PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS)

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... iii. LEMBAR PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Misal dgn andalan 90% diperoleh debit andalan 100 m 3 /det. Berarti akan dihadapi adanya debit-debit yg sama atau lebih besar dari 100 m 3 /det

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DEBIT ANDALAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.31 Kebutuhan Air Tanaman Padi

Kampus IPB Darmaga, Bogor, * Corresponding author.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP DEBIT LIMPASAN PADA SUB DAS SEPAUK KABUPATEN SINTANG KALIMANTAN BARAT

PENGENDALIAN OVERLAND FLOW SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGELOLAAN DAS. Oleh: Suryana*)

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

Studi Kasus Penggunaan Sumber Daya Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Ketibung Kabupaten Lampung Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

MENUJU KETERSEDIAAN AIR YANG BERKELANJUTAN DI DAS CIKAPUNDUNG HULU : SUATU PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Daerah Irigasi Banjaran merupakan Daerah Irigasi terluas ketiga di

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

V. SIMULASI LUAS HUTAN TERHADAP HASIL AIR

Analisi Neraca Air Permukaan Sub DAS Krueng Khee Kabupaten Aceh Besar (Surface Water Balance Sub Watershed Krueng Khee Great Aceh District)

KEMAMPUAN LAHAN UNTUK MENYIMPAN AIR DI KOTA AMBON

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

WATER BALANCE DAS KAITI SAMO KECAMATAN RAMBAH

Kata kunci: evapotranspirasi, Metode Penman, Metode Mock, Metode Wenbul

I. PENDAHULUAN. Intervensi manusia dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang makin

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

Analisa Ketersediaan Air Bersih untuk Kebutuhan Penduduk di Kecamatan Pauh Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut

DAFTAR ISI. Halaman JUDUL PENGESAHAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN SEBAGAI. Dosen Pembimbing : Dr. Ali Masduqi, ST. MT. Nohanamian Tambun

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

BAB III METODOLOGI. dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

PREDIKSI NERACA AIR PERTANIAN DENGAN METODE MOCK PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

PENGARUH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP KUANTITAS AIR DENGAN PENDEKATAN NERACA AIR TANAMAN (STUDI KASUS DI PT. REZEKI KENCANA)

ANALISA KETERSEDIAAN AIR DAERAH ALIRAN SUNGAI BARITO HULU DENGAN MENGGUNAKAN DEBIT HASIL PERHITUNGAN METODE NRECA

rata-rata P 75%

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

Perencanaan Operasional & Pemeliharaan Jaringan Irigasi DI. Porong Kanal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

The water balance in the distric X Koto Singkarak, distric Solok. By:

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAN LAJU EROSI SEBAGAI FUNGSI PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

SKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ

BAB I PENDAHULUAN. karena curah hujan yang tinggi, intensitas, atau kerusakan akibat penggunaan lahan yang salah.

KUANTIFIKASI JASA LINGKUNGAN PENERAPAN SISTEM AGROFORESTRY PADA DAS CISADANE HULU. Aji Winara dan Edy Junaidi ABSTRAK

NERACA AIR METEOROLOGIS DI KAWASAN HUTAN TANAMAN JATI DI CEPU. Oleh: Agung B. Supangat & Pamungkas B. Putra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perkiraan Koefisien Pengaliran Pada Bagian Hulu DAS Sekayam Berdasarkan Data Debit Aliran

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

Gambar 2.1. Diagram Alir Studi

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR PULAU-PULAU KECIL DI DAERAH CAT DAN NON-CAT DENGAN CARA PERHITUNGAN METODE MOCK YANG DIMODIFIKASI.

PENERAPAN SISTEM AGROFORESTRY PADA PENGGUNAAN LAHAN DI DAS CISADANE HULU: MAMPUKAH MEMPERBAIKI FUNGSI HIDROLOGI DAS? Oleh : Edy Junaidi ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gabungan antara karakteristik hujan dan karakteristik daerah aliran sungai

SIMULASI POTENSI DAN KAPASITAS EMBUNG SUNGAI PAKU TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAGI MASYARAKAT

Kajian Pemakaian metode SWMHMS untuk mencari debit sungai (Studi Kasus DAS Coban Rondo) Riyanto Haribowo Ida Ayu Wayan Sarpindari Jayestishe

PENERAPAN IPTEKS ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DELI. Nurmala Berutu W.Lumbantoruan Anik Juli Dwi Astuti Rohani

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2013 di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

TINJAUAN SISI OPERASI WADUK DALAM MENUNJANG INTENSITAS TANAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISA KEBUTUHAN AIR DALAM KECAMATAN BANDA BARO KABUPATEN ACEH UTARA

TUGAS KELOMPOK REKAYASA IRIGASI I ARTIKEL/MAKALAH /JURNAL TENTANG KEBUTUHAN AIR IRIGASI, KETERSEDIAAN AIR IRIGASI, DAN POLA TANAM

ANALISIS PENGARUH INTERSEPSI LAHAN KELAPA SAWIT TERHADAP KETERSEDIAAN AIR SUNGAI PADA SUB DAS BENDUNG JEURAM KABUPATEN NAGAN RAYA

KAJIAN PERBANDINGAN DEBIT ANDALAN SUNGAI CIMANUK METODA WATER BALANCE DAN DATA LAPANGAN. Bakhtiar

EVALUASI KESEIMBANGAN AIR DALAM PENGOPTIMALAN DAERAH IRIGASI (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI PETAPAHAN KABUPATEN KAMPAR)

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di wilayah Kabupaten Banyumas yang masuk

PERENCANAAN KEBUTUHAN AIR PADA AREAL IRIGASI BENDUNG WALAHAR. Universitas Gunadarma, Jakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Neraca Air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya alam

PENENTUAN WAKTU TANAM KEDELAI (Glycine max L. Merrill) BERDASARKAN NERACA AIR DI DAERAH KUBUTAMBAHAN KABUPATEN BULELENG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan

PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. DISKUSI UMUM DAN PEMBAHASAN

SISTEM JEBAKAN AIR BERANTAI SEBAGAI PENDEKATAN TERPADU MENGATASI BANJIR DAN KEKERINGAN

ANALISA NERACA AIR LAHAN WILAYAH SENTRA PADI DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

Analisis Neraca Air di Kecamatan Sambutan - Samarinda

NERACA AIR WADUK SUNGAI PAKU TERHADAP KEBUTUHAN AIR BAKU BAGI MASYARAKAT Water Balance of Paku River Reservoir to Standart Water Needs for the People

Evapotranspirasi. 1. Batasan Evapotranspirasi 2. Konsep Evapotranspirasi Potensial 3. Perhitungan atau Pendugaan Evapotranspirasi

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

Studi Water Balance Air Tanah di Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur

ABSTRAK. Kata Kunci : DAS Tukad Petanu, Neraca air, AWLR, Daerah Irigasi, Surplus

TINJAUAN HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI DAS KALI BRANTAS HULU 1

Transkripsi:

Taufiq, dkk., Pengaruh Tanaman Kelapa Sawit terhadap Keseimbangan Air Hutan 47 PENGARUH TANAMAN KELAPA SAWIT TERHADAP KESEIMBANGAN AIR HUTAN (STUDI KASUS SUB DAS LANDAK, DAS KAPUAS) Mohammad Taufiq 1), Hari Siswoyo 1), dan Anggara WWS 1) 1 Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Abstrak: Perkembangan kawasan di wilayah Sub DAS Landak, DAS Kapuas yang cukup pesat juga diikuti oleh semakin menyusutnya areal hutan yang ada. Berkurangnya areal hutan akibat pembukaan lahan untuk kelapa sawit yang menyerap banyak air disekitar untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit mempengaruhi keseimbangan air di Sub DAS Landak. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengurangan debit aliran sungai akibat penanaman tanaman kelapa sawit. Tahapan studi secara garis besar meliputi perhitungan evapotranspirasi dengan Penman-Monteith, analisis ketersediaan air dengan Model NRECA, analisis neraca air dengan Model Thornthwaite dan Mather, serta estimasi debit sungai dengan Model F.J. Mock. Berdasarkan hasil studi dapat diketahui bahwa prosentase pengaruh pengurangan debit akibat penanaman tanaman kelapa sawit berkisar antara 30% hingga 40%. Kata kunci: kelapa sawit, keseimbangan air Abstract: Development in the area of Landak Sub watershed, Kapuas watershed that quite rapidly also followed by the shrinking of the existing forest area. Reduction in forest area due to land clearing for oil palm tree which absorbs a lot of surrounding water for its growth affect the water balance in the Landak sub-watershed. The aim of this study was to determine the effect of reduction of river flow discharge due to the planting of oil palm tree. The outline of stages of study includes evapotranspiration calculations with the Penman-Monteith, water availability analysis with NRECA Model, water balance analysis with Thornthwaite and Mather model, as well as estimates of river discharge with FJ Mock Model. Based on the results of the study can be seen that the percentage in discharge reduction due to the planting of oil palm tree ranged from 30% to 40%. Keywords: oil palm, water balance Wilayah Sub DAS Landak, DAS Kapuas terletak di Kabupaten Landak. Sungai Kapuas telah berkembang dan memiliki pertumbuhan yang pesat terutama pemukiman. Perkembangan tersebut juga diikuti oleh semakin menyusutnya areal hutan yang ada dengan berbagai penyebab. Hal ini berakibat semakin berkurangnya daya dukung lingkungan dimana daerahdaerah resapan semakin lama semakin menyempit dan areal yang terbuka semakin luas, sehingga bila musim hujan dapat mengakibatkan banjir maupun tanah longsor, serta kekeringan dimusim kemarau. Saat ini tingkat kerusakan sebagian besar DAS mengalami kenaikan yang cukup signifikan akibat banyaknya penebangan hutan terutama hutan diareal DAS. Berkurangnya areal hutan akibat pembukaan besar-besaran untuk lahan kelapa sawit yang menyerap banyak air disekitar untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit mengakibatkan keseimbangan air hutan menjadi berkurang sampai 40% dari kebutuhan total air untuk Sub DAS landak. Hal ini perlu penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan air di Sub DAS Landak. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengurangan debit aliran sungai akibat penanaman tanaman kelapa sawit. METODOLOGI Lokasi Studi Lokasi studi adalah wilayah Sub DAS Landak, DAS Kapuas terletak di Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Data Data-data yang diperlukan untuk melakukan studi ini meliputi: - Data curah hujan - Data klimatologi 47

48 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 4, Nomor 1, Mei 2013, hlm 47 52 4. Analisis neraca air Analisis neraca air dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keseimbangan air di daerah studi. Analisis neraca air ini dilakukan dengan 3 tinjauan yaitu analisis neraca air umum, analisis neraca air hutan, dan analisis neraca air kelapa sawit. Model analisis neraca air yang digunakan adalah Model Thornthwaite dan Mather. 5. Estimasi Debit Sungai Perhitungan estimasi debit sungai dilakukan dengan menggunakan Model FJ. Mock. Gambar 1. Lokasi Studi di Sub DAS Landak beserta kondisi tata guna lahannya (Sumber: BWS Kalimantan I) - Peta rupa bumi - Peta tata guna lahan dan data tanah Tahapan Studi Analisis dalam studi ini secara garis besar dilakukan melalui 5 tahapan. Adapun tahapan analisis tersebut meliputi: 1. Analisis Curah Hujan Analisa curah hujan rata-rata daerah menggunakan metode rata-rata aritmatika. 2. Perhitungan evapotranspirasi potensial menggunakan paket program komputer Cropwat for Windows. 3. Analisis ketersediaan air Analisis ketersediaan air dalam hal ini debit aliran sungai dilakukan dengan menggunakan Model NRECA. Besarnya debit andalan dihitung berdasarkan persamaan Weibull. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil survey tata guna lahan dapat disimpulkan bahwa lebih dari 30% penggunaan lahan di Sub DAS Landak digunakan sebagai areal perkebunan kelapa sawit. Hal ini tentu saja secara keseimbangan air akan berdampak besar karena kebutuhan air untuk kelapa sawit yang cukup besar. Hasil analisis dan pemodelan dengan menggunakan paket program Cropwat for Windows dengan Metode Penman-Monteith diperoleh nilai ETo maksimum adalah 5,03 dan nilai minimum adalah 3,67. sedangkan untuk rata-rata nilai ETo daerah studi adalah 4,52. berikut adalah hasil output nilai ETo pada Tabel 1. Analisis ketersediaan air dilakukan dengan menentukan debit andalan yang selanjutnya akan dibandingkan dengan kebutuhan rencana. Data yang diperlukan untuk analisis ketersediaan air adalah data debit bulanan atau harian dengan periode pencatatan yang cukup panjang. Bila data debit terlalu pendek atau bahkan tidak tersedia, debit bulanan dapat disimulasi berdasarkan Tabel 1. Perhitungan ETo dengan menggunakan Cropwat for Windows

Taufiq, dkk., Pengaruh Tanaman Kelapa Sawit terhadap Keseimbangan Air Hutan 49 data hujan dan data evapotranspirasi potensial pada daerah studi dengan bantuan model matematik hubungan hujan-debit. Model matematik hubungan hujan-debit yang digunakan adalah Model NRECA. Hasil pemodelan NRECA dapat ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini. Debit andalan adalah debit yang selalu tersedia dengan andalan sebesar 80% dimana probabalitas tersebut dihitung dengan persamaan Weibull sebagai berikut: Pr = m / (n+1) x 100 % Dengan menggunakan probabilitas Weibull yang berdasar pada bulan (basic month), diperoleh debit andalan 80% adalah sebagai berikut pada Tabel 3. Analisis neraca air umum dilakukan untuk melihat sebaran potensi hujan yang turun setiap bulannya secara rata-rata. Metode yang digunakan adalah model neraca air yang dikembangkan oleh Thornthwaite dan Mather (1957) dalam Widodo dan Dasanto (2010). Model ini menggunakan data-data klimatologis dan bermanfaat untuk mengetahui berlangsungnya bulan basah dan bulan kering. Data iklim yang dibutuhkan dalam metode ini adalah data suhu dan curah hujan bulanan rata-rata. Model analisis neraca air tanaman disusun berdasarkan penggabungan data klimatologis, data tanah, dan data jenis tutupan lahan yang ada. Data tanaman yang digunakan adalah data koefisien tanaman (Kc). Tanaman tutupan lahan (Landcover) dibagi kedalam Tabel 2. Ketersediaan debit dari tahun 2005 hingga 2010 metode NRECA Tabel 3. Debit andalan 80% Gambar 2. Grafik Debit Andalan 80% dua bagian, yaitu sebelum dan sesudah adanya perkebunan kelapa sawit. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk landcover sebelum adanya perkebunan kelapa sawit berupa hutan primer sedangkan landcover sesudah adanya perkebunan kelapa sawit berupa tanaman kelapa sawit dan tidak ada tanaman lain yang tumbuh pada lahan perkebunan kelapa sawit tersebut. Asumsi berikutnya adalah faktor intersepsi tajuk oleh pohon kelapa sawit tidak dimasukan kedalam perhitungan kebutuhan air serta besarnya limpasan yang terjadi. Kebutuhan air dan limpasan dihitung berdasarkan persamaan empiris yang digunakan dalam penelitian ini.

50 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 4, Nomor 1, Mei 2013, hlm 47 52 Tabel 4. Perhitungan Neraca Air Umum Tabel 5. Perhitungan Neraca Air Hutan Kebutuhan air tanaman kelapa sawit ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut: ETc = Kc x ETp Untuk tanaman kelapa sawit, berdasarkan penelitian Harahap dan Darmosarkoro (1994) dalam Widodo dan Dasanto (2010) nilai crop coefisien untuk tanaman kelapa sawit berkisar antara 0,82 (untuk LAI < 2) sampai 0,93 (untuk LAI > 5). Kelapa sawit dengan kelompok umur > 7 tahun memiliki nilai LAI berkisar antara 4,9-5,1. Umur rata-rata tanaman kelapa sawit yang terdapat di wilayah penelitian saat ini lebih dari 7 tahun. Oleh karena itu, nilai crop coe- fisien yang digunakan dalam perhitungan kebutuhan air tanaman adalah sebesar 0,93. Hasil ETc tanaman kelapa sawit kemudian di konversi kedalam satuan m 3 /s, yang didapatkan dengan mengalikan ETc dengan data luas area perkebunan kelapa sawit. Perhitungan estimasi debit menggunakan metode neraca air yang dikembangkan oleh FJ. Mock (1973). Perhitungan ini membutuhkan data run off dan surplus. Kedua data ini telah didapatkan dari analisis neraca air sebelumnya dengan menggunakan Metode neraca air Thornthwaite dan Mather. Tabel 6. Perhitungan Neraca Air Sawit

Taufiq, dkk., Pengaruh Tanaman Kelapa Sawit terhadap Keseimbangan Air Hutan 51 Tabel 7. Perhitungan Estimasi Debit Hutan Tabel 8. Perhitungan Estimasi Debit Sawit Tabel 9. Perhitungan Estimasi Pengurangan Debit Air Saran Perlu dilakukan studi lebih lanjut terkait: - Prediksi perkembangan kawasan dan terhadap kondisi neraca air. - Simulasi pengaruh berbagai macam komposisi penggunaan lahan terhadap kondisi neraca air Gambar 3. Grafik Pengurangan Debit Akibat Adanya Penanaman Kelapa Sawit PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil studi di atas dapat diketahui bahwa wilayah Sub DAS Landak prosentase pengaruh pengurangan debit akibat penanaman tanaman kelapa sawit berkisar antara 30% hingga 40%. Selain itu, dari grafik hasil perhitungan estimasi debit juga digambarkan perbandingan debit sisa dengan debit hasil perhitungan Model NRECA. Perbedaan tersebut tidak terlalu signifikan dan mempunyai pola yang sama. DAFTAR PUSTAKA Arsyad, S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press. Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Mulyantari, F., dan W. Adidarma. 2003. Penentuan Parameter Hubungan Hujan Limpasan Model NRECA Dengan Optimasi. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pengairan. Vol. 17 No. 51 Juni 2003. ISSN 0215-1111. Pp. 32-44. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. Bandung. Mock, F.J. 1973. Land Capability Apraisal Indonesia Water Availability Apraisal. Bogor Pawitan, H. 2000. Panduan Pengolahan Data Iklim dan Hidrologi untuk Perencanaan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Jakarta.

52 Jurnal Teknik Pengairan, Volume 4, Nomor 1, Mei 2013, hlm 47 52 Pawitan, H., H. Suharsono., dan B.D. Dasanto. 1994. Keseimbangan Air Wilayah Pulau Jawa. Laporan Penelitian. FMIPA IPB. Bogor. Widodo, I.T., dan B.D. Dasanto. 2010. Estimasi Nilai Lingkungan Perkebunan Kelapa Sawit Ditinjau Dari Neraca Air Tanaman Kelapa Sawit (Studi Kasus: Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Propinsi Riau). Jurnal Agromet. Vol. 24, No.1. ISSN 0126-3633. Pp. 23-32. http://journal.ipb.ac.id/index.php/agromet Yulianur, A., dan Cut Azizah. 2003. Evaluasi Kecocokan Metoda Mock dan Metoda NRECA dalam Mengestimasi Debit Sungai Krueng Jreue Kabupaten Aceh Besar. Prosiding PIT XX HATHI 2003. Samarinda.