Penyakit Hasad sebagai Problematika Dakwah Internal Umat Islam

dokumen-dokumen yang mirip
Bukti Cinta Kepada Nabi

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Surat Untuk Kaum Muslimin

??????????????????????????????????????????????? :????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

E٤٢ J٣٣ W F : :

Disebarluaskan melalui: website: TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Allah Itu Maha Indah dan Mencintai Keindahan

Hukum Merokok Dan Menjualnya

3 Wasiat Agung Rasulullah

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Takwa dan Keutamaannya

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Tanda-Tanda Cinta Nabi Shallallaahu 'Alaihi wa Sallam

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Perusak Hubungan Persaudaraan dan Pertemanan

Pelipur Lara Si Miskin

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

Keistimewaan Hari Jumat

Kewajiban Pemerintah dan Rakyat

S U R G A. Diterjemahkan dari: Where do I Start oleh Bint. Mhahmood Islam4Kids.com. Alih Bahasa: Ummu Abdullah

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga

Kematian Lebih Baik Bagi Seorang Mukmin

Carilah Rezeki Yang Halal dan Jauhi Yang Haram


Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Nilai Harta Seorang Muslim

Mengimani Kehendak Allah

Menjauhi Dosa Sihir dan Cara Terleas dari Pengaruhnya

Merasakan Manisnya Keimanan

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Kedudukan Akal Dalam Islam

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh


Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Qaaf:18 )

yuslimu-islaman. Bukti ketundukan kepada Allah SWT itu harus dinyatakan dengan syahadat sebagai sebuah pengakuan dalam diri secara sadar akan

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Seribu Satu Sebab Kematian Manusia

Khutbah Jumat: Hakikat Takwa Kepada Allah

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Iman Itu Naik dan Turun

Menjadi Hakim Zhalim ????????????:

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Kewajiban Menunaikan Amanah

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Khutbah Jum'at. Keutamaan Muharam. Bersama Dakwah 1

BAB VI PERILAKU TERCELA

Janganlah Berlaku Zalim

Bismillahirrahmanirrahim

Sucikan Diri Benahi Hati

Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Urgensi Menjaga Lisan

Menahan Amarah. Menahan Marah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ????????????????????????????????????????????

Dosa Bersumpah Dengan Menyebut Selain Allah

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Disebarluaskan melalui: website: Desember, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Dan kemarahan itu sering menimbulkan perkara-perkara negatif, berupa perkataan maupun perbuatan yang haram.

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

Tafsir Surat Al-Ashr: Meraih Sukses Dunia dan Akhirat

Jika kamu mengikuti kebanyakan manusia di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. [Q.S. 6 : 116]

Dosa Memutuskan Hubungan Kekeluargaan

Adab Menjenguk Orang Sakit

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Umrah dan Haji Sebagai Penebus Dosa

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Menjaga Hak-Hak Orang Yang Sudah Tua

Jadilah Orang Yang Dekat Dengan Alquran

Khutbah Jum'at. Isra' Mi'raj. Bersama Dakwah 1

Meraih Kebahagiaan Hakiki dengan Syukur, Sabar, dan Istighfar

Betapa Bahayanya Mengejek Syariat

Petunjuk Nabi Dalam Menyebarkan Berita

AWAS!!! JANGAN SEPELEKAN PERKARA DALAM AGAMA ISLAM Al Ustadz Muhammad Umar as Sewed

Adillah dalam Memperlakukan Anak

Syariat Adalah Amanah

Bimbingan Islam di Musim Hujan

Indahnya Mengikuti Sunnah

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

Metode Bijak Memperbaiki Aib

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

Sikap Seorang Muslim Terhadap Ahli Maksiat

Meraih Sifat Qona ah (Merasa Kecukupan)

Mempraktikkan Akhlak Terpuji Dalam Kehidupan

GURU MENGELUHKAN MURIDNYA YANG TIDAK PATUH DAN TIDAK MENERIMA NASEHAT

Taat Kepada Pemimpin Kaum Muslimin

Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga. Oleh: Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni MA

: inisial.co.cc : :

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Hadits-Hadits Yang Menjelaskan Tentang Kenikmatan Iman

Khotbah yang Menggelisahkan

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Transkripsi:

Penyakit Hasad sebagai Problematika Dakwah Internal Umat Islam Rachman Hardiansyah A. Pengantar Dakwah di jalan Allah merupakan amalan yang agung di dalam Islam. Terdapat banyak ayat dan hadits yang telah menunjukkan hal tersebut. Bahkan para pengemban dakwah sejatinya mereka adalah penerus perjuangan para Nabi. Menjadi seorang da i adalah bukan perkara asal-asalan. Selain penguasaan terhadap keilmuan yang akan mereka sampaikan, bentuk pengamalan ilmu pun hendaknya juga menjadi perhatian, baik itu pengamalan secara lahiriah maupun batiniah. Pengamalan ilmu yang bersifat batin, bagi seorang da I contohnya adalah bagaimana agar senantiasa menjaga keihlasan ketika berdakwah. Contoh selanjutnya, bagaimana pula seorang da I terbebas dari rasa tinggi hati dalam bentuk hasad. Hasad adalah akhlaknya orang Yahudi dan merupakan akhlak yang paling jelek. Allah Subhanahu Wa Ta ala telah menyebutkannya dalam Al-Qur an: Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran (QS. Al-Baqarah: 109). Setiap manusia ditimpa musibah dengan terjangkitinya penyakit ini pada dirinya. Namun orang yang berjiwa besar menyembunyikan, adapun orang yang rendahan adalah sebaliknya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, Karenanya dikatakan, tidak ada jiwa yang terbebas dari dengki. Namun orang yang mulia menyembunyikannya, sedangkan orang yang tercela menampakkannya (Kasy al- Khafa, I/272).

Namun bagaimana bila hasad itu terjadi pada diri seorang da i? Apa indikasiindikasinya dan apa pula solusinya? Penulis akan membahas hal tersebut pada makalah ini. B. Pengertian Hasad Abu Abdillah Muhammad Ruslan menyebutkan bahwa sebagian ulama menjelaskan definisi hasad, yaitu sejenis penyakit yang menghinggapi seseorang karena mengetahui kondisi baik orang-orang kaya. Sebagian lagi mendefinisikan bahwa hasad adalah berharap hilangnya kenikmatan dari orang yang didengki, meskipun si pendengki tidak berhasil memperoleh kenikmatan yang sama. Berbeda dengan ghibthah yang artinya adalah keinginan agar mendapat kenikmatan yang sama, tanpa keinginan agar kenikmatan itu hilang dari orang yang membuatnya iri. Tegasnya bahwa hasad adalah kemarahan dan kebencian terhadap apa yang dilihatnya berupa kondisi baik orang yang didengkinya. 1 Terdapat tiga pengertian hasad yang disebutkan berdasarkan pada tingkat kekronisannya, dari kronis yang rendah ke tingkat kronis yang tinggi, yaitu: 1. Membenci nikmat yang ada pada orang lain. 2. Menginginkan nikmat hilang dari orang lain. 3. Menginginkan nikmat berpindah dari orang lain kepada dirinya. Ibnu Rajab Rahimahullah mengatakan, Dalam hal ini, manusia terbagi ke dalam beberapa kelompok. Di antara mereka, ada yang berusaha menghilangkan nikmat orang yang ia dengki dengan cara berbuat dzalim kepadanya, dengan perkataan dan perbuatan. Di antara mereka, ada yang berusaha memindahkan nikmat tersebut kepada dirinya, atau berusaha menghilangkan nikmat tersebut dari orang yang ia dengki dan memindahkan nikmat tersebut kepada dirinya. Dengki terakhir merupakan dengki paling buruk dan brengsek, karena itulah dengki yang tercela, dilarang, dan dengki iblis yang dengki kepada Nabi Adam Alaihis-Salam ketika melihat beliau mengunggguli para malaikat, karena Allah menciptakan beliau dengan Tangan-Nya sendiri, menyuruh para malaikat sujud kepada beliau, mengajarkan nama segala hal kepada beliau, dan menempatkan beliau di dekat-nya. Iblis tidak henti- 1 Amradh Al-Qulub wa Syifa uha, Ibnu Taimiyah, hal 14. Dalam Abu Abdillah Muhammad Ruslan, Bencana Ilmu, hal 213.

hentinya berusaha mengeluarkan Nabi Adam Alaihis-Salam dari Surga hingga akhirnya beliau dikeluarkan darinya. 2 C. Sikap Manusia terhadap Nikmat Allah Terdapat dua sikap manusia terhadap nikmat Allah yang telah diberikan kepada saudaranya: 3 1. Tidak menyukai nikmat tersebut dan berharap hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya. Sikap ini disebut hasad. Hukum sikap yang pertama ini adalah haram. Namun bila kenikmatan itu ada pada orang durhaka atau orang kafir yang dipergunakan untuk menyebarkan fitnah, merusak kerukunan dan mengganggu orang lain, maka tidak mengapa bila tidak menyukai kenikmatan itu dan menginginkan hilangnya kenikmatan tersebut. 2. Tidak menginginkan hilangnya kenikmatan itu dan tidak membenci keberadaan serta kelangsungannya. Namun ia menginginkan mendapat kenikmatan yang sama. Ini disebut ghibthah atau juga munafasah. Hukum munafasah (bersaing secara sehat) tidak diharamkan. Bahkan ia bisa menjadi wajib, dianjurkan, atau mubah. Ada jenis manusia yang dengki namun tidak menginginkan hilangnya nikmat dari orang yang didengki, namun ia menginginkan nikmat yang sama dan ingin seperti dia yang didengki. Jika nikmat tersebut adalah nikmat dunia, maka tidak ada kebaikan di dalamnya, seperti yang disebutkan Allah Subhanahu Wa Ta ala, Maka keluarlah Qarun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar" (QS Al-Qashash: 79). Namun jika nikmat itu adalah nikmat akhirat, maka itulah kebaikan. Dan inilah yang disebutkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, Tidak ada dengki kecuali dalam dua perkara. Orang yang diberi Al-Qur an oleh Allah lalu dia membacanya menjelang malam dan menjelang siang. Dan seseorang yg diberi harta oleh Allah, 2 Ibnu Rajab, Panduan Ilmu dan Hikmah; Jami ul Ulum wal Hikam. 3 Lihat Abu Abdillah Muhammad Ruslan, Bencana Ilmu, hal 215-216

lalu dia menafkahkannya dalam kebenaran menjelang malam dan menjelang siang (HR Bukhari Muslim). Dengki yang diperbolehkan kepada golongan yang tercantum pada hadits ini dinamakan ghibthah. Ghibthah adalah menginginkan nikmat yang sama dengan orang lain tanpa menginginkan hilangnya tersebut dalam urusan akhirat. D. Bahaya Hasad Syaikh Muhammad bin Sholeh al-utsaimin menyebutkan sebelas bahaya hasad, yaitu: 4 1. Dengki adalah dosa besar. 2. Dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar. Namun hadits ini dha if. 3. Dengki termasuk akhlak orang Yahudi. 4. Dengki bertentangan dengan persaudaraan sesama umat Islam. 5. Dalam dengki ada indikasi ketidakrelaan dengan takdir Allah Ta ala. 6. Dengki jalan menuju kesengsaraan. 7. Orang yang dengki mengikuti jalan-jalan syaitan. 8. Dengki mengakibatkan permusuhan dan pertentangan antara manusia. 9. Kadang-kadang dengki mengakibatkan tindak kejahatan pada orang lain. 10. Orang yang dengki meremehkan nikmat Allah padanya. 11. Dengki menyibukkan hati dari ingat Allah Subhanahu Wa Ta ala. Terdapat pula bahaya hasad yang lain yaitu: 5 12. Dengki menolak kesempurnaan iman, karena sabda Nabi: Tidak beriman salah seorang kamu hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cinta untuk dirinya. (HR Bukhari dan Muslim). 13. Orang yang dihasadi (didengki) nanti di hari kiamat akan mengambil kebaikankebaikan orang yang dengki kepadanya, jika kebaikannya masih ada. Jika tidak, maka dosa-dosanya dipikulkan kepadanya. 4 Muhammad bin Sholeh Al- Utsaimin, Syarah Adab & Manfaat Menuntut Ilmu, hal 285. 5 Abu Hamzah Ibnu Qomari. 2007. Prinsip Ke-2; Mencari Ilmu yang Bermanfaat (bag. 11). Qiblati, II (07): 16-19, 51-52.

E. Hasad di Kalangan Aktivis Dakwah Patut disayangkan jika sifat yang buruk ini terdapat pada aktivis dakwah. Padahal mereka adalah orang yang lebih patut dan lebih utama untuk menjauhi akhlak yang buruk ini serta seharusnya menjadi teladan bagi umumnya manusia dalam meninggalkannya. Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as-sadhan menyebutkan bahwa penyakit hasad ini mempunyai tanda-tanda. Beliau menyebutkan delapan tanda hasad pada penuntut ilmu: 6 1. Senang dengan kesalahan temannya, 2. senang dengan ketidakhadiran temannya, 3. senang dan puas bila temannya dicela, 4. menjelekkan temannya apabila ditanya tentangnya, 5. hatinya terasa sakit dan dadanya terasa sempit, apabila ada pertanyaan dilontarkan kepada orang lain, atau kepada temannya padahal ia ada, 6. tidak menghargai manfaat atau ilmu yang dimiliki temannya, 7. mencoba menyalahkan pembicaraan temannya dan mengkritiknya apabila temannya menjawab, 8. tidak menisbatkan keutamaan dan pelajaran yang ia dapatkan kepada yang menunjukkannya. F. Solusi Penyakit Hasad Penyakit hasad yang telah merebak di kalangan pegiat dakwah sebesar apapun kondisinya masih ada harapan untuk kesembuhannya. Abdul Aziz bin Muhammad As-Sadhan menyebutkan enam solusi untuk penyakit tersebut: 7 1. Mendoakan teman tanpa sepengetahuannya, 2. berusaha mencintainya, menanyakan keadaannya dan keluarganya, 3. mengunjungi dan mengakui keutamaannya, 4. tidak rela dengan ketidakhadiran temannya, ejekan dan celaan yang diarahkan kepadanya, 6 Abdul Azis bin Muhammad As-Sadhan, Bimbingan Menuntut Ilmu: Tahapan, Adab, Motivasi, Solusi, hal 105-109. 7 Ibid, hal 109-112.

5. mendahulukannya daripada dirinya sendiri, 6. meminta pendapat dan nasehatnya. Semua solusi ini, menurut penulis adalah solusi bila penyakit ini menjangkiti para penuntut ilmu. Walau demikian, bukan berarti solusi ini dapat berlaku pada para aktivis dakwah.

Daftar Pustaka Abdul Azis bin Muhammad As-Sadhan. Bimbingan Menuntut Ilmu: Tahapan, Adab, Motivasi, Solusi. Terjemahan oleh Nur Alim dan Beni Sarbeni. Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2006. Abu Abdillah Muhammad Ruslan. Bencana Ilmu. Terjemahan Abu Umar Basyier. Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2005. Abu Hamzah Ibnu Qomari. 2007. Prinsip Ke-2; Mencari Ilmu yang Bermanfaat (bag. 11). Qiblati, II (07): 16-19, 51-52. Ibnu Qudamah. Minhajul Qashidin; Jalan Orang-orang yang Mendapat Petunjuk. Terjemahan oleh Katur Suhardi. Jakarta: Pustaka al-kautsar, 2005. Ibnu Rajab. Panduan Ilmu dan Hikmah; Jami ul Ulum wal Hikam. Terjemahan oleh Fadhli Bahri. Jakarta: Darul Falah, 2002. Muhammad bin Sholeh Al- Utsaimin. Syarah Adab & Manfaat Menuntut Ilmu. Terjemahan oleh Ahmad Sabiq. Jakarta: Pustaka Imam Syafi I, 2005.