BAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakatnya. Salah satu fenomena

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB 5. Ringkasan. memaparkan ringkasan isi skripsi yang mengenai latar belakang penyebab hiperseksual

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi, bukan semata-mata sebuah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ringkasan Novel Grotesque

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL GROTESQUE, SINOPSIS CERITA NOVEL GROTESQUE, INTERAKSI SOSIAL DAN PEMBENTUKAN KELOMPOK SISWA PADA NOVEL GROTESQUE

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB II KAJIAN TEORI. cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial yang berada di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan dengan bahasa dan gaya bahasa yang menarik.

BAB I PENDAHULUAN. dengan hal-hal di luar karya sastra. Faktor sejarah dan lingkungan ikut

PENDAHULUAN. karya cipta manusia karya sastra itu harus mengekspresikan nilai nilai yang. memberikan hiburan bagi para pembacanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

Buku Teks Bahasa Indoneia Siswa Kelas VII SMP Negeri 11 Kota Jambi. Oleh Susi Fitria A1B1O0076

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Istilah sastra secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau ajaran. Dalam bahasa Indonesia kata ini bisa digunakan untuk merujuk pada kesusastraan atau sebuah tulisan yang memiliki arti keindahan tertentu. Berdasarkan istilah tersebut, maka pengertian sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkrit yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa. Banyak ilmuwan telah mencoba mendefinisikan arti sastra, Di antaranya Wallek dan Warren. Wallek dan Warren membagi definisi karya sastra ke dalam tiga bagian yaitu, pertama, sastra adalah sesuatu yang tertulis dan tercetak. Kedua sastra dibatasi hanya pada maha karya (great book) yaitu buku-buku yang dianggap menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya. Ketiga, sastra ditetapkan pada seni sastra yaitu dipandang sebagai karya imajinatif. (Wallek dan Warren, 1993:12-14). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ditulis bahwa sastra berarti karya seni yang dilukiskan dengan bahasa seperti puisi, prosa, roman, novel, cerita pendek, drama (Badudu,1994:122). Novel menurut Drs.Jakob Sumardjo adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas pada masyarakat. Sedangkan menurut Drs.Rostamaji, M.pd, 1 Universitas Kristen Maranatha

novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang keduanya saling berhubungan karena sangat berpengaruh dalam kehadiran karya sastra. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya itu sendiri, terdiri dari tema, penokohan, alur, sudut pandang, gaya bahasa, latar, dan amanat. Unsur ekstrinsik adalah unsur di luar karya itu sendiri, seperti psikologis, sosial, ekonomi, politik, pandangan hidup suatu bangsa, dll. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga mempunyai banyak penulis berbakat. Salah satunya adalah Natsuo Kirino yang lahir 17 Oktober 1951,di Kanazawa, Jepang. Dia dengan cepat membangun reputasi di negaranya sebagai penulis kisah misteri dengan bakat yang langka, yang karya-karyanya berbeda dari genre kisah kriminal yang biasanya. Ini terbukti saat dia memenangkan penghargaan Grand Prix untuk Fiksi Kriminal di Jepang, untuk novel Out pada tahun 1998, salah satu penghargaan sastra tertinggi di negeri itu. Tahun 2003 Natsuo Kirino kembali menulis sebuah novel bergenre krimininalmisteri yang berjudul Grotesque. Grotesque (Gaib) mengisahkan kehidupan tiga perempuan dan seorang lelaki yang lambat-laun merosot mutu kemanusiaannya dan akhirnya tiba pada penghancuran diri sendiri. Ketiga perempuan itu adalah Si Cantik Yuriko Hirata, kakak perempuan Yuriko yang menjadi penutur kisah, dan Kazue Sato yang ambisius. Lelaki yang berperan penting dalam novel ini adalah Zhang. Yuriko dan kakaknya adalah dua bersaudara yang dilahirkan dengan kondisi fisik yang jauh berbeda, berayahkan seorang pendatang dari Swiss. Kakak Yuriko lebih mirip ibu mereka yang orang Jepang asli, sementara Yuriko yang luar biasa cantik lebih mewarisi fisik ayahnya. Banyak yang menduga Yuriko bukan keturunan Jepang. 2 Universitas Kristen Maranatha

Keadaan ini membuat kakak Yuriko membenci Yuriko setengah mati. Sampai-sampai ketika usaha ayah mereka bangkrut dan ayah mereka ingin memboyong mereka sekeluarga ke Swiss, kakak Yuriko lebih memilih tinggal di Jepang bersama kakeknya. Kakak Yuriko kemudian sekolah di sebuah sekolah lanjutan yang terkenal, dengan sistemnya yang ketat dan juga persaingan di antara para siswa yang kerap saling menjelekkan siswa yang tidak kaya. Di sekolah inilah, ia bertemu dengan Kazue Sato, siswa yang juga tidak tergolong kaya, tapi ingin sekali menjadi bagian dari siswa-siswa top di sekolah itu. Setelah ibu mereka meninggal, Yuriko memutuskan kembali ke Jepang dan masuk di sekolah yang sama. Di sinilah, profesionalisme Yuriko sebagai pelacur dimulai. Yuriko sadar betul akan penampilannya yang sangat menggoda. Sementara sang kakak semakin membenci kehadirannya dan sangat terganggu dengan orang-orang yang membandingkan fisik mereka. Kazue Sato berbeda dengan Yuriko, ia tidak terlalu cantik, tubuhnya kurus, setelah selesai pendidikan, ia bekerja di sebuah perusahaan dengan kedudukan yang bagus. Tapi, di malam hari, ia berjuang untuk mencari pelanggan demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, di mana ia menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal. Sedangkan tokoh utama lelaki di kisah ini adalah Zhang. Di negeri asalnya, RRC, ia cuma petani miskin. Ia pindah ke Jepang dengan harapan bisa berpendapatan lebih baik daripada di China. Di Jepang, ia bertemu Yuriko dan Kazue kemudian mengambil peran penting pada akhir hayat kedua perempuan cantik itu. Kisah misteri perjalanan hidup para tokoh, diceritakan ke dalam delapan bab, ditampilkan dengan teknik-teknik bertutur yang unik, lewat penuturan pencerita, suratsurat penjahat, catatan harian, dan laporan resmi polisi yang diceritakan secara tidak 3 Universitas Kristen Maranatha

berurutan oleh penulis novel. Di bagian awal novel diceritakan kehidupan kakak Yuriko ketika dia bekerja di suatu kantor di distrik P, Tokyo. Kemudian di bagian berikutnya kakak Yuriko ini menceritakan tentang keluarga dan sebagian kecil tentang masa kecilnya dan Yuriko. Pada bagian ini kakak Yuriko juga menceritakan sedikit tentang kematian Yuriko dua tahun lalu. Setelah itu kakak Yuriko, kembali menceritakan masa kecil dan keluarganya. Ketujuh bab novel ini mempunyai cerita yang berbeda-beda, tetapi cerita bab yang satu mempunyai benang merah dengan cerita bab yang lainnya. Dari ketujuh bab yang mempunyai cerita yang tidak berurutan inilah yang menarik penulis untuk meneliti dua unsur intrinsik novel yaitu alur dan penokohan yang ada dalam novel Grotesque. Salah satu elemen paling penting dalam membentuk sebuah karya cerita adalah plot cerita. Dalam analisis cerita plot sering disebut dengan istilah alur. Pengertian plot atau alur secara umum sering diartikan sebagai keseluruhan rangkaian peristiwa yang terdapat dalam cerita (Siti Sundari, et al. 1985:38). Luxemburg menyebut alur atau plot sebagai konstruksi yang dibuat penulis mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logis dan kronologis saling berkaitan dan diakibatkan atau dialami oleh para pelaku (Luxemburg, et al.1984:149). Alur erat kaitannya dengan konflik antar tokoh-tokoh yang ada dalam cerita. Baik alur maupun konflik berkaitan erat dengan tokoh (penokohan). Keduanya merupakan unsur fundamental dari cerita rekaan. Nurgiyantoro (2002:113) dalam buku Pengkajian Fiksi mengatakan alur merupakan struktur peristiwa-peristiwa, yaitu sebagaimana yang terlihat dalam pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek artistik 4 Universitas Kristen Maranatha

tertentu. Peristiwa-peristiwa cerita (alur) dimanifestasikan lewat perbuatan, tingkah laku dan sikap tokoh-tokoh utama cerita. Penokohan dan tokoh utama adalah hal penting yang dimiliki oleh karya fiksi, karena tokoh utama adalah hal penting yang diutamakan penceritanya, selain itu merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan baik bagi pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian (Nurgiyantoro, 2005:177). Karena tokoh utama paling banyak diceritakan dan selalu berhubungan dengan tokoh-tokoh lain, ia sangat menentukan perkembangan alur secara keseluruhan. Dengan menganalisis alur dan penokohan pada novel ini, yaitu dengan mengurutkan jalan cerita berdasarkan tahapan-tahapan alur dan meneliti tokoh utamanya misteri penyebab perubahan perilaku ketiga tokoh utama akan terjawab. 1.2 PEMBATASAN MASALAH Agar masalah penelitian tidak terlalu luas dan berkembang jauh, maka dalam penelitian ini penulis ingin membatasi masalah pada apa yang menyebabkan perubahan yang terjadi pada perilaku tokoh Yuriko, Kazue Sato dan Zhang dilihat dari alur dan penokohan yang ada di dalam novel Grotesque. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan penyebab perubahan perilaku ketiga tokoh, dilihat dari alur dan penokohan novel Grotesque. 5 Universitas Kristen Maranatha

1.4 PENDEKATAN Untuk mendukung penelitian ini, metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui pendekatan analisis struktur naratif. Objek penelitian adalah hasil karya sastra berupa novel. Menurut (Narbuko dan Achmadi, 2007:44) metode deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menganalisis dan menginterpretasi. Teori analisis struktural yang bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan kemenyeluruhan. Menurut Koentjaraningrat (1976:30) bahwa penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberi gambaran secermat mungkin mengenai individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian yang dilakukan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya dan dipakai untuk memecahkan masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi, mengkaji dan menginterpretasi data. Muhammad Nazir (1988:84) menerangkan bahwa penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Oleh karena itu dengan metode ini penulis akan meneliti penyebab perubahan perilaku tokoh utama dengan menggunakan teori alur dan penokohan melalui pendekatan analisis stuktur naratif. 6 Universitas Kristen Maranatha

Analisis struktur naratif dapat dilakukan dengan mengatur orientasi abstrak/ ringkasan suatu cerita, kejadian awal, rumit tindakan, hasil dari tindakan, dan akhir cerita (Labov, 1973). Dan menurut Banner 1990, analisis narasi memungkinkan kita untuk menjelasakan antara cerita biasa dan luar biasa, apabila suatu cerita dianggap biasa, maka penjelasan tidak diperlukan. Struktur naratif lebih menekankan pada satu kejadian yang saling berhubungan. Kejadian-kejadian yang saling berhubungan tersebut merupakan unsur-unsur yang membentuk alur. Menurut Christianson(1988;30), kejadian-kejadian akan menjadi suatu alur apabila kejadian-kejadian tersebut tersusun dalam suatu urutan waktu tetentu. Susunan kejadian-kejadian tersebut membentuk tipe ketegangan naratif dalam sebuah alur cerita. Lebih lanjut, Kent (1986;61) mengatakan bahwa sistem teks memaparkan kepada kejadian yang mendahuluinya berdasarkan pada beberapa kemungkinan yang berurutan. Kemungkinan-kemungkinan tersebut menjadi besar seiring dengan perubahan sistem yang berkembang sampai pada kejadian akhir dan sistem tersebut ditentukan oleh kejadian-kejadian yang mendahuluinya. Dan urutan-urutan kejadian tersebut terlihat bahwa suatu naratif bergerak dari suatu misteri menuju suatu penyelesaian. 1.5 ORGANISASI PENULISAN Penulisan penelitian ini akan dibagi ke dalam empat bab dengan organisasi penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penelitian, dan organisasi penelitian. 7 Universitas Kristen Maranatha

BAB II ALUR DAN PENOKOHAN Merupakan pembahasan landasan teori yang terdiri dari unsur intrinsik novel yang dalam penelitian ini membahas mengenai alur dan penokohan. BAB III ANALISIS Berisi analisis alur dan penokohan yang terdiri dari jenis alur, tahapan alur, prinsip utama analisis alur, pembedaan tokoh dan teknik penulisan tokoh. BAB IV KESIMPULAN Berisi kesimpulan dari hal-hal yang telah dibahas pada keseluruhan bab. 8 Universitas Kristen Maranatha