Mursyidin STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari

Analisis Harga Pokok Produksi Amplang Pada UD Mawar Sari Di Samarinda. Ety Murdiana Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

ANALISIS HARGA POKOK PENJUALAN BERAS PADA PT BAROKAH MAKMUR, KEC. SAMBOJA, KAB. KUTAI KARTANEGARA. Oleh :

ABSTRACT. Keywords: Cost of Production - Full Costing

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN HARGA JUAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA HOME INDUSTRY KHOIRIYAH DI TAMAN SARI, SINGARAJA.

PENGARUH BIAYA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN AKTIVA TETAP TERHADAP PRODUKTIVITAS PRODUKSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Inesco Taraju Tasikmalaya)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA CV. ABADI JASA. Latifa Tri Utami Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang.

ABSTRAK ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI RUMAH PADA PT. PANJI JAYA MULIA PEKANBARU OLEH

ANALISIS PENDEKATAN COST PLUS DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA KOTA KEDIRI

Kata Kunci : Metode Full Costing dan Variabel Costing

PERHITUNGAN COST OF GOODS MANUFACTURED SEBAGAI DASAR PENENTU HARGA JUAL MENGGUNAKAN FULL COSTING METHOD (Studi Kasus pada UMKM Mie Basah Pak Taman)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN (Studi pada UD. GALIH JATI Semarang)

PERANAN ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI SALAH SATU ALAT PENGENDALIAN BIAYA

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

Andre Henri Slat, Analisis Harga Pokok ANALISIS HARGA POKOK PRODUK DENGAN METODE FULL COSTING DAN PENENTUAN HARGA JUAL. Oleh : Andre Henri Slat

Perhitungan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Metode Harga Pokok Pesanan Pada CV. Intan Abadi Di Samarinda

Silvia Porawouw, Analisis Perbandingan Metode Penentuan

Management Analysis Journal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ANALISIS METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE FULL COSTING PADA PT. SUMBER DJAJA PERKASA SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Mulyadi ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut yaitu :

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN COST PLUS PRICING DALAM KEPUTUSAN PENETAPAN HARGA JUAL UNTUK PESANAN KHUSUS PADA UD. DEWA BAKERY MANADO

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH PERUM PERUMNAS BENGKURING SAMARINDA. Basuki Setyono 1

ANALISIS ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PT. PAYUNG PUSAKA MANDIRI PERIODE SKRIPSI

PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK (BOP) STANDAR DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada PT. Sigi Multi Sejahtera Pasuruan Tahun 2011)

SITI JAZILAH

Jurnal Cendekia Vol 12 No 3 Sept 2014 ISSN

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENETAPAN HARGA JUAL PRODUK FURNITURE

ANALISIS COST OF CAPITAL

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LAB. PENGANTAR AKUNTANSI 3 (ED) KODE / SKS : KD / 2 SKS

Penerapan Metode Full Costing Untuk Perhitungan Harga Jual Produk Pada Industri Kecil (Studi Kasus Home Industry Citra Snack Pekanbaru)

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

ANALISIS PENETAPAN HARGA DALAM PRODUK PESANAN PADA USAHA KUE HANIF CAKE. Santi Pertiwi Hari Sandi ABSTRAK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA*/** (EB) KODE / SKS : KK / 3 SKS

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN FULL COSTING METHOD DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL BOLA PLASTIK PADA UD. BUMI PUTRA

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING DAN VARIABLE COSTING PADA TAHU MANG UJANG PEKANBARU ABSTRACT

ACTIVITY COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN BIAYA PENDIDIKAN ( STUDI KASUS PADA SMP 4 KOTA BANGUN ) Haris eko Mursalim 1 1

Penerapan Metode Variable Costing dalam Pengambilan Keputusan Jangka Pendek untuk Menerima Pesanan pada CV Nasional Batako Kupang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Tradisional dan Activity Based Costing (ABC) pada UD. Cella Cake dan Bakery Manado

BAB II HARGA POKOK PRODUKSI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN COST OF PRODUCTION DENGAN METODE BIAYA PENUH PADA USAHA KECIL MENENGAH (STUDI KASUS UKM TAHU ECO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA CV.KRAMA AGUNG SAMARINDA Oleh : SARI PERDANAWATI WIDYA SHOFIANA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PENDAPATAN DAN BEBAN DALAM KAITANNYA DENGAN MATCHING PRINCIPLE PADA PG WATOETOELIS-SIDOARJO

STEVIA ISSN No Vol. II No. 01-Januari 2012

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA KUALITAS DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PT. INSERA SENA SIDOARJO SKRIPSI

biaya produksi yang terjadi. Pengendalian biaya produksi dan penetapan harga memberikan pengaruh langsung terhadap harga pokok produksi yang akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ni Made Rahayu Megawati. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Penggunaan Metode Gross Margin Pricing Dalam Menentukan Harga Jual Produk Keramik Pada CV Sumber Mitra Utama Di Samarinda

ANALISIS METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PT. SINAR BINTANG SELATAN DI MAKASSAR SULTAN ISKANDAR STIE YPUP MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usaha atau suatu bisnis dapat mengambil keputusan dengan tepat.

PERBANDINGAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI ANTARA SISTEM JOB COSTING DAN FULL COSTING. (Studi Kasus Pada Meubel Bagus Semarang)

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALI BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Gadang Rejo Sentosa Malang)

PENENTUAN HARGA JUAL PESANAN KHUSUS DAUN PINTU PANEL BENGKIRAI PADA CV ARINDA DI SAMARINDA. Asmah 1

Analisis Perhitungan Kos Produk Kubah Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada UKM Bakat Jaya

TRI WULANDARI Eddy Soegiarto K Imam Nazarudin Latif

PENENTUAN HARGA POKOK PESANAN PADA UD. RUDI BANJARMASIN. Reka Adyana. (Universitas Lambung Mangkurat)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melakukan pengamatan, pengumpulan data, dan. melakukan analisis atas data yang telah diperoleh dari perusahaan Bakpia

ANALISIS BIAYA STANDAR SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI (Studi pada PT. Malang Indah Genteng Rajawali)

EVALUASI METODE PENILAIAN PERSEDIAAN KAITANNYA DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN Studi kasus pada Cabang PT. CLI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM TRADISIONAL DENGAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM PADA INDUSTRI KERAJINAN BAMBU KARTI AJI

PENERAPAN SYSTEM ACTIVITY BASED COSTING (SISTEM ABC) SEBAGAI ALTERNATIF DALAM MENENTUKAN HARGA POKOK PRODUKSI (Studi pada CV. Indah Cemerlang Malang)

BAB I PENDAHULUAN. kecil dan menengah. Untuk itu pihak manajemen dalam sebuah perusahaan perlu

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

SISTEM INFORMASI HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENJUALAN

Penentuan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Fortuna Meubel. Fachmi Pachlevi Yandra NIM :

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HARGA POKOK PESANAN PADA TOKO YELLA BAKERY BANJARMASIN

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PERLAKUAN PRODUK SAMPINGAN PADA UD. SARI NADI SINGARAJA TAHUN 2012

PELATIHAN PENCATATAN KEUANGAN UNTUK USAHA KECIL

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada CV.AL-MUGHIST Udanawu blitar) ABSTRAK

ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PT. BANGUN TENERA RIAU PEKANBARU. Riani Sukma Wijaya 1. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PESANAN DALAM MENETAPKAN HARGA JUAL PADA USAHA LAS PALANDAN DI DESA PALANDAN KECAMATAN BAEBUNTA KABUPATEN LUWU UTARA

PENGGUNAAN COST-VOLUME-PROFIT ANALYSIS (CVP ANALYSIS) UNTUK MERENCANAKAN LABA PADA PT. MASSINDO SOLARIS NUSANTARA

Penetapan Biaya Produksi Pada Home Industri Pembuatan Gelang Dan Tasbih (Studi kasus pada UD. Gaharu Murni)

PENERAPAN METODE FULL COSTING SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN HPP DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK DUPA PADA UD GANESHA

Sistem Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Jual pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan ZULIA HANUM

SKRIPSI Digunakan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Pada Program Studi Akuntansi

BAB IV KESIHPULAN DAN SARAN

yang bersifat variabel maupun tetap. Sedangkan pada metode variabel costing biaya produksi yang diperhitungkan hanyalah yang bersifat variabel saja. D

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PESANAN KHUSUS DENGAN MENGGUNAKAN VARIABLE COSTING PADA UD. DEWI MEUBEL

Transkripsi:

ANALISIS SELISIH BIAYA PRODUKSI SOFA PADA UD PRIMA MEUBEL DI TANJUNG REDEB Mursyidin STIE Muhammadiyah Tanjung Redeb ABSTRACT The purpose of this study was conducted to determine the cost of goods sold sofa in UD.Prima Furniture in Tanjung Redeb 2015 as well as to compare the cost of goods sold sofa set by UD Prima Furniture in Tanjung Redeb 2015 by determining the cost of goods sold based on cost accounting theory approach. Based on the results of this analysis is known that there is a big difference between cost of gods sold calculation sofa production assigned by UD.Prima Furniture with a calculation of the cost of goods sold based on cost accounting theory approach with the full costing method. The difference is greater the cost of goods sold sofa production per unit between the company and the theory is due to differences in recognizing the magnitude of the amount of overhead costs both fixed and variable. The hypothesis is rejected because the cost of good sold calculation sofa set by UD Prima Furniture in Tanjung Redeb greater than the cost of goods sold calculation based on approach to accounting theory. Key word : Cost of goods sold, full costing method PENDAHULUAN Kemajuan dunia usaha dewasa ini jauh berkembang dengan pesat, baik dalam skala besar maupun kecil dan juga perkembangan di sektor industri yang memiliki peran penting dalam sektor perekonomian. Banyaknya perusahaan industri yang terus menerus bermunculan, akan menimbulkan suatu persaingan diantara industri sejenis maupun yang tidak sejenis untuk dapat menguasai pasar akan hasil produk perusahaan tersebut. Perusahaan-perusahaan atau industriindustri yang didirikan maupun yang beroperasi tentu memiliki suatu tujuan atau rencana yang akan dicapai. Dari sekian banyak tujuan yang hendak dicapai perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Adapun komponen pembentuk laba adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan produk dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, sedangkan biaya adalah pengorbanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi atau menghasilkan barang Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 83

maupun jasa. Menurut Mulyadi (1992) biaya tersebut disebut sebagai biaya harga pokok atau harga pokok produksi. Untuk menentukan besarnya biaya tersebut haruslah tepat dan akurat sehingga harga pokok yang terjadi juga akan menunjukkan harga pokok yang sesungguhnya. Didalam penentuan harga pokok produksi, informasi yang dibutuhkan oleh manajemen adalah informasi mengenai biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead perusahaan. Ketiga jenis biaya tersebut harus ditentukan secara cermat, baik dalam pencatatan maupun penggolongan. Sehingga informasi harga pokok produksi yang dihasilkan dapat diandalkan baik untuk penentuan harga jual produk maupun untuk perhitungan laba rugi periodik. UD Prima Meubel adalah salah satu perusahaan yang beralamat di Jalan S.M. Aminuddin di Tanjung Redeb Kabupaten Berau merupakan perusahaan industri kecil dan menengah yang memproduksi sofa dari satu atau beberapa macam bahan baku dalam satu proses produksi. Adapun sofa yang diproduksi UD Prima Meubel terdiri dari sofa single seat, sofa 2 seat, sofa 3 seat dan sofa 4 seat. Dalam usahanya memproduksi sofa diperlukan biaya produksi yang berupa biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, dimana kesemuanya itu merupakan elemen pembentuk harga pokok produksi. Dalam melakukan perhitungan harga pokok produksi, UD Prima Meubel di Tanjung Redeb menetapkan berdasarkan metode full costing. Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku tetap maupun variabel pada periode yang bersangkutan tanpa melihat biaya tersebut sudah sesuai atau tidak dibebankan dalam perhitungan harga pokok produksi. Ketidaktepatan dalam menentukan harga pokok produksi akan berakibat pada kebijaksanaan yang diambil oleh pihak manajemen dalam menentukan harga jual produk cenderung tinggi dan sebaliknya harga jual akan kompetitif dipasaran Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 84

apabila harga pokok yang ditetapkan lebih teliti. Perusahaan yang memproduksi barang secara bersama, akan mengalami masalah dalam mengalokasikan biaya bersama yang diserap oleh masing-masing jenis produk. Masalah utama dalam mengalokasikan biaya bersama tersebut adalah memilih metode alokasi biaya bersama yang adil dan tepat untuk dipakai. Hal ini sangatlah penting karena perbedaan metode alokasi yang dipakai akan mengakibatkan perbedaan dalam menentukan biaya yang diserap oleh masing-masing jenis produk. Perbedaan dalam menentukan biaya yang diserap oleh masing-masing jenis produk akan berakibat pada kebijaksanaan yang diambil oleh pihak manajemen perusahaan terhadap harga jual produk cenderung tidak tepat pula. Dalam melakukan aktivitas produksi berbagai jenis produknya, UD Prima Meubel di Tanjung Redeb tidak memperlakukan biaya bersama terhadap biaya yang telah dikeluarkan karena UD Prima Meubel di Tanjung Redeb tidak mengetahui apa itu biaya bersama. Dalam melakukan analisis, diberlakukan biaya bersama terhadap biaya overhead pabrik yang telah dikeluarkan karena akan sangat sulit menentukan biaya overhead pabrik untuk masing-masing jenis produk mengingat biaya overhead pabrik dikeluarkan dan digunakan untuk keperluan bersama berbagai jenis produk. Untuk mengalokasikan biaya bersama ini UD Prima Meubel di Tanjung Redeb menggunakan metode nilai jual relatif. Metode nilai jual relatif dihitung berdasarkan persentase nilai jual berbagai jenis produk yang dihasilkan perusahaan, jadi biaya bersama yang dikeluarkan dikalikan dengan persentase jumlah penjualan berbagai jenis produk. Nilai jual yang dimaksud dalam metode ini adalah perkalian antara volume penjualan terhadap harga jual. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Analisis harga pokok produksi berdasarkan jenis sofa pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2014. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 85

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Akuntansi Biaya Dalam suatu perusahaan manajemen memerlukan informasi tentang biaya, guna mencapai tujuan yang diinginkan dan informasi biaya tersebut terdapat di dalam akuntansi biaya. R.A. Supriyono (2003) menyatakan bahwa: Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya. Menurut Ralph S. Polimeni dan James A yang dikutip oleh Kamaruddin Akmad (2003) mendefinisikan akuntansi biaya sebagai berikut: Akuntansi biaya adalah proses pengidentifikasian, perangkuman dan penafsiran aneka informasi yang diperlukan untuk perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan manajemen serta perhitungan biaya atau harga pokok barang yang diproduksi. Sedangkan Mulyadi (2005) menyatakan bahwa: Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya, pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa akuntansi biaya adalah sebagai salah satu unsur yang menyediakan informasi bagi kepentingan-kepentingan manajemen untuk membantu mengelola perusahaan dimana terdapat tiga tujuan pokok yaitu penentuan harga pokok produk, pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan khusus. Tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat penting bagi suatu perusahaan karena dapat memberikan informasi berdasarkan fakta-fakta yang relevan. Sehingga pihak manajemen perusahaan dapat membuat keputusan yang terbaik untuk perusahaan dan mengevaluasi kinerja yang telah dicapai perusahaan tersebut. Murti Sumarni dan John Soeprihanto (2003) menyatakan pendapatnya mengenai tujuan akuntansi biaya sebagai berikut: Tujuan atau manfaat dari akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk: Penentuan harga pokok yang dihasilkan perusahaan dengan tepat dan Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 86

teliti, Perencanaan dan pengendalian biaya dan Pengambilan keputusan khusus. Pengertian Biaya Biaya merupakan elemen yang terdapat di suatu perusahaan yang sangat perlu diperhatikan oleh pihak manajemen agar dapat mengendalikan perusahaan sehingga tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai yaitu memperoleh laba sebesar mungkin dengan cara menekan biaya serendah mungkin. Setiap perusahaan yang menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa memerlukan pengorbanan atas faktor-faktor produksi. Dalam dunia akuntansi banyak dikenal asumsi-asumsi/konsep dasar mengenai definisi biaya (cost) yang dikemukakan oleh pakar-pakar akuntansi, kebanyakan dari mereka memberikan definisi sebagai berikut: M.P. Simangunsong (2001) menyatakan bahwa: Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dengan uang untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Slamet Sugiri (2002) definisi biaya (cost) sebagai berikut: Biaya (cost) adalah pengorbanan sumber daya ekonomis tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya atau dengan kata lain cost merupakan bagian dari harga beli barang-barang kekayaan/jasa-jasa yang tertunda pembebanannya atau belum dimanfaatkan dalam hubungannya dengan realisasi penghasilan. Henry Simamora (2002) mendefinisikan biaya sebagai berikut: Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Disebut setara dengan kas (cash equivalent) karena sumber-sumber non kas dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang dikehendaki. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa terdapat empat unsur pokok dalam biaya, yaitu biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomis, diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang secara potensial akan terjadi dan pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Harga Pokok Produksi Dalam membahas pengertian harga pokok, tidak terlepas dari harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Hal ini disebabkan harga pokok merupakan suatu dasar yang nantinya akan digunakan dalam menetukan harga jual. Ada beberapa definisi harga pokok produksi Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 87

menurut beberapa ahli ekonomi yaitu sebagai berikut: Mulyadi (2005) menyatakan bahwa: Harga pokok produksi adalah pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku menjadi produk.r.a. Supriyono (2003) mendefinisikan harga pokok produksi sebagai berikut: Harga perolehan atau harga pokok adalah jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang dalam bentuk: Kas yang dibayarkan, Nilai aktiva lainnya yang diserahkan atau dikorbankan, Nilai jasa yang diserahkan atau dikorbankan dan Hutang yang timbul, Tambahan modaldalam rangka pemilikan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan baik pada masa lalu (harga perolehan yang telah terjadi) maupun pada masa datang (harga perolehan yang akan terjadi). Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa harga pokok produksi adalah merupakan pengorbanan sumber ekonomis dalam rangka pemilihan barang dan jasa atau juga dapat diartikan pengorbanan ekonomi dalam proses pengolahan bahan baku menjadi produk. Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk menentukan harga jual minimum yang dapat menutup semua biaya usaha yang telah dikorbankan. Selain itu juga bertujuan untuk penghitungan nilai persediaan, pengawasan efesiensi biaya, perencanaan laba dan keperluan dasar pengambilan keputusan. Adolph Matz, Milton F. Usry dan Lawrence H. Hamer (2002) menyatakan bahwa tujuan penentuan harga pokok produksi adalah sebagai berikut: (a) Untuk menetapkan biaya-biaya menurut barangbarang yang diproduksi, menurut proses, satuan dan bagian. (b) Untuk mengontrol pengeluaran yang berhubungan dengan proses produksi, distribusi, dan administrasi dari perusahaan. (c) Untuk memberikan suatu dasar guna menafsir biaya dari suatu barang hasil produksi, sehingga kemungkinan menguntungkan untuk penetapan harga. (d) Untuk memberikan kemungkinan kepada manajemen agar mendasarkan kebijaksanaan, operasinya pada keterangan yang diberikan oleh bagian biaya. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 88

METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada UD Prima Meubel yang beralamat di Jalan S.M. Aminuddin di Tanjung Redeb Kabupaten Berau. Penelitian ini difokuskan pada masalah perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode Full Costing pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb tahun 2015. Adapun jenis sofa pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb ada empat, yaitu sofa single seat, sofa 2 seat, sofa 3 seat dan sofa 4 seat. Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Penelitian lapangan (field work research) adalah penelitian yang dilakukan langsung ke media penelitian yang akan diteliti guna memperoleh data yang diperlukan. 2. Penelitian kepustakaan (library research) adalah penelitian yang dilaksanakan dengan membaca dan mengutip buku literatur, tulisantulisan serta laporan-laporan yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Pengumpulan data ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder. Dalam melakukan pengujian hipotesis yang diajukan maka diperlukan analisis untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Adapun alat analisis yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing. Mulyadi menyatakan bahwa perhitungan harga pokok persatuan berdasarkan metode full costing dilakukan dengan rumus dan cara penghitungan seperti di bawah ini : Harga Produk/Satuan Biaya bahan baku Rpxxx Biaya tenaga kerja langsung Rpxxx Biaya overhead pabrik variable Rpxxx Biaya overhead pabrik tetap Rpxxx Harga pokok produksi Rpxxx Volume produksi xxx Unit Harga pokok produksi/unit Rpxxx/Unit b. Perbandingan harga pokok produksi sofa per satuan yang ditetapkan oleh UD Prima = Biaya Produksi yg dikeluarkan selama periode tertentu Volume yg di hasilkan dalam periode yg bersangkutan Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 89

Meubel di Tanjung Redebtahun 2015 dengan penentuan harga pokok produksi berdasarkan pendekatan akuntansi biaya dapat c. dilihat pada Tabel 1. berikut ini: Tabel 1. Perbandingan Harga Pokok Produksi per Satuan yang ditetapkan oleh UD Prima Meubel di Tanjung RedebTahun 2015 dengan Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Teori Akuntansi Biaya Keterangan Perbandingan Harga Pokok Produksi Selisih Lebih (Kurang) Menurut Perusahaan (Rp/Unit) Menurut Teori (Rp/Unit) (Rp/Unit) HPP/Satuan Rpxxx Rpxxx Rpxxx Sumber: James D. Willson dan John B. Campbell (2002: 422). Telah Dimodifikasi HASIL PENELITIAN Berdasarkan biaya produksi tahun 2015 tersebut di atas, maka harga pokok produksi sofa per satuan yang dihitung berdasarkan metode full costing menurut UD Prima Meubel di Tanjung Redeb tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 2. berikut ini: Tabel 2 Harga Pokok Produksi Menurut UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Elemen Satuan Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi Single Seat 2 Seat 3 Seat 4 Seat Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 52.610.757,91 112.908.532,93 140.329.176,65 148.394.071,86 454.242.539,35 Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Jumlah Produksi Biaya Rp 22.464.000,00 54.740.000,00 69.136.000,00 71.300.000,00 217.640.000,00 Rp 7.732.026,98 19.134.814,24 23.427.944,12 24.924.071,81 75.218.857,14 Rp 18.526.153,92 32.514.923,84 40.110.018,52 42.541.853,73 133.692.950,00 Rp 101.332.938,81 219.298.271,01 273.003.139,28 287.159.997,40 880.794.346,49 Volume Produksi Unit 96,00 70,00 58,00 46,00 270,00 Harga Pokok Produksi/Satuan Rp/Unit 1.055.551,45 3.132.832,44 4.706.950,68 6.242.608,64 3.262.201,28 Sumber: UD Prima Meubel di Tanjung Redeb, 2015. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 90

ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif yang didukung oleh dasar teori dan metode penelitian yang telah dikemukakan pada bab terdahulu, maka dilakukan perhitungan harga pokok produksi sofa. Mengingat UD Prima Meubel di Tanjung Redeb telah memisahkan biaya produksi sofa kepada masing-masing jenis sofa, maka data-data yang telah penulis peroleh dapat langsung dilakukan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing yang telah dikemukakan oleh Mulyadi (2005: 186) untuk menemukan jawaban atas rumusan masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan oleh penulis. Untuk lebih jelasnya akan disajikan sebagai berikut: Langkah pertama yang harus dilakukan dalam proses perhitungan ini adalah menjumlahkan semua biaya produksi yang berhubungan dengan produksi sofa, sehingga dapat diketahui total biaya produksi untuk menghitung harga pokok produksi sofa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. berikut Tabel 3 Biaya Produksi pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Elemen Satuan Biaya Produksi Biaya Produksi Single Seat 2 Seat 3 Seat ini: 4 Seat Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 52.610.757,91 112.908.532,93 140.329.176,65 148.394.071,86 454.242.539,35 Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 22.464.000,00 54.740.000,00 69.136.000,00 71.300.000,00 217.640.000,00 Rp 7.732.026,98 19.134.814,24 23.427.944,12 24.924.071,81 75.218.857,14 Rp 18.526.153,92 32.514.923,84 40.110.018,52 42.541.853,73 133.692.950,00 Jumlah Rp 101.332.938,81 219.298.271,01 273.003.139,28 287.159.997,40 880.794.346,49 Sumber: UD Prima Meubel di Tanjung Redeb, 2015. Langkah kedua yang harus dilakukan dalam proses perhitungan ini adalah memisahkan biaya-biaya yang tidak seharusnya dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi tetapi oleh UD Prima Meubel di Tanjung Redeb dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi. Adapun biaya-biaya yang tidak seharusnya dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produksi terdapat pada biaya overhead pabrik baik yang bersifat tetap maupun variabel. Pada biaya Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 91

overhead pabrik tetap, biaya yang tidak seharusnya dimasukkan adalah biaya penyusutan aktiva tetap (bangunan kantor dan kendaraan sepeda motor), sedangkan pada biaya overhead pabrik variabel adalah biaya listrik kantor. Biaya-biaya ini tidak penulis masukkan dalam perhitungan harga pokok produksi karena biaya-biaya ini tidak berhubungan langsung dalam proses produksi sofa dan biaya-biaya ini lebih tepatnya dimasukan ke dalam biaya operasional khususnya pada biaya administrasi dan umum, namun karena fokus penelitian ini pada perhitungan harga pokok produksi, maka penulis tidak akan menyajikan laporan laba rugi komparatif. Menurut perusahaan besarnya biaya overhead pabrik tetap pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 75.218.857,14 dan besarnya biaya overhead pabrik variabel adalah sebesar Rp 133.692.950,00, sedangkan menurut penulis besarnya biaya overhead pabrik tetap pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 67.165.285,71. Angka ini didapatkan dari pengurangan biaya overhead pabrik tetap menurut perusahaan sebesar Rp. 75.218.857,14 dengan penyusutan aktiva tetap bangunan kantor sebesar Rp 5.853.571,43 dan penyusutan aktiva tetap kendaraan sepeda motorsebesar Rp 2.178.571,43, sedangkan besarnya biaya overhead pabrik variabel pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 131.236.530,00. Angka ini didapatkan dari pengurangan biaya overhead pabrik variabel menurut perusahaan sebesar Rp 133.692.950,00 dengan biaya listrik kantor sebesar Rp 2.456.420,00. Untuk lebih jelasnya penyesuaian biaya overhead pabrik dapat dilihat pada Tabel 4. berikut ini: Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 92

Tabel 4. Penyesuaian Biaya Overhead Pabrik Produksi pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Jenis Elemen Satuan Penyesuaian Harga Pokok Produksi Harga Pokok Produksi Menurut Biaya Tidak Menurut UD Prima Masuk Meubel Perhitungan Penulis Single Seat Biaya Bahan Baku Rp 52.610.757,91-52.610.757,91 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 22.464.000,00-22.464.000,00 Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 7.732.026,98 827.856,66 6.904.170,32 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 18.526.153,92 252.504,58 18.273.649,34 Jumlah Biaya Produksi Rp 101.332.938,81 1.080.361,23 100.252.577,58 Volume Produksi Unit 96,00 96,00 96,00 Harga Pokok Rp/Unit Produksi/Satuan 1.055.551,45 11.253,76 1.044.297,68 2 Seat Biaya Bahan Baku Rp 112.908.532,93-112.908.532,93 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 54.740.000,00-54.740.000,00 Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 19.134.814,24 2.048.736,17 17.086.078,07 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 32.514.923,84 624.885,06 31.890.038,77 Jumlah Biaya Produksi Rp 219.298.271,01 2.673.621,23 216.624.649,78 Volume Produksi Unit 70,00 70,00 70,00 Harga Pokok Rp/Unit Produksi/Satuan 3.132.832,44 38.194,59 3.094.637,85 3 Seat Biaya Bahan Baku Rp 140.329.176,65-140.329.176,65 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 69.136.000,00-69.136.000,00 Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 23.427.944,12 2.508.395,22 20.919.548,90 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 40.110.018,52 765.085,68 39.344.932,84 Jumlah Biaya Produksi Rp 273.003.139,28 3.273.480,90 269.729.658,38 Volume Produksi Unit 58,00 58,00 58,00 Harga Pokok Rp/Unit Produksi/Satuan 4.706.950,68 56.439,33 4.650.511,35 4 Seat Biaya Bahan Baku Rp 148.394.071,86-148.394.071,86 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 71.300.000,00-71.300.000,00 Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 24.924.071,81 2.668.583,39 22.255.488,42 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 42.541.853,73 813.944,68 41.727.909,05 Jumlah Biaya Produksi Rp 287.159.997,40 3.482.528,07 283.677.469,33 Volume Produksi Unit 46,00 46,00 46,00 Harga Pokok Rp/Unit 6.242.608,64 75.707,13 6.166.901,51 Produksi/Satuan Total Biaya Produksi Rp 880.794.346,49 10.509.991,43 870.284.355,06 Total Volume Produksi Unit 270,00 270,00 270,00 Total Harga Pokok Produksi/Satuan Rp/Unit 3.262.201,28 38.925,89 3.223.275,39 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 93

Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 4., maka total biaya produksi yang berhubungan dengan Tabel 5. Elemen Biaya Produksi produksi sofa dapat dilihat pada Tabel 5. berikut ini: Biaya Produksi pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Menurut Penulis Satua n Single Seat 2 Seat Biaya Produksi 3 Seat 4 Seat Jumlah Biaya Bahan Baku Rp 52.610.757,91 112.908.532,93 140.329.176,65 148.394.071,86 454.242.539,35 Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 22.464.000,00 54.740.000,00 69.136.000,00 71.300.000,00 217.640.000,00 Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 6.904.170,32 17.086.078,07 20.919.548,90 22.255.488,42 67.165.285,71 Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 18.273.649,34 31.890.038,77 39.344.932,84 41.727.909,05 131.236.530,00 Jumlah Rp 100.252.577,58 216.624.649,78 269.729.658,38 283.677.469,33 870.284.355,06 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Langkah ketiga yang harus dilakukan dalam proses perhitungan ini adalah menjumlahkan volume produksi sofa, sehingga dapat diketahui total Tabel 6. Sumber: UD Prima Meubel di Tanjung Redeb, 2015. volume produksi sofa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Volume Produksi pada UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Tahun 2015 Jenis Volume Produksi (Unit) Single Seat 96,00 2 Seat 70,00 3 Seat 58,00 4 Seat 46,00 Jumlah 270,00 Berdasarkan tabel sebelumnya, maka dapat dilakukan perhitungan harga pokok produksi sofa berdasarkan metode full costing yang telah dikemukakan oleh Mulyadi (2005: 186) dan telah ditetapkan penulis sebagai alat analisis. Untuk lebih jelasnya akan disajikan sebagai berikut: 1. Harga Pokok Produksi Single Seat Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 94

Besarnya harga pokok produksi sofa single seat dihitung berdasarkan besarnya biaya bahan baku, yaitu sebesar Rp 52.610.757,91 ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 22.464.000,00 ditambah biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp 6.904.170,32 ditambah biaya overhead pabrik variabel sebesar Rp 18.273.649,34, maka besarnya harga pokok produksi sofa pada sofa single seat adalah sebesar Rp 100.252.577,58, sedangkan harga pokok produksi sofa per satuan dihitung dengan membagi harga pokok produksi sofa single seat sebesar Rp 100.252.577,58 dengan volume produksi sofa single seat sebesar 96,00 unit, sehingga besarnya harga pokok produksi sofa per satuan sofa single seat adalah sebesar Rp 1.044.297,68/unit. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 7. Perhitungan Harga Pokok Produksi Single Seat Berdasarkan Metode Full Costing Keterangan Nominal Biaya bahan baku (Rp) (1) 52.610.757,91 Biaya tenaga kerja langsung (Rp) (2) 22.464.000,00 Biaya overhead pabrik tetap (Rp) (3) 6.904.170,32 Biaya overhead pabrik variabel (4) 18.273.649,34 Harga Pokok Produksi (Rp) (5) = (1)+(2)+(3)+(4) 100.252.577,58 Volume Produksi (Unit) (6) 96,00 Harga Pokok Produksi/Satuan (Rp/Unit) (7)=(5):(6) 1.044.297,68 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Berdasarkan perhitungan pada Tabel di atas diketahui bahwa dengan jumlah biaya produksi Rp 100.252.577,58 dan volume produksi 96,00 unit, maka harga pokok produksi sofa single seat adalah sebesar Rp 1.044.297,68/unit. 2. Harga Pokok Produksi 2 Seat Besarnya harga pokok produksi sofa 2 seat dihitung berdasarkan besarnya biaya bahan baku, yaitu sebesar Rp 112.908.532,93 ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 54.740.000,00 ditambah biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp 17.086.078,07 ditambah biaya overhead pabrik variabel sebesar Rp 31.890.038,77, maka besarnya harga pokok produksi sofa pada sofa 2 seat adalah sebesar Rp 216.624.649,78, sedangkan harga pokok produksi sofa per satuan dihitung dengan membagi harga pokok Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 95

produksi sofa 2 seat sebesar Rp 216.624.649,78 dengan volume produksi sofa 2 seat sebesar 70,00 unit, sehingga besarnya harga pokok produksi sofa per satuansofa 2 seat adalah sebesar Rp 3.094.637,85/unit. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Tabel 8. Perhitungan Harga Pokok Produksi 2 Seat Berdasarkan Metode Full Costing Keterangan Nominal Biaya bahan baku (Rp) (1) 112.908.532,93 Biaya tenaga kerja langsung (Rp) (2) 54.740.000,00 Biaya overhead pabrik tetap (Rp) (3) 17.086.078,07 Biaya overhead pabrik variabel (4) 31.890.038,77 Harga Pokok Produksi (Rp) (5) = (1)+(2)+(3)+(4) 216.624.649,78 Volume Produksi (Unit) (6) 70,00 Harga Pokok Produksi/Satuan (Rp/Unit) (7)=(5):(6) 3.094.637,85 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Berdasarkan perhitungan pada Tabel di atas diketahui bahwa dengan jumlah biaya produksi Rp 216.624.649,78 dan volume produksi 70,00 unit, maka harga pokok produksi sofa 2 seat adalah sebesar Rp 3.094.637,85/unit. 3. Harga Pokok Produksi 3 Seat Besarnya harga pokok produksi sofa 3 seat dihitung berdasarkan besarnya biaya bahan baku, yaitu sebesar Rp 140.329.176,65 ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 69.136.000,00 ditambah biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp 20.919.548,90 ditambah biaya overhead pabrik variabel sebesar Rp 39.344.932,84, maka besarnya harga pokok produksi sofa pada sofa 3 seat adalah sebesar Rp 269.729.658,38, sedangkan harga pokok produksi sofa per satuan dihitung dengan membagi harga pokok produksi sofa 3 seat sebesar Rp 269.729.658,38 dengan volume produksi sofa 3 seat sebesar 58,00 unit, sehingga besarnya harga pokok produksi sofa per satuansofa 3 seat adalah sebesar Rp 4.650.511,35/unit. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada Tabel berikut ini: Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 96

Tabel 9. Perhitungan Harga Pokok Produksi 3 Seat Berdasarkan Metode Full Costing Keterangan Nominal Biaya bahan baku (Rp) (1) 140.329.176,65 Biaya tenaga kerja langsung (Rp) (2) 69.136.000,00 Biaya overhead pabrik tetap (Rp) (3) 20.919.548,90 Biaya overhead pabrik variabel (4) 39.344.932,84 Harga Pokok Produksi (Rp) (5) = (1)+(2)+(3)+(4) 269.729.658,38 Volume Produksi (Unit) (6) 58,00 Harga Pokok Produksi/Satuan (Rp/Unit) (7)=(5):(6) 4.650.511,35 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Berdasarkan perhitungan pada Tabel di atas diketahui bahwa dengan jumlah biaya produksi Rp 269.729.658,38 dan volume produksi 58,00 unit, maka harga pokok produksi sofa 3 seat adalah sebesar Rp 4.650.511,35/unit. 4. Harga Pokok Produksi 4 Seat Besarnya harga pokok produksi sofa 4 seat dihitung berdasarkan besarnya biaya bahan baku, yaitu sebesar Rp 148.394.071,86 ditambah dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 71.300.000,00 ditambah biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp 22.255.488,42 ditambah biaya overhead pabrik variabel sebesar Rp 41.727.909,05, maka besarnya harga pokok produksi sofa pada sofa 4 seat adalah sebesar Rp 283.677.469,33, sedangkan harga pokok produksi sofa per satuan dihitung dengan membagi harga pokok produksi sofa 4 seat sebesar Rp 283.677.469,33 dengan volume produksi sofa 4 seat sebesar 46,00 unit, sehingga besarnya harga pokok produksi sofa per satuansofa 4 seat adalah sebesar Rp 6.166.901,51/unit. Adapun perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini: Tabel 10. Perhitungan Harga Pokok Produksi 4 Seat Berdasarkan Metode Full Costing Keterangan Nominal Biaya bahan baku (Rp) (1) 148.394.071,86 Biaya tenaga kerja langsung (Rp) (2) 71.300.000,00 Biaya overhead pabrik tetap (Rp) (3) 22.255.488,42 Biaya overhead pabrik variabel (4) 41.727.909,05 Harga Pokok Produksi (Rp) (5) = (1)+(2)+(3)+(4) 283.677.469,33 Volume Produksi (Unit) (6) 46,00 Harga Pokok Produksi/Satuan (Rp/Unit) (7)=(5):(6) 6.166.901,51 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 97

Berdasarkan perhitungan pada Tabel di atas diketahui bahwa dengan jumlah biaya produksi Rp283.677.469,33 dan volume produksi 46,00 unit, maka harga pokok produksi sofa 4 seat adalah sebesar Rp6.166.901,51/unit. Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi sofa per satuan tahun 2013 dengan menggunakan metode full costing yang dilakukan penulis, maka selanjutnya akan dibandingkan dengan harga pokok produksi sofa per satuan menurut perusahaan. Untuk lebih jelasnya perbandingan antara perhitungan penulis dengan perusahaan dapat dilihat pada Tabel 11. berikut ini: Tabel 11. Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan Menurut Perusahaan dengan Teori pada Tahun 2015 Bulan Perbandingan Harga Pokok Produksi /Satuan Selisih Menurut Perusahaan Menurut Teori Lebih (Metode Full Costing) (Metode Full Costing) (Kurang) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) Single Seat 1.055.551,45 1.044.297,68 11.253,76 2 Seat 3.132.832,44 3.094.637,85 38.194,59 3 Seat 4.706.950,68 4.650.511,35 56.439,33 4 Seat 6.242.608,64 6.166.901,51 75.707,13 Sumber: Diolah dari hasil penelitian, 2015. Jumlah 181.594,81 Rata-rata 45.398,70 Berdasarkan Tabel di atas diketahui bahwa terjadi selisih lebih besar antara perhitungan harga pokok produksi sofa yang ditetapkan oleh UD Prima Meubel di Tanjung Redeb dengan perhitungan harga pokok produksi sofa berdasarkan metode full costing pendekatan teori akuntansi biaya. Pembahasan Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa harga pokok produksi sofa per unit yang ditetapkan UD Prima Meubel di Tanjung Redeb tahun 2015 untuk sofa single seat sebesar Rp 1.055.551,45, sedangkan menurut penulis secara teori sebesar Rp 1.044297,68, untuk sofa 2 seat menurut UD Prima Meubel Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 98

sebesar Rp 3.132.832,44, sedangkan menurut penulis Rp 3.094637,85, untuk sofa 3 seat menurut UD Prima Meubel sebesar Rp 4.706.950,68 sedangankan menurut penulis Rp 4.650.511,35, untuk sofa 4 seat sebesar Rp 6.242.608,64 dan menurut penulis sebesar Rp 6.166.901,51. Maka terjadi selisih antara harga pokok produksi sofa per unit yang ditetapkan UD Prima Meubel di Tanjung Redeb dengan menurut penulis tahun 2015 untuk sofa single seat sebesar Rp 11.253,76, untuk sofa 2 seat sebesar Rp 38.194,59, untuk sofa 3 seat sebesar Rp 56.439,33 dan untuk sofa 4 seat sebesar Rp 75.707,13. Ternyata dari hasil analisis dapat diketahui bahwa terjadi selisih lebih besar antara perhitungan harga pokok produksi sofa yang ditetapkan oleh UD Prima Meubel di Tanjung Redeb tahun 2015dengan perhitungan harga pokok produksi sofa berdasarkan metode full costing pendekatan teori akuntansi biaya. Terjadinya perbedaan atau selisih lebih besar perhitungan harga pokok produksi sofa per satuan antara perusahaan dengan teori hal ini dikarenakan perbedaan dalam mengakui besarnya jumlah biaya overhead pabrik baik bersifat tetap maupun variabel, dimana UD Prima Meubel di Tanjung Redeb mengakui besarnya biaya overhead pabik tetap adalah sebesar Rp 75.218.857,14 yang terdiri dari sofa single seat sebesar Rp 7.732.026,98, sofa 2 seat sebesar Rp 19.134.814,24, sofa 3 seat sebesar Rp 23.427.944,12 dan sofa 4 seat sebesar Rp 24.924.071,81 dan besarnya biaya overhead pabrik variabel adalah sebesar Rp 133.692.950,00 yang terdiri dari sofa single seat sebesar Rp 18.526.153,92, sofa 2 seat sebesar Rp 32.514.923,84, sofa 3 seat sebesar Rp 40.110.018,52 dan sofa 4 seat sebesar Rp 42.541.853,73, sedangkan menurut penulis besarnya biaya overhead pabrik tetap pada tahun 2015 adalah sebesar Rp 67.165.285,71. Angka ini didapatkan dari pengurangan biaya overhead pabrik tetap menurut perusahaan sebesar Rp 75.218.857,14 dengan penyusutan aktiva tetap bangunan kantor sebesar Rp 5.875.000,00 dan penyusutan aktiva tetap kendaraan sepeda motor sebesar Rp 2.178.571,43, sedangkan besarnya biaya overhead pabrik variabel pada tahun 2013 adalah sebesar Rp 131.236.530,00. Angka ini didapatkan dari pengurangan biaya overhead pabrik variabel menurut perusahaan sebesar Rp 133.692.950,00 Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 99

dengan biaya listrik kantor sebesar Rp 2.456.420,00. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis yang telah dikemukakan penulis dalam hal ini ditolak karena perhitungan harga pokok produksi sofa yang telah ditetapkan oleh UD Prima Meubel di Tanjung Redeb tahun 2013 lebih besar dari perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing pendekatan teori akuntansi biaya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Perhitungan harga pokok produksi sofa yang telah ditetapkan oleh UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Kabupaten Berau tahun 2015 lebih besar dari pada perhitungan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing pendekatan teori akuntansi biaya, sehingga hipotesis yang penulis kemukakan ditolak. 2. Terjadinya perbedaan atau selisih lebih besar perhitungan harga pokok produksi sofa antara perusahaan dengan teori dikarenakan perbedaan dalam mengakui besarnya jumlah biaya overhead pabrik baik bersifat tetap maupun variabel. 3. Selisih antara harga pokok produksi sofa per unit yang ditetapkan UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Kabupaten Berau tahun 2015 dengan menurut penulis tahun 2013 untuk sofa single seat sebesar Rp 11.253,76, untuk sofa 2 seat sebesar Rp 38.194,59, untuk sofa 3 seat sebesar Rp 56.439,33 dan untuk sofa 4 seat sebesar Rp 75.707,13. Saran 1. UD Prima Meubel di Tanjung Redeb Kabupaten Berau diharapkan benarbenar membebankan biaya-biaya yang seharusnya terjadi pada biaya produksi sofa, sehingga perhitungan harga pokok produksi sofa menjadi tepat dengan penggolongan biaya produksi maupun pengumpulan biaya produksi, hendaknya perusahaan memperhatikan unsur-unsur biaya yang masuk ke dalam kriteria biaya overhead pabrik. Karena dengan adanya kesalahan, walaupun sedikit dalam melakukan pengumpulan biaya produksi, maka informasi harga pokok produksi tidak relevan dan hasilnya akan berdampak pada perusahaan. 2. Dari hasil evaluasi penentuan harga pokok produksi hendaknya Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 100

perusahaan memperhatikan penyusunan harga pokok yang benar, sehingga informasi harga pokok produksi dapat tersaji dengan wajar. Dengan informasi harga pokok produksi yang wajar inilah, maka akan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi manajemen, sehingga keputusan dapat diambil dengan tetap dan dapat mendukung keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Akmad Kamaruddin, 2003, Akuntansi Manajemen: Dasar-Dasar Konsep Biaya & Pengambilan Keputusan, Edisi I, Cetakan Kelima, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Baridwan Zaki, 2002, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetakan Keenam, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Blocher, Edward J., Kung H. Chen dan Thomas W. Lin, 2004, Manajemen Biaya, Diterjemahkan oleh Susty Ambarriani, Buku Pertama, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Gaspersz Vincent, 2003, Ekonomi Manajerial: Pembuatan Keputusan Bisnis, Edisi Revisi dan Perluasan, Diterjemahkan oleh Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Jusup Al. Haryono, 2002, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid Kesatu, Edisi Keenam, Cetakan Kedua, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Kartadinata Abas, 2003, Akuntansi dan Analisis Biaya: Suatu Pendekatan terhadap Tingkah Laku Biaya, Cetakan Kelima, Rineka Cipta, Jakarta. Mardiasmo, 2000, Akuntansi Keuangan Dasar I, Edisi Kesepuluh, Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi, Yogyakarta. Matz, Adolph, Milton F. Usry dan Lawrence H. Hamer, 2002, Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian, Diterjemahkan oleh Alfonsus Sirait dan Herman Wibowo, Jilid Pertama, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kelima, Erlangga, Jakarta. Mulyadi, 2005, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Cetakan Ketujuh, UPP AMP Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Niswonger C. Rollin, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, 2001, Prinsipprinsip Akuntansi, Terjemahan Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Jilid Satu, Edisi Keduapuluh, Erlangga, Jakarta. Simamora Henry, 2002, Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Simangunsong, MP., 2003, Pelajaran Akuntansi Biaya, Cetakan Kesepuluh, Karya Utama, Jakarta. Sugiri Slamet, 2002, Akuntansi Manajemen, Edisi Revisi, UPP AMP Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Sumarni Murti dan John Soeprihanto, 2003, Pengantar Bisnis: Dasar- Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 101

dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi Kelima, Cetakan Keempat, Liberty, Jakarta. Supriyono R.A., 2003, Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok, Buku Pertama, Edisi Kedua, Cetakan Keempatbelas, BPFE Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Syahrul dan Muhammad Afdi Nijar, 2003, Kamus Akuntansi, Cetakan Kedua, Citra Harta Prima, Jakarta. Tunggal Amin Widjaja, 2003, Dasardasar Akuntansi Bank, Edisi Kelima, Cetakan Ketiga, Rineka Cipta, Jakarta. Willson James D. dan John B. Campbell, 2002, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, Diterjemahkan oleh Paul A. Rajoe dan Ichsan Setyobudi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Erlangga, Jakarta. Jurnal Ekonomi Manajemen Vol. 10 No. 1, Januari 2016 102