BAB II KAJIAN TEORI. A. Tugas dan Kompetensi Guru. 1. Pengertian Guru. Menurut UU No.14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Kisi-kisi Instrumen

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2010

Kegiatan pengembangan profesi bagi Pengawas Sekolah

dan menilai hasil pembelajaran, menganalisis hasil pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah

Berpikir & Menulis Ilmiah

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah

RINCIAN KEGIATAN GURU DAN ANGKA KREDITNYA

Oleh: HARRY SULASTIANTO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan

Pengertian Tulisan Ilmiah

Jurnal Praksis dan Dedikasi Sosial

BAB I Pendahuluan A. Kedudukan Karya Tulis di Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU 5 PEDOMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Intelektual dan Penulisan Karya Ilmiah

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN Dirangkum oleh: DENOK WIDJAJATI, S.Pd. PELAKSANAAN PKB

MENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik

MENULIS SEBAGAI SARANA MENINGKATKAN BUDAYA BACA DAN PROFESIONALISME PUSTAKAWAN Haryani Pustakawan UPT Perpustakaan Undip

KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

JABATAN FUNGSIONAL GURU

PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd.

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

TEKNIK PENILAIAN ANGKA KREDIT PENGEMBANGAN PROFESI PRAMINTO ADI.S.IP KEPALA BAGIAN SDM APARATUR, HUKUM DAN ORGANISASI BADAN RISET DAN SDM KP

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU NOMOR :. 1) Instansi :.. 2) Masa penilaian Bulan..s.d. 3) KETERANGAN PERORANGAN

Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU


Teknis Penulisan Karya Ilmiah

DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT GURU NOMOR :. 1) Instansi :.. 2) Masa penilaian Bulan..s.d. 3) KETERANGAN PERORANGAN

RINGKASAN. Meringkas karya ilmiah yang sudah ada dengan menggunakan bahasa pengarang asli.

PUSTAKAWAN MENULIS, APAKAH SUATU KEHARUSAN Purwani Istiana Pustakawan Universitas Gadjah Mada

SEKOLAH MENULIS DAN KAJIAN MEDIA

PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH HASIL PENELITIAN DAN GAGASAN ILMIAH. Oleh: Supartinah, M.Hum.

Macam Publikasi Ilmiah dan Angka Kreditnya

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH UNTUK GURU SMP SE-KOTAMADYA YOGYAKARTA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DALAM PENILAIAN PRESTASI KERJA GURU

ABDUL JAMIL, S.KOM., MM TATA TULIS KARYA ILMIAH TAHUN AKADEMIK 2016/

Bahasa dlm KTI menggunakan Bahasa Formal. Keterampilan Menulis yg Kreatif & Inovatif menghasilkan KTI yg Argumentatif.

PENULISAN KARYA ILMIAH BIDANG BIMBINGAN

KARYA TULIS ILMIAH 1

PUBLIKASI ILMIAH. Memotivasi guru untuk senantiasa meningkatkan kontribusinya kepada perkembangan profesionalisme masyarakat profesinya.

PENTINGNYA WORKSHOP DAN PELATIHAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN WIDYAISWARA DALAM MEMBUAT KARYA TULIS ILMIAH


Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan kemampuan berbahasa produktif yang penting

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN KARYA ILMIAH

ANALISIS KARYA TULIS (SKRIPSI) TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PERIODE 2008/2009 dan 2009/2010

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

METODOLOGI PENULISAN ILMIAH

PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU SMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS GURU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

::Sekolah Pascasarjana IPB (Institut Pertanian Bogor)::

TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

11/1/2011 TUPOKSI GURU: KARYA TULIS ILMIAH DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU PERMASALAHAN

Bahasa Indonesia UMB. Penulisan Karya Ilmiah. Kundari, S.Pd, M.Pd. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Sistem Informasi

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

NOMOR :.. Instansi : SMA Negeri 89 Jakarta MASA PENILAIAN: JULI 2010 S.D. DESEMBER Lama

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

KARYA TULIS ILMIAH. Dalam KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU MELALUI PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

CONTOH KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH & NON ILMIAH

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH 1 Oleh : Prof.Dr. Farida Hanum, M.Si 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PENULISAN ARTIKEL ILMIAH Luluk Sri Agus Prasetyoningsih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal di sekolah memegang peranan yang sangat besar dalam

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) mempunyai

PEDOMAN LOMBA PENULISAN BEST PRACTICE PENGAWAS SEKOLAH DALAM PELAKSANAAN TUGAS KEPENGAWASAN

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PENULISAN KARYA ILMIAH

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN KARYA ILMIAH

Bab 1 Konsep Karya Ilmiah [

BAHASA INDONESIA TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJAEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT (PPM) DOSEN

Dr. Ali Mustadi, S. Pd, M. Pd

BAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian

HARAPAN, KENYATAAN DAN STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI WIDYAISWARA

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan dipaparkan definisi operasional, desain penelitian,

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI: B. LANDASAN TEORI

Mengapa Karya Tulis Ilmiah Ditolak?

GURU DAN KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Tugas dan Kompetensi Guru 1. Pengertian Guru Menurut UU No.14 tahun 2005 pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 2. Tugas dan Kompetensi Guru Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, disebutkan bahwa, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. meliputi: Sedangkan kewajiban guru dalam pembelajaran/ pembimbingan a. merencanakan pembelajaran/pembimbingan; b. melaksanakan pembelajaran/pembimbingan yang bermutu; c. menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/ pembimbingan; d. melaksanakan perbaikan dan pengayaan; e. melaksanakan pengembangan keprofesian berkelanjutan sesuai dengan kebutuhannya. Sedangkan rincian kegiatan guru kelas sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) 10

No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya adalah sebagai berikut: 1. Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan. 2. Menyusun silabus pembelajaran. 3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. 4. Melaksanakan kegiatan pembelajaran. 5. Menyusun alat ukur/ soal sesuai mata pelajaran. 6. Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaran dikelasnya. 7. Menganalisis hasil penilaian pembelajaran. 8. Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi. 9. Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya (khusus guru kelas). 10. Menjadi pengawas penilaian dan evaluasiterhadap proses dan hasil belajar tingkat sekolah/madrasah dannasional. 11. Membimbing guru pemula dalam programinduksi. 12. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran. 13. Melaksanakan pengembangan diri. 14. Melaksanakan publikasi ilmiah dan/ atau karya inovatif. 15. Presentasi Ilmiah. Selanjutnya menurut UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 10 disebutkan, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Sedangkan kompetensi guru menurut UU Nomor 14 Tahun 2005 pasal 10 ayat 1 yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru yaitu melalui kegiatan pengembangan profesi guru. Salah satunya melalui kegiatan menulis Karya Tulis Ilmiah. 11

B. Tipologi guru dalam menulis Menurut Heri Nugroho (2011: 20-28) terdapat lima tipologi guru dalam menulis, yaitu sebagai berikut: 1. Guru menulis sebagai kebutuhan Tipologi guru seperti ini adalah tipologi yang paling ideal. Guru dengan tipologi seperti ini adalah guru yang dapat menulis tanpa mengabaikan tugas tugas lainnya sebagai seorang guru. Ciri cirinya: a. Setiap hari meluangkan waktu untuk menulis. b. Setiap hari meluangkan waktu untuk membaca. c. Mau belajar meningkatkan kualitas menulis. d. Mau menerima masukan dari orang lain. 2. Guru menulis karena keterpaksaan Guru dengan tipologi seperti ini menulis hanya jika terpaksa. Keterpaksaan muncul karena adanya lomba atau sayembara menulis atau syarat pengajuan golongan atau tugas dari atasan. Ciri cirinya: a. Menulis karena sesuatu hal. b. Menulis saat ada kemauan atau mempunyai waktu luang. c. Membaca tidak dilakukan setiap hari. d. Terkadang mau belajar meningkatkan kualitas tulisan. e. Mau menerima masukan dari orang lain. 12

3. Guru menulis tetapi sering gagal Guru dengan tipologi ini sering membuat tulisan namun juga sering ditolak oleh media massa atau penerbit. Penyebabnya antara lain adalah masalah teknis atau isi tulisan. Masalah teknis dapat berupa tulisan yang dikirim terlalu panjang atau pendek. Sedangkan masalah isi adalah topik yang ditulis sudah kadaluarsa atau tidak up to date. Masalah lainnya adalah gaya bahasa yang digunakan tidak runtut dan banyak pengulangan. Ciri ciri guru dengan tipologi ini adalah: a. Tidak mau belajar meningkatkan kualitas menulis b. Malu menerima masukan dari orang lain 4. Guru yang ingin menulis tetapi hanya ada dalam angan-angan Guru yang memiliki tipologi ini mempunyai keinginan untuk menulis namun belum pernah mencoba untuk menulis. 5. Guru yang tidak ingin menulis Tipologi guru yang terakhir adalah guru yang sudah menyerah dan tidak berkeinginan untuk menulis. C. Karya Tulis Ilmiah 1. Pengertian Karya Tulis Ilmiah Menurut Harun Joko Prayitno, dkk. (2001: 15), karya tulis ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan. Kaidah keilmuan di sini dimaksudkan bahwa karya ilmiah menggunakan metode ilmiah di dalam membahas 13

permasalahan, menyajikan kajiannya dengan menggunakan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, seta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang lain seperti: bersifat objektif, logis, empiris, sistematis, lugas, jelas dan konsisten. Sedangkan menurut Sutarno, N.S. (2008: 64-65) pengertian karya ilmiah yaitu karya yang berisi tentang ilmu pengetahuan atau disiplin ilmu. Karya ilmiah itu ditulis berdasarkan kaidah dan teori-teori yang sudah diakui, diterima, dan diberlakukan oleh kalangan ilmuwan, pakar atau intelektual dalam bidangnya masing-masing. Pada gilirannya karya tulis itu dapat diarahkan dan dikembangkan untuk menemukan dan menciptakan teori-teori yang baru, dengan demikian maka ilmu pengetahuan terus berkembang. Karya yang dihasilkan atau diciptakan dikembangkan melalui berbagai pendekatan seperti penelitian, percobaan, eksperimen, kajian dan analisis tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah merupakan suatu karya tulis yang berisi ilmu pengetahuan yang ditulis berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah tertentu yang yang sudah diakui, diterima dan diberlakukan di kalangan intelektual dalam bidangnya masingmasing. Kegiatan menulis khususnya menulis karya tulis ilmiah merupakan salah satu bentuk dari kegiatan pengembangan profesi guru. Karya tulis ilmiah harus bersifat dan memenuhi persyaratan ilmiah. Kegiatan ilmiah diantaranya berupa kegiatan penelitian, pengembangan dan evaluasi. 14

Sedangkan laporan tertulis dari kegiatan ilmiah tersebut, umumnya disebut sebagai Karya Tulis Ilmiah. Menurut Zainal Aqib (2006: 11), persyaratan minimal sebuah karya tulis ilmiah antara lain: a. Dibahas atau ditulis berkenaan dengan bidang pendidikan b. Penulisannya dijiwai pola berpikir ilmiah c. Penulisannya menggunakan format yang lazim dalam penulisan ilmiah 2. Jenis Karya Tulis Ilmiah a. Jenis Karya Tulis Ilmiah Secara Umum Karya ilmiah terdiri atas beberapa macam tulisan ilmiah. Sutarno, N.S. (2008: 65) mengutip pernyataan T. Jacob, dalam (Indriyati 2005) yang menyebutkan 11 jenis karya ilmiah sebagai berikut: 1) Laporan hasil penelitian, adalah laporan penelitian yang ditulis berdasarkan penelitian 2) Skripsi, adalah tulisan ilmiah yang disusun untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana Strata Satu ( SI ) 3) Tesis adalah tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan penelitian untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master (magister) 4) Disertasi, adalah tulisan ilmiah yang dihasilkan dari penelitian untuk mendapatkan gelar strata tiga (S3) yaitu doktor (PhD) 5) Surat pembaca, surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah. 15

6) Laporan kasus, adalah tulisan tentang kasus kasus yang ada, yang dilandasi dengan teori 7) Laporan tinjauan, adalah tulisan yang berisi tinjauan karya-karya ilmiah dalam waktu tertentu 8) Resensi adalah tanggapan terhadap suatu karangan atau buku yang memaparkan manfaat karangan atau buku tersebut bagi pembaca. 9) Monograf adalah karya asli yang menyeluruh dari suatu masalah. 10) Referat adalah tinjauan tentang karangan sendiri dan karangan orang lain 11) Kabitilasi adalah karangan-karangan penting yang dikerjakan sarjana, untuk bahan pustaka. b. Jenis Karya Ilmiah untuk Guru Jenis karya tulis di atas merupakan karya tulis secara umum. Bagi guru termasuk guru SD terdapat beberapa jenis karya tulis ilmiah yang dapat dipublikasikan guru dan memperoleh angka kredit sesuai dengan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PermenPANRB) No. 16 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya yaitu: 1) Karya tulis ilmiah sebagai pemasaran dalam seminar 2) Karya tulis ilmiah berupa laporan hasil penelitian atau gagasan ilmu pada bidang pendidikan formal. 16

a) Makalah berupa tinjauan ilmiah di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya tidak diterbitkan, disimpan di perpustakaan. b) Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya. c) Artikel ilmiah dalam bidang pendidikan 3) Buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan/atau pedoman guru a) Buku pelajaran b) Modul/ diktat pembelajaran per semester c) Buku dalam bidang pendidikan d) Karya terjemahan e) Buku pedoman guru Dalam penelitian ini penulis memfokuskan untuk mengetahui hambatan guru menulis karya tulis ilmiah pada 7 jenis karya tulis ilmiah yang diperuntukkan bagi guru yaitu: 1. Karya tulis ilmiah hasil penelitian Karya tulis ilmiah hasil penelitian merupakan karya tulis ilmiah yang dibuat setelah melakukan penelitian untuk memaparkan hasil penelitiannya tersebut. 2. Makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah Makalah tinjauan ilmiah adalah karya tulis guru yang berisi ide/gagasan penulis dalam upaya mengatasi berbagai masalah 17

pendidikan formal dan pembelajaran yang ada di satuan pendidikannya (di sekolah/madrasahnya). 3. Artikel ilmiah dalam bidang pendidikan Artikel ilmiah dalam bidang pendidikan adalah tulisan yang berisi gagasan atau tinjauan ilmiah dalam bidang pendidikan formal dan pembajaran di satuan pendidikan yang dimuat di jurnal ilmiah. 4. Tulisan Ilmiah populer Karya ilmiah populer adalah tulisan ilmiah yang dipublikasikan di media massa (koran, majalah, atau sejenisnya). 5. Modul/ diktat pembelajaran Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut. Diktat adalah catatan tertulis suatu mata pelajaran atau bidang studi yang dipersiapkan guru untuk mempermudah/memperkaya materi mata pelajaran/bidang studi yang disampaikan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar. 6. Buku Pelajaran Buku pelajaran adalah buku berisi pengetahuan untuk bidang ilmu atau mata pelajaran tertentu dan diperuntukkan bagi siswa pada suatu jenjang pendidikan tertentu atau sebagai bahan pegangan mengajar guru, baik sebagai buku utama atau buku pelengkap. 18

7. Karya terjemahan Karya terjemahan adalah tulisan yang dihasilkan dari penerjemahan buku pelajaran atau buku dalam bidang pendidikan dari bahasa asing atau bahasa daerah ke Bahasa Indonesia atau sebaliknya dari Bahasa Indonesia ke bahasa asing atau bahasa daerah. 3. Kendala dalam Menulis Karya Tulis Ilmiah Menurut Teguh Budiharso (2006: 59-63), masalah pokok dalam menulis karya ilmiah dapat dikelompokkan ke dalam masalah empiris, masalah retorika, dan masalah linguistik. a. Masalah empiris Masalah empiris yang dimaksudkan adalah persoalan menulis yang disebabkan oleh pengalaman di lapangan. Ada tiga masalah pokok yang menyebabkan seseorang sulit membuat tulisan, yaitu keterbatasan penulis mengembangkan ide, pola tulisan, kurang standar dan kurang berbobot substansi tulisan. Pola tulisan yang demikian menyebabkan karya ilmiah kurang bermutu dan tidak mampu mempengaruhi pembaca agar yakin pada apa yang disajikan penulis. Masalah tersebut antara lain disebabkan terutama oleh akibat pengaruh budaya. Menulis hakikatnya ialah transfer budaya, karena itu pola tulisan yang tertuang dalam retorika dan logika dipengaruhi oleh budaya dalam bahasa pertama. Menulis sebenarnya bukan aspek yang bisa diajarkan. Hal yang dapat ditransfer dalam 19

menulis adalah latihan menulis dan frekuensi menulis, membaca, serta meniru pola tulisan yang sudah ada. Untuk mengatasi masalah tersebut, Kaplan (1984) menyarankan pola menulis secara celup. Calon penulis hendaknya mengikuti saja pola yang akan ditiru untuk tujuan penulisan yang dimaksudkan dan melakukan latihan yang cukup untuk menulis sesuai dengan model yang dikehendaki. Semakin sering berlatih, akan semakin matang tulisan yang dihasilkan. b. Masalah Retorika Masalah retorika maksudnya adalah cara mengungkapkan ide. Dalam mengungkapkan ide, secara sederhana persoalan retorika meliputi: 1) Tulisan dengan retorika linier. 2) Tulisan dengan retorika berputar-putar. 3) Tulisan dengan retorika berbunga-bunga. 4) Tulisan dengan retorika tidak jelas. Dalam karya ilmiah retorika yang dikatakan memiliki bobot ilmiah adalah tulisan dengan retorika linier. Wacana yang banyak digunakan dalam karya ilmiah karena memiliki pola retorika yang memenuhi unsurunsur karya ilmiah ialah eksposisi dan argumentasi. c. Masalah linguistik Masalah linguistik maksudnya ialah masalah penguasaan bahasa. Dalam aspek ini ada empat hal yang dijadikan acuan, yaitu sintaksis, 20

gramatika, diksi dan kosa-kata, dan mekanik. Wacana yang ditulis dengan baik, umumnya memenuhi syarat retorika yang baik dan syarat linguistik yang hampir sempurna Sedangkan menurut Marijan (2011: 42-56) kendala guru untuk menulis karya tulis ilmiah antara lain: a. Minat Membaca Rendah Sebagian besar masyarakat Indonesia termasuk para gurunya memiliki minat baca yang rendah. Menurut Wisnu Arya Wardhana (2007) salah satu indikator rendahnya minat membaca masyarakat Indonesia adalah jumlah buku yang terbit di Indonesia sekitar 5000 judul per tahun sedangkan Malaysia mencapai 7000 judul buku dan di Jepang mencapai 100.000 judul buku. Rendahnya minat baca tersebut menutup wawasan, pengertian, pemahaman, semangat dan motivasi dalam memandang suatu permasalahan yang dapat diangkat sebagai bahan dalam penulisan karya tulis ilmiah. b. Termakan Isu Guru sering termakan isu mengenai penilaian karya tulis ilmiah yang dianggap tidak setimpal dengan yang diusulkan bahkan sering tidak mendapatkan nilai. Isu ini tentunya melemahkan semangat menulis para guru sehingga membuat motivasi guru menulis menjadi rendah. c. Salah Persepsi Berkaitan dengan kurangnya pengetahuan guru akan karya tulis ilmiah membuat guru salah persepsi mengenai menulis karya tulis ilmiah. 21

Guru menganggap menulis merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Paradigma tersebut memunculkan keengganan guru untuk menulis karena merasa hal tersebut tidak begitu berguna untuk mereka. Padahal sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya, guru diberi kesempatan seluasluasnya untuk menulis karya tulis ilmiah guna pengembangan profesinya. d. Motivasi Rendah Faktor-faktor penghambat kegiatan tulis-menulis dibedakan menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah pengaruh yang datang dari dalam diri seseorang. Motivasi rendah merupakan salah satu faktor penghambat internal yang antara lain terdiri dari sikap para guru yang belum memiliki kebiasaan membaca buku, belum memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan belum adanya motivasi untuk menulis. Sedangkan untuk faktor eksternal berupa sarana dan prasarana penunjang untuk menulis yang di dalamnya mencakup biaya dan fasilitas untuk menulis seperti komputer. e. Malas Mencoba Adanya minat dan motivasi menulis dapat dilihat dari mau tidaknya mencoba menulis. Malas untuk mencoba merupakan salah satu faktor yang menghambat guru untuk mulai menulis. Menurut Heri Nogroho (2011: 51 59), permasalahan yang sering dihadapi guru dalam menulis adalah: 22

a. Tidak Memiliki Bakat Menulis Banyak guru menganggap bahwa menulis merupakan bakat sejak kecil. Kondisi inilah yang sering dijadikan alasan guru bahwa dirinya tidak bisa menulis. b. Tidak Mengetahui Cara Menulis Masalah selanjutnya adalah kesulitan dalam menuangkan ide. Banyak guru yang memiliki ide namun tidak tahu bagimana menuangkan dalam tulisan. Masalah teknik penulisan yang sering dialami adalah kesulitan dalam membuat judul yang baik dan memulai kalimat pertama serta mengakhiri kalimat dalam tulisan. Selain itu guru juga mengalami masalah dalam menyusun kalimat dan menggabungkan antarparagraf, sehingga mengakibatkan ketidaksinambungan dalam tulisan. c. Rasa Tidak Percaya Diri terhadap Hasil Tulisannya Rasa tidak percaya diri ini biasanya timbul karena hasil tulisannya dianggap tidak sebagus tulisan para penulis lain, apalagi bila dibandingkan dengan penulis yang biasa menulis di surat kabar, atau majalah, atau jurnal. d. Takut dengan Kritikan Orang Lain. Tulisan yang dibuat apabila dibaca orang lain khawatir akan mendapat kritikan. Mendapat kritikan dianggap membongkar kelemahan yang dimiliki. Dengan mengetahui kelemahan tulisan yang ditulis, maka penulis akan merasa malu. Perasaan minder dapar dialami setelah tulisan selesai, namun ada juga yang merasa minder dahulu sebelum menulis. 23

e. Tidak Memiliki Waktu untuk Menulis Tugas sebagai guru yang dilakukan selama ini menjadi kendala dalam menulis. Di sekolah guru disibukkan dengan kewajiban mengajar di kelas, membuat administrasi pembelajaran, membimbing siswa dan tugas lainnya. Sepulang sekolah waktu guru dicurahkan sepenuhnya untuk keluarga. Selain itu waktu yang dimiliki oleh guru tidak hanya untuk sekolah dan keluarga tetapi juga untuk masyarakat. Kondisi inilah yang menjadi salah satu penyebab kesulitan guru dalam menulis. f. Tidak Mengetahui Langkah Selanjutnya Setelah Tulisan Selesai Banyak guru yang merasa bingung untuk menindaklanjuti hasil tulisannya setelah selesai dibuat. Mereka kurang tahu kemana harus mengirim hasil tulisan tersebut agar tulisan tersebut dapat bermanfaat. g. Ditolak Redaksi Seringkali karya yang dikirim kepada redaksi ditolak. Karya yang belum dapat dimuat akan dikembalikan pada penulis dikarenakan hasil karyanya dinilai belum layak. Bagi penulis yang memiliki motivasi tinggi tentunya hal tersebut dapat menjadi sarana untuk terus memperbaiki karyanya, namun bagi penulis yang memiliki motivasi rendah tentunya hal tersebut akan melemahkan semangat untuk menulis kembali. Pada karya ilmiah jenis laporan hasil penelitian, sebelum guru dapat menulis laporan penelitian terlebih dahulu guru harus melakukan penelitian. Untuk mengetahui hambatan dalam melaksanakan penelitian maupun laporan hasil penelitian dapat dilihat dari hal-hal yang dijadikan sebagai 24

pertimbangan penelitian dapat dilaksanakan atau tidak, ditinjau dari diri peneliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 70) hal-hal tersebut yaitu sebagai berikut: a. Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti atau dengan kata lain menguasai teori yang melatarbelakangi masalah dan menguasai metode untuk memecahkannya. b. Peneliti memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan penelitian c. Peneliti memiliki tenaga untuk melaksanakan penelitian d. Peneliti mempunyai dana yang cukup untuk biaya penelitian yang meliputi transportasi, alat tulis-menulis, dan sebagainya. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka dapat ditentukan faktorfaktor yang dapat menjadi hambatan bagi guru dalam menulis karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut: 1. Waktu 2. Ide/ gagasan 3. Wawasan 4. Motivasi 5. Penguasaan komputer 6. Sarana dan prasarana penunjang 7. Kemampuan berbahasa asing 8. Kemampuan berbahasa daerah 9. Biaya 25