PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

dokumen-dokumen yang mirip
MANUAL OPERASIONAL WEBSITE DAN APLIKASI SERTIFIKASI BNSP-LSP

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PROFESI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. ==================================== Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Cabang (LSP Cabang)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/Permentan/SM.200/6/2015 TENTANG

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

Pedoman 206 PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Pasal/ Ayat BAB I KETENTUAN UMUM. Cukup jelas.

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 37/M-IND/PER/6/2006 TENTANG PENGEMBANGAN JASA KONSULTANSI INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)

WALIKOTA MAKASSAR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keteram

MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI KOMPETENSI KERJA. oleh

PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PERSYARATAN UMUM TEMPAT UJI KOMPETENSI LSP PPT MIGAS

2016, No Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

Pertama : Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi ini merupakan acuan bagi Lembaga Sertifikasi Profesi untuk pembentukan tempat uji kompetensi.

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PEDOMAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 45/Permentan/OT.140/4/2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN

STRATEGI IMPLEMENTASI KKNI SECARA NASIONAL. Dokumen 003

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 79 /POJK.04/2017 TENTANG PENDAFTARAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DI BIDANG PASAR MODAL

A. Tujuan dan Manfaat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.599, 2014 BNPB. Lembaga Sertifikat. Penanggulangan Bencana. Profesi.

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI KLASTER PELAKSANA PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DOMPET DHUAFA Madya 2

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 2 BUPATI BANTAENG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 2 TAHUN 2015

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PEDOMAN PELAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LSP KEPADA BNSP

KEPMEN NO. 96A TH 2004

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG SERTIFIKASI PEKERJA SOSIAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

2018, No pelatihan profesi, uji kompetensi dan sertifikasi profesi yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan; c. bahwa berdas

Badan Nasional Sertifikasi Profesi - BNSP KATA PENGANTAR

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

Badan Nasional Sertifikasi Profesi. =================================== Pembentukkan Badan Koordinasi Sertifikasi Profesi - BKSP PEDOMAN BNSP

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM STANDARDISASI KOMPETENSI KERJA NASIONAL

- 4 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI SERTIFIKAT LEVEL BIDANG BISNIS KONVENSI

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi AUDITOR Energi

LSP Teknologi Informasi Indonesia

PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN. NOMOR : 71/Per/KP.460/J/6/10

LSP Teknologi Informasi Indonesia

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG AUDIT PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lembaga Sertifikasi Profesi Himpunan Ahli Konservasi Energi. SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI OKUpasi Manajer Energi

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELATIHAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== KRITERIA ASESOR LISENSI PEDOMAN BNSP

Kebijakan dan Sistem Sertifikasi Nasional. Oleh Ir. Sumarna F. Abdurahman M.Sc. Ketua BNSP

BUPATI PANGKAJENE DAN KEPULAUAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 2/ BNSP/VIII/2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

SKEMA SERTIFIKASI Analisa Laboratorium Kimia

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PELATIHAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENILAIAN KESESUAIAN DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN 604 BNSP 2012

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

PERATURAN LPJK PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR TAHUN 2012 TENTANG KOMITE LISENSI UNIT SERTIFIKASI DAN TATA CARA PEMBERIAN LISENSI

1.a. Penetapan kebijakan nasional pendidikan. b. Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan operasional dan program pendidikan antar provinsi.

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI

PERATURAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN UNIT SERTIFIKASI DAN PEMBERIAN LISENSI

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA INFORMASI GEOSPASIAL

2018, No tentang Lembaga Sertifikasi Profesi Penanggulangan Bencana; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI USAHA PARIWISATA

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/ /JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

LEGALISASI SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI. Disampaikan Oleh : SULISTYO

Komite Akreditasi Nasional

PEDOMAN VERIFIKASI TUK OLEH TUK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan Implementasi Sertifikasi Keahlian dalam Bidang Industri Jasa

SISTEM PENGENDALIAN MUTU. KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) Dr. SURYO PRATOLO & REKAN

MEMUTUSKTKN : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG SERTIFIKASI DAN REGISTRASI TENAGA TERAMPIL. BAB I KETENTUAN UMUM

KESIAPAN SDM HORTIKULTURA MENYAMBUT ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN ROEDHY POERWANTO DEWAN PEMBINA PERHORTI

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

Transkripsi:

PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi yang diharapkan. Seorang asesor tidak hanya memiliki tugas untuk mengarahkan dan membimbing peserta uji kompetensi (Assessee) dalam proses uji kompetensi, lebih dari itu juga diharapkan berfungsi sebagai seorang fasilitator yang mampu mendorong dan membimbing peserta untuk menjalankan proses pembelajaran secara mandiri (self learning) dalam mencapai kompetensi yang dipersyaratkan. Melihat peran penting dari seorang asesor, perlu dipersiapkan suatu mekanisme dan prosedur dalam mempersiapkan, menyeleksi, melatih, mensertifikasi dan mengembangkan seorang asesor untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan. Untuk menjaga agar asesor dapat secara konsisten memiliki kinerja yang diharapkan perlu dipersiapkan pula suatu mekanisme yang dapat menjalankan fungsi informasi, komunikasi maupun hubungan kerja antara BNSP dengan asesor, sehingga asesor dapat terus mengikuti perkembangan dan tuntutan yang terus berkembang di masyarakat terutama di dunia industri. Disamping itu perlu dipersiapkan pula suatu aturan yang tegas dan jelas, agar asesor termotivasi untuk terus menjaga kualitas uji kompetensi yang dilaksanakan. Sejalan dengan pemikiran diatas, BNSP menerbitkan Pedoman Asesor dan Master Assessor ini sebagai acuan bagi pengguna, khususnya bagi LSP-LSP, Master Asesor maupun Asesor serta pihak-pihak lain yang membutuhkan. Jakarta, Maret 2006 Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 /

PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi yang diharapkan. Seorang asesor tidak hanya memiliki tugas untuk mengarahkan dan membimbing peserta uji kompetensi (Assessee) dalam proses uji kompetensi, lebih dari itu juga diharapkan berfungsi sebagai seorang fasilitator yang mampu mendorong dan membimbing peserta untuk menjalankan proses pembelajaran secara mandiri (self learning) dalam mencapai kompetensi yang dipersyaratkan. Melihat peran penting dari seorang asesor, perlu dipersiapkan suatu mekanisme dan prosedur dalam mempersiapkan, menyeleksi, melatih, mensertifikasi dan mengembangkan seorang asesor untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan. Untuk menjaga agar asesor dapat secara konsisten memiliki kinerja yang diharapkan perlu dipersiapkan pula suatu mekanisme yang dapat menjalankan fungsi informasi, komunikasi maupun hubungan kerja antara BNSP dengan asesor, sehingga asesor dapat terus mengikuti perkembangan dan tuntutan yang terus berkembang di masyarakat terutama di dunia industri. Disamping itu perlu dipersiapkan pula suatu aturan yang tegas dan jelas, agar asesor termotivasi untuk terus menjaga kualitas uji kompetensi yang dilaksanakan. Sejalan dengan pemikiran diatas, BNSP menerbitkan Pedoman Asesor dan Master Assessor ini sebagai acuan bagi pengguna, khususnya bagi LSP-LSP, Master Asesor maupun Asesor serta pihak-pihak lain yang membutuhkan. Jakarta, Maret 2006 Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 2 /

DAFTAR ISI PENGANTAR 1 Halaman BAB I PENDAHULUAN 3 1.1. Latar Belakang 3 1.2. Tujuan 3 1.3. Sasaran 4 1.4. Ruang Lingkup 4 1.5. Dasar Hukum 4 1.6. Pengertian-pengertian 5 BAB II FUNGSI, WEWENANG, PERSYARATAN DAN TUGAS ASESOR / MASTER ASESOR 8 2.1. Fungsi Asesor / Master Asesor 8 2.2. Wewenang Asesor / Master Asesor 8 2.3. Persyaratan menjadi Asesor 9 2.4. Kompetensi Asesor / MasterAsesor 10 2.5. Peran Asesor / MasterAsesor 11 2.6. Karakteristik Asesor / Master Asesor Penilai 12 BAB III PELATIHAN ASESOR / MASTER ASESOR 13 3.1. Tujuan pelatihan 13 3.2. Materi pelatihan 13 3.3. Metoda pelatihan 14 3.4. Waktu pelatihan 14 3.5. Tahapan pelatihan 14 3.6. Pelatih / fasilitator pelatihan 15 3.7. Penyelenggara pelatihan 15 BAB IV PROSEDUR SERTIFIKASI DAN MASA BERLAKU SERTIFIKAT ASESOR / MASTER ASESOR 16 4.1. Tujuan 16 4.2. Prosedur Sertifikasi 16 4.3. Sertifikasi dan Periode Penilaian 17 4.4. Sanksi dan Perbaikan 18 BAB V PENGENDALIAN ASESOR / MASTER ASESOR 19 4.5. Monitoring 19 4.6. Laporan 19 4.7. Evaluasi 19 4.8. Sanksi dan perbaikan 20 BAB V PENUTUP 21 LAMPIRAN-LAMPIRAN Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 3 /

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Implementasi sistim Pelatihan dan Penilaian Berbasis Kompetensi, mensyaratkan tersedianya Asesor Kompetensi (Workplace Assessors) sebagai salah satu komponen utama dalam proses penilaian. Penilai memiliki posisi dan peran yang strategis karena akan sangat menentukan kualitas uji kompetensi yang dilakukan. Asesor dengan kompetensi dan kewenangan yang dimilikinya dapat merekomendasikan keputusan apakah seseorang sudah kompeten atau belum kompeten terhadap unit standar kompetensi yang dinilai. Asesor tidak hanya dituntut untuk mampu menilai kompetensi seseorang, tetapi harus mampu membimbing dan mengarahkan peserta uji untuk dapat menampilkan seluruh kemampuan terbaik yang dimilikinya dalam memenuhi bukti-bukti yang dipersyaratkan pada satu atau sekelompok unit kompetensi tertentu. Dengan melihat posisi asesor seperti diuraikan diatas, perlu dipersiapkan suatu mekanisme bagaimana mempersiapkan asesor yang qualified dan certified, mulai dari penyeleksian, pelatihan serta uji kompetensi kepada calon asesor. 1.2. T u j u a n Tujuan dari diterbitkannya Pedoman Asesor / Master Asesor ini adalah : - Lembaga penyelenggara pelatihan dapat melaksanakan pelatihan Asesor di Tempat Kerja (Workplace Assessment) sesuai dengan persyaratan BNSP. - Asesor / Master Asesor dapat menjalankan wewenang, peran, kewajiban serta aturan-aturan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan uji kompetensi sesuai dengan ketentuan BNSP. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 4 /

- BNSP dapat mengendalikan dan menjaga kualitas pelatihan Asesor, kualitas penilaian Asesor dan kualitas sertifikasi asesor serta membina komunikasi dan kerjasama antara BNSP dengan Asesor. - Masyarakat/pengguna dan peserta uji kompetensi dapat memberikan fungsi kontrol dan masukan terhadap Asesor serta pelaksanaan uji kompetensi sesuai dengan ketentuan BNSP. 1.3. S a s a r a n Sasaran yang ingin dicapai dengan diterbitkannya Pedoman Asesor / Master Asesor ini adalah : - Tersedianya Asesor yang kompeten dalam melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku Pedoman Asesor / Master Asesor BNSP ini. - Tersedianya Master Asesor yang kompeten dalam melaksanakan pelatihan dan penilaian terhadap calon asesor dan master asesor sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku Pedoman Asesor / Master Asesor BNSP ini. 1.4. Ruang Lingkup Ruang lingkup/isi pembahasan pada Pedoman Penilai / Master Penilai ini meliputi : - Pengertian, peran serta persyaratan Asesor / Master Asesor - Pelatihan untuk Asesor / Master Asesor; serta - Prosedur sertifikasi dan periode registrasi Asesor / Master Asesor. 1.5. Dasar Hukum Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 5 /

Dasar hukum yang melandasi pembuatan dan pelaksanaan Pedoman Asesor dan Master Asesor adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian; 2. Undang-undang Nomor 1 tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri 3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi; 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi 5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan; 6. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 7. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 8. Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi; 9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional; 10. Keputusan Menteri tenaga Kerja dan transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 69/MEN/2004 tentang Perubahan Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Kep. 227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional; 1.6 Pengertian-pengertian Dalam Pedoman Asesor / Master Asesor ini yang dimaksud dengan: 1. Kompetensi Kerja adalah spesifikasi dari setiap sikap, pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta penerapannya secara efektif dalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang dipersyaratkan. 2. Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 6 /

uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi kerja nasional Indonesia atau regional atau internasional. 3. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 4. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang memungkinkan penyetaraan dan pengintegrasian antara jalur pendidikan, pelatihan kerja dan pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan dan penghargaan profesi. 5. Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang untuk melakukannya diperlukan kompetensi kerja yang dipersyaratkan serta memenuhi standar yang ditentukan dimana didalamnya terkandung pula nilainilai dan kode etik profesi. 6. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan kompetensi kerja pada jenis profesi tertentu yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi atau Badan Nasional Sertifikasi Profesi. 7. Lembaga Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat LSP adalah lembaga pelaksana uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi yang telah diakreditasi oleh dan mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi. 8. Badan Nasional Sertifikasi Profesi yang selanjutnya disingkat BNSP adalah lembaga independen yang bertugas melaksanakan sertifikasi kompetensi yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 2004. 9. Uji Kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis, untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum, kompeten pada kualifikasi atau unit kompetensi tertentu. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 7 /

10. Tempat Uji Kompetensi adalah tempat yang memenuhi persyaratan sebagai tempat untuk melaksanakan uji kompetensi sesuai dengan materi dan metoda uji kompetensi yang akan dilaksanakan. 11. Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan untuk melakukan uji kompetensi pada jenis dan kualifikasi profesi tertentu. 12. Master Asesor Kompetensi adalah seseorang yang memiliki kompetensi dan memenuhi persyaratan untuk melakukan pelatihan dan penilaian terhadap calon asesor dan master asesor. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 8 /

BAB II FUNGSI, WEWENANG, PERSYARATAN DAN TUGAS ASESOR / MASTER ASESOR 2.1. Fungsi Asesor dan Master Asesor 1. Fungsi Asesor Asesor memiliki fungsi untuk melaksanakan proses uji kompetensi terhadap peserta uji (orang yang dinilai) berdasarkan tugas yang diberikan oleh LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) atau BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). 2. Fungsi Master Asesor Master asesor memiliki fungsi untuk melatih dan menilai calon asesor dan master asesor dalam kerangka pelatihan dan sertifikasi asesor dan master asesor kompetensi. 2.2. Wewenang Asesor dan Master Asesor 1. Wewenang Asesor Wewenang seorang asesor adalah menilai dan memutuskan hasil uji kompetensi bahwa peserta uji telah memenuhi bukti yang dipersyaratkan untuk dinyatakan kompeten atau belum kompeten pada unit kompetensi yang dinilai serta merekomendasikan hasil tersebut kepada LSP atau BNSP. 2. Wewenang Master Asesor Wewenang yang dimiliki oleh Master Asesor adalah : - Menjadi pelatih pada program pelatihan asesor dan master asesor. - Menilai hasil uji kompetensi bahwa seorang calon asesor/master asesor telah memenuhi bukti yang dipersyaratkan untuk dinyatakan kompeten pada unit-unit kompetensi yang dipersyaratkan serta merekomendasikan hasil tersebut kepada BNSP. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 9 /

2.3. Persyaratan Asesor dan Master Asesor 2.3.1 Persyaratan Asesor Persyaratan yang harus dipenuhi Asesor adalah : - Memiliki sertifikat kompetensi pada unit-unit kompetensi merencanakan, melaksanakan dan mengkaji ulang asesmen yang dikeluarkan oleh BNSP. - Memiliki kompetensi pada unit-unit Kompetensi yang akan diujikan sesuai dengan bidangnya Proses untuk menjadi asesor sesuai dengan persyaratan adalah : - Mengikuti program Pelatihan Asesor Kompetensi (Workplace Assessor Training Program) secara lengkap - Melaksanakan uji kompetensi mandiri minimal dua kali - Mengikuti proses penilaian yang sekaligus merupakan uji kompetensi yang dilakukan oleh Master Asesor - Direkomendasikan dan dinyatakan kompeten sebagai asesor kompetensi sesuai dengan unit-unit kompetensi penilaian yang bdipersyaratkan 2. Persyaratan Master Asesor Persyaratan yang harus dipenuhi Master Asesor adalah : - Memiliki sertifikat kompetensi sebagai Master Asesor yang dikeluarkan oleh BNSP. Proses untuk menjadi master asesor sesuai dengan persyaratan adalah : - Mengikuti program pelatihan untuk master asesor secara lengkap. - Melaksanakan minimal dua kali pelatihan asesor sebagai asisten pelatih/master asesor. - Melaksanakan minimal 5 kali penilaian terhadap calon asesor kompetensi - Direkomendasikan dan dinyatakan kompeten sebagai master asesor kompetensi sesuai dengan unit-unit kompetensi yang dipersyaratkan. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 10 /

2.4. Kompetensi Asesor dan Master Asesor 1. Kompetensi Asesor Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang asesor adalah sebagai berikut : 1. Merencanakan Penilaian ( MET.AS.00.001.01) 2. Melaksanakan Penilaian ( MET.AS.00.002.01) 3. Mengkaji Ulang Penilaian ( MET.AS.00.003.01) 2. Kompetensi Master Asesor Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Master asesor adalah sebagai berikut : 1. Merencanakan Penilaian ( MET.AS.00.001.01) 2. Melaksanakan Penilaian ( MET.AS.00.002.01) 3. Mengkaji Ulang Penilaian ( MET.AS.00.003.01) 4. Melatih Kelompok Kecil ( MET.PL.00.002.01) 5. Merencanakan dan Mempromosikan Program Pelatihan ( MET.PL.00.003.01) 6. Merencanakan sejumlah sesi Pelatihan ( MET.PL.00.004.01) 7. Memberikan Pelatihan ( MET.PL.00.005.01) 8. Mengkaji Ulang Pelatihan ( MET.PL.00.006.01) (Perincian unit kompetensi untuk Asesor dan Master Asesor terlampir lampiran 1) 2.5. Tugas Asesor dan Master Asesor 1. Tugas asesor Tugas dari seorang asesor adalah : - Memberikan masukan dalam pengembangan materi uji kompetensi. - Memberikan masukan terhadap perbaikan dan pengembangan proses uji kompetensi. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 11 /

- Berpartisipasi dalam aktifitas sosialisasi dan penerapan pelatihan/ penilaian berbasis kompetensi. 2. Tugas Master Asesor Tugas dari seorang Master Asesor adalah : - Memberikan masukan terhadap perbaikan dan pengembangan proses pelatihan dan penilaian asesor dan master asesor. - Melaksanakan fasilitasi, mentoring serta pengembangan asesor. - Berpartisipasi dalam aktifitas pengembangan proses uji kompetensi, termasuk mengkaji ulang pelaksanaan uji kompetensi. - Melaksanakan pengembangan materi uji kompetensi. - Berpartisipasi dalam aktifitas penerapan dan pengembangan pelatihan dan penilaian berbasis kompetensi. - Melaksanakan fasilitasi dan mentoring implementasi pelatihan dan penilaian berbasis kompetensi di tempat kerja. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 12 /

BAB III PELATIHAN ASESOR / MASTER ASESOR 3.1. Tujuan Pelatihan Tujuan pelatihan asesor kompetensi adalah untuk menghasilkan tenagatenaga asesor yang mampu melaksanakan penilaian atau uji kompetensi terhadap peserta uji dalam ruang lingkup kompetensi teknis sesuai dengan bidangnya masing-masing. Sedangkan tujuan pelatihan master asesor kompetensi adalah untuk menghasilkan pelatih dan penilai asesor yang mampu melaksanakan pelatihan serta penilaian terhadap calon asesor dan master asesor kompetensi. 3.2. Materi Pelatihan 1. Materi Pelatihan Asesor Materi pelatihan asesor uji kompetensi secara garis besar meliputi : Pengertian dan konsep uji kompetensi/penilaian Prinsip-prinsip penilaian Dimensi kompetensi Langkah-langkah dalam melaksanakan uji kompetensi/penilaian Merencanakan penilaian Melaksanakan penilaian Mengkaji ulang (me-review) penilaian Prosedur uji kompetensi : Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of current competency) Latihan / praktek uji kompetensi Uji kompetensi mandiri 2. Materi Pelatihan Master Asesor Materi pelatihan untuk Master Asesor terdiri dari materi pelatihan untuk asesor serta materi-materi tentang kepelatihan yang meliputi : - Pendalaman materi kompetensi asesor - Menilai calon asesor - Melatih kelompok kecil Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 13 /

- Merencanakan dan mempromosikan program pelatihan - Merencanakan sejumlah sesi pelatihan - Memberikan pelatihan - Mengkaji ulang pelatihan - Magang pada pelatihan asesor kompetensi 3.3. Metoda Pelatihan Metoda pelatihan yang digunakan, meliputi : - Ceramah - Diskusi - Tanya jawab - Studi kasus - Simulasi - Latihan/role play - Praktek - On the job training - Serta metoda-metoda lain yang relevan 3.5. Durasi Pelatihan Durasi pelatihan untuk asesor kompetensi dilaksanakan selama minimal 5 (lima) hari atau 40 jam termasuk simulasi atau latihan/praktek, diluar dua kali uji kompetensi mandiri serta satu kali penilaian sebenarnya atau real assessment. Sedangkan durasi untuk pelatihan master asesor atau pelatih asesor adalah minimal 10 (sepuluh) hari atau 80 jam, termasuk pendalaman materi pelatihan asesor, micro teaching serta pelaksanaan magang. Pelaksanaan pelatihan asesor atau master asesor dapat dilaksanakan secara berturut-turut atau bertahap sesuai dengan kebutuhan. Untuk pelaksanaan penilaian sebenarnya sebaiknya direncanakan waktu khusus sesuai dengan kesiapan calon asesor / master asesor, peserta uji serta perusahaan/institusi yang menjadi tempat uji kompetensi. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 14 /

3.4. Tahapan Pelatihan 1. Pelatihan asesor Tahap pelaksanaan pelatihan dalam paket pelatihan untuk asesor sampai dengan proses penilaian adalah sebagai berikut : - Pendalaman dasar-dasar teori (3-4 hari), termasuk pelaksanaan simulasi praktek, minimal 1 kali latihan (1-2 hari) - Praktek lapangan (penilaian mandiri), minimal 2 kali uji kompetensi yang dilaksanakan secara mandiri. - Tahap penilaian akhir (real assessment) yang pelaksanaannya dinilai langsung oleh master asesor yang ditunjuk. Tahap ini dilaksanakan dalam rentang waktu 1 bulan setelah penilaian mandiri 2. Pelatihan Master Asesor Tahap-tahap dalam paket pelatihan untuk master asesor sampai dengan proses penilaian adalah sebagai berikut : - Pendalaman dasar-dasar teori (6-7 hari), termasuk pelaksanaan praktek (micro teaching) minimal 1 kali (3-4 hari) - Praktek melatih pada pelatihan asesor (magang), minimal 1 kali - Praktek melaksanakan penilaian asesor minimal 5 kali - Tahap penilaian akhir, berupa turut serta dalam pelaksanaan pelatihan asesor kompetensi sebagai pelatih dan dinilai secara langsung oleh master asesor yang ditunjuk. 3.6. Pelatih/Fasilitator Pelatihan Kualifikasi pelatih atau fasilitator yang dapat memberikan pelatihan pada program Pelatihan Asesor adalah master asesor sedangkan untuk program Pelatihan Master Asesor atau pelatihan untuk pelatih asesor adalah master asesor yang pernah melaksanakan pelatihan asesor minimal 5 (lima) kali. 3.7. Penyelenggara Pelatihan Penyelenggara pelatihan asesor kompetensi adalah badan hukum yang dapat terdiri dari : - Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 15 /

- Asosiasi profesi, asosiasi perusahaan, Lembaga pendidikan/pelatihan, instansi teknis serta konsultan di bidang pengembangan SDM. Penyelenggara pelatihan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : - Dapat menyediakan sarana dan prasarana pelatihan yang dibutuhkan. - Memiliki sistim dokumentasi yang memadai sebagai bagian dari proses pengendalian mutu pelatihan asesor. 3.8. Peserta Pelatihan Asesor Kompetensi Peserta pelatihan asesor adalah tenaga kerja yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : - Telah mengikuti pelatihan CBT Awareness. - Memiliki kompetensi pada bidangnya atau memiliki latar belakang pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja yang relevan dengan bidang profesinya serta telah mendapatkan pengakuan dari LSP terkait. - Peserta pelatihan telah mendapatkan rekomendasi atau diusulkan oleh LSP terkait sesuai dengan dengan bidang profesinya. - Apabila pada sektor/profesi yang bersangkutan belum ada LSP-nya, peserta diusulkan oleh calon LSP, asosiasi profesi, asosiasi perusahaan/industri, instansi teknis, industri, lembaga pendidikan/pelatihan serta institusi lain yang relevan. Untuk mencapai efektifitas pelatihan asesor, jumlah peserta pelatihan dibatasi maksimal 20 orang untuk setiap angkatan. 3.9. Peserta Pelatihan Master Asesor Kompetensi Peserta pelatihan master asesor adalah tenaga kerja yang telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : - Memiliki sertifikat asesor kompetensi atau telah direkognisi oleh BNSP. - Memiliki pengalaman melaksanakan asesmen/uji kompetensi minimal 20 (dua puluh) kali dibidangnya masing-masing. - Peserta pelatihan telah mendapatkan rekomendasi atau diusulkan oleh LSP terkait sesuai dengan dengan bidang profesinya. - Apabila pada sektor/profesi yang bersangkutan belum ada LSP-nya, peserta diusulkan oleh calon LSP, asosiasi profesi, asosiasi Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 16 /

perusahaan/industri, instansi teknis, industri, lembaga pendidikan/pelatihan serta institusi lain yang relevan. Untuk mencapai efektifitas pelatihan asesor, jumlah peserta pelatihan dibatasi maksimal 20 orang untuk setiap angkatan. 3.10. Prosedur Penyelenggaraan Pelatihan Prosedur penyelenggaraan pelatihan asesor kompetensi adalah sebagai berikut: 1. Lembaga penyelenggara pelatihan (LSP, Asosiasi Profesi/Perusahaan, Lembaga Pelatihan/Pendidikan, lembaga konsultan atau Instansi Teknis) mengajukan surat pemberitahuan kepada BNSP untuk melaksanakan Pelatihan Asesor Kompetensi. 2. Apabila pelatihan akan dilaksanakan oleh lembaga/instansi non LSP (Asosiasi Profesi/Perusahaan, Lembaga Pelatihan/Pendidikan, konsultan atau Instansi Teknis), maka lembaga yang bersangkutan harus melaksanakan koordinasi terlebih dahulu dengan LSP terkait termasuk rekomendasi peserta, baru mengajukan surat pemberitahuan kepada BNSP. 3. Penyelenggara pelatihan merekomendasikan master asesor atau pelatih asesor sesuai dengan daftar nama master asesor yang sudah disertifikasi oleh BNSP. 4. BNSP mengeluarkan surat tugas untuk melaksanakan pelatihan kepada master asesor yang direkomendasikan. 5. Penyelenggara pelatihan memberikan informasi kepada BNSP yang meliputi jadwal, tempat, pelatih serta peserta pelatihan asesor. 6. BNSP memeriksa dan memastikan bahwa penyelenggaraan pelatihan sudah memenuhi persyaratan yang sudah ditentukan. 7. Lembaga penyelenggara pelatihan melaksanakan pelatihan asesor kompetensi sesuai dengan ketentuan yang ada pada buku pedoman ini. 8. Lembaga penyelenggara pelatihan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelatihan sampai dengan tahap penilaian/uji kompetensi mandiri. 9. Lembaga penyelenggara pelatihan memberikan laporan mengenai pelaksanaan pelatihan asesor kompetensi kepada BNSP. 10. Lembaga penyelenggara pelatihan memfasilitasi peserta yang sudah siap untuk dinilai dalam rangka sertifikasi kepada BNSP. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 17 /

BAB IV SERTIFIKASI ASESOR / MASTER ASESOR 4.1. Tujuan Sertifikasi Tujuan sertifikasi asesor dan master asesor adalah untuk memberikan pengakuan serta bukti tertulis bahwa asesor dan master asesor yang namanya tertera pada sertifikat telah memenuhi seluruh persyaratan yang telah ditetapkan. Sertifikat ini sekaligus sebagai dasar kewenangan bagi asesor dan master asesor untuk melaksanakan proses uji kompetensi. 4.2. Prosedur Sertifikasi Sertifikasi asesor/master asesor dilakukan oleh BNSP dengan prosedur sebagai berikut : 1. Calon asesor/master asesor mengajukan aplikasi/permohonan untuk mengikuti proses sertifikasi. 2. Calon asesor/master asesor melengkapi persyaratan yang ditetapkan oleh BNSP. 3. BNSP menunjuk tim penilai/penguji untuk melaksanakan penilaian terhadap calon asesor/master asesor. 4. BNSP menetapkan jadwal untuk melaksanakan uji kompetensi yang dikoordinasikan bersama dengan tim penilai dan calon asesor atau calon master asesor. 5. Penilai/penguji melaksanakan proses penilaian terhadap calon asesor/master asesor. 6. Penilai/penguji memutuskan hasil penilaian dan membuat rekomendasi keputusan penilaian. 7. Penilai/penguji memberikan rekomendasi hasil penilaian ternadap calon asesor/master asesor kepada BNSP. 8. BNSP menetapkan keputusan akhir hasil penilaian. 9. BNSP menerbitkan sertifikat kompetensi untuk asesor/master asesor. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 18 /

4.3. Registrasi Registrasi asesor dan master asesor dilaksanakan oleh BNSP dengan mengacu kepada sistim registrasi seperti yang tercantum pada pedoman penerbitan sertifikat kompetensi. 4.4. Masa Berlaku Sertifikat 1. Masa Berlaku Sertifikat Masa berlaku sertifikat asesor dan master asesor adalah dua tahun dengan ketentuan sebagai berikut : Asesor kompetensi : - Asesor melaksanakan minimal enam kali penilaian dalam setiap kurun waktu satu tahun. Master Asesor : - Melaksanakan pelatihan dan penilaian terhadap calon asesor/ master asesor kompetensi minimal satu kali dalam kurun waktu satu tahun 2. Perpanjangan sertifikat - Sertifikat dapat diperpanjang melalui proses Recognition of Current Competency (RCC) - Dalam melaksanakan registrasi ulang, asesor / master asesor diminta untuk menunjukkan bukti-bukti pendukung yang dipersyaratkan. Asesor atau master asesor yang tidak aktif selama kurun waktu 1 tahun terakhir diwajibkan mengikuti program up grading. Asesor atau master asesor yang tidak aktif selama kurun waktu 2 tahun terakhir diwajibkan mengikuti pelatihan ulang. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 19 /

4.1. Monitoring BAB V PENGENDALIAN ASESOR / MASTER ASESOR Monitoring bertujuan untuk mengawasi dan memastikan bahwa pelaksanaan uji kompetensi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh BNSP. Monitoring terhadap asesor/master asesor dilaksanakan melalui proses surveilen yang dilaksanakan minimal satu tahun sekali. Ruang lingkup surveilen meliputi audit dokumentasi uji kompetensi yang telah dilaksanakan maupun observasi langsung terhadap pelaksanaan uji kompetensi. Proses monitoring dilaksanakan oleh tim yang ditunjuk oleh BNSP bekerjasama dengan LSP terkait. 4.2. Pelaporan Materi pelaporan dibuat berdasarkan hasil surveilen yang meliputi pengkajian terhadap dokumentasi proses uji kompetensi dan/atau terhadap proses uji kompetensi yang dilaksanakan secara langsung. Materi pelaporan minimal meliputi : - Kesesuaian materi uji kompetensi terhadap standar kompetensi - Penerapan dan pengembangan metoda uji kompetensi - Penerapan dan pengembangan sumber-sumber daya uji kompetensi - Penerapan prinsip-prinsip uji kompetensi - Validitas proses uji kompetensi - Kesesuaian proses uji kompetensi terhadap keputusan/rekomendasi hasil uji kompetensi - Dokumentasi/adminstrasi uji kompetensi Laporan uji kompetensi dibuat oleh tim monitoring yang dibentuk BNSP. 4.3. Evaluasi Evaluasi dimaksudkan sebagai tindak lanjut dari laporan yang sudah dibuat berupa analisa dan pengkajian terhadap kinerja asesor/master asesor sesuai dengan ruang lingkup materi pelaporan. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 20 /

Hasil evaluasi berupa rekomendasi terhadap asesor yang dimonitor terkait dengan peninjauan terhadap kelayakan asesor dalam melaksanakan uji kompetesi. 4.4. Sanksi dan Pembinaan 1. Asesor Kompetensi. Sertifikat asesor akan ditinjau ulang atau dicabut dengan ketentuan sebagai berikut : - Asesor untuk sementara tidak diperbolehkan melaksanakan uji kompetensi, apabila dalam kurun waktu dua belas bulan berturutturut tidak pernah melaksanakan uji kompetensi. Asesor diperbolehkan melaksanakan uji kompetensi kembali setelah melakukan perbaikan berupa satu kali uji kompetensi yang disupervisi oleh master asesor. - Apabila dalam kurun waktu delapan belas bulan berturut-turut asesor tidak pernah melaksanakan uji kompetensi, maka asesor diwajibkan untuk :. Melaksanakan program pelatihan/up grading dibidang uji kompetensi sebagai asesor dibawah pengarahan dan bimbingan master asesor. Melaksanakan satu kali uji kompetensi dibawah supervisi master asesor. - Asesor akan dicabut kewenangannya untuk menilai apabila dengan sengaja melanggar ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pedoman uji kompetensi atau menyalahgunakan kewenangan yang dimilikinya. Kewenangan sebagai asesor akan diberikan kembali, setelah memenuhi program perbaikan dan persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh BNSP sesuai dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. 2. Master Asesor Kompetensi. Sertifikat master asesor akan ditinjau ulang atau dicabut dengan ketentuan sebagai berikut : - Master asesor untuk sementara tidak diperbolehkan melaksanakan pelatihan dan penilaian terhadap calon asesor, apabila dalam Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 21 /

kurun waktu dua belas bulan berturut-turut tidak pernah melaksanakan pelatihan dan penilaian terhadap calon asesor. Master asesor diperbolehkan melaksanakan pelatihan dan penilaian kembali terhadap calon asesor setelah melakukan perbaikan berupa satu kali pelatihan dan/atau penilaian yang disupervisi oleh master asesor. - Apabila dalam kurun waktu delapan belas bulan berturut-turut asesor tidak pernah melaksanakan pelatihan dan penilaian, maka master asesor diwajibkan untuk :. Melaksanakan program pelatihan/up grading dibidang pelatihan dan penilaian dibawah pengarahan dan bimbingan master asesor. Melaksanakan satu kali pelatihan dan penilaian dibawah supervisi master asesor. - Master asesor akan dicabut kewenangannya untuk melatih dan menilai calon asesor, apabila dengan sengaja melanggar ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam pedoman uji kompetensi atau menyalahgunakan kewenangan yang dimilikinya. Kewenangan sebagai master asesor akan diberikan kembali, setelah memenuhi program perbaikan dan persyaratan tertentu yang ditetapkan oleh BNSP sesuai dengan jenis pelanggaran yang ditentukan. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 22 /

BAB V PENUTUP Pada prinsipnya rekomendasi yang dikeluarkan oleh Asesor dan Master Asesor kepada LSP/BNSP dari hasil uji kompetensi peserta penilaian/uji kompetensi merupakan dasar keputusan dalam mendapatkan sertifikat kompetensi. Dengan demikian, merupakan suatu keharusan bahwa seorang asesor dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, agar hasil kerjanya dalam memutuskan kompetensi seseorang betul-betul dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh BNSP, seperti yang terdapat pada Pedoman Asesor / Master asesor ini. Keberadaan asesor yang kompeten dalam jumlah memadai, diharapkan dapat mendukung kerangka kerja yang dikembangkan oleh BNSP bersama-sama dengan LSP-LSP, dimana sasaran akhirnya adalah tersedianya SDM (Sumber Daya Manusia) yang kompeten, profesional dan memiliki daya saing tinggi dalam memenuhi kebutuhan dunia kerja di dalam dan di luar negeri. Semoga dengan diterbitkannya Pedoman Asesor / Master Asesor ini, dapat memberikan manfaat kepada lembaga-lembaga maupun individu yang memiliki kepentingan dan keterkaitan dengan penyelenggaraan proses pelatihan dan penilaian berbasis kompetensi di Indonesia. Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final /