1. Pendahuluan PENGEMBANGAN MESIN INJEKSI PLASTIK SKALA INDUSTRI KECIL

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN DAN FABRIKASI MESIN EXTRUSI SINGLE SCREW

O C. Temperatur injeksi di bawah temperatur leleh akan

STABILITAS BENTUK DAN DIMENSI PLASTIK POLYPROPYLENE TERHADAP KECEPATAN PUTARAN SCREW MESIN EKSTRUSI

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

BAB I PENDAHULUAN. Plastik merupakan bahan baku yang berkembang saat ini. Penggunaan material plastik sebagai bahan dasar pembuatan

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.2 MESIN EXTRUSI MOLDING CETAK PELLET PLASTIK

Studi Pengaruh Kemiringan Dinding Mangkok Terhadap Tekanan Injeksi dan Filling Clamp Force

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan material plastik sebagai bahan komponen kendaraan. bermotor, peralatan listrik, peralatan rumah tangga, dan berbagai

1. Pendahuluan PENGABDIAN BAGI PETANI IKAN BANDENG DESA JAMBO TIMU PEMKOT LHOKSEUMAWE YANG MENGHADAPI MASALAH TINGGINYA HARGA PAKAN IKAN

PREDIKSI SHRINKAGE UNTUK MENGHINDARI CACAT PRODUK PADA PLASTIC INJECTION

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian injection molding adalah proses pembentukan

BAB III PERAWATAN MESIN PELLET BIJI PLASTIK

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

Studi Pengaruh Ukuran Shap Corner Terhadap Cacat Sink Mark dan Mampu Alir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERIAL PLASTIK DAN PROSESNYA

ANALISIS PENYUSUTAN DIMENSI PRODUK INJECTION MOLDING DENGAN BENTUK ACETABULAR CUP UNTUK SAMBUNGAN HIP PADA MANUSIA

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGARUH VARIASI KANDUNGAN CaCO 3 TERHADAP KUAT TARIK POLYPROPYLENE

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

11.1 Pemrosesan Material Plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MESIN PENYANGRAI KACANG TANAH MODEL ROLL HEATER KAPASITAS 48 KG/JAM MENGGUNAKAN PEMANAS LPG

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

KAJIAN PENGARUH KETEBALAN PADA KUALITAS DAN MAMPU BENTUK DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA PROSES INJECTION MOLDING (STUDI KASUS: MODEL GELAS)

METODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MESIN POTONG LAS LINGKAR SEMI OTOMATIS DENGAN KETEBALAN MATERIAL POTONG 3-8 MM

DESAIN ULANG UNIT PEMANAS DAN PENGENDALI KECEPATAN INJEKSI MESIN MOLDING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

RANCANG BANGUN MESIN PEMERAS KOPRA DENGAN KAPASITAS 3 LITER/JAM

BAB III METODE PENELITIAN

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III

TUGAS AKHIR PENGARUH SISTEM PENDINGINAN LURUS DAN CONFORMAL TERHADAP PENYUSUTAN DIMENSI HASIL PADA MESIN INJEKSI PLASTIK

MICROCELLULAR INJECTION MOLDING SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMBUATAN PRODUK PLASTIK

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku untuk menciptakan suatu produk. Derivasi dari kata. manufaktur mencerminkan arti asli: membuat dengan tangan.

RANCANG BANGUN MESIN PEMARUT KELAPA SKALA RUMAH TANGGA BERUKURAN 1 KG PER WAKTU PARUT 9 MENIT DENGAN MENGGUNAKAN MOTOR LISTRIK 100 WATT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

PERANCANGAN ALAT INJEKSI PLASTIK UNTUK GAGANG PISAU PADA UKM PENGRAJIN PISAU DI DESA HADIPOLO KUDUS

Analisa Variasi Tekanan dan Temperatur Untuk Produk Fishing Lure

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Konstruksi Mesin Pengupas Kulit Kentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. peraturan pemerintah No. 70 tahun 2009 tentang konservasi energi.

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat, baik dalam dunia perekonomian, pendidikan, pembangunan, perindustrian, dan lain sebagainya.

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

ANALISIS PENGARUH PARAMETER PROSES TERHADAP SHRINKAGE PADA GELAS PLASTIK DENGAN SOFTWARE MOLDFLOW PLASTIC INSIGHT 5

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjau Pustaka

OPTIMASI CACAT SHRINKAGE PRODUK CHAMOMILE 120 ML PADA PROSES INJECTION MOLDING DENGAN METODE RESPON SURFACE

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEKERASAN MATERIAL GYPSUM SETELAH MENCAPAI SUHU / TEMPERATUR PENGERINGAN

PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

Perancangan Peralatan Bantu Pembuatan Roda Gigi Lurus dan Roda Gigi Payung Guna Meningkatkan Fungsi Mesin Bubut

Minimalisasi Cacat dengan Pengaturan Tekanan Terhadap Kualitas Produk pada Proses Injection Molding dengan Menggunakan Simulasi

LOGO PERENCANAAN DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI CETAKAN LID

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

JUDUL TUGAS AKHIR. Modifikasi Alat Pemoles Tangki

BAB III PERANCANGAN CONTAINER DAN CONVEYOR ROKOK

Laporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

Dosen Pembimbing: Ir. Suhariyanto, MSc Oleh : Alessandro Eranto Bais

BAB III. Metode Rancang Bangun

PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH

PROSES PEMBUATAN CAPS SUNSILK 60 ml MENGGUNAKAN INJECTION MOLDING PADA PT. DYNAPLAST.TBK : DWI CAHYO PRABOWO NPM :

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING

Perancangan Extruder Mesin Rapid Prototyping Berbasis Fused Deposition Modeling (FDM) Untuk Material Filament Polylactic Acid (PLA) Diameter 1,75 mm

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

Modifikasi Mesin Pengerol Pelat Menggunakan Motor Listrik 3 HP

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH GELAS PLASTIK. Oleh : RAHMA GRESYANANTA FABIAN SURYO S Pembimbing

PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS

PROSES INJECTION MOLDING PADA PEMBUATAN FRONT FENDER SPIN 125 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. : Achmad Muttaqin NPM :

Pengaruh Temperatur Media Pendingin dan Circle Time terhadap Defect Crack Line pada Produk SP 04 Haemonetics

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK II CETAKAN PERMANEN

BAB I PENDAHULUAN. Injection molding adalah proses pembentukan plastik dengan. cara melelehkan material plastik yang kemudian diinjeksikan ke

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

Hopper. Lempeng Panas. Pendisribusian Tenaga. Scrubber. Media Penampung Akhir

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

Transkripsi:

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 PENGEMBANGAN MESIN INJEKSI PLASTIK SKALA INDUSTRI KECIL 1 Indra Mawardi, 2 Zuhaimi, dan 3 Hanif 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe e-mail: 1 ddx_72@yahoo.com Abstrak. Produk-produk plastik pada umumnya dihasilkan oleh industri menengah ke atas, hal ini tidak terlepas dari masih rendahnya penguasaan teknologi pengolahan plastik dan ketersedian peralatan oleh industri kecil. Permasalahan tersebut berimbas pada minimnya industri kecil pengolahan plastik. Tujuan penelitian adalah mengembangkan mesin injeksi plastik yang dapat dimanfaatkan oleh industri kecil dalam menghasilkan produk plastik. Metode penelitian diawali dengan menrancang konstruksi mesin injeksi menggunakan tuas sebagai pergerakan unit injeksi maupun clamping. Mesin injeksi dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk industri kecil.fabrikasi mesin injeksi menggunakan mesinmesin perkakas dan uji performance dilakukan untuk menganalisis tingkat keberhasilan mesin. Dari hasil penelitian telah terbangun unit mesin injeksi plastik skala industri kecil. Mesin injeksi dengan mekanisme tuas dapat beroperasi dengan baik dalam proses plastisasi dan penginjeksian plastik. Kata kunci: Mesin injeksi plastik, mekanisme tuas, unit injeksi, unit clamping. industri kecil 1. Pendahuluan Bahan plastik secara perlahan mulai menggantikan logam. Fenomena ini dapat kita lihat dari minat masyarakat menggunakan plastik dari tahun ke tahun semakin meningkat. Produk plastik telah mendominasi setiap bidang dari kehidupan manusia sekarang ini, mulai dari peralatan rumah tangga, pertanian, industri, rumah sakit, sampai pada teknologi ruang angkasa menggunakan plastik. Penggunaan plastic selain disebabkan faktor kebutuhan yang makin menuntut efisiensi dimana-mana, juga adanya kemajuan teknologi, baik kemajuan teknologi dalam bidang rekayasa material maupun teknologi manufaktur dari material itu sendiri. Peningkatan penggunaan produk-produk dari plastik tersebut di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negera-negara yang telah maju. Di sisi lain membanjirnya produk-produk plastik dari negara-negra maju seperti China dan Amerika yang masuk ke Indonesia dengan harga yang relatif murah. Fenomena tersebut dikarenakan negara Indonesia masih mempunyai keterbatasan teknologi dalam hal pengolahan dan pembentukan plastik dan industri skala kecil yang memproduksi produk plastik masih sangat minim. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, penggunaan plastik di Indonesia masih jauh tertinggal. Asosiasi Industri Ofelin Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) memperkirakan konsumsi plastik per kapita Indonesia tahun ini akan naik dari 10,75 kilogram per orang per tahun menjadi 11 kilogram per orang per tahun. Sekertaris Jendral Inaplas Fajar A.D Budiyono mengatakan kenaikan tersebut terjadi seiring dengan peningkatan ekonomi nasional dan daya beli masyarakat, tetapi konsumsi plastik nasional ini masih terbilang rendah dibandingkan dengan konsumsi plastik per kapita di negara lain di ASEAN yang mencapai 25 kilogram per orang per tahun (Bisnis Indonesia, 2013). 291

292 Indra Mawardi, et al. Ketertinggalan Indonesia dalam penggunaan plastik dikarenakan oleh salah satu faktor yaitu kurangnya teknologi tentang pengolahan plastik, baik dari segi peralatan maupun teknik produksinya. Faktor-faktor tersebut berimbas pada masih sangat sedikit industri kecil yang memproduksi produk plastik. Didasari oleh permasalahan yang ada maka, perlu dilakukan tindakan lebih lanjut baik melalui penelitian atau rancang bangun alat-alat pembentukan plastik. Disamping itu juga perlunya pengenalan teknik produksi plastik kepada masyarakat sehingga industri plastik skala kecil dapat tumbuh dan berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan mesin injeksi plastik yang dapat dimanfaatkan oleh industri kecil dalam menghasilkan produk plastik. Melalui penelitian diharapkan dihasilkan mempunyai konstruksi yang sederhana sehingga akan terjangkau bagi industri kecil nantinya. Mesin-mesin injeksi plastik yang terdapat selama ini mempunyai konstruksi yang besar dengan harga yang relatif mahal. Faktor tersebut menyebabkan industri pembentukan plastik hanya dikuasai oleh industri menengah ke atas. Faktor investasi tersebut juga yang menyebabkan industri kecil pembentukan plastik belum tumbuh dan berkembang. Produk plastik dapat diproduksi melalui proses-proses tertentu sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Rosato (2001) proses-proses pembentukan plastik dapat diklasifikasi secara garis besar antara lain: injection (injeksi), extrusion, blow molding, calendering, coating, compression, powder dan lain-lain. Dari proses-proses pembentukan tersebut, proses injeksi merupakan proses yang paling banyak digunakan dalam memproduksi produk plastik. Pada proses injeksi bentuk produk dengan dimensi toleransi yang ketat tidak mudah didapat, karena terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut antara lain, yaitu: bentuk cetakan, temperatur yang digunakan, besarnya tekanan dan waktu pendinginan. Proses injeksi dilakukan dengan memasukan bahan baku (plastik raw material) yang berupa butiran-butiran kecil ke dalam hopper, setelah pressure, kecepatan dan parameter lainya di setting, plastik raw material (material kasar) akan di panaskan dalam barrel, selanjutnya screw berputar dan mengalirkan plastik yang mulai meleleh, saat plastik akan di injeksikan oleh nozzle, molding unit di tutup oleh clamping unit, setelah di tutup dan di tekan oleh clamping unit plastik di masukkan ke dalam mold unit melalui nozzle. Setelah plastik di masukkan ke dalam molding unit, screw berhenti berputar, lalu clamping unit menarik core mold, sehingga mold terbuka, di lanjutkan dengan melepas produk plastik yang telah di cetak dengan menekan ejektor pada molding unit. Mesin injeksi plastik secara umum terdiri dari tiga bagian yaitu; 1. Clamping unit Clamping unit berfungsi utuk memegang dan mengatur gerakan dari mold unit, serta gerakan ejector saat melepas benda dari molding unit, pada clamping unit kita bisa mengatur berapa panjang gerakan molding saat di buka dan berapa panjang ejektor harus bergerak. Ada 2 macam clamping unit yang dipakai pada umumnya, yaitu toggle clamp dan hidrolik clamp. 2. Molding unit Molding unit (cetakan) sebenarnya adalah bagian lain dari mesin injeksi plastik. Molding adalah bagian yang membentuk benda yang dibuat. 3. Injection unit Injection unit terdiri dari beberapa bagian, yaitu: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Pengembangan Mesin Injeksi Plastik Skala Industri Kecil 293 a. Motor dan transmission gear unit bagian ini berfungsi untuk menghasilkan daya yang digunakan untuk memutar screw pada barel, sedangkan tranmisi unit berfungsi untuk memindahkan daya dari putaran motor ke dalam screw. b. Cylinder screw ram bagian ini berfungsi untuk mempermudah gerakan screw dengan menggunakan momen enersia sekaligus menjaga perputaran screw tetap konstan, sehingga dapat dihasilkan kecepatan dan tekanan yang konstan saat proses injeksi. c. Hopper Hopper adalah tempat untuk menempatkan material plastik sebelum masuk ke barel. d. Barrel adalah tempat screw, dan selubung yang menjaga aliran plastik ketika dipanasi oleh heater, pada bagian ini juga terdapat heater untuk memanaskan plastik sebelum masuk ke nozzle. Diameter dalam barrel berkisar dari 1 s.d 6 in (25 s.d 150 mm). Sedangkan panjang barrel relatif terhadap diameternya, biasanya rasio perbandingan L/D antara 10 s.d 30. e. Screw screw berfungsi untuk mengalirkan plastik dari hopper ke nozzle, ketika screw berputar material dari hopper akan tertarik mengisi screw yang selanjutnya dipanasi lalu didorong ke arah nozzle. Pemilihan diameter dan panjang screw didasarkan pada rasio perbandingan (L/D), kebanyakan proses plastik mengambil ratio L/D sebesar 24 s.d 36 (Rosato, 2001). Beberapa penelitian yan telah dilakukan sebelumnya antara lain: Indra (2007) telah berhasil mendesain dan memfabrikasi mesin pembentukan plastik secara ekstrusi. Mesin ekstrusi yang dibangun adalah tipe single screw. Selain melakukan rancang bangun, pada penelitian tersebut dianalisis perubahan bentuk produk dengan memvariasikan temperatur proses terhadap temperatur melting dari jenis plastik polypropylene. Dari hasil penelitian tersebut selain telah terbangun sebuah mesin ekstrusi singlescrew, analisis temparatuer proses yang sesuai untuk mesin dengan single screw pada perbandingan L/D = 14 pada kisaran 170 0 s.d 180 0 C. Oyetunji (2010) melakukan pengembangan mesin injeksi skala kecil kecil. Mesin yng didesain mempunyai konstruksi kecil. Mesin yang dirancang dan dibangun bekerja sebagai sebuah prototipe untuk memproduksi komponen plastik yang sangat kecil. Konsep, desain operasi, dan perakitan dari komponen bagian didasarkan pada perhitungan diameter plunger injeksi, jumlah gigi yang dibutuhkan untuk plunger rak, kecepatan sudut, jumlah revolusi, dan torsi yang diperoleh dari motor listrik dipilih dan pengaruh pada pegangan mesin. Mesin diuji menggunakan plastik jenis polietilen dan hasil yang diperoleh dari tes yang memuaskan. Agung (2008) telah melakukan simulasi numerik injection molding untuk pembuatan spesimen polypropylene acetabular cup pada pengujian sambungan hip. Silmulasi dilakukan dengan Moldflow Plastic Insight 5.0 R1, bahan yang digunakan adalah polypropylene 1032 dan tekanan injeksi adalah 5, 6, 7, 8, 9, 10, 40, 100 dan 150 MPa. Dari hasil simulasi numerik aliran PP 1032 cair merupakan aliran laminer dan bukan aliran turbulen. Tekanan 10 MPa atau lebih diperlukan untuk memproduksi acetabular cup dengan cetakan terbuat dari baja stavax supreme ISSN 2089-3582, EISSN 2303-2480 Vol 4, No. 1, Th, 2014

294 Indra Mawardi, et al. 2. Metode Penelitian Secara garis besar metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah merancang atau mendesain mesin, membuat komponen-komponen mesin, melakukan asembling komponen utama dan pendukung dan melakukan pengujian unjuk kerja. Kriteria desain yang harus dan diharapkan dapat dipenuhi adalah sebagai berikut: 1. Kriteria yang harus (MUST) dipenuhi, yaitu : a. Mudah dan aman dalam pengoperasiannya. b. Mampu melakukan penginjeksian cairan plastik dengan baik. c. Mampu memproduksi dengan hasil yang sama. 2. Kriteria yang diharapkan (WISH) dipenuhi, yaitu : a. Mudah dalam perawatan dan perbaikan. b. Konstruksi mesin tidak rumit. c. Biaya komponen mesin tidak mahal. Mesin injeksi plastik yang akan dibangun menggunakan mekanisme tuas pada proses injeksi dan proses pergerak clamping. Mekanisme toggle pada clamping yang dibuat mempunyai ciri tersediri dibandingkan dengan mesin injeksi yang diproduksi oleh pabrikan. Desain mesin injeksi plastik yang akan dikembangkan diperlihatkan pada Gambar 1. MESIN INJEKSI Gambar 1. Desain Mesin Injeksi Plastik Mesin injeksi plastik dengan mekanisme tuas yang akan dibangun terdiri atas unit injeksi, dan unit clamping. Komponen dari setiap unit tersebut terdiri dari komponen yang difabrikasi (dengan pemesinan) dan komponen standar. Komponenkomponen utama untuk unit injeksi terdiri dari barrel, screw, nozzel, hopper, heater bands, dan thermocouple. Sedangkan komponen pada unit clamping terdiri dari pelat bergerak, tie rod, dan toggle. Sebagai penggerak mesin menggunakan motor listrik dengan sistem transmisi sabuk dan puli. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Pengembangan Mesin Injeksi Plastik Skala Industri Kecil 295 Tahap pembuatan dilakukan dengan dasar gambar hasil perancangan, selanjutnya dilakukan perakitan komponen dengan mempertimbangkan kemudahan merawat atau maintainability, harus mengusahakan agar produk yang dirancang memenuhi hal-hal berikut ini: komponen produk mudah untuk dibersihkan, diberi pelumasan, mudah dilepaskan untuk keperluan perbaikan jika terjadi kerusakan. Tahap berikutnya dilakukan pengujian unjuk kerja mesin untuk mengetahui kemampuan mesin dalam menginjeksi plastik nantinya. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Manufaktur Mesin Dari hasil desain dan manufaktur telah berhasil dibangun mesin injeksi plastik menggunakan mekanisme toggle pada kedua sisi yaitu pada unit injeksi dan unit clamping (Gambar 2). Keterangan: Gambar 2. Mesin Injeksi Plastik Hasil Manufaktur 1. Screw 5. Toggle 2. Hopper 6. Tuas 3. Barrel dan Heater 7. Unit penggerak 4. Unit Clamping 8. Unit Kontrol Temperatur Secara fungsional, mesin injeksi plastik hasil manufaktur ini terbagi tiga unit yaitu unit injeksi, unit clamping dan unit penggerak, yang dapat dikelompokan dalam komponen utama dan komponen pendukung. Unit Injeksi, merupakan unit yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses plastisasi atau pencairan butiran plastik (Gambar 3). Unit injeksi mencakup beberapa komponen antara lain: Gambar 3. Unit Injeksi ISSN 2089-3582, EISSN 2303-2480 Vol 4, No. 1, Th, 2014

296 Indra Mawardi, et al. 1) Screw Salah satu komponen utama dari mesin injeksi adalah screw. Screw berfungsi sebagai poros pendorong, pemotong, dan pengaduk plastik yang terdapat di dalam selongsong atau barrel. Bentuk screw yang dibuat adalah singlescrew yang termasuk dalam tipe metering screw (Gambar 4). Type inimempunyai feed section, compression section, dan metering sectiondengan perbedaan kedalaman spiral untuk setiap daerah tersebut. Dalam penggunaannya diameter screw mempengaruhi laju aliran plastik dalam barrel. Pemilihan diameter dan panjang screw didasarkan pada rasio perbandingan (L/D) dengan range 6 s.d 48, akan tetapi kebanyakan proses plastik mengambil ratio L/D sebesar 24 s.d 36 (Rosato, 2001). Screw untuk mesin injeksi dibuat dari material medium karbon steel dengan dimensi panjang efektif ulir 350 mm dan berdiameter 25 mm. Dimensi tersebut mempunyai rasio L/D adalah 14. Poros screw mempunyai daerah splin sepanjang 80 mm, yang berfungsi sebagai dudukan puli. Gambar 4. Screw 2) Barrel Barrel adalah komponen pasangan screw yang berbentuk selongsong yang merupakan ruang pemanas dimana screw berada di dalamnya. Barrel berfungsi sebagai tempat proses plastisisasi, tempat dimana berlangsungnya proses pengumpanan, pemanasan, dan pengadukan. Barrel dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan tempat pemasangan elemen pemanas dan nozzel. Barrel merupakan komponen utama, dibuat dari material medium steel dengan dimensi panjang 350 mm dan berdiameter 25 mm. Panjang dan diameter barrel disesuaikan dengan panjang dan diameter screw, dimana selisih atau kelonggaran antara barrel dan screw adalah 0,05 mm. 3) Kontrol Temperatur Kontrol temperatur terdiri dari elemen pemanas dan thermokopel. Elemen pemanas (bandheater) berfungsi memanaskan barrel sehingga proses plastisasi dapat terjadi. Elemen pemanas terdiri dari tiga buah dan dipasang pada barrel. Elemen ini diletakkan pada bagian pengumpan (feed section), penekan (compression section) dan bagian pengaduk (metering section). Unit Clamping, unit ini adalah unit tempat peletakan atau pemasangan cetakan nantinya. Unit berkerja untuk membuka dan menutup moving plate cetakan (Gambar 5). Unit ini terdiri dari beberapa komponen pelat pendukung, pelat bergerak dan poros pendukung (tie bar), toggle, dan tuas pendorong. Untuk pergerak unit ini dilakukan secara manual menggunakan tuas sebagai penggerak pelat bergerak. Gambar 5. Unit Clamping Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan

Pengembangan Mesin Injeksi Plastik Skala Industri Kecil 297 Unit Penggerak, unit penggerak terdiri dari beberapa komponen penggerak dan transmisi, yaitu: a. Motor Penggerak Unit penggerak (driver unit) untuk mesin injeksi ini merupakan sebuah motor listrik 1-phasa dengan putaran 1420 rpm, daya 1/2 HP, dan tegangan sebesar 220 Volt. Motor dihubungkan ke gearbox reduksi melalui sebuah puli dan sabuk untuk mereduksi putaran b. Gearbox Reduksi Gearbox reduksi berfungsi sebagai pereduksi putaran.gearbox reduksi ini mempunyai perbandingan reduksi dengan rasio 1 : 60, dan komponen ini dihubungkan dengan motor melalui sebuah kopling, puli dan sabuk. 3.2 Unjuk Kerja Mesin Pengujian unjuk kerja mesin masih sebatas kemampuan mesin untuk melakukan proses plastisasi dan penginjeksian plastik. Hal ini dikarenakan dikarenakan belum tersedianya cetakan. Pengoperasian mesin injeksi plastik mekanisme toogle ini dilakukan sebagai berikut : a. Menghubungkan power kontrol ke arus listrik. b. Lakukan pengaturan temperatur melting jenis plastik yang ingin dinjeksi. Pada pengujian ini menggunakan plastik jenis LDPE, maka temperatur diatur sebesar 120 0 C. c. Tunggu sekitar 15 menit untuk pemanasan awal setelah temperatur mencapai 120 0 C. Proses ini merupakan pemanasan awal barrel. d. Setelah waktu pemanasan cukup ditunjukan oleh hidup matinya lampu kontrol yang dideteksi oleh thermokopel, maka mesin siap untuk beroperasi. e. Gerakan tuas pendorong ke depan sehingga screw keluar dan pada barrel terdapat chamber atau ruang kosong. f. Tekan tombol start untuk menghidupkan motor listrik. Setelah motor listrik hidup maka dengan sistem transmisi gearbox, sabuk dan puli akan memutar screw pada kisaran 10 rpm. g. Masukan butiran plastik ke dalam barrel melalui hopper h. Proses plastisasi akan terjadi dikarenakan barrel telah panas. Bentuk screw dengan ulir yang bertingkat akan membuat butiran plastik terpotong, teraduk dan terdorong ke dalam chamber. i. Setelah chamber terisi maka, tuas digerakan dengan cepat ke belakang. Proses ini adalah proses injeksi plastik yang telah melting ke dalam cetakan. Dari hasil pengujian unjuk kerja terlihat mesin injeksi plastik dapat menginjeksi plastik dengan baik. Hal ini menunjukan mesin injeksi dapat beroperasi melakukan plastisasi butiran plastik dan melakukan proses injeksi. 4. Kesimpulan 1. Telah berhasil dikembangkan mesin injeksi plastik untuk industri kecil dengan pergerakan manual menggunakan mekanisme tuas dan toggle pada unit injeksi dan unit clamping. 2. Spesifikasi mesin injeksi plastik dengan mekanisme toggle yang dibangun adalah a. Dimensi mesin 1350 x 500 x300 mm ISSN 2089-3582, EISSN 2303-2480 Vol 4, No. 1, Th, 2014

298 Indra Mawardi, et al. b. Perbandingan L/D barrel screw adalah 14 c. Motor penggerak 1/2 HP d. Pemanas menggunakan 3 heater dia. 35 x 850 mm, CPM 500 W, 220V e. Kapasitas injeksi = 19600 mm 3 3. Mesin injeksi dapat beroperasi dengan baik dalam proses plastisasi dan penginjeksian. Ucapan Terimakasih Penulis mengucapkan terimakasih kepada DP2M dikti yang telah membiayai penelitian ini melalui Dana DIPA Politeknik Negeri Lhokseumawe Tahun Anggaran 2014, sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan dalam Rangka Pelaksanaan Penelitian Hibah Bersaing Nomor: 117/SP2-APHB/2014, tanggal 10 Juli 2014 Daftar Pustaka Agung, S.D. 2008. Simulasi Numerik Injection Molding Untuk Pembuatan Spesimen Polypropylene Acetabular Cup Pada Pengujian Sambungan Hip. Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008 Bidang Teknik Mesin. Bisnis Indonesia, 2013. Konsumsi Plastik Naik menjadi 11 kg Per Orang per Tahun, diakses 4 Januari 2013 Online Indra, M.2007. Analisis Bentuk Ekstruded Polypropylene Akibat Perbedaan Temperatur Proses Menggunakan Single Screw Extrusion.Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 8. No.1, pp 41-46, 2007. Oyetunji, A. 2010. Development of Small Injection Moulding Machine For Forming Small Plastic Articles For Small-Scale Industries. Journal of Engineering Science and Technology, Vol. 5, No. 1 (2010) 17 29. Rosato, D.V.,Marlene G. Rosato. 2001. Injection Molding Handbook 3rd ed. Publisher Springer. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sains, Teknologi dan Kesehatan