MANFAAT NILAI TOKOH WAYANG KUMBAKARNA TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB II SIKAP NASIONALIS TOKOH KUMBAKARNA

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK MELALUI PENDIDIKAN MORAL. Oleh Sukiniarti FKIP UT

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

SILABUS MATA PELAJARAN: SEJARAH INDONESIA (WAJIB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

SILABUS MATA PELAJARANPENGOLAHAN CITRA DIGITAL (PAKET KEAHLIAN MULTIMEDIA)

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISIS Perang Wanara dan Raksasa. satu ksatria yang sangat ditakuti oleh lawannya.

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

BAB I PENDAHULUAN. cinta kasih, dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN ILMU ALAMIAH DASAR. Anggit Grahito Wicaksono

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

I. PENDAHULUAN. karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

INTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS TEKS Nunik Sugesti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kepribadian dan perilaku mereka sehari-hari. Krisis karakter yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetensi yang baik maka seorang guru terutama guru TK dapat memenuhi dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Noviyanto, 2014

PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

Transkripsi:

1 MANFAAT NILAI TOKOH WAYANG KUMBAKARNA TERHADAP PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA Anggita Yuliana, Sumarno, Sri Handayani Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember (UNEJ) Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail:umamamhnurul@ymail.co.id ABSTRAK Indonesia mengalami krisis karakter, terbukti dari semakin tingginya tindakan kriminal yang dilakukan oleh para pelajar. Bangsa indonesia perlu memperbaiki karakter masyarakat melalui pendidikan. Tahun 2013, dunia pendidikan merubah kurikulum menjadi kurikulum 2013. kurikulum 2013 menekankan pada proses dan pengembangan nilai karakter kepada peserta didik. Tokoh wayang Kumbakarna memiliki nilai karakter yang dapat diteladani. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui nilai tokoh wayang Kumbakarna terhadap pengembangan karakter siswa dalam pembelajaran sejarah. Kumbakarna merupakan anak ke 2 dari Resi Wisrawa dan Dewi Sukesi. Kumbakarna memiliki 7 nilai karakter yakni jujur, kerja keras, tekun, tanggung jawab, peduli sosial, cinta tanah air dan nasionalisme. Nilai kumbakarna juga merupakan 18 nilai karakter yang telah dirumuskan dalam kurikulum 2013. Nilai karakter diintegrasikan dalam pembelajaran sejarah melalui silabus dan RPP. Pengembangan karakter siswa dalam pembelajaran sejarah dapat dikaitkan dengan materi sejarah, pendekatan serta strategi pembelajaran agar dalam proses belajar siswa dapat mengimplementasikan nilai tersebut dalam kehidupan sehari - hari. Kata kunci: Kumbakarna, pendidikan karakter, pembelajaran sejarah ABSTRACT Nowadays, Indonesia faces a serious problem called personality crisis. It is proved by seeing the increasing number of criminality which mostly dominated by students. For this case, Indonesia needs to straighten this situation out through education. In 2013, the Government changes the education curriculum from KTSP (Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan) to be 2013 Curriculum. This new curriculum is believed to be able to emphasize on the learning process and the development of personality toward students. Related to it, one of characters in Wayang (shadow play with leather puppets often dramatizing themes from Hindu epics) Kumbakarna has several personalities which considered as good personalities to imitate. The goal of this research is to know the relationship of Kumbakarna s personality toward the development of students personality in history class. Kumbakarna is the second children of Resi Wisrawa and Dewi Sukesi. He has seven personalities e.g. honest, hard-working, diligent, responsible, charitable, patriotic, and nationalistic. His personalities are actually part of personalities which required in 2013 Curriculum. Personality is integrated into history class through Silabus and RPP. Therefore, the development of students personality in history class can be related with the subject, the approach, and learning strategies in order that in learning process students can implement those personalities in their life. Keywords: Kumbakarna, character of education, teaching of history

2 PENDAHULUAN Wayang merupakan salah satu karya seni budaya yang dikenal diberbagai kalangan masyarakat. Wayang memiliki berbagai fungsi yaitu media pendidikan, media informasi, dan juga sebagai media hiburan. Wayang di Indonesia biasanya menggunakan cerita Ramayana dan Mahabarata dari kitab Hindu. Setiap cerita pewayangan pada dasarnya terkait dengan masalah masalah kahidupan manusia dan terkandung nilai nilai luhur yang tampak pada tingkah laku setiap tokoh pewayangan. Karakter tokoh wayang merupakan gambaran dari tingkah laku manusia dalam kehidupan. Dalam cerita pewayangan Ramayana ada tokoh yang jahat dan tokoh yang baik, sebagai contoh yakni keempat anak dari resi Wisrawa. Keempat anak Resi Wisrawa terdapat dua tokoh dengan watak jahat/ buruk yakni Rahwana dan Sarpakenaka, sedangkan 2 anak lainnya berwatak budi luhur serta baik yakni Kumbakarna dan Gunawan Wibisana. Menariknya dari tokoh Kumbakarna adalah: 1. Kumbakarna hidup dilingkungan Raja Rahwana yang angkara murka, tetapi Kumbakarna masih tetap menjaga kepribadiannya yang baik, jujur sebagai kesatria yang berbudi luhur 2. Dari segi fisik yang dimiliki Kumbakarna berbeda yakni memiliki postur tubuh raksasa dan berwajah mengerikan, namun ia tetap menjaga kepribadiaannya sebagai kesatria yang berbudi luhur 3. Saat perang terjadi antara Rahwana dan Rama, Kumbakarna berpihak kepada Rahwana, namun ia berpihak karena ingin membela tanah air/ kerajaannya, bukan karena ia membela keangkaramurkaan Rahwana Kumbakarna merupakan tokoh wayang yang banyak memberikan karakter karakter baik bagi kehidupan masyarakat. Isi cerita serta perwatakan dari setiap tokoh dapat membantu dalam pembentukan karakter masyarakat atau karakter bangsa. Pembentukan dan pengembangan karakter dapat dilakukan melalui suatu lembaga yakni pendidikan. Dunia pendidikan merupakan tempat mencetak generasi intelektual. Pada UU No. 20 Tahun 2013 tentang Sisdiknas pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Aqib, 2010:19). Pendidikan berkarakter dalam kurikulum 2013 muncul karena adanya rasa ketidakpuasan terhadap penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan karakter merupakan sebuah sistem pembinaan dan pembentukan untuk membentuk sosok pribadi yang akan membawa masyarakat pada kebaikan dan keadilan. Pengembangan karakter tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi teritegrasi ke dalam setiap mata pelajaran. Salah

3 satu mata pelajaran yang dapat diintegrasikan dengan nilai nilai karakter yakni mata pelajaran sejarah. Sejarah merupakan pembelajaran mengenai masa lampau yang dapat dipetik setiap makna yang terdapat dalam materi. Sejarah merupakan mata pelajaran wajib di jenjang pendidikan menengah (SM/MA). Salah satu tujuan dari mata pelajaran sejarah Indonesia pada jenjang SMA yakni menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangsa dan cinta tanah air, melahirkan empati dan perilaku toleran yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat dan bangsa, serta mengembangkan perilaku yang didasarkan pada nilai dan moral yang mencerminkan karakter diri, masyarakat dan bangsa (Pusat Pengembangan Profesi Pendidikan, 2014:18-19). Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Manfaat Nilai Tokoh Wayang Kumbakarna Terhadap Pengembangan Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Di SMA. Permasalahan yang di bahas adalah: Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana riwayat singkat tokoh Kumbakarna? 2. Apa saja nilai nilai yang dimiliki oleh tokoh wayang Kumbakarna? 3. Apa saja manfaat nilai nilai tokoh wayang Kumbakarna terhadap pengembangan karakter siswa dalam pembelajaran sejarah? Tujuan penelitian ini adalah: Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai silsilah dan riwayat singkat tokoh Kumbakarna 2. Untuk mengkaji lebih dalam mengenai nilai nilai yang dimiliki wayang Kumbakarna 3. Untuk mengetahui manfaat nilai nilai tokoh wayang Kumbakarna terhadap pengembangan karakter dalam pembelajaran sejarah Manfaat penelitian ini adalah: Berdasarkan tujuan penelitian yang diuraikan di atas penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, sebagai latihan dalam penelitian dan penulisan karya ilmiah dengan berpikir logis dan kritis, memperdalam pengetahuan mengenai nilai nilai karakter tokoh wayang 2. Bagi pembaca dan masyarakat umum, penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan serta dapat menjadi acuan dalam pembentukan kepribadian serta membentuk karakter bangsa yang baik 3. Bagi almamater FKIP Universitas Jember, penelitian ini dilakukan sebagai salah satu wujud pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi

4 METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikirian orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2013:60). Salah satu karakteristik dalam penelitian kualitatif adalah deskriptif. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif tipe analisis isi atau dokumen. Analisis isi merupakan bentuk penelitian deskriptif dengan menganalisis data atau dokumen dari sumber sumber terdahulu untuk dapat mendeskripsikan suatu informasi yang diperoleh (Sukmadinata, 2013:79-81). Penelitian dilaksanakan di diberbagai perpustakaan untuk mengumpulkan data. Perpustakaan yang dikunjungi yakni perpustakaan Universitas Jember, Perpustakaan Program Studi Pendidikan, Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Jember dan salah satu sekolah SMA untuk mendapatkan data terkait dengan pembelajaran sejarah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sesuai dengan metode penelitian yang digunakan yakni studi dokumenter. Data yang telah terkumpul melalui teknik pengumpulan data yang dilakukan diberbagai tempat yang telah ditentukan, maka selanjutnya melakukan analisis data. Proses analisis data dimulai dari menelaah seluruh data yang terkumpul, dilanjutkan dengan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategorisasikan. Peneliti juga mengkaitkan data yang satu dengan data yang lain, agar laporan yang disajikan lebih baik. Agar data yang diperoleh dan dikumpulakan merupakan data yang valid dan data yang disajikan dapat dipertanggungjawabka, maka dilakukan pengecekan dengan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu (Moleong, 2012: 330). Pengecekan Informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan data hasil studi dokemun yang satu dengan data lainnya. Proses pengecekaan kebasahaan data dilakukan secara terus menerus melalui proses cek dan re-cek, analisis dan re-analisis, sehingga dapat ditemukan kenyataan kenyataan data atau informasi yang sesungguhnya dan menyeluruh. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan selama penelitian. A. Riwayat Singkat Tokoh Wayang Kumbakarna Kumbakarna atau yang biasa disebut dengan Arya Kumbakarna merupakan anak ke 2 dari Resi Wisrawa dan Sukesi. Kumbakarna tumbuh dan hidup menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa dan berwatak budi luhur. Kumbakarna melakukan tapabrata di Gunung Gohkarna selama sepuluh ribu tahun lamanya. Akibat dari kerja

5 kerasnya, Kumbakarna mendapatkan berbagai ilmu kesaktian seperti Pethakgelapsaketi, Gedhongmega, dan Cirakalasupta dari para Dewa dan mendapatkan sifat kejujuran. Kumbakarna menikahi wanita bernama Dewi Aswani. Dan dianugrahi 2 orang putra bernama Kumbakumba dan Aswanikumba. Keluarga Kumbakarna tinggal di sebuah negara bernama Leburgangsa. Permasalahan antara Rahwana dan Rama mengenai penculikan Dewi Sinta melibatkan Kumbakarna. Kumbakarna tidak menyukai perbuatan Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Kumbakarna memberikan nasehat kepada Rahwana, namun Rahwana tidak pernah mendengarkan sehingga Kumbakarna memilih pergi ke Leburganngsa. Pasukan Rama akhirnya menyerang Alengkan. Banyak pasukan Alengka yang berguguran akibat pasukan kera dari Rama. Keadaan yang semakin mencekam dengan banyaknya korban dari pasukan Alengkan membuat Dasamuka atau Rahwana panik, sehingga menyuruh anak Rahwana untuk memanggil Kumbakarna. Kumbakarna yang mendengar banyak pasukan telah mati dalam pertempuran, kamudian langsung turun ke medan perang. Ia turun ke medan perang bukan untuk membela kakaknya namun dalam hati Kumbakarna tidak rela apabila tanah airnya dijajah ataupun dihancurkan oleh musuh. Kumbakarna dikeroyok oleh pasukan kera. Sedikit demi sedikit pasukan kera dapat dihancurkan oleh Kumbakarna. Pada akhirnya, Kumbakarna diserang oleh Rama dan Leksmana serta adik kandungnya sendiri yakni Gunawan Wibisana. Rama melepaskan anak panahnya ke arah leher Kumbakarna dan tewas dengan kepala terpenggal serta tubuhnya tercerai berai dan hancur (Budhi Santosa, 2011:250). B. Nilai Nilai Tokoh Wayang Kumbakarna Kumbakarna memiliki 7 nilai karakter yang juga masuk ke dalam nilai nilai karakter pada kurikulum 2013. Ke 7 nilai tersebut yakni: 1. Jujur Salah satu sikap jujur Kumbakarna adalah jujur menilai tindakan kakaknya bahwa itu merupakan tindakan salah karena telah menculik Dewi Sinta dan Ia berkata akan membela tanah airnya dan hal itu dibuktikan dengan Kumbakarna maju berperang dan gugur karena membela tanah airnya. 2. Kerja keras Kumbakarna melakukan tapabrata dengan sungguh sungguh dan bekerja keras hingga akhirnya mendapatkan anugerah dari dewa dan melakukan kerja keras dalam menghadapi peperangan antara Rahwana dan Rama. 3. Tekun Kumbakarna tekun dalam melakukan tapabrata selama bertahun tahun 4. Tanggung jawab Tanggung jawab melaksanakan tugas dan kewajiban kepada bangsa dan negara,

6 Kumbakarna tunjukkan dengan membela tanah airnya, turun ke medan perang. 5. Peduli sosial Kumbakarna juga memiliki sikap yang peduli sosial, sehingga Kumbakarna turun ke medan perang untuk membantu masyarakat Alengka serta membela tanah airnya. 6. Cinta tanah air sikap cinta tanah air, Kumbakarna tunjukkan dengan turun ke medan perang untuk menjaga tanah airnya agar tidak direbut oleh Rama. Kumbakarna peduli terhadap negara tempat dimana Kumbakarna dilahirkan. 7. Nasionalisme Kumbakarna mementingkan kepentingan negaranya diatas kepentingan dirinya hingga ia rela mengorbankan jiwa dan raganya demi negara. Kumbakarna turun ke medan perang untuk melawan Rama atas dasar rasa nasionalisme yang tinggi C. Manfaat Nilai Tokoh Wayang Kumbakarna Terhadap Pengembangan Karakter Siswa Dalam Pembelajaran Sejarah Pengembangan karakter bangsa pada kurikulum 2013 diintegrasikan ke dalam setiap mata pelajaran, salah satunya adalah sejarah. Bidang studi sejarah terkandung nilai nilai moral. Ilmu sejarah memiliki karakteristik yang berbeda dengan ilmu lainnya (Maksudin, 2013:86). Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat dalam pembentukan manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air (Pusat Pengembangan Profesi Pendidikan 2013, 2014:69). Ketujuh nilai karakter yang dimiliki Kumbakarna yang juga terdapat pada 18 nilai karakter kurikulum 2013 dapat dimanfaatkan dengan diintegrasikan kedalam silabus dan RPP, sebagai berikut: 1. Silabus Silabus dikembangkan dengan rujukan utama Standar Isi (Permen Diknas nomor 22 tahun 2006). Mata pelajaran sejarah memiliki kompetensi Inti yang termuat dalam silabus. Pengembangan karakter ditegaskan pada Kompetensi Inti nomer 2 yakni Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif, dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan kingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai bangsa dalam pergaulan dunia 2. RPP Penyusunan RPP berdasarkan silabus dan dirancang sebelum pembelajaran dilakukan. Misalnya RPP materi pokok pengaruh imperialisme dan kolonialisme Barat di Indonesia dalam bidang politik, ekonomi, sosial- budaya, pendidikan dan agama serta perlawanan kerajaan

7 Indonesia terhadap imperialisme dan kolonialisme Barat. Pada materi tersebut, silap yang perlu dikembangkan dapat dilihat di Silabus dan dikaitkan pula dengan materi, sehingga sikap yang dikembangkan yakni Menghayati nilainilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan sebagai karunia Tuhan yang Maha Esa dan Menunjukan sikap cinta tanah air, nilai-nilai rela berkorban dan kerja sama yang dicontohkan para pemimpin pada masa pergerakan nasional, meraih dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Nilai karakter tokoh wayang Kumabakarna yang juga masuk pada 18 nilai karakter yang dirumuskan oleh kurikulm 2013, dapat dimanfaatkan dengan mengintegrasikan nilai nilai karakter terhadap pembentukan karakter dalam pembelajaran khususnya pembelajaran sejarah melalui silabus dan RPP. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tokoh wayang Kumbakarna merupakan anak dari Resi Wisrawa dan Dewi Sukesi. Kumbakarna memiliki sikap baik antara lain jujur, kerja keras, tekun, tanggung jawab, peduli sosial, cinta tanah air, dan rasa kebangsaan yang tinggi, meskipun dengan wajah dan postur yang mengerikan seperti raksasa. Sikap/ nilai karakter tersebut masuk kedalam 18 nilai karakter yang telah ditentukan oleh kurikulum 2013 sebagai upaya pembentukan/ pengembangan karakter yang diinginkan oleh bangsa dan negara. Pada kurikulum 2013, proses pembelajaran lebih ditekankan pada pembentukan nilai karakter. Mengembangkan sikap peserta didik dalam pembelajaran sejarah menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik dapat mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. 3 model pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang ditetapkan oleh kurikulum 2013 yakni model pembelajaran berbasis masalah, model pembelajaran berbasis proyek, dan model pembelajaran penemuan. Beberapa model pembelajaran tersebut dalam aktivitasnya dapat mengembangkan sikap peserta didik dengan menanamkan nilai nilai karakter. Pendekatan saintifik disusun pada RPP. RPP merupakan rencana yang akan dilakukan pada proses pembelajaran sejarah yang akan dicapai, meliputi Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, tujuan pembelajaran, materi ajar, pendekatan, strategi, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian proses, sumber belajar. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mencakup nilai karakter yang akan dikembangkan dalam pembelajaran sejarah terhadap peserta didik. Nilai karakter yang akan dikembangkan disesuaikan pula pada materi yang akan diajarkan, bertujuan agar peserta didik dengan mudah memahami dan mengaplikasikan nilai karakter pada dirinya. RPP yang dibuat berdasarkan silabus pada kurikulum 2013. Nilai karakter dari tokoh wayang

8 Kumbakarna merupakan nilai karakter yang mengandung nilai nilai pendidikan. Nilai karakter Kumbakarna masuk ke dalam 18 nilai karakter yang telah ditentukan oleh kurikulum 2013. Manfaat nilai karakter tokoh wayang Kumbakarna terhadap pembentukan karakter dalam pembelajaran sejarah, dapat dilihat dari silabus dan RPP pembelajaran sejarah. Nilai karakter tokoh wayang Kumbakarna diintegrasikan kedalam silabus dan RPP pembelajaran sejarah sebagai upaya pembentukan atau pengembangan karakter peserta didik. Rosdakarya [5] Santosa, I. B. 2011. Saripati Ajaran Hidup Dahsyat Dari Jagad Wayang. Jogajakarta: FlashBooks [6] Maksudin. 2013. Pendidikan karakter nondikotomik. Yogyakarta: Pustaka Belajar UCAPAN TERIMA KASIH Anggita Yuliana mengucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Sumarno, M. Pd dan Ibu Dr. Sri Handayani, M. M. yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan dan saran dengan penuh kesabaran demi terselesainya jurnal ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Aqib, Z. 2010. Menjadi Guru Profesional Bestandar Nasional. Bandung: Yrama Widya [2] Pusat Pengembangan Profesi Pendidikan. 2014. Materi Pelatihan Guru: Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan [3] Moleong, L. J. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya [4] Sukmadinata, N.S. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja