BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Myes dan Majluf Disebut sebagai pecking order theory karena teori ini

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB 1 PENDAHULUAN. mengelola dan menjalankan operasional usahanya. Ketika menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. baik mengunakan hutang (debt financing) ataupun dengan mengeluarkan saham

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Brigham dan Houston (2001) struktur modal adalah bauran dari hutang,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. maupun biaya operasional dalam perusahaan yang didirikan. Maka agar tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan masalah penelitian serta perumusan hipotesis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. kreditur, serta pihak manajemen perusahaan itu sendiri. Selain itu pendanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hasa, 2008) (Lusiana, 2006) (Meyulinda dan Yusfarita, 2010) Weston and Copeland (2010:19)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba atau keuntungan. Laba (profit) adalah selisih antara. menghasilkan barang atau jasa tersebut.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Aktivitas perusahaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Alex S. Nitisemito (1991:20), modal adalah elemen-elemen dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam perusahaan. Oleh karena itu, keputusan pendanaan menjadi pertimbangan

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Bambang Riyanto (2008:35) menyatakan bahwa profitabilitas adalah :

pendanaan internal maupun eksternal. Brigham dan Houston (2011:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, apalagi pada perusahaan yang sedang tumbuh senantiasa. berhadapan dengan persoalan penambahan modal yang tujuannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. modal perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari informasi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan suatu perusahaan yang dianalisis menggunakan alat-alat analisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yuliati (2010) tentang Pengujian

BAB I PENDAHULUAN. dana maka diperlukan keputusan pendanaan yang tepat. Keputusan pendanaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang ditemukannya yaitu pecking order theory (POT). Pecking order

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Harahap (2003) menganalisis pengaruh struktur modal terhadap

mengelola modal sendiri untuk menghasilkan laba. BAB II TINJAUAN PUSTAKA adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Guna memudahkan pemahaman atas bahasan mengenai penelitian ini, maka diperlukan tinjauan teoretis. Hal tersebut perlu untuk meningkatkan pengetahuan pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti. 2.1.1 Modal 1. Definisi Modal Seperti kita ketahui bahwa setiap perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari, untuk investasi ataupun untuk keperluan lainnya. Modal merupakan salah satu faktor produksi yang semakin menonjol peranannya seiring dengan perkembangan teknologi serta semakin banyaknya perusahaan yang berdiri. Dengan kata lain, modal merupakan kelebihan nilai aset yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya (Munawir, 2011:19). Menurut Sutrisno (2003:9), modal dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1. Modal sendiri Modal sendiri atau sering disebut dengan equity adalah modal yang berasal dari pemilik (modal saham, agio saham) dan hasil operasi perusahaan itu sendiri (laba dan cadang-cadangan). Modal inilah yang digunakan sebagai tanggungan terhadap keseluruhan risiko yang dihadapi oleh perusahaan, dan yang secara hukum akan menjadi jaminan kreditur. 6

7 2. Modal asing Modal asing atau hutang adalah modal yang berasal dari pinjaman baik dari bank, lembaga keuangan maupun dengan mengeluarkan surat hutang, dan atas penggunaan sumber dana ini perusahaan harus memberi kompensasi berupa bunga yang menjadi beban tetap bagi perusahaan. Modal asing atau hutang dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu (Riyanto, 2001:227): a. Modal asing atau hutang jangka pendek (Short Term Debt) Modal asing atau hutang yang jangka waktunya kurang dari satu tahun. b. Modal asing atau hutang jangka menengah (Intermediate Term Debt) Modal asing atau hutang yang jangka waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. c. Modal asing atau hutang jangka panjang (Long Term Debt) Modal asing atau hutang jangka waktunya lebih dari sepuluh tahun. 2.1.2 Struktur Modal Menurut Keown dan Martin (2010:148) struktur modal adalah campuran sumber-sumber dana jangka panjang yang digunakan perusahaan. Sedangkan menurut Riyanto (2001:22), Struktur modal adalah pembelanjaan permanen di mana mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Fungsi pembelanjaan dan fungsi keuangan merupakan dua hal yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk meningkatkan kemakmuran

8 pemegang saham. Dalam menjalankan fungsi pembelanjaan, perusahaan selalu dihadapkan pada tiga masalah utama atau tiga keputusan utama, yaitu: keputusan investasi (investment decision), keputusan pendanaan (financing decision), dan keputusan mengenai pembagian dividen (dividend decision). Keputusan pendanaan adalah keputusan keuangan tentang dari mana dana untuk membeli aset berasal (Atmaja, 2003). Keputusan pendanaan merupakan keputusan yang berhubungan dengan masalah penentuan sumber-sumber dana yang akan digunakan, dan masalah perimbangan terbaik antara sumber-sumber dana tersebut. Keputusan mengenai sumber dana yang akan digunakan (apakah sumber dana internal atau eksternal, jangka pendek ataukah jangka panjang) disebut keputusan pembelanjaan (financing decisions). Keputusan pembelanjaan yang efektif akan tercermin pada biaya dana (cost of fund) yang minimal (Halim, 2007). Sumber dana dapat diperoleh dengan banyak cara, namun pada dasarnya ada dua sumber dana, yaitu dana yang berasal dari sumber asing, atau biasa disebut modal asing, dan dana yang berasal dari dalam perusahaan. Struktur modal suatu perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain (Riyanto, 2001:296): 1. Tingkat Bunga Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan modal adalah sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada waktu itu. Tingkat bunga akan mempengaruhi pemilihan jenis modal apa yang akan ditarik, apakah perusahaan akan mengeluarkan saham atau obligasi.

9 2. Stabilitas dari Earning Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh suatu perusahaan akan menentukan apakah perusahaantersebut dibenarkan untuk menarik modal dengan beban tetap atau tidak. Suatu perusahaan yang mempunyai earning yang stabil akan selalu dapat memenuhi kewajiban finansialnya sebagai akibat dari penggunaan modal asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai earning tidak stabil akan menanggung risiko tidak dapat membayar angsuran-angsuran utangnya pada tahun-tahun atau keadaan yang buruk. 3. Susunan dari aset Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aset tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri. Sedangkan modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif yang horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aset tetap plus aset lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang sebagian dari asetnya sendiri dari aset lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan utang jangka pendek. 4. Kadar risiko dari aset Tingkat atau kadar dari risiko setiap aset didalam perusahaan adalah tidak sama. Makin panjang waktu penggunaan suatu aset di dalam perusahaan, makin besar derajat risikonya. Dengan perkembangan dan kemajuan

10 teknologi serta ilmu pengetahuan yang tak ada henti-hentinya, dalam artian ekonomis dapat mempercepat tidak digunakannya suatu aset, meskipun dalam artian teknis masih dapat digunakan. 5. Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan Apabila modal yang dibutuhkan sangat besar, maka perusahaan tersebut mengeluarkan beberapa golongan sekuritas secara bersama-sama. Sedangkan bagi perusahaan yang tidak begitu membutuhkan modal mengeluarkan satu golongan sekuritas saja. 6. Keadaan pasar modal Apabila perusahaan dalam rangka usaha untuk mengeluarkan atau menjual sekuritas haruslah menyesuaikan dengan keadaan pasar modal tersebut. 7. Sifat manajemen Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan dana. 8. Besarnya suatu perusahaan Suatu perusahaan besar, yang sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan kecil. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan struktur modal menurut Husnan (2003:33) adalah sebagai berikut: 1. Lokasi distribusi keuntungan Yang dimaksud dengan lokasi distribusi keuntungan adalah seberapa besar nilai yang diharapkan (expected value) dari keuntungan operasi perusahaan.

11 Semakin besar Expected value dari keuntungan operasi perusahaan, semakin kecil perusahaan menderita kerugian. Dengan kata lain, semakin besar keuntungan yang diharapkan, semakin besar pula kemampuan perusahaan menggunakan utang. Hal ini pula yang menjelaskan mengapa perusahaan memilih menerbitkan obligasi kemudian mengalami kenaikan harga saham. Para pemodal nampaknya menggunakan keputusan untuk menerbitkan obligasi tersebut sebagai signal bahwa perusahaan akan menghadapi kesempatan investasi yang sangat menguntungkan. 2. Stabilitas penjualan Stabilitas penjualan yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas keuntungan, juga merupakan faktor yang mempengaruhi rasio utang yang digunakan perusahaan. Semakin stabil keuntungan, semakin besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Dengan demikian, maka perusahaan akan semakin berani menggunakan hutang. 3. Kebijakan dividen Apabila perusahaan cenderung membagi dividen yang besarnya tetap, maka pembayaran dividen tersebut akan merupakan beban tetap bagi perusahaan. Dengan demikian, maka perusahaan menggunakan leverage yang tinggi akan sulit untuk mempertahankan pembayaran dividen tetap tersebut. Hal ini disebabkan karena leverage yang tinggi juga akan menimbulkan beban tetap yang tinggi pula. Semakin kecil dividen yang dibayarkan, semakin besar kemampuan perusahaan menggunakan hutang.

12 4. Pengendalian Pemilik perusahaan mungkin memilih menggunakan hutang hanya karena tidak ingin kehilangan kendali atas perusahaan tersebut. Perhatikan bahwa apabila perusahaan menerbitkan saham baru maka proporsi kepemilikan pemegang saham lama akan berkurang kecuali ia juga dapat membeli saham baru tersebut dengan proporsi yang sama. Masalahnya adalah bahwa mungkin sekali pemegang saham lama memang tidak mempunyai modal yang cukup, padahal perusahaan memerlukan tambahan dana. Dalam situasi ini mungkin saja pemilik memutuskan untuk menerbitkan obligasi dengan maksud agar tidak kehilangan kendali atas perusahaan. 5. Risiko kebangkrutan Apabila perusahaan dihadapkan pada meningkatnya tingkat bunga pinjaman sewaktu perusahaan akan menggunakan hutang yang makin besar, maka hal ini berarti (calon) pembeli obligasi mulai memasukkan risiko kebangkrutan dalam analisis mereka. Dengan demikian, perusahaan mungkin berpendapat untuk lebih baik tidak melanggar batas pinjaman yang masih dirasa aman. 2.1.3 Profitabilitas Profitabilitas merupakan salah satu kemampulabaan, menurut Moeljadi (2006:237), pada umumnya profitabilitas dilihat dari angka laba, hal demikian berarti dari hutang jangka pendek, sedangkan untuk hutang jangka panjang yang dipertimbangkan adalah net profit margin. Profitabilitas merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki

13 profitabilitas tinggi cenderung menggunakan utang yang relatif kecil karena laba ditahan yang tinggi sudah memadai untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Menurut Weston dan Brigham (dalam Kusumaningrum, 2010), perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan utang yang relatif kecil karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal. Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan menggunakan laba ditahan sebelum memutuskan untuk menggunakan utang. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang menyarankan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan yang pertama yaitu laba ditahan kemudian utang (Sartono, 1999). 2.1.4 Pertumbuhan Penjualan Clarensia dan Azizah (2010) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan (growth of sales) adalah kenaikan jumlah penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun aset lancar. Pihak manajemen perlu mempertimbangkan sumber pendanaan yang tepat bagi pembelanjaan aset tersebut. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan mampu memenuhi kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut membelanjai asetnya dengan utang, begitu pula sebaliknya. Cara pengukurannya adalah dengan membandingkan penjualan pada tahun t setelah dikurangi penjualan pada periode sebelumnya terhadap penjualan pada periode sebelumnya.

14 2.1.5 Struktur Aset Aset berwujud yang dimaksud adalah aset tetap perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan atas hutang dan memberi keamanan bagi peminjam seandainya terjadi financial distress karena nilai dari aset tetap (tangible assets) lebih tinggi dibanding nilai aset variabel. Struktur aset dalam perusahaan mempunyai pengaruh terhadap sumber-sumber pembiayaan. Struktur aset menjadi salah satu faktor yang akan mempengaruhi meningkat atau menurunnya nilai struktur modal perusahaan. Kebanyakan perusahaan industri sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modalnya yang permanen yaitu modal sendiri sedangkan hutang sifatnya hanya sebagai pelengkap. Proporsi aset yang lebih besar akan mendorong pemberi pinjaman untuk memberikan pinjaman yang berarti perusahaan akan mempunyai tingkat hutang yang tinggi, proporsi aset yang besar merupakan jaminan yang baik bagi para pemberi pinjaman. 2.1.6 Tingkat Pertumbuhan Tingkat pertumbuhan (growth opportunity) adalah kesempatan perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang menguntungkan. Pada dasarnya growth opportunity bergantung pada peluang investasi perusahaan itu sendiri. Growth opportunity merupakan peluang pertumbuhan perusahaan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan pada masa yang akan datang. Growth opportunity pada setiap perusahaan akan berbeda dengan perusahaan lainnya, nilai peluang pertumbuhan atau peluang investasi suatu perusahaan akan sangat tergantung.

15 2.1.7 Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal Pada umumnya, perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan tinggi menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar pendanaan dari laba ditahan (Atmaja, 2003). Dalam hal ini perusahaan akan cenderung memilih laba ditahan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan. Dapat disimpulkan, semakin tinggi ROA, maka semakin kecil proporsi utang di dalam struktur modal perusahaan. Adanya biaya-biaya seperti biaya asimetri informasi dan biaya kebangkrutan pada penggunaan dana eksternal menyebabkan penggunaan dana milik sendiri (laba ditahan) oleh perusahaan dianggap lebih murah. Karena itu perusahaan yang mampu mendapat keuntungan yang tinggi (profitable) akan cenderung banyak memanfaatkan dana sendiri untuk keperluan investasi, sehingga tingkat utang perusahaan yang profitable akan semakin rendah. Jadi tingkat utang dan tingkat profitabilitas yang sama-sama diukur dengan aset, dianggap berhubungan negatif. H 1 : Profitabilitas berpengaruh negatif pada struktur modal 2.1.8 Pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal Bagi perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, kecenderungan penggunaan hutang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah (Halim, 2007:92). Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2011:39), perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih

16 tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Hal ini disebabkan karena kebutuhan dana yang digunakan untuk pembiayaan pertumbuhan penjualan semakin besar. Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. H 2 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif pada struktur modal 2.1.9 Pengaruh Struktur Aset terhadap Struktur Modal Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat pelengkap (Riyanto, 2001:232). Hal ini biasa dihubungkan dengan adanya acuan stuktur finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aset lain yang sifatnya permanen, sedangkan perusahaan yang sebagian besar asetnya terdiri atas aset lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Pertumbuhan penjualan diukur dengan didasarkan pada rasio fixed asset terhadap total aset, penggunaan rasio fixed assets terhadap total aset dikarenakan rasio ini memberi gambaran mengenai jaminan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang. Semakin tinggi rasio tangible asset (semakin besar jumlah aset tetap), maka perusahaan pun memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam melakukan pendanaan eksternal yang berarti berpotensi meningkatkan struktur (Harjati dan Eduardus, 2007). Hal ini menunjukkan bahwa tangible assets mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal suatu perusahaan.

17 H 3 : Struktur aset berpengaruh positif terhadap struktur modal 2.1.10 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan terhadap Struktur Modal Pertumbuhan bagi suatu perusahaan merupakan sesuatu yang harus dimaksimalkan, bila pertumbuhan meningkat maka pangsa pasar dan keuntungan perusahaan akan meningkat pula. Untuk memperluas pangsa pasar atau ekspansi perusahaan memerlukan modal dalam jumlah yang besar. Apabila modal atau dana yang dimiliki perusahaan yang tidak mencukupi maka perusahaan harus mencari tambahan dana untuk memperluas tersebut. Tingkat pertumbuhan (growth opportunity) mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Dalam hal ini growth opportunity mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hal ini berarti semakin tinggi growth opportunity, semakin tinggi pula tingkat penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan tinggi akan menghadapi kesenjangan informasi (asymentric information) yang tinggi antara manajer dengan investor atas kualitas proyek investasi perusahaan. H 4 : Tingkat pertumbuhan berpengaruh positif terhadap struktur modal

18 2.2 Rerangka Pemikiran Pasar Modal Perusahaan Laporan keuangan Analisis Variabel bebas: Profitabilitas (P) Variabel terikat: Struktur Modal (SM) Pertumbuhan Penjualan (PP) Struktur Aset Tingkat Pertumbuhan (SA) (TP) Uji statistika Gambar 1 Rerangka Pemikiran