dibebankan pada perusahaan yang memperoleh penghasilan kena pajak. Dalam hal membayar pajak biasanya perusahaan berupaya untuk meminimalkan beban paja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sektor terbesar dari penerimaan negara. Hal ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

ANALISIS REVALUASI ASET TETAP TERHADAP PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT. SURYA SEMESTA INTERNUSA DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu komponen dari perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 51 AKUNTANSI KUASI-REORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. PT ABC merupakan perusahaan properti yang didirikan oleh tiga orang UKDW

NPM : ANALISIS REVALUASI AKTIVA TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT BHAKTI TRANS CARGO. Nama : Sri Mulyani

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (long term return) kepada para pemegang saham yang telah

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK MELALUI METODE PENYUSUTAN DAN REVALUASI ASET TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT.GEMBALA SRIWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

PENGARUH PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK BIAYA PEGAWAI PADA PT XYZ UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tesebut. Dengan demikian

KEWAJIBAN & MODAL. Dwi Martani. 1/26/2010 Pelaporan Akuntans Keuangan 5 1

ANALISIS PERBANDINGAN COST MODEL DENGAN REVALUATION MODEL DALAM PENILAIAN ASET TETAP UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK : SUATU TELAAH LITERATUR ABSTRAK

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dengan direktur bernama FENNY PHITOYO yang beralamat di jalan HR.

JURNAL. Oleh: PUJI ASTUTIK Dibimbing oleh : 1. Dr. H. M. Anas,.S.E,.M.M,.M.Si 2. Dr. Rr. Forijati,.S.E,.M.M

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN

IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB IV RESTRUKTURISASI MODAL DENGAN KUASI REORGANISASI: PEMBAHASAN DAN LESSON LEARNED

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Mata uang

PENDAHULUAN. untuk mencari laba / memaksimalkan profit. Selain itu, tujuan lain juga

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,

PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisa Perlakuan Akuntansi pada Penggabungan Usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh bangsa Indonesia adalah self assysment system, dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

REVALUASI AKTIVA TETAP TERHADAP BEBAN PAJAK DAN PENINGKATAN NILAI ASET PADA PT. WIVERIS HERBATAMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Dalam kajian pustaka dan hipotesis akan dijelaskan mengenai Teori-teori yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan

REVALUASI ASET TETAP PADA BADAN USAHA MILIK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. akuntansi sewa pada PT. Seruni Inti Mandiri didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

PSAK 21 Akuntansi Ekuitas (Accounting for Equity)

BAB I PENDAHULUAN. laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin kesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pajak merasakan manfaat dari pajak secara langsung, Karena pajak

MATERI KE 7 PERUSAHAAN DALAM KESULITAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pajak dapat didefinisikan sebagai iuran rakyat kepada kas negara

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menekan pemborosan pajak dalam pemenuhan kewajiban. perusahaan dapat diminimalkan guna memperoleh laba dan likuiditas yang

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

LAMPIRAN A. 1.1 Data Responden. : Irwan Syafrudin. : Tax Accounting Manager. 1.2 Hasil Wawancara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bagi negara, pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting

BAB I PENDAHULUAN. laba (profit). Selanjutnya laba tersebut digunakan untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan operasi. Diperlukan sejumlah modal untuk melakukan kegiatan usaha

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab 4 maka dapat disimpulkan hal hal sebagai berikut ini : 1.

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

PERLAKUAN AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DI PT. BANK TABUNGAN NEGARA (Persero) Tbk CABANG SIDOARJO

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan yang semakin baik (growth),

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB II LANDASAN TEORI

PT INDONESIAN PARADISE ISLAND

Transkripsi:

PENGARUH REVALUASI AKTIVA TETAP TERHADAP PENGHEMATAN PAJAK PADA PT KABELINDO MURNI Oleh : Eliston Nadeak (21207268) Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma, 2011 Email: elistonn@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penilain kembali aktiva tetap pada PT Kabelindo Murni Tbk serta untuk mengetahui apakah dengan melalui revaluasi aktiva tetap PT Kabelindo Murni tbk dapat menghemat pajak. Data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui dokumentasi yang diperoleh dari perusahaan. Data yang dikumpulkan meliputi data laporan keuangan sebelum dan sesudah revaluasi aktiva tetap. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Penilaian kembali aktiva tetap terhadap saldo laba perusahaan mengakibatkan atau memberikan dampak pada penurunan laba perusahaan. Hal ini terjadi karna ada peningkatan biaya depresiasi sebesar Rp 119.497.552 yaitu dari Rp 3.661.573.699 sebelum dilakukan revaluasi menjadi Rp 3.781.071.251 setelah dilakukan revaluasi. Peningkatan biaya depresiasi tersebut dapat memberikan dampak pada penurunan laba perusahaan sehingga laba perusahaan sebagai dasar pengenaan pajak penghasilan akan semakin kecil. Kata Kunci : Aktiva Tetap, pajak PENDAHULUAN Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba. Disamping mencari laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan yang terus menerus (growth), kelangsungan hidup (survival), dan kesan positif dimata public (image). Untuk hal ini perusahaan harus berusaha memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dan meminimalkan seluruh beban yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung operasi berjalan dengan baik. (Ardiantha, 2005). Salah satu beban yang wajib dibayar oleh perusahaan setiap tahunnya adalah beban pajak. Pajak adalah beban perusahaan menurut undang-undang yang harus

dibebankan pada perusahaan yang memperoleh penghasilan kena pajak. Dalam hal membayar pajak biasanya perusahaan berupaya untuk meminimalkan beban pajak perusahaan. minimalisasi beban pajak perusahaan tersebut dapat dilakukan melalui perencanaan pajak. Perencanaan pajak adalah perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakan secara lengkap, benar dan tepat waktu sehingga dapat menghindari pemborosan sumber daya. Pada umumnya perencanaan pajak merujuk pada merekayasa usaha dan transaksi wajib pajak supaya hutang pajak berada dalam jumlah yang minimal tetapi masih dalam koridor peraturan perpajakan. Dari definisi tersebut dapat dilihat bahwa tujuan dari perencanaan pajak yaitu untuk mengefisiensikan jumlah pajak terhutang melalui penghindaran pajak (tax avoidance) tanpa harus melanggar undangundang perpajakan. (Suryani, 2006). Perencanaan pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya: menghitung penyusutan aktiva tetap perusahaan dengan metode tertentu, penilaian kembali (revaluasi) aktiva tetap perusahaan, penentuan harga transfer (transfer pricing) perusahaan, manajemen persediaan, mendefinisikan revenue dan expense perusahaan, pembelian aktiva, pemberian tunjangan berupa natura atau non natura, menangguhkan pendapatan dan mempercepat atau membiayakan pengeluaran. (Rian, 2009). Revaluasi aktiva tetap adalah penilaian kembali aktiva tetap dimiliki oleh perusahaan, tanpa melalui reorganisasi secara hukum. Nilai baru aktiva tetap setelah revaluasi dapat meningkatkan beban penyusutan yang akan mengurangi laba perusahaan. Laba inilah yang menjadi dasar perhitungan beban pajak yang akan dibayar oleh perusahaan. (Jaeni, 1996). Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.03/2000 tentang penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan

perpajakan menjelaskan antara lain, mengenai persyaratan suatu perusahaan dalam melakukan revaluasi aktiva tetap. Surat Keputusan menteri keuangan tersebut memuat: Pertama, jenis-jenis aktiva tetap yang dapat direvaluasi. Kedua, dasar penentuan revaluasi aktiva tetap perusahaan. Ketiga, bagaimana perlakuan dari selisih lebih dari revaluasi aktiva tetap. (Herry, 2006). Berdasarkan bukti empiris revaluasi aktiva tetap, penulis mengetahui bahwa perusahaan dapat berhasil menghemat beban pajak. Kegiatan revaluasi aktiva tetap, perusahaan PT kabelindo Murni Tbk menjadi tujuan penulis mengadakan penelitian, bagaimana perusahaan tersebut melakukan revaluasi aktiva tetap sehingga dapat menghemat beban pajak. Penulis memilih revaluasi aktiva tetap karena penulis menilai bahwa dengan melakukan revaluasi aktiva tetap yang bukan merupakan aktivitas rutin suatu perusahaan dan melibatkan tenaga profesional akan lebih efektif dalam upaya meminimalkan beban pajak perusahaan. Revaluasi dapat dikatakan berhasil untuk menghemat pajak jika pengurangan pajak yang ditimbulkan oleh revaluasi aktiva tetap lebih besar dari beban yang harus dikeluarkan perusahan dalam rangka melakukan revaluasi. (Tarko, 2008). METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penlitian ini mengambil objek pada perusahaan PT Kabelindo Murni Tbk, yang berlokasi di Kawasan Industri Pulogadung, Jalan Rawa Girang NO. 2 dan 5, Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Kotamadya Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.

3.2 Sumber Data Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan melalui dokumentasi yang diperoleh penulis dari PT Kabelindo Murni, Tbk. Data yang dikumpulkan meliputi data laporan keuangan sebelum dan sesudah revaluasi aktiva tetap. Cara ini dilakukan melalui: 3.2.1 Wawancara Peneliti melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak manajemen. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara ringkas dan mendapatkan data perusahaan yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini. 3.2.2 Observasi Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung atas dokumen dan laporan yang telah dibuat perusahaan dan konsultannya sehubungan dengan masalah yang diteliti. 3.3 Defenisi Operasional Dalam penyusunan skripsi ini, sesuai dengan rumusan masalah yang akan dikaji dan model yang disusun dalam tinjauan pustaka, maka operasional yang akan dijabarkan sebagai berikut: Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:16,2) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain atau untuk tujuan admisitrasi dan dihrapkan untuk digunakan selama lebih dari stu periode. Sedangkan revaluasi aktiva tetap adalah suatu penilaian kembali aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat sesuai dengan harga pasar saat

dilakukannya revaluasi tersebut. Revaluasi dapat mengakibatkan kenaikan (appresiasi) atau penurunan (write-down) aktiva atau aktiva tetap di neraca. Menurut Suandy (2006:6) Upaya dalam penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak, namun legalitas manajemen pajak tergantung dari instrument yang dipakai, legalitas dapat diketahui secara pasti setelah ada putusan pengadilan. Menurut Suandy (2006:7) manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa penghematan pajak adalah usaha untuk meminimalisasi kewajiban pajak dengan cara memanfaatkan sarana dan peraturan yang ada, dalam hal ini aktiva tetap dinilai kembali dengan harapan nilai aktiva meningkat sehingga biaya penyusutan dari aktiva tersebut juga mengalami peningkatan yang menyebabkan laba sebagai dasar penghitungan kewajiban perpajakan menjadi menurun sehingga beban yang timbul juga akan semakin menurun. 3.4 Analisis Data Langkah analisis yang dilakukan penulis dalam penulisan skripsi ini adalah: 3.4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan penulis dalam menyusun skripsi ini, penulis langsung meneliti ke lapangan untuk mendapatkan data laporan keuangan sebelum dan sesudah revaluasi aktiva tetap

3.4.2 Memilih Aktiva yang akan Dinilai Dalam penelitian ini, aktiva yang dipilih penulis adalah aktiva tetap, yang terdiri dari tanah, bangunan, gedung, mesin dan peralatan 3.4.3 Persiapan yang akan Dilakukan untuk Menilai Kembali Aktiva Dalam penelitian ini, persiapan yang dilakukan penulis untuk menilai kembali aktiva adalah dengan cara memperoleh data laporan keuangan sebelum dan sesudah revaluasi aktiva tetap dari PT Kabelindo Murni Tbk. 3.4.4 Mengolah atau Melakukan Penilaian Kembali Aktiva Tetap Dalam penelitian ini, untuk mengolah atau melakukan penilaian kembali aktiva tetap, penulis melakukannya dengan cara menganalisis data laporan keuangan sebelum dan sesudah dilakukan revaluasi aktiva tetap. 3.4.5 Mengukur Nilai Aktiva Tetap Setelah di Revaluasi Dalam penelitian ini, cara yang digunakan penulis untuk mengukur nilai aktiva setelah dilakukan revaluasi yaitu dengan menggunakan fair value (nilai wajar) 3.4.6 Menentukan Nilai Depresiasi Dalam penelitian ini, cara yang digunakan penulis untuk menentukan nilai depresiasi adalah dengan menggunakan metode garis lurus yaitu harga perolehan dibagi umur ekonomis.

3.4.7 Menentukan Pengaruh Penilaian Aktiva Tetap terhadap Pajak Dalam penelitian ini, untuk menentukan pengaruh penilaian kembali aktiva tetap terhadap pajak, penulis meneliti pengaruh laba usaha perusahaan sebelum dan sesudah dilakukannya revaluasi terhadap aktiva tetap pada PT kabelindo Murni, Tbk. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Aktiva tetap yang dimiliki oleh PT Kabelindo Murni Tbk sebagai badan hukum dan wajib pajak yang telah memenuhi kewajiban dan syarat untuk menerapkan revaluasi aktiva tetap yaitu tanah. Luas tanah yang termasuk dalam penilaian ini adalah lokasi 1 luas tanah 83.480 meter persegi dan lokasi 2 luas tanah 8.467 meter persegi yang digunakan sebagai tanah bangunan dalam sebuah sertifikat tanah Hak Guna Bangunan (HGB) No. 14. Sertifikat tanah tersebut terdaftar atas nama PT Kabelindo Murni Tbk berkedudukan di Jakarta Timur dikeluarkan pada tanggal 22 November 1980 dan berakhir pada tanggal 29 November 2020 oleh Kepala Kantor Pertanahan Jakarta Timur. Dalam penelitian ini, penulis akan menyajikan ringkasan pembahasan dari bab bab sebelumnya, ringkasan pembahasan penulis sajikan dalam bentuk bagan dan penjelasan adalah sebagai berikut:

Kasus Perusahaan Penilaian Kelayakan terhadap Kuasi Reorganisasi PSAK 51 Penilaian Aktiva Aktiva sebelum revaluasi Nilai Aktiva Aktiva setelah revaluasi Pendekatan Penilaian Aktiva Tetap BRB Biaya pengganti Pendekatan Biaya Pendekatan Data Pasar Lokasi Kondisi pasar Karakteristik fisik Aktiva tetap selain Tanah Tanah Dampak Aktiva Setelah Revaluasi Laba Pajak Kerugian yang terus menerus akan mengakibatkan saldo laba perusahaan defisit. Perusahaan yang mengalami saldo laba defisit akan kesulitan dalam melakukan kegiatan

operasional dan dalam pendanaan operasinya. Kreditur, investor dan pemasok akan memandang perusahaan yang demikian adalah sebuah perusahaan yang bermasalah. Investor akan enggan untuk menginvestasikan uangnya apabila sebuah perusahaan mengalami saldo laba negatif karena perusahaan demikian sudah tidak menarik lagi, harga sahamnya sangat rendah dan ada kecenderungan perusahaan tersebut segera pailit. Penjualan kredit yang dilakukan oleh pemasok akan mendapat perhatian dari pemasok karena biasanya perusahaan demikian akan kesulitan keuangan sehingga kewajiban yang timbul pada pemasok tersebut akan lambat atau gagal dibayar. Agar perusahaan dapat memulai awal yang baik (fresh start) dengan neraca yang menunjukkan nilai sekarang tanpa dibebani dengan defisit, maka perusahaan melakukan penilaian kembali aktiva tetap (revaluasi aktiva tetap) sebagai salah satu kebijakan perusahaan melalui Kuasi Reorganisasi. Kuasi-reorganisasi merupakan reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi secara hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo defisit. Menurut PSAK 51 paragraf 11, syarat-syarat yang harus dipenuhi perusahaan untuk melakukan kuasi reorganisasi adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material 2. Perusahaan harus memiliki status kelanacaran usaha dan memiliki prospek yang baik pada saaat kuasi reorganisasi dilakukan 3. Saldo laba setelah proses kuasi reorganisasi harus nol 4. Tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang undangan.

Dalam penelitian ini penulis hanya membahas mengenai penilain aktiva yaitu aktiva tetap Perusahaan. Pendekatan yang digunakan oleh perusahaan dalam penilaian Aktiva tetap tersebut adalah 1. Pendekatan biaya, digunakan untuk menilai aktiva tetap selain tanah yaitu Bangunan dan Sarana Pelengkap, Mesin dan Peralatan, Kendaraan dan Inventaris Kantor 2. Pendekatan Data pasar, digunakan untuk menilai aktiva tetap tanah. Pendekatan ini dilakukan berdasarkan nilai tanah terdekat atau properti terdekat. Berikut adalah ringkasan dari penilaian aktiva tetap sebelum dan sesudah di revaluasi yang dinilai oleh PT Index Consultindo Appraisal: Tabel Ringkasan Penilaian Aktiva Tetap Sebelum Dilakukan Revaluasi Pada Tanggal 31 Mei 2007 Keterangan Biaya perolehan Penyusutan Nilai Buku Tanah 90.898.557.232-90.898.557.232 Bangunan 41.107.113.943 24.664.268.366 16.442.845.577 Mesin & peralatan 144.543.886.005 93.631.433.209 50.912.452.796 Kendaraan 3.927.543.053 2.356.525.832 1.571.017.221 Inventaris kantor 1.120.076.178 672.045.707 448.030.471 Jumlah 281.597.176.411 121.324.273.114 160.272.903.297 Sumber: PT Kabelindo Murni Tbk.

Tabel Ringkasan Penilaian Aktiva Tetap Setelah Dilakukan Revaluasi Pada Tanggal 31 Mei 2007 No Uraian Nilai Pasar Biaya Reproduksi Baru 1 Tanah Rp 138.883.900.000 Rp 138.883.900.000 2 Bangunan Rp 17.160.700.000 Rp 29.339.500.000 3 Mesin dan Peralatan Rp 52.680.300.000 Rp 230.207.300.000 4 Kendaraan Rp 1.956.000.000 Rp 1.956.000.000 5 Inventaris kantor Rp 800.000.000 Rp 800.000.0000 Total Rp 211.480.900.000 Rp 401.186.700.000 Sumber: PT. Kabelindo Murni Tbk. Akibat dari meningkatnya nilai aktiva tetap dan beban penyusutan akibat revaluasi aktiva tetap yang penyesuaiannya dilakukan pada tanggal 31 Mei 2007 maka dapat diproyeksikan penghematan pajak yang akan didapat oleh perusahaan setelah satu tahun dilakukannya revaluasi dengan asumsi posisi laporan keuangan tidak berubah adalah sebagai berikut: 1. Jika tidak dilakukan revaluasi Laba perusahaan sebagai dasar pengenaan pajak penghasilan adalah sebesar Rp 10.661.113.653 maka perhitungan beban pajak penghasilan adalah: 10 % x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000 15 % x Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000 30 % x Rp 10.561.113.653 = Rp 3.168.334.096 Total beban pajak = Rp 3.180.834.096 2. Jika dilakukan revaluasi Laba perusahaan berkurang sebesar Rp 119.497.552 (Lihat tabel IV-9 dan IV-10) yang berasal dari peningkatan biaya penyusutan setelah dilakukan

revaluasi aktiva tetap sehingga laba perusahaan sebagai dasar pengenaan pajak menjadi Rp 10.661.113.653 Rp 1.619.497.552 = Rp 9.041.616.099, maka perhitungan beban pajak penghasilan adalah: 10 % x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000 15 % x Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000 30 % x Rp 8.941.616.099 = Rp 2.682.484.830 Total beban pajak = Rp 2.694.984.830 Terdapat pengurangan pajak sebesar Rp 485.849.266 (Rp 3.180.834.096 Rp 2.694.984.830). Terlihat jelas bahwa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dapat mengurangi beban pajak yang harus dibayar, sehingga disimpulkan bahwa penilaian kembali aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan berhasil memberikan penghematan pajak bagi perusahaan. Revaluasi ini juga dilakukan dalam rangka kuasi reorganisasi, karena merupakan salah satu prosedur yang harus dilakukan ketika perusahaan melakukan kuasi reorganisasi atau merestrukturisasi seluruh aktiva dan kewajibannya. 1. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pembahasan yang mendasari penilaian kembali aktiva tetap yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dalam penyusunan skripsi ini, penulis merumuskan masalah yang akan dikaji dan dalam tinjauan pustaka, maka operasional yang akan dijabarkan sebagai berikut: 1. Penilaian kembali aktiva tetap mengakibatkan atau memberikan dampak pada penurunan laba perusahaan. Hal ini terjadi karena ada peningkatan

biaya depresiasi. Peningkatan biaya depresiasi disebabkan oleh penilain kembali aktiva tetap yang secara hasil dapat memeberikan dampak pada perusahaan. 2. Revaluasi aktiva tetap berpengaruh pada penghematan pajak. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan biaya penyusutan yang mengakibatkan laba perusahaan menurun sehingga berdampak pada pembiayaan pajak. 2. Saran Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, saran yang dapat penulis ajukan mengenai penilaian kembali aktiva tetap kepada perusahaan adalah: 1. Perusahaan sebaiknya tidak merevaluasi aktiva tetap yang masa manfaatnya akan segera habis karena tidak akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Penulis menyarankan hal ini karena terlihat jelas bahwa semua aktiva tetap yang ada didaftar aktiva dilakukan revaluasi termasuk aktiva yang masa manfaatnya akan segera habis pada tahun berikutnya bahkan ada beberapa aktiva yang direvaluasi pada 31 Mei 2007 telah dihapuskan pada tahun 2008 dan ini akan mengalami kesulitan dalam hal penghitungan nilai buku pada saat penghapusan dan pencatatannya. 2. Karena penilaian kembali aktiva tetap bersifat pilihan bukan suatu keharusan, maka manajemen PT Kabelindo Murni Tbk perlu mempertimbangkan dengan matang mengenai keuntungan maupun kerugian dalam melakukan penilaian kembali aktiva tetap sebelum memutuskan untuk menilai kembali aktiva tetapnya.

Salah satu pertimbangan yang harus diutamakan adalah bahwa penilaian kembali aktiva tetap jangan sampai merusak profitabilitas/rentabilitas perusahaan yang bersangkutan, karena salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menjaga profitabilitas/rentabilitas perusahaan. 3. Setelah revaluasi aktiva tetap sebaiknya daftar aktiva tetap yang berfungsi sebagai alat manajemen untuk mengontrol aktivanya segera di update sesuai dengan nilai baru yang telah disepakati dengan pihak penilai agar ada kesinambungan antara daftar aktiva dengan laporan keuangan dan juga mempermudah manajemen dalam mengontrol aktivanya. Hal ini disarankan oleh penulis karena sampai dengan 31 Desember 2007 daftar aktiva tetap masih dalam posisi sebelum direvaluasi jadi setiap ada pemeriksaan terhadap laporan keuangan, jurnal pada saat revaluasi harus diposting kembali. DAFTAR PUSTAKA Ardiantha. 2005. Metode Penusutan Aktiva Tetap dan Dampaknya Terhadap Pajak Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 5, No.6: 213-254. Belkoui, Ahmed Riahi. 2007. Accounting Theory (Teori Akuntansi), Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat. Early Suandy. 2006. Perencanaan Pajak. Edisi ketiga, Jakarta: Salemba Empat,

Fitria, Wahyu Kusuma Wardhani, 2006. Revaluasi Aktiva Tetap dan Pengaruhnya pada Pajak Penghasilan yang Terhutang, Jurnal Akuntansi. Vol.3, No.9: 25-152. Harahap, Sofyan Syahfri. 1999. Akuntansi Aktiva Tetap. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi. Jakarta: Salemba empat. Jaeni, 2005. Pengaruh Revaluasi Aktiva Tetap Terhadap Kinerja Keuangan Bank, Jurnal Akuntansi, Vol. 3, No.1: 198-813. Mei, Rida Dwi. 2006. Analisis Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Ditinjau dari sudut Standar Akuntansi Keuangan dan Perpajakan. Jurnal Akuntansi dan Perpajakan. Vol. 5, No.4: 215-438. Primandita, Firtiandi. 2007. Kompilasi Undang Undang Terlengkap. Jakarta: Salemba Empat. Rian, Ardhi Radhite. 2009. Penerapan PSAK 16 Tentang Aset Tetap dan Dampaknya Terhadap Perpajakan, Jurnal Revaluasi Aset. Vol. 8, No.7: 12-35. Sophar Lumbantoruan. 1999. Akuntansi Pajak. Jakarta: Grasindo. Suryani, Dwi Kuswardhini. 2002. Analisa Revaluasi Aktiva Tetap Terhadap Besarnya Pajak Penghasilan dalam Kaitannya dengan

Laporan Keuangan, Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol. 12, No.5: 1-20. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 486/KMK.03/2002 tentang penilaian kembali aktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan. Ditetapkan pada tanggal 22 November 2002. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP 519/PJ.2002 tentang tatacara dan prosedur pelaksanaan dan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dengan tujuan perpajakan. Tarko, Sunaryo. 2008. Revaluasi Aset Tetap Suatu Tinjauan dar Aspek Akuntansi dan Aspek Peraturan Perpajakan, Jurnal Akuntansi. Vol.7, N0.8: 18-212. Tuanakotta, Theodoras M. 2000. Teori Akuntansi. Buku dua, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.