisa cluster variance, analisa cluster juga dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien korelasi cophenetic. Namun analisa ini hanya terbatas pada cluster yang dibentuk dengan menggunakan algoritma hierarchical. Nilai koefisien korelasi cophenentic terbesar adalah Average Linkage Clustering yaitu sebesar 0.9171, sedangkan nilai koefisien korelasi cophenetic yang paling kecil adalah pada Complete Linkage Clustering yaitu sebesar 0.7798. Sedangkan nilai dua metode linkage yang lain yaitu Single Linkage Clustering dan Centroid Linkage Clustering masingmasing sebesar 0.9118 dan 0.9117. untuk lebih mudahnya, perbandingan nilai koefisien korelasi Cophenetic ini dapat dilihat pada gambar Grafik berikut ini : 0.95 0.9 0.85 0.8 0.75 0.7 Single linkage Koefisien Korelasi Cophenetic Average linkage Complete linkage Gambar 5 Grafik Koefisien Korelasi Cophenetic Besarnya nilai ini harus sangat dekat dengan 1 untuk solusi yang lebih baik. Ukuran ini dapat digunakan untuk membandingkan solusi cluster alternatif diperoleh dengan menggunakan algoritma yang berbeda. Sehingga, dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan semakin besar (semakin mendekati 1) nilai koefisien korelasi cophneneticnya, maka semakin baik pula hasil clusternya. Dari sini, dapat kita simpulkan bahwa metode hierarki yang paling baik dalam membentuk suatu cluster adalah average linkage. Hal ini dikarenakan metode ini merupakan satu-satunya metode yang memperhitungan setiap jarak antar titiknya dalam menentukan urutan membentuk cluster. 3. Metode Silhouette Coefficient Centroid linkage Koefisien Cophenetic

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-525 Analisa metode silhouette ini dilakukan dengan melihat besar nilai s dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan software MatLab. Hasil perhitungan nilai silhouette coeffisien dapat bervariasi antara -1 hingga 1. Jika s i = 1 berarti objek i sudah berada dalam cluster yang tepat. Jika nilai s i = 0 maka objek i berada di antara dua cluster sehingga objek tersebut tidak jelas harus dimasukan ke dalam cluster A atau cluster B. Akan tetapi, jika s i = -1 artinya struktur cluster yang dihasilkan overlapping, sehingga objek i lebih tepat dimasukan ke dalam cluster yang lain. Untuk mempermudah dalam melakukan analisa, nilai s dikonversikan ke dalam dua nilai, yaitu 1 jika nilai silhouettenya lebih besar dari 0 dan bernilai 0 jika nilai silhouettenya lebih kecil dari nol. Sehingga ketika hasil dari penjumlahan nilai s yang dikonversikan tadi jumlahnya paling besar diantara cluster yang lainnya, maka artinya hasil cluster yang dihasilkan merupakan cluster yang terbaik karena semakin sedikit nilai s yang nilainya dibawah 0. Berikut ini adalah gambar berikut ini : Gambar 6 Evaluasi Nilai Silhouette dengan Jumlah Cluster sebanyak 3 Untuk skenario jumlah cluster sebanyak 3, semua metode hierarki yang digabungkan dengan K-means memberikan hasil cluster yang sama dan lebih baik jika dibandingkan dengan metode K-means itu sendiri. Untuk skenario jumlah cluster yang digunakan sebanyak 5, dapat dilihat bahwa penjumlahan nilai s terbesar diperoleh ketika pengclusteran dilakukan dengan menggunakan metode single lingkage yang dikombinasikan dengan K-means, diikuti oleh 3 metode Hierarchical Clustering yang lainnya yang digabungkan dengan K-means dan penjumlahan nilai s yang paling kecil dihasilkan oleh metode K-means. Berbeda dengan evaluasi nilai s yang dihasilkan oleh 5 cluster, pada evaluasi nilai s dengan 7 cluster, metode yang memberikan hasil yang terbaik adalah metode gabungan Centroid Linkage Clustering dan K-means sebesar 294 data diclusterkan pada cluster yang tepat. Kemudian baru diikuti oleh 3 metode Hierarchical Clustering yang lainnya yang digabungkan dengan K-means dan penjumlahan nilai s yang paling kecil dihasilkan oleh metode K-means. 1. Kombinasi algoritma hierarchical dan k- means menghasilkan pengelompokan data yang lebih baik jika dibandingkan dengan k-means dalam semua pengujian. 2. Dengan evalusi koefisien cophenetic, metode terbaik dihasilkan oleh average linkage 3. Dalam studi kasus Problem Kerja Praktek Jurusan Teknik Industri ITS, dari kombinasi hierarchical dan K-means yang ada, kombinasi single linkage dan K-means menghasilkan pengelompokan data yang terbaik dibandingkan dengan metode hierarki yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA [1] B. Santosa, Data Mining. Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis, First Edition ed. Yogyakarta: Graha Ilmu, (2007). [2] K. Arai and A. R. Barakbah, "Hierarchical K-means: an algorithm for centroids initialization for K- means," (2007). [3] S. Jiang, et al., "An improved K-nearest-neighbor algorithm for text categorization," Expert Systems with Applications, vol. 39, pp. 1503-1509, (2011). [4] A. Z. Arifin and A. N. Setiono, "Klasifikasi Dokumen Berita Kejadian Berbahasa Indonesia dengan Algoritma Single Pass Clustering," (2002). [5] N. R. Widyawati, et al., Perbandingan Clustering Based on Frequent Word Sequnce dan K-Means untuk Pengelompokan Dokumen Berbahasa Indonesia, ( 2011). [6] C.-x. Li and N. Lin, "A Novel Text Clustering Algorithm," Energy Procedia, vol. 13, pp. 3583-3588, (2011). [7] A. R. Barakbah and Y. Kiyoki, "A pillar algorithm for k-means optimization by distance maximization for initial centroid designation," (2009), pp. 61-68. III. KESIMPULAN Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :