ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENDIDIKAN DASAR, MENENGAH, DAN TINGGI DI INDONESIA *

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BEBERAPA ISU PENTING RUU SISDIKNAS UNTUK ORIENTASI PRAKTEK MANAJEMEN PENDIDIKAN/SEKOLAH DI MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

Manajemen Mutu Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

PROGRAM KERJA UNRAM YANG MAJU, RELEVAN DAN BERDAYA SAING

MENCERMATI RUUSPN DIKAITKAN DENGAN MASA DEPAN PENDIDIKAN BANGSA. Oleh Rochmat Wahab

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, Indonesia memerlukan sumber daya manusia

MATERI KULIAH MANAGEMEN BERBASIS SEKOLAH. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

MASALAH DAN ISU STRATEGIS PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu permasalahan pendidikan di Indonesia adalah kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, yang secara umum bertumpu pada dua paradigma baru yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB V FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. khususnya melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) terus

MATRIK TAHAPAN RPJP KABUPATEN SEMARANG TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Manajemen Berbasis Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

PENDIDIKAN MENGHADAPI MEA. Oleh: Duski Samad. Dewan Pendidikan Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENELITIAN LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BIRO ORGANISASI SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

Rencana Strategis (Renstra) Universitas Islam Indonesia Telah disahkan oleh Senat Universitas

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Bappeda Kotabaru

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Salah satu bentuk perkembangan ilmu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

Maksud dan Tujuan. Hasil

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

RKAT PENGEMBANGAN FH UII 2018: OPTIMALISASI INTEGRASI BERBASIS STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI PRA RAKORJA TENDIK & DOSEN FH UII 1 & 2 AGUSTUS 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada

I. PENDAHULUAN. Peran serta masyarakat dalam pendidikan pada dasarnya bukan merupakan sesuatu

KEBIJAKAN PEMBINAAN KEARSIPAN DAERAH

Transkripsi:

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA Pengantar Keberadaan bangsa Indonesia dewasa ini dihadapkan persoalan-persoalan yang sangat kompleks. Secara eksternal, Globalisasi dengan segala konsekuensinya, misalnya HAM dan demokratisasi, tidak dapat dihindarinya dari setiap kehidupan bangsa, baik untuk level individual maupun kolektif. Secara internal, krisis multi dimensional yang berkepanjangan dan gerakan reformasi juga merupakan persoalan yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa yang harus disikapi. Menyadari akan kondisi obyektif tersebut, maka bangsa Indonesia untuk dapat eksis dan berkembang seiring dengan bangsa-bangsa lain maka perlu sekali membangun dirinya secara optimal, sehingga mampu menunjukkan keunggulan komparatif dan kompetitif yang memiliki kasanggupan bersaing dalam percaturan di tengah-tengah kehidupan global, regional, nasional, maupun lokal. Adapun salah satu upaya strategis yang dapat dilakukan bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan tersebut adalah menata, membenahi, dan mengembangkan sistem dan penyelenggaraan pendidikan, karena pendidikanlah yang secara potensial memiliki kemampuan untuk memberdayakan bangsa Indonesia, sehingga kehidupannya lebih produktif. Visi Pendidikan Visi Pendidikan Nasional:adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Visi Dinas Pendidikan Propinsi DIY adalah menjadi katalisator menuju pemerataan pendidikan yang bermutu tinggi. Visi Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta (sebagai salah satu contoh) adalah menjadi pendorong terwujudnya kota Yogyakarta sebagai pusat pendidikan yang berkualitas dan terpecaya. Misi Pendidikan Untuk dapat mencapai visi tersebut, maka misinya, terdiri atas: (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, (2) membantu dan menfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar, (3) meningkatkan kesiapan input dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral agama, penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan hidup, (4) meningkatkan profesionalitas dan akuntabilitas 1

lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan global, dan (5) memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Adapun misi Dinas Pendidikan Propinsi DIY adalah (1) mewujudkan peningkatan pelayanan instansi dan sumber daya manusia dalam mendukung tugas bidang pendidikan, dan (2) mewujdukan peningkatan peran Dinas Pendidikan dalam mendorong perluasan kesempatan dan pemerataan pendidikan yang bermutu tinggi, meningkatkan kemampuan akademik dan profesional, pemberdayaan lembaga pendidikan, dan pembaharuan sistem pendidikan berdasarkan prinsip desentralisasi serta otonomi Demikian juga misi Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Yogyakarta adalah meningkatkan peran instansi dalam mendorong pengembangan kualitas pendidikan dan pengajaran. Analisis SWOT 1. Analisis SWOT pendidikan nasional a. Kekuatan: 1) Adanya landasan hukum dasar dan organik mendukung bangkitnya kepedulian terhadap 2) Secara kuantitatif semakin meningkatnya ahli pendidikan di Indonesia. 3) Kesadaran akan pentingnya pendidikan semakin meluas dirasakan oleh masyarakat Indonesia. 4) Secara statistik jumlah warga negara yang memiliki potensi unggul relatif cukup banyak. b. Kelemahan: 1) Masih minimnya kemampuan memberikan dukungan biaya 2) Masih rendahnya produktivitas para ahli pendidikan baik sebagai pribadi maupun kolektif. 3) Kemampuan majerial para birokrat pendidikan yang masih relatif rendah 4) Daya saing setiap warga negara relatif rendah sebagai konsekuensi dari kehidupan yang sedikit tantangan. 5) Masih terbatasnya jumlah lembaga pendidikan yang berkualitas. c. Peluang: 1) Masih adanya dukungan organisasi internasional terhadap penyelenggaraan pendidikan nasional. 2) Masih terbukanya kesempatan pendidikan di berbagai negara sahabat bagi warga negara Indonesia yang berpotensi. 3) Semakin terbukanya peluang kerja di luar negeri. 2

4) Semakin mudahnya informasi dapat diakses. d. Ancaman: 1) Semakin kuatnya daya saing bangsa lain dalam percaturan kompetisi di masyarakat. 2) Diberlakukannya standar internasional dalam rekrutmen tenaga kerja. 3) Semakin derasnya pengaruh budaya asing yang kurang baik memasuki Indonesia. 4) Dampak negatif kemajuan ipteks yang semakin sulit diatasi dan dikendalikan. 2. Analisis SWOT pendidikan propinsi a. Kekuatan: 1) Tupoksi jelas, tegas dan memberi arah dalam pelaksanaan tugas. 2) Jumlah SDM Dinas memadai dengan komposisi dan latar belakang pendidikan memadai. 3) Jalur, jenjang dan jenis Pendidikan di DIY cukup banyak dan berada dalam lokasi relatif mudah dijangkau. 4) Kualitas pendidikan di DIY relatif tinggi dibandingkan dengan di daerah lain. 5) Kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan memadai. 6) Ada hubungan yang baik antar-pemerintah (Pusat, Propinsi, Kabupaten/Kota). b. Kelemahan: 1) Indikator keberhasilan kinerja aparat dinas dan pengelola pendidikan belum ada standard yang jelas termasuk penerapan reward and punishment belum berjalan. 2) Kewenangan dinas pada umumnya terbatas pada fasilitasi dan regulasi. 3) Pemanfaatan teknologi informasi di bidang pendidikan masih terbatas. 4) Koordinasi dan singkronisasi program masih belum optimal. 5) Kualitas pendidikan belum kompetitif dalam persaingan global. 6) Belum ada terobosan baru yang berpengaruh besar terhadap peningkatan mutu 7) Persaingan yang ketat antar lembaga pendidikan dalamk memperkokh siswa/mahasiswa/warga belajar, di luar kontrol pemerintah/masyarakat yang berakibat dapat meugikan masyarakat. 8) Batas kewenangan Dinas dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi belum jelas. 9) Dana penyelenggaraan pendidikan terbatas. 10) Belum ada Perda tentang penyelenggaraan pendidikan DIY. c. Peluang: 3

1) Kepercayaan masyarakat terhadap Yogyakarta Kota Pendidikan maish tinggi/ 2) Lembaga-lembaga pendukung pendidikan seperti komite sekolah dan dewan pendidikan sudah terbentuk. 3) Meningaktnya partisipasi masyarakat terhadap 4) Biaya hidup sehari-hari relatif murah. 5) Apresiasi masyarakat DIY terhadap pendidikan cukup tinggi. 6) Sarana teknologi informasi mudah didapat. 7) Perhatian pengusaha/kadin terhadap pendidikan cukup tinggi. d. Ancaman 1) Pola globalisasi. 2) Persaingan antar daerah semakin ketat. 3) Merebaknya napza dan penyakit masyarakat lainnya. 4) Pengelolaan pendidikan terlalu berorientasi bisnis 5) Sosial ekonomi sebagian besar masyarakat relatif rendah. 6) Akulturasi budaya yang terlambat. 7) Rendahnya supremasi hukum. 8) Ada gejala menurunnya jumlah calon mahasiswa baru 3. Analisis SWOT pendidikan Kota Yogyakarta a. Kekuatan: 1) Adanya Perda tentang Sotaker Dinas Pendidikan dan Pengajaran 2) Adanya komitmen dan aparatur Dinas dalam mengembangkan b. Kelemahan: 1) Terbatasnya tenaga ahli di bidang pendidikan 2) Adanya sarana dan prasarana yang belum memadai. c. Peluang: 1) Adanya daya tarik 2) Adanya sumber daya d. Ancaman: 1) Kondisi ekonomi masyarakat yang belum kondusif. 2) Adanya kerawanan sosial masyarakat. Isu Pendidikan Setelah memahami visi, misi, dan analisis SWOT, maka isu-isu pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Isu pendidikan nasional: a. Belum meratanya kesempatan akses pendidikan b. Masih rendahnya mutu pendidikan pada semua jenjang. 4

c. Masih banyaknya lulusan pendidikan yang belum siap memasuki kehidupan di tengah-tengah masyarakat. d. Masih rendah efesiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan e. Masih rendahnya pemanfaatan ipteks dalam penyelenggaraan f. Masih terbatasnya partisipasi masyarakat, terutama bisnis dan industri terhadap penyelenggaraan 2. Isu pendidikan di Propinsi DIY: a. Kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu masih rendah, khususnya untuk anak berkebutuhan khusus. b. Pencapaian mutu pendidikan masih belum stabil dan rendah dibandingkan dengan standar regional dan internasional, demikian pula yang terjadi pada lembaga pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. c. Semakin banyaknya lulusan pendidikan dari semua jenjang yang belum dapat termanfaatkan oleh masyarakat, terutama anak-anak berkubutuhan khusus. d. Efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas pengelolaan pendidikan masih memuaskan, terutama manajemen pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus baik negeri maupun swasta. e. Pemanfaatan ipteks dalam proses pendidikan dan pembelajaran masih terbatas, terutama yang terjadi pada lembaga pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus. f. Masih rendahnya keterlibatan masyarakat dalam pendidikan, terutama masyarakat bisnis dan industri bagi anak berkebutuhan khusus, walaupun partisipasi orangtua dan sejumlah ormas lebih besar daripada pemerintah. 3. Isu pendidikan di Kota Yogyakarta a. Terbatasnya ketersediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana b. Terbatasnya jumlah tenaga kependidikan yang sesuai. c. Terbatasnya peran serta masyarakat. d. Masih rendahnya efektivitas penyelenggaraan pendidikan luar sekolah. Strategi pembangunan pendidikan 1. Strategi pembangunan pendidikan nasional : a. Pemerataan akses pendidikan yang bermutu. b. Efektivitas pendidikan agama untuk semua jenjang. c. Pengembangan Kurikulum yang mampu menyiapkan lulusan mampu menghadapi tantangan jaman. d. Perlunya proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis. 5

e. Perlunya penilaian, akreditasi, dan sertivikasi pendidikan yang memberdayakan. f. Peningkatan kompetensi dan kesejahteraan tenaga ke g. Peningkatan relevansi pendidikan dengan tuntutan di tengah-tengah kehidupan masyarakat. h. Peningkatan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan i. Optimalisasi hasil kemajuan ipteks dalam meningkatkan mutu j. Peningkatan biaya pendidikan oleh pemerintah. k. Peningkatan keterlibatan orangtua dan masyarakat dalam proses l. Efektivitas pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional. 2. Strategi pembangunan pendidikan propinsi DIY: a. Peningkatan akses pendidikan yang bermutu, terutama untuk anak usia SD dan SMP, namun anak berkebutuhan khusus bagi lebih ditekankan pada peningkatan angka partisipasinya dengan menambah ruang kelas sekolah, di samping perintisan program pendidikan terpadu dan inklusif. b. Pengembangan krurikulum perlu terus diupayakan untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan diri secara optimal, terutama bagi anak berkebutuhan khusus. c. Pembelajaran perlu diciptakan lebih berkualitas dengan lebih banyak melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran. d. Relevansi pendidikan perlu diupayakan bagi semua jenjang pendidikan, terutama peserta didik SMK dan berkebutuhan khusus perlu dibangun jaringan kerja dengan dunia industri dan bisnis, di samping persoalan pemasaran hasil karya peserta didik. e. Peningkatan efisien dan efektivitas pengelolaan pendidikan dengan mengefektifkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) secara bertanggung jawab. f. Mendorong keterlibatan orangtua dan masyarakat (baik tokoh, kelompok bisnis, industri) untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan yang bertanggung jawab yang dapat diwujudkan dalam bentuk Komite Sekolah atau Dewan Pendidikan, di samping bentuk lainnya yang kontributif. g. Meningkatan efektivitas kepengasan pendidikan baik yang berkenaan dengan aspek managerial maupun akademiknya. 3. Strategi pembangunan pendidikan Kota Yogyakarta : a. Pemerataan mutu pendidikan pada semua jenjang baik negeri maupun swasta, terutama untuk TK sampai dengan SMP 6

b. Peningkatan mutu pendidikan, di antarnya : melalui pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, pembinaan siswa, peningkatan mutu tenaga kependidikan, peningkatan prasarana-sarana, pengembangan perpustakaan, bantuan siswa yang berpotensi unggul. c. Peningkatan pengelolaan sekolah dan manajemen birokrasi sektor d. Peningkatan partisipasi orangtua dan masyarakat baik yang berkenaan dengan aspek akademik maupun non akademik. e. Peningkatan pembinaan pendidikan luar sekolah yang mampu menjadikan masyarakat yang illeterat bahasa dan ipteks. Penutup Demikian beberapa hal penting yang dapat dijadikan bahan diskusi dan membenahi platform Partai Keadilan Sejahtera bidang Pendidikan, semoga dapat bermanfaat fid diini wad dun-ya wal akhirat. 7