BAB I PENDAHULUAN. A. Rasional. 1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB III BEBAN BELAJAR 17. BAB IV KALENDER PENDIDIKAN 20 A. Alokasi Waktu 20 B. Penentapan Kalender Pendidikan 21

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA dan MA

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Farida Nurhasanah. Universitas Sebelas Maret Surakarta 2011

BAB II KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2006 TANGGAL 23 MEI 2006 STANDAR ISI BAB I PENDAHULUAN

RAMBU RAMBU PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN BERDASARKAN STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 14 TAHUN 2007 TANGGAL 18 APRIL 2007

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR ISI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun Loi em noi cho tinh chung ta, nhu doan

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

MODEL PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BSNP PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

IMPLIKASI PENGEMBANGAN KTSP TERHADAP TUGAS GURU MATEMATIKA SMP/MTs

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

MODEL MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Landasan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

KURIKULUM SMA NEGERI 1 KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SUKOHARJO SMA NEGERI 1 KARTASURA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

DAFTAR ISI. Kata Pengantar 1. Daftar Isi 2

STRUKTUR KURIKULUM SMK/MAK (GENERIK)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

PANDUAN PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

Memuat konsep-konsep yang terkait dengan kurikulum sekolah.

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

PANDUAN PENYELENGGARAAN SISTEM KREDIT SEMESTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

KURIKULUM Kerangka Dasar

SOSIALISASI PERMEN NO 22, NO 23, DAN NO 24*)

PENYUSU S NA N N KTSP

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

PENYUSUNAN LAPORAN HASIL BELAJAR (LHB) PESERTA DIDIK SMA

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

Prinsip Pengembangan Kurikulum. Aris Fajar Pambudi

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

Program Kerja BK/SMA.07/Seveners/Mr.Bands BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN SMA NEGERI 1 KARANGANYAR Nomor : 800/ 303 /2010

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

EVALUASI PELAKSANAAN KTSP OLEH TIM PENGEMBANG KURIKULUM PROPINSI

4. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII 1. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Pro-

PengembanganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

BAB III ANALISIS KURIKULUM SMK

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (Implikasinya terhadap Tugas Guru Matematika SMP/MTs dalam Pengembangan KTSP)

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN TAHUN AJARAN 2010/2011

KURIKULUM SEKOLAH KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA. Jl. AM. Sangaji 24 Surakarta

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KURIKULUM Pedoman Implementasi Kurikulum

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP dan MTs

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Rasional 1. Latar Belakang Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 2 Metro apabila kegiatan belajar mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan, serta dapat dievaluasi melalui pengukuran dengan menggunakan tes dan non tes. Proses pembelajaran akan efektif apabila dilakukan melalui persiapan yang cukup dan terencana dengan baik supaya dapat diterima untuk memenuhi: 1

Kebutuhan masyarakat setempat dan masyarakat global Mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi perkembangan dunia global Sebagai proses untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi 2. Dasar Hukuman a) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 38 Ayat 2 dan Pasal 51 Ayat 1 b) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 17 Ayat 2, dan Pasal 49 Ayat 1 c) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi. d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan. e) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan permen diknas nomor.22 dan 23. f) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 06 tahun 2006 tentang Perubahan Permendiknas Nomor 24 tahun 2006. g) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. h) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. i) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana. j) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. 2

3. Tujuan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Untuk memenuhi amanat undang-undang tersebut dan guna mencapai tujuan pendidikan nasional pada umumnya serta tujuan pendidikan sekolah pada khususnya SMA/MA sebagai lembaga pendidikan tingkat menengah memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini dikembangkan untuk memudahkan proses pelaksankan pembelajaran di sekolah dan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah dan sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran. Melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini, sekolah dapat melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya, penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan di lingkungan sekitar sekolah. Dalam dokumen ini dipaparkan tentang kurikulum SMA Negeri 2 Metro yang secara keseluruhan mencakup : a) Struktur dan muatan kurikulum. b) Beban belajar peserta didik. c) Kalender Pendidkan. 4. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kurikulum tingkat satuan pendidikan ini dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan berpedoman pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut: a) Peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, 3

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. b) Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan memerhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi. c) Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum mendorong perserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. d) Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stake holder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, berpikir, sosial, akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan e) Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara kesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. 4

f) Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. g) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum daerah untuk membangun kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. B. Visi Satuan Pendidikan Visi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Metro : Terwujudnya Sekolah Berprestasi, Berpegang Teguh Budi Berwawasan Informasi Teknologi. Pekerti, C. Misi Satuan Pendidikan Misi Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Metro : 1. Mewujudkan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang adaptable 2. Meningkatkan efektifitas Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan 3. Mewujudkan ketercapaian standart kompetensi lulusan dengan standart kriteria ketuntasan minimal > 7,50 untuk setiap mata pelajaran 4. Mewujudkan sumber daya manusia pendidik dan tenaga kependidikan yang handal dan berkepribadian. 5. Mewujudkan terpenuhinya pengembangan dan pengelolaan standart sarana dan prasarana pendidikan 6. Mewujudkan pengelolaan penerapan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah yang berbasis MBS 7. Mewujudkan ketersediaan pembiayaan pendidikan melalui hubungan kerjasama komite, instansi terkait dan pemerintah 5

8. Mewujudkan sistem penilaian yang reliable dan valid dengan daya dukung teknologi informasi D. Tujuan Satuan Pendidikan a. Tujuan Jangka Pendek. 1. Pencapaian target Kriteria Kentutasan Minimal sebesar 75 untuk semua pelajaran dalam rangka memenuhi profil progrm SSN/SKM 2. Terbentuknya Tim SSN/SKM yang solid dan handal dan mampu menjadi piloting minimal ditingkat Kota. 3. Terbentuknya instrumen SSN/SKM yang lengkap 4. Memantapkan sistem moving kelas. 5. Menyelesaikan pembangunan sarana ibadah melalui dana komite sekolah, bantuan pemerintah dan donatur yang bersifat tidak mengikat. 6. Memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana pembelajaran baik fisik maupun non fisik untuk menunjang peningkatan mutu. 7. Memantapkan pelaksanaan tata tertib sekolah untuk menunjang pembelajaran yang kondusif, serta terciptanya rasa aman dan keindahan. b. Tujuan 5 Tahun ke Depan Tujuan 5 tahun kedepan tahun 2007-2012 berdasarkan kondisi yang ada SMA Negeri 2 Metro bertujuan : 1. Indikator visi berprestasi dalam pengembangan kurikulum, bertujuan untuk 6

menghasilkan pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sesuai dengan acuan operasional permen 22 dan permen 23 tahun 2005 menghasilkan pengembangan rintisan sekolah katagori mandiri yang dapat menjadi model sekolah mandiri memiliki tim pengembang kurikulum yang handal dan adaptable 2. Indikator visi Prestasi dalam melanjutkan ke perguruan tinggi bertujuan untuk : menghasilkan lulusan yang mampu bersaing dalam melanjutkan ke perguruan tinggi negeri dan swasta ternama 3. Indikator prestasi dalam kualitas lulusan bertujuan untuk : Mewujudkan ketercapaian standart kompetensi lulusan dengan cara bertahap mencapai kriteria ketuntasan minimal > 7,50 Mewujudkan pencapaian berbagai prestasi bidang akademik dan non akademik Mewujudkan pembiasan-pembiasan beribadah/imtaq, hidup bersih, sopan santun, disiplin dan berbudi pekerti 4. Indikator prestasi dalam sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan bertujuan untuk : menghasilkan peningkatan sumber daya manusia pendidik yang berdedikasi dan profesional menghasilkan peningkatan sumber daya manusia tenaga kependidikan yang mampu meningkatkan kwalitas pelayanan 7

5. Indikator prestasi dalam kelengkapan sarana dan prasarana bertujuan untuk : menghasilkan ketercapaian kelengkapan dan pengelolaan standart sarana dan prasarana. 6. Indikator prestasi dalam pengelolaan managemen sekolah bertujuan untuk : menghasilkan manajemen sekolah yang berbasis sekolah yang transparatif, partisipatif dan akuntable dengan dukungan sistem manajemen informasi yang handal. 7. Prestasi dalam penggalangan pembiayaan bertujuan untuk : terpenuhinya pembiayaan sekolah melalui penggalangan dana komite, dinas instasi terkait dan pemerintah. 8. Indikator prestasi dalam sistem penilaian : bertujuan untuk : menghasilkan perangkat penilaian oleh guru dan sekolah yang reliable dengan daya dukung penerapan informasi teknologi. 8

BAB II STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN A. Struktur Kurikulum dan Pengaturan Alokasi Waktu 1. Struktur Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejujuran, dan khusus pada pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d) kelompok mata pelajaran estetika; e) kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel berikut ini : Tabel - 1 Kelompok Mata Pelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan 1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. 9

No Kelompok Mata Pelajaran 2. Kewarganegaraan dan Kepribadian Cakupan Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme. 3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, 10

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja. 4. Estetika 5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta 11

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah. 12

2. Struktur Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu Struktur kurikulum SMA Negeri 2 Metro meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Pengorganisasian kelas pada SMA Negeri 2 Metro dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik, serta kelas XI dan XII merupakan program penjurusan. SMA Negeri 2 Metro membuka dua pilihan yang terdiri atas dua program, yaitu : a) Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA); b) Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS); Kelas X mempelajari 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas jurusan sehingga diharapkan dapat meningkatkan pencapaian kompetensi, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, dibuatkan kurikulum, silabus, dan penilaian. a. Kurikulum Kelas X Kurikulum kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada tabel berikut ini : 13

Tabel - 2 Struktur Kurikulum Kelas X Berdasarkan Standar Isi Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Fisika 7. Biologi 8. Kimia 9. Sejarah 1 1 10. Geografi 1 1 11. Ekonomi 12. Sosiologi 13. Seni Budaya 14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 16. Bahasa Asing : Bahasa Arab B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) Jumlah 38 38 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran 14

Tabel - 3 Struktur Kurikulum Kelas X SMA Negeri 2 Metro Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 5* 5* 6. Fisika 7. Biologi 3* 3* 8. Kimia 9. Sejarah 1 1 10. Geografi 2* 2* 11. Ekonomi 3* 3* 12. Sosiologi 13. Seni Budaya 14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 16. Bahasa Asing : Bahasa Arab B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) Jumlah 42 42 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran 15

b. Kurikulum Kelas XI dan XII Kurikulum kelas XI dan XII program IPA dan program IPS, terdiri atas 13 mata pelajaran, muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri seperti tertera dalam tabel berikut ini : Tabel 4 Struktur Kurikulum Kelas XI Berdasarkan Standar Isi Program IPA Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Fisika 4 4 7. Kimia 4 4 8. Biologi 4 4 9. Sejarah 1 1 10. Seni Budaya 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Bahasa Asing : Bahasa Arab B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) Jumlah 39 39 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran 16

Tabel - 5 Struktur Kurikulum Kelas XI SMA Negeri 2 Metro Program IPA Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 5* 5* 6. Fisika 5* 5* 7. Kimia 5* 5* 8. Biologi 4 4 9. Sejarah 1 1 10. Seni Budaya 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Bahasa Asing : Bahasa Arab B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) Jumlah 42 42 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran 17

Tabel - 6 Struktur Kurikulum Kelas XI Berdasarkan Standar Isi Program IPS Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Sejarah 3 3 7. Geografi 3 3 8. Ekonomi 4 4 9. Sosiologi 3 3 10. Seni Budaya 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Bahasa Asing : Bahasa Arab B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran Jumlah 39 39 18

Tabel - 7 Struktur Kurikulum Kelas XI SMA Negeri 2 Metro Program IPS Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Sejarah 3 3 7. Geografi 4* 4* 8. Ekonomi 5* 5* 9. Sosiologi 4* 4* 10. Seni Budaya 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Bahasa Asing : Bahasa Arab B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Taman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran Jumlah 42 42 19

Tabel - 8 Struktur Kurikulum Kelas XII Berdasarkan Standar Isi Program IPA Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Fisika 4 4 7. Kimia 4 4 8. Biologi 4 4 9. Sejarah 1 1 10. Seni Budaya 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Bahasa Asing : Bahasa Jepang B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran Jumlah 39 39 20

Tabel - 9 Struktur Kurikulum Kelas XII SMA Negeri 2 Metro Program IPA Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 5* 5* 6. Fisika 5* 5* 7. Kimia 5* 5* 8. Biologi 4 4 9. Sejarah 1 1 10. Seni Budaya 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Bahasa Asing : Bahasa Jepang B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran Jumlah 42 42 21

Tabel - 10 Struktur Kurikulum Kelas XII Berdasarkan Standar Isi Program IPS Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Sejarah 3 3 7. Geografi 3 3 8. Ekonomi 4 4 9. Sosiologi 3 3 10. Seni Budaya 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Bahasa Asing : Bahasa Jepang B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran Jumlah 39 39 22

Tabel - 11 Struktur Kurikulum Kelas XII SMA Negeri 2 Metro Program IPS Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Sejarah 3 3 7. Geografi 4* 4* 8. Ekonomi 5* 5* 9. Sosiologi 4* 4* 10. Seni Budaya 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 13. Bahasa Asing : Bahasa Jepang B. Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias C. Pengembangan Diri 2*) 2*) Jumlah 42 42 2*) ekuivalen 2 jam pembelajaran Penambahan beban jam pelajaran ( * ) karena masuk kategori mata pelajaran dalam Ujian Nasional. 23

B. Program Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi kearifan lokal dalam upaya membekali kecakapan hidup siswa dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi umumnya serta tuntutan dunia kerja khususnya pada nereka yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga sekolah harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun. SMA Negeri 2 menyelenggarakan muatan lokal Pertanian (Budi Daya Tanaman Hias) yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan siswa terhadap pertanian yang semakin berkembang. Berikut adalah muatan lokal yang wajib diikuti oleh peserta didik. Mata Pelajaran Muatan lokal pengembangannya sepenuhnya ditangani oleh sekolah dan komite sekolah yang membutuhkan penanganan secara profesional dalam merencanakan, mengelola, dan melaksanakannya. Dengan demikian di samping mendukung pembangunan daerah dan pembangunan nasional, perencanaan, pengelolaan, maupun pelaksanaan muatan lokal memperhatikan keseimbangan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Penanganan secara profesional muatan lokal merupakan tanggung jawab pemangku kepentingan (stakeholders) yaitu sekolah dan komite sekolah. Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal oleh sekolah dan komite sekolah dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal c. Mengidentifikasi bahan kajian muatan lokal 24

d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta silabus, dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah Kegiatan ini dilakukan untuk menelaah dan mendata berbagai keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Data tersebut dapat diperoleh dari berbagai pihak yang terkait di daerah yang bersangkutan seperti Pemda/Bappeda, Instansi vertikal terkait, Perguruan Tinggi, dan dunia usaha/industri. Keadaan daerah seperti telah disebutkan di atas dapat ditinjau dari potensi daerah yang bersangkutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, budaya, dan kekayaan alam. Kebutuhan daerah dapat diketahui antara lain dari: 1) Rencana pembangunan daerah bersangkutan termasuk prioritas pembangunan daerah, baik pembangunan jangka pendek, pembangunan jangka panjang, maupun pembangunan berkelanjutan (sustainable development); 2) Pengembangan ketenagakerjaan termasuk jenis kemampuankemampuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan; 3) Aspirasi masyarakat mengenai pelestarian alam dan pengembangan daerahnya, serta konservasi alam dan pemberdayaannya b. Menentukan fungsi dan susunan atau komposisi muatan lokal Berdasarkan kajian dari beberapa sumber seperti di atas dapat diperoleh berbagai jenis kebutuhan. Berbagai jenis kebutuhan ini dapat mencerminkan fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk: 1) Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah; 2) Meningkatkan keterampilan di bidang pekerjaan tertentu; 3) Meningkatkan kemampuan berwiraswasta; 25

4) Meningkatkan penguasaan bahasa Asing untuk keperluan seharihari; c. Menentukan bahan kajian muatan lokal Kegiatan ini pada dasarnya untuk mendata dan mengkaji berbagai kemungkinan muatan lokal yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian sesuai dengan dengan keadaan dan kebutuhan sekolah. Penentuan bahan kajian muatan lokal didasarkan pada kriteria berikut: 1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik; 2) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan; 3) Tersedianya sarana dan prasarana 4) Tidak bertentangan dengan agama dan nilai luhur bangsa 5) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan 6) Kelayakan berkaitan dengan pelaksanaan di sekolah; 7) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri sesuai dengan kondisi dan situasi daerah. d. Menentukan Mata Pelajaran Muatan Lokal Berdasarkan bahan kajian muatan lokal tersebut dapat ditentukan kegiatan pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran ini pada dasarnya dirancang agar bahan kajian muatan lokal dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional. Kegiatan ini berupa kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. 26

Serangkaian kegiatan pembelajaran yang sudah ditentukan oleh sekolah dan komite sekolah kemudian ditetapkan oleh sekolah dan komite sekolah untuk dijadikan nama mata pelajaran muatan lokal. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. e. Mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajarannya dengan mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan oleh BSNP. 1) Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar adalah langkah awal dalam membuat mata pelajaran muatan lokal agar dapat dilaksanakan di sekolah. Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah sebagai berikut: a) Pengembangan Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah menentukan kompetensi yang didasarkan pada materi sebagai basis pengetahuan. b) Pengembangan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang harus dikuasai siswa. Penentuan ini dilakukan dengan melibatkan guru, ahli bidang kajian, ahli dari instansi lain yang sesuai dan ahli lain yang relevan. 27

Tabel - 12 Program Muatan Lokal Pertanian (Budi Daya Tanaman Hias) Kelas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar X Semester 1 X Semester 2 XI Semester 1 XI Semester 2 XII Semester 1 XII Semester 2 Pembudidayaan Tanaman Hias Pembudidayaan Tanaman Hias Pembudidayaan Tanaman Hias Pembudidayaan Tanaman Hias Pembudidayaan Tanaman Hias Pembudidayaan Tanaman Hias 1.1 Bunga Kamboja (ADENIUM) 1.2 Hama dan penyakit bunga kamboja (ADENIUM) 1.3 Media dan Tanam 1.4 Cara Pembibitan 2.1 Bunga Euphorbia 2.2 Hama dan penyakit bunga Euphorbia 2.3 Grafting 1.1 Bunga Kamboja (ADENIUM) 1.2 Hama dan penyakit bunga kamboja (ADENIUM) 1.3 Media dan Tanam 1.4 Cara Pembibitan 2.1 Bunga Euphorbia 2.2 Hama dan penyakit bunga Euphorbia 2.3 Grafting 1.1 Bunga Kamboja (ADENIUM) 1.2 Hama dan penyakit bunga kamboja (ADENIUM) 1.3 Media dan Tanam 1.4 Cara Pembibitan 2.1 Bunga Euphorbia 2.2 Hama dan penyakit bunga Euphorbia 2.3 Grafting 28

C. Pengembangan Diri Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan diri seperti berikut ini. 1. Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas (intrakurikuler) dengan alokasi waktu 2 jam tatap muka, yaitu : a. Bimbingan konseling, mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pribadi, kemasyarakatan, belajar, dan karier peserta didik. Bimbingan konseling diasuh oleh guru yang ditugaskan. b. Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas (ekstrakurikuler), diasuh oleh guru pembina. Pelaksanaannya secara reguler setiap hari sabtu, yaitu : o Olahraga voli, basket; o Pramuka; o Palang Merah Remaja (PMR); o Kelompok Ilmiah Remaja (KIR); o Kelompok giat belajar bahasa Inggris; 2. Program pembiasan mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter peserta didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan keteladanan. 29

Tabel - 13 Program Pembiasaan Untuk Peserta Didik Rutin Spontan Keteladanan Upacara Membiasakan antri Berpakaian rapi Senam Memberi salam Memberi pujian Kegiatan Agama Membuang sampah pada tempatnya Tepat waktu Kunjungan Pustaka Musyawarah Hidup sederhana Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar di sekolah seluruh guru ditugaskan untuk membina program pembiasaan yang telah ditetapkan oleh sekolah. Adapun penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif, potensi, ekspresi, perilaku, dan kondisi psikologi peserta didik merupakan portofolio yang digunakan untuk penilaian. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler antara lain (Olah Raga Prestasi, Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), Pramuka, Kesenian Daerah/Tarian Adat dll). Kegiatan pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, 30

atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. SMA Negeri 2 Metro menambah empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34 38 minggu. D. Pengaturan Beban Belajar Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. SMA Negeri 2 Metro menambah 4 (empat) jam pelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Selain itu, penambahan jam tersebut dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. Adapun alokasi waktu untuk praktik, yaitu dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan (SMA) ditetapkan berlangsung selama 45 menit. Kegiatan belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan 31

adalah sebagai berikut. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran. Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut : Tabel - 14 Beban Belajar kegiatan Tatap Muka Keseluruhan Untuk Setiap Satuan Pendidikan Satuan Pendidikan Kelas Satuan Jam Pembel ajaran Tatap Muka (menit) Jumlah Jam Pembel ajaran per Minggu Minggu efektif per Tahun Ajaran Waktu pembelajaran per Tahun 1292 1482 Jumlah Jam per Tahun (menit) SMA/MA/ SMALB X - XII 45 38-39 34-38 jam pembelajaran (58140 66690 969 11115 menit) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket sebesar 30% s.d. 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Penugasan Terstruktur (PT) adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan struktur ditentukan oleh pendidik. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik. Pemanfaatan alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan 32

mandiri tidak terstruktur tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur terdiri atas : 1. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan; 2. Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah enam tahun untuk SD/MI/SDLB, tiga tahun untuk SMP/MTs/SMLB dan SMA/MA/SMALB, dan tiga sampai dengan empat tahun untuk SMK/MAK. Program percepatan dapat diselenggarakan untuk mengakomodasi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa (Permendiknas No. 22 Tahun 2006). E. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar (rapor) peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan denganmemerhatikan rambu-rambu yanag disusun oleh dirketorat teknis terkait. Ketuntasan belajar tiap mata pelajaran ditentukan berdasarkan Kompleksitas, Daya Dukung, dan Intake Siswa. Berdasarkan ketentuan dari Dinas Pendidikan Kota Metro dan memerhatikan kemampuan peserta didik dari hasil tes awal, 33

sekolah menetapkan ketuntasan belajar pada masing-masing mata pelajaran sebagai berikut: Tabel - 15 Target Ketuntasan Belajar Peserta Didik Per Tahun Ajaran Mata Pelajaran 2008-2009 2009-2010 2010-2011 Pendidikan Agama 70 70 70 Pendidikan Kewarganegaraan 70 75 75 Bahasa Indonesia 70 70 72 Bahasa Inggris 70 70 70 Matematika 70 72 72 Fisika 70 70 70 Biologi 70 71 73 Kimia 70 72 72 Sejarah 70 72 73 Geografi 70 75 75 Ekonomi 70 75 75 Sosiologi 70 75 75 Seni Budaya 70 75 75 Penjas, Olahraga, dan Kesehatan Teknologi Informasi dan Komunikasi 70 72 70 71 75 75 Keterampilan/Bahasa Asing 70 70 70 Muatan Lokal 72 75 70 Sekolah menargetkan agar angka ketuntasan belajar tersebut makin meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, setiap warga sekolah 34

diharapkan untuk lebih bekerja keras lagi agar mutu pendidikan sekolah dapat meningkat dari tahun ke tahun. Tabel - 16 Target Ketuntasan Belajar Peserta Didik SMA Negeri 2 Metro TA 2010-2011 No A Komponen Mata Pelajaran Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 10 11 11 12 smt smt smt smt 2 1 2 1 10 smt 1 1 Pendidikan Agama 70 70 70 70 70 70 2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 70 72 72 75 75 3 Bahasa dan Sastra Indonesia 70 70 71 71 72 72 4 Bahasa Inggris 70 70 70 70 70 70 5 Matematika 70 70 71 71 72 72 6 Fisika 70 70 70 70 70 70 7 Biologi 70 70 71 71 73 73 8 Kimia 70 70 70 70 72 72 9 Sejarah 71 71 72 72 73 73 10 Geografi 70 70 70 70 75 75 11 Ekonomi 70 70 72 72 75 75 12 Sosiologi 70 70 73 73 75 75 13 Seni Budaya 70 70 72 72 75 75 14 Penjaskes 70 70 70 70 70 70 15 Tek. Inf. dan Komunikasi 71 71 73 73 75 75 16 Ketrampilan/Bahasa Asing B - Bahasa Arab 70 70 70 70 - - 12 smt 2 - Bahasa Jepang - - - - 70 70 Muatan Lokal : Pertanian - Budi Daya Tanaman Hias 70 70 70 70 70 70 C Pengembangan Diri - - - - - - Ket. 35

F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 1. Dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau setiap semester genap. 2. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil belajar pada semerter genap, dengan pertimbangan seluruh SK/KD yang belum tuntas pada semester ganjil, harus dituntaskan sampai mencapai KKM yang ditetapkan, sebelum akhir semester genap. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), dimana peserta yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai dengan KKM yang ditetapkan, maka yang bersangkutan harus mengikuti pembelajaran remidi sampai yang bersangkutan mampu mencapai KKM dimaksud. Artinya, nilai kenaikan kelas harus tetap memperhitungkan hasil belajar peserta didik selama satu tahun pelajaran yang sedang berlangsung. 3. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran. 4. Peserta didik dinyatakan tidak naik ke kelas XII, apabila yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal, lebih dari 3 (tiga) mata pelajaran yang bukan mata pelajaran ciri khas program, atau yang bersangkutan tidak mencapai ketuntasan belajar minimal pada salah satu atau lebih mata pelajaran ciri khas program. Bagi Peserta didik Kelas XI a. Program IPA, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi serta mempunyai rata-rata mata pelajaran : Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi = 7,3 b. Program IPS, tidak boleh memiliki nilai yang tidak tuntas pada mata pelajaran Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi serta mempunyai rata-rata pada mata pelajaran : Matematika Geografi, Ekonomi, Sosiologi = 7,5 36

5. Satuan pendidikan dapat menambah kriteria kenaikan kelas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan setiap satuan pendidikan, melalui rapat dewan pendidik. Kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masingmasing direktorat teknis terkait. Sebelum ada aturan yang baru mengenai kenaikan kelas dan kelulusan, masih berdasarkan pada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah : a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; d. lulus ujian nasional. Ketentuan mengenai penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri berdasarkan usulan BSNP. 1. Kenaikan kelas dan kelulusan diatur oleh sekolah dengan mengacu kepada ketentuan-ketentuan yanga ditetapkan oleh dinas pendidikan. 2. Kenaikan kelas dilaksanakan pasa setiap akhir tahun pelajaran atau pada akhir semester II. 3. Ketentuan kenaikan kelas didasarkan pada hasil penilaian yang dilakukan pada semester II. 4. Peserta didik dinyatakan naik kelas XI apabila yang bersangkutan memiliki : a. mata pelajaran yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), maksimum tiga mata pelajaran; 37

b. untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (matematika, fisika, kimia, dan biologi) mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM); c. untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas IPS (ekonomi, geografi, sejarah, dan sosiologi) mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM); d. kehadiran 90%. Peserta didik dinyatakan lulus sekolah apabila yang bersangkutan memenuhi ketentuan yang ditentukan sebagai berikut : 1. memiliki rapor kelas X, XI, dan XII; 2. mengikuti ujian praktik dan teori; 3. memiliki nilai minimal 5,0 untuk setiap mata pelajaran; 4. nilai rata-rata Ujian Nasional minimal 5,5. G. Penjurusan 1. Waktu penentuan dan pelaksanaan penjurusan a. Penentuan penjurusan bagi peserta didik untuk program IPA, IPS dan Bahasa dilakukan mulai akhir semester 2 (dua) kelas X. b. Pelaksanaan KBM sesuai program jurusan, dimulai pada semester 1 (satu) kelas XI. Syarat penjurusan: Siswa kelas XI dapat dijuruskan ke Program IPA, jika a. untuk mata pelajaran matematika, fisika, kimia, dan biologi harus tuntas; b. nilai akumulatif dari empat mata pelajaran tersebut serendah-rendahnya 280 atau rata-rata 70 tiap mata pelajaran; c. berdasarkan minat siswa. 38

Siswa kelas XI dapat dijuruskan ke Program IPS, jika : a. untuk mata pelajaran sejarah, geografi, sosiologi, dan ekonomi harus tuntas; b. nilai akumulatif dari empat mata pelajaran tersebut serendah-rendahnya 275 atau rata-rata 68,75 tiap mata pelajaran; c. berdasarkan minat siswa. 2. Kriteria penjurusan program Penentuan penjurusan program dilakukan dengan mempertimbangkan potensi, minat dan kebutuhan peserta didik, yang harus dibuktikan dengan hasil prestasi akademik yang sesuai dengan kriteria nilai yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Apabila terjadi perbedaan antara potensi/minat dengan nilai akademik seorang peserta didik, maka guru harus mengkaji dan melakukan perbaikan dalam memberikan layanan belajar kepada yang bersangkutan. a. Potensi dan Minat Peserta Didik Untuk mengetahui potensi dan minat peserta didik dapat dilakukan melalui angket/kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi potensi, minat, dan bakat. b. Nilai akademik Peserta didik yang naik ke kelas XI dan akan mengambil program tertentu yaitu: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau Bahasa: boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran-mata pelajaran yang bukan menjadi ciri khas program tersebut (lihat Struktur Kurikulum). Peserta didik yang naik ke kelas XI, dan yang bersangkutan mendapat nilai tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai 39

tersebut harus dijadikan dasar untuk menentukan program yang dapat diikuti oleh peserta didik, contoh : Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Fisika, (2 mata pelajaran ciri khas Bahasa dan 1 ciri khas IPA), maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program IPS. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosilologi, dan Bahasa Inggris (2 mata pelajaran ciri khas program IPS dan 1 ciri khas program Bahasa), maka peserta didik tersebut secara akademik dapat dimasukkan ke program IPA. Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Ekonomi, dan Bahasa Indonesia (mencakup semua mata pelajaran yang menjadi ciri khas ketiga program di SMA) maka peserta didik tersebut: perlu diperhatikan minat peserta didik. perlu diperhatikan prestasi Pengetahuan, Praktik dan Sikap pada mata pelajaran yang menjadi ciri khas program IPA seperti Fisika, Kimia, dan Biologi dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program IPS ( Ekonomi, Geografi, Sosiologi) dan dibandingkan dengan mata pelajaran yang menjadi ciri khas program Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris). Perbandingan nilai prestasi siswa dimaksud dapat dilakukan melalui program remidial dan diakhiri dengan ujian. Apabila pada nilai dari setiap mata pelajaran yang menjadi ciri khas program tertentu terdapat nilai prestasi yang lebih unggul daripada 40

program lainya, maka siswa tersebut dapat dijuruskan ke program yang nilai prestasi mata pelajarannya lebih unggul tersebut. Apabila antara minat dan prestasi ketiga aspek tidak cocok/sesuai, wali kelas dengan pertimbangan masukan dari guru Bimbingan dan Konseling dapat memutuskan program apa yang dapat dipilih oleh peserta didik. 3. Bagi peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk masuk ke semua program, diberi kesempatan untuk pindah jurusan apabila ia tidak cocok pada program semula atau tidak sesuai dengan kemampuan dan kemajuan belajarnya. Sekolah harus memfasilitasi agar peserta didik dapat mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dimiliki di kelas baru. 4. Batas waktu untuk pindah program ditentukan oleh sekolah paling lambat 2 (dua) minggu setelah siswa tersebut dinyatakan naik kelas dan memenuhi persyaratan yang ditentukan. 41

BAB III KALENDER PENDIDIKAN A. Kalender Pendidikan Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada tabel. 42

Tabel 17 Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan 1. Minggu efektif belajar 2. Jeda tengah semester 3. Jeda antar semester Minimum 34 minggu dan maksimum 38 minggu Maksimum 2 minggu Maksimum 2 minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan Satu minggu setiap semester Antara semester I dan II 4. Libur akhir tahun pelajaran Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran 5. Hari libur keagamaan 2 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif 6. Hari libur umum/nasional Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah 7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing 8. Kegiatan khusus sekolah/madrasah Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif 43

B. Penetapan Kalender Pendidikan 1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya. 2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus. 3. Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan. 4. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah. Sesuai Keputusan Mendiknas No : 125/U/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Kalender pendidikan dan dan Jumlah jam belajar efektif. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Jumlah Minggu efektif Semester Ganjil : 16 Minggu Jumlah Minggu efektif Semester Genap : 18 Minggu Jumlah Minggu efektif dalam 1 tahun : 34 Minggu 44

No 1 Kegiatan Persiapan Awal Tahun Pelajaran (Pembagian Tugas Mengajar) PSB, Rapat Awal Tahun, Penyiapan Perangkat ) 2 Minggu Efektif Kegiatan belajar Mengajar : Alokasi (M=Minggu) Waktu 2 18 Juni s.d 09 Juli 2010 a. Semester Ganjil 2010/2011 16 12 Juli s.d 18 Desember 2010 b. Semester Genap 2010/2011 18 03 Januari s.d 18 Juni 2011 3 Kegiatan Evaluasi Mid Semester a. Mid Semester Ganjil 2010/2011 1 04 s.d 12 September 2010 b. Mid Semester Genap 2010/2011 1 07 s.d 12 Maret 2011 4 Kegiatan Evaluasi Akhir Semester a. Semester Ganjil 2010/2011 1 27 Nov s.d 3 Desember 2010 b. Semester Genap 2010/2011 1 28 Mei s.d 04 Juni 2011 5 Kegiatan Remidial Bersama a. Semester Ganjil 2010/2011 1 04 s.d 11 Desember 2010 b. Semester Genap 2010/2011 1 06 s.d 11 Juni 2011 6 Kegiatan Clasmeting a. Semester Ganjil 2010/2011 1 13 s.d 17 Desember 2010 b. Semester Genap 2010/2011 1 13 s.d 17 Juni 2011 7 Pembagian Raport (LHB) a. Semester Ganjil 2009/2010 1 18 Desember 2010 b. Semester Genap 2009/2010 1 18 Juni 2011 8 Perkiraan Libur a. Libur National 1 Menyesuaikan Pemerintah b. Libur Awal Puasa 1 10 s.d 12 Agustus 2010 c. Libur Idul Fitri 2 06 s.d 18 September 2010 d. Libur Semester Ganjil 0 Des 10 s.d 2 Januari 2011 e. Libur Akhir Tahun 0 juni s.d 09 Juli 2011 9 Ujian National a. Perkiraan Ujian Praktek 1 Minggu Ke- 2 Maret 2011 b. Perkiraan Ujian Sekolah 1 Minggu Ke -1 April 2011 c. Perkiraan Ujian National 1 Minggu Ke-4 Maret 2011 Ket. 45