Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Sifat Fisik dan Kimia pada Pembuatan Minuman Kombucha dari Rumput Laut Sargasssum sp

dokumen-dokumen yang mirip
IV. Hasil dan Pembahasan

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. cara ditempuh, antara lain memperhatikan dan mengatur makanan yang

Effect of ammonium concentration on alcoholic fermentation kinetics by wine yeasts for high sugar content

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2014 STUDI OPTIMASI PEMBUATAN KOMBUCHA DARI EKSTRAK TEH HITAM SERTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teh adalah salah satu minuman terkenal di dunia, termasuk di

Pengaruh Pemanfaatan Molase Terhadap Jumlah Mikroba Dan Ketebalan Nata Pada Teh Kombucha

BAB I PENDAHULUAN. Amerika misalnya, sebagian besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari seduhan tanaman teh ( Camelia sinensis ). Secara umum teh

PENGARUH LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KOMBUCHA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan kandidiasis. Dermatomikosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. untuk meningkatkan ekspor non migas. Selain itu juga kakao juga digunakan

Uji Organoleptik Teh Kombucha Dari Berbagai Jenis Teh dan Waktu Fermentasi Yang Berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi

BAB I PENDAHULUAN. selulosa yang dihasilkan oleh bakteri Acetobacter xylinum (Alwani et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu berusaha untuk tetap sehat dan panjang umur dalam

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

Bab IV Data dan Hasil Pembahasan

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

BAB I PENDAHULUAN. membantu pencernaan. Kandungan kalori yang rendah pada Nata de Coco

PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN PERSENTASE STARTER PADA NIRA AREN (Arenga pinnata) TERHADAP BIOETHANOL YANG DIHASILKAN

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP MUTU MINUMAN FERBEET (Fermented Beetroot) SKRIPSI. Oleh :

Fermentasi teh menggunakan campuran kultur campur bakteri dan khamir sehingga diperoleh cita rasa asam dan terbentuk lapisan nata Bahan lain

SUBSTITUSI EKSTRAK AMPAS TEBU TERHADAP LAJU KEASAMAN DAN PRODUKSI ALKOHOL PADA PROSES PEMBUATAN BIOETHANOL BERBAHAN DASAR WHEY

4. PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Ketebalan dan Rendemen pada Nata

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ORGANOLEPTIK KOMBUCHA DAUN KELOR DENGAN LAMA FERMENTASI DAN KONSENTRASI DAUN KELOR YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Musa paradisiaca. Pisang merupakan tanaman hortikultura

Mikroorganisme dalam Industri Fermentasi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi jamur yang menyebabkan penyakit kulit dan kuku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

KAJIAN PROPORSI SARI NANAS DAN KONSENTRASI STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS KEFIR NANAS SKRIPSI

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

HASIL DAN PEMBAHSAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Peggunaan Probiotik terhadap ph

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji Somogyi-Nelson pada substrat kulit buah kakao

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muda, apalagi mengetahui asalnya. Bekatul (bran) adalah lapisan luar dari

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PEMANFAATAN TETES TEBU (MOLASES) DAN UREA SEBAGAI SUMBER KARBON DAN NITROGEN DALAM PRODUKSI ALGINAT YANG DIHASILKAN OLEH BAKTERI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Media Kultur. Pendahuluan

KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE

BAB I PENDAHULUAN. Buah ini memiliki ciri-ciri yang unik yaitu memiliki kulit seperti kulit naga. Buah naga

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

SIDANG TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI DIII TEKNIK KIMIA FTI-ITS

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia) PADA KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR VITAMIN C (Asam askorbat) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN SAMPAH SAYURAN SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOETANOL.

BAB VI PEMBUATAN NATA DE BANANA MENGGUNAKAN Acetobacter sp.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

Media Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

1. PROSPEK TEH HIJAU SEBAGAI INDUSTRI HILIR TEH

Nimas Mayang Sabrina S, STP, MP Lab. Bioindustri, Jur Teknologi Industri Pertanian Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB I PENDAHULUAN. Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hylocereus polyrhizuz kulit dan buahnya berwarna merah, Hylocereus

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FERMENTASI SAMPAH BUAH MENJADI ETANOL MENGGUNAKAN BAKTERI Zymomonas mobilis. FERMENTATION OF REFUSED FRUITS FOR ETHANOL USING Zymomonas mobilis

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB I PENDAHULUAN. menjaga keseimbangan ekosistem perairan (Komarawidjaja, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

PEMANFATAN LIMBAH BUAH NANAS DALAM PEMBUATAN NATA DE PINA (PINEAPPLE FRUIT WASTE UTILIZATION FOR THE MAKING OF NATA DE PINA)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

STUDI KINETIKA FERMENTASI PADA TEH KOMBUCHA. Martina Andriani Fakultas Pertanian, Jurusan: Teknologi Hasil Pertanian Universitas Negeri Sebelas Maret

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Metode Fermentasi Variasi Jumlah Yeast

Transkripsi:

1 A Pratiwi et al. / Maspari Journal 04 (2012) 131-136 Maspari Journal, 2012, 4(1), 131-136 http://masparijournal.blogspot.com Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Sifat Fisik dan Kimia pada Pembuatan Minuman Kombucha dari Rumput Laut Sargasssum sp Ayu Pratiwi, Elfita, Riris Aryawati Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA, Universitas Sriwijaya, Indralaya, Indonesia Received 25 October 2011; received in revised form 18 November 2011; accepted 28 December 2011 ABSTRACT The purpose of this study was to determine the effect of time on the physical properties (color and weight of nata/cellulose) and chemical properties (vitamin C content, total acidity, total sugar content, ph and alcohol content) on Kombucha with Sargassum sp seaweed as base material. The method that used in this research is explorative and descriptive methods. The treatment in this study is the fermentation time, there are 4 days, 8 days, 12 days and 16 days against physical and chemical properties of the Sargassum sp Kombucha. The results from the research show that fermentation time give the effect on physical properties (color and weight of nata/cellulose) and chemical properties (vitamin C content, total acidity, total sugar content, ph and alcohol content) on Kombucha with Sargassum sp seaweed as base material. Key words: kombucha, Sargassum sp., fermentation ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh waktu terhadap sifat fisik (warna dan berat nata/selulosa) dan sifat kimia (kadar vitamin C, kadar asam total, kadar gula total, ph dan kadar alkohol) pada kombucha dengan bahan rumput laut Sargassum sp. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif dan deskriptif. Perlakuan dalam penelitian ini adalah lama fermentasi yaitu fermentasi 4 hari, 8 hari, 12 hari dan 16 hari terhadap sifat fisik dan kimia pada kombucha Sargassum sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu berpengaruh terhadap sifat fisik (warna dan berat nata/selulosa) dan sifat kimia (kadar vitamin C, kadar asam total, kadar gula total, ph dan kadar alkohol) pada kombucha dengan bahan rumput laut Sargassum sp. Kata kunci: kombucha, Sargassum sp., fermentasi I. PENDAHULUAN Kombucha merupakan suatu ramuan berbentuk minuman yang merupakan hasil simbiosis bakteri dan ragi. Salah satu bahan hayati laut yang memiliki nilai gizi tinggi serta bermanfaat bagi kesehatan adalah rumput laut. Rumput laut memiliki kandungan karbohidrat (gula atau vegetable-gum), protein, sedikit lemak, dan abu yang sebagian besar merupakan senyawa garam natrium dan kalium, vitamin A, B1,B2,B6, B12, dan C; betakaroten; pigmen klorofil; serta mineral, seperti kalium, kalsium, fosfor, natrium, zat besi, yodium dan antioksidan (Matanjun et al. 2009). Penelitian tentang nutrisi kombucha dengan bahan dasar teh telah banyak diteliti, bahkan kini telah berkembang pembuatan kombucha dengan beragam media seperti, kopi Corresponden number: Tel. +62711581118; Fax. +62711581118 E-mail address: masparijournal@gmail.com Copy right 2012 by PS Ilmu Kelautan FMIPA UNSRI, ISSN: 2087-0558

132 A Pratiwi et al. / Maspari Journal 04 (2012) 131-136 (Rahayu 2006) dan bunga rossela (Nainggolan, 2009) namun, penelitian mengenai pembuatan kombucha dengan bahan baku rumput laut belum pernah dilakukan sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai kombucha dengan bahan baku rumput laut Sargassum sp sebagai minuman penyegar kombucha untuk lebih meningkatkan daya guna dan nilai ekonomis rumput laut khususnya Sargassum sp serta dalam rangka penganekaragaman produk hasil olahan rumput laut. II. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi dan Teknologi Hasil Pertanian Universitas Sriwijaya. Bahan yang digunakan adalah rumput laut Sargassum sp, kultur kombucha, larutan iodine dan NaOH. Alat yang digunakan adalah, Inkubator, refraktometer, colour checker, ph meter, labu titrasi dan piknometer. Langkah mengerjakan penelitian ini adalah, dimulai dengan pembuatan larutan ekstrak rumput laut. Rumput laut kering 25g di iris dan diblender halus dan dimasak dengan air 500 ml. Setelah mendidih larutan disaring kedalam stoples gelas yang telah disterilkan dengan alkohol dan diberi gula 100gr lalu diberi starter 10% dan ragi kombucha 10g setelah itu tutup stoples dengan alumunium yang diberi lubang kecil-kecil lalu simpan di inkubator. Perlakuaan ini dilakukan pada masing-masing sampel perlakuan, pada penelitian ini digunakan 16 sampel antara lain perlakuan 0,4,8,12,16 hari dan masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Pada setiap perlakuan fermentasi dilakukan analisa antara lain, warna, berat nata, vitamin C, gula total, asam total, ph dan alkohol. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisa Fisik Warna Sargassum sp mengandung pigmen fukosantin, klorofil a dan b sehingga alga ini termasuk dalam kelas alga cokelat. Pada awal fermentasi warna medium pada kombucha Sargassum sp berwarna cokelat pekat. Namun, semakin lama waktu fermentasi warna cokelat pekat pada medium berubah menjadi lebih terang (Gambar 1). Gambar 1. Pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar warna pada kombucha Sargassum sp Ketiga control L (Lightness), C (Chrome), H (Hue) pada Gambar 1 menjelaskan kekontrasan warna pada sampel yang berubah dari gelap menjadi lebih terang seiring dengan bertambahnya waktu. Hal ini terjadi akibat adanya kemampuan konsorsium mikroba melakukan pendegradasian warna. Pendegradasian warna terjadi karena mikroba yang memanfaatkan Total Soluble Solid sebagai energi sehingga lama kelamaan pelarut dalam media akan habis dan cairan menjadi bening atau tidak berwarna (Nainggolan, 2009). Berat nata Semakin lama waktu fermentasi maka pertumbuhan nata akan meningkat

133 A Pratiwi et al. / Maspari Journal 04 (2012) 131-136 (Gambar 2) hal ini disebabkan karena selama proses fermentasi terjadi pemecahan zat gula menjadi komponen yang lebih sederhana yaitu glukosa dan fruktosa serta terbentuknya komponen ikatan karbon pembentuk selulosa, sehingga pada rentang lama waktu fermentasi, terdapat akumulasi hasil fermentasi gula secara terus-menerus. lihat pada Gambar 3 tentang pengaruh waktu fermntasi terhadap kadar vitamin C pada kombucha Sargassum sp. Gambar 3. Pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar vitamin C pada kombucha Sargassum sp Gambar 2 Pengaruh waktu fermentasi terhadap berat nata pada kombucha Sargassum sp Lama fermentasi sangat mempengaruhi aktivitas mikroba khususnya bakteri Acetobacter xylenium dalam menghasilkan nata/selulosa. Pertumbuhan ini dipacu oleh sumber karbon yang memadai bagi kehidupan mikroba kombucha. Pada rumput laut khususnya dari kelas alga coklat (Phaeophyta) komposisi gizi utamanya adalah karbohidrat, sehingga selain berasal dari gula, sumber karbon juga berasal dari rumput laut Sargassum sp yang dapat memacu pertumbuhan mikroba pada media rumput laut. (Winarno, 1996). 3.2 Analisa Kimia Vitamin C. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kadar vitamin C tertinggi yaitu pada hari ke-0 yaitu 2,464%(mg/ml)dan terendah pada hari ke-4 yaitu 0,47%(mg/ml) hal ini dapat di Pada hari ke-0, kadar vitamin C yang berasal dari rumput laut Sargassum sp belum mengalami fermentasi. Setelah mengalami fermentasi selama 4 hari mengalami penurunan menjadi 0,47%(mg/ml) akibat teroksidasi oleh pelarut (air). Vitamin C teroksidasi dalam larutan oleh oksigen, dengan memberikan 2 elektron pada senyawa oksidator (www.whfoods.com), selain itu, vitamin C kemungkinan dimanfaatkan juga oleh mikroba pada medium pada proses metabolisme sehingga kadar vitamin C menurun. Pada hari ke-8 produksi vitamin C mengalami peningkatan menjadi 0,59%(mg/ml), hari ke-12 meningkat menjadi 1,15%(mg/ml) waktu fermentasi ke-16 meningkat menjadi 1,76%(mg/ml). Gula Total Kadar gula total pada kombucha- Sargassum sp. mengalami penurunan seiring dengan semakin lama waktu yg di gunakan untuk fermentasi hal ini dijelaskan pada Gambar 4 tentang pengaruh lama fermentasi terhadap kadar gula total pada kombucha- Sargassum sp.

134 A Pratiwi et al. / Maspari Journal 04 (2012) 131-136 Gambar 4. Pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar gula total pada kombucha Sargassum sp Penurunan kadar gula pada setiap perlakuan menjelaskan bahwa setiap mikroba membutuhkan gula sebagai sumber karbon, sehingga terjadi penurunan kadar gula seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi (Gambar 4) karena gula pada media akan digunakan oleh mikroba sebagai nutrisi yang kemudian akan diubah menjadi alkohol dan CO2. Gas CO2 tersebut selanjutnya bereaksi dengan uap air dan membentuk asam karbonat. Pada proses fermentasi gula ini, yeast sangat berperan aktif dalam penguraian gula menjadi CO2 dan asam-asam organik serta komponen lain (Suprapti, 2003 dalam Silaban, 2005). Asam Total Pada penelitian ini, asam yang terbentuk pada kombucha dengan media rumput laut Sargassum sp yang diberi gula menunjukkan bahwa angka asam mulai meningkat mulai dari hari ke nol sampai dengan hari ke 16 yaitu, 0, 24%, 0,86%, 1,54%, 1,79% dan 2,98%. Peningkatan asam yang semakin tinggi diduga karena bakteri dalam kombucha telah mengalami fase pertumbuhan logaritmik, bersamaan dengan itu bakteri yang mensintesis alkohol menjadi asam semakin banyak sehingga total asam yang dihasilkan juga semakin tinggi. Greenwalt et. al., (1998) dalam Afifah 2010 menyatakan bahwa selama proses fermentasi kombucha, khamir memecah gula (sukrosa) menjadi glukosa dan fruktosa, dan menggunakan glukosa untuk metabolisme sel sehingga menghasilkan etanol dan karbondioksida. Etanol selanjutnya akan dioksidasi oleh bakteri asam asetat menjadi asam asetat. Peningkatan total asam dalam medium kombucha seperti pada Gambar 5. Gambar 5 Pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar asam total pada kombucha Sargassum sp Peningkatan kadar asam total kombucha terus terjadi sampai pengamatan hari ke-16. Total asam tertinggi terjadi pada hari ke-16 yaitu 2,59% dan angka asam terendah pada hari ke nol yaitu 0,24%. Sreeramulu et al., (2000) dalam Afifah (2010) menyatakan bahwa selama proses fermentasi, khamir dan bakteri melakukan metabolisme sukrosa, menghasilkan asam-asam organik seperti asetat dan asam glukonat, sehingga konsentrasi asam asetat kombucha akan semakin meningkat jika waktu fermentasi semakin lama. ph Angka ph pada hari ke nol berangsur-angsur turun pada hari ke empat, delapan, 12, dan 16 yaitu, (4,89), (3.41), (3,13),( 3,11), (3,09), dengan demikian berarti waktu fermentasi

135 A Pratiwi et al. / Maspari Journal 04 (2012) 131-136 berpengaruh terhadap nilai ph pada fermentasi Sargassum sp dengan inokulan kultur kombucha (Gambar 6). Gambar 7. Pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar Alkohol Gambar 6. Pengaruh waktu fermentasi terhadap nilai ph Menurut Rahayu (2007) pada umumnya, semakin meningkatnya kandungan asam suatu bahan maka nilai ph akan semakin turun. Penurunan ph minuman kombucha diduga disebabkan oleh peningkatan konsentrasi zat-zat asam selama proses fermentasi. Sreeramulu et. al., (2000) dalam Afifah (2010) menyatakan bahwa penurunan ph terjadi karena selama proses fermentasi khamir mensintesis gula menjadi etanol dan oleh bakteri asetat dirombak menjadi asam-asam organik, seperti asam asetat dan asam glukonat dan beberapa konsentrasi asam-asam organik tersebut mengakibatkan penurunan ph medium fermentasi. Kadar Alkohol Analisa kadar alkohol pada setiap sampel telah dilakukan terhadap cairan kombucha dengan bahan rumput laut Sargassum sp. Berikut data hasil penelitian pengaruh lama fermentasi terhadap kadar alkohol pada kombucha dengan bahan rumput laut Sargassum sp tertera pada Gambar 7. Pada hari ke empat sampai hari ke-12 terjadi peningkatan kadar alkohol yaitu, 0,2973%, 0,4683%, dan 0,6209%. Namun, setelah mengalami peningkatan pada hari ke-12 kemudian pada hari ke- 16 mengalami penurunan kembali yaitu 0,4240%. Peningkatan kadar alkohol disebabkan karena, selama proses fermentasi, khamir Saccharomyces cerevisiae memproduksi alkohol secara anaerob, kemudian alkohol menstimulasi pertumbuhan Acetobacter xylinum untuk memproduksi asam asetat secara aerob, sedangkan asam asetat akan menstimulasi pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Kemudian alkohol digunakan oleh bakteri Acetobacter untuk pembentukan asam asetat, sehingga menyebabkan kadar alkohol mengalami penurunan. IV. KESIMPULAN Waktu berpengaruh terhadap sifat fisik (warna dan ketebalan nata) dan kimia (vitamin C, gula total, asam total, ph dan kadar alkohol) pada kombucha- Sargassum sp. Nilai warna, ketebalan nata, asam total terus meningkat hingga hari ke-16, sedangkan nilai ph dan gula total semakin menurun hingga hari ke- 16, serta nilai kadar alkohol meningkat hingga hari ke-12 dan menurun pada hari ke-16 dan nilai vitamin C menurun

136 A Pratiwi et al. / Maspari Journal 04 (2012) 131-136 pada hari ke empat dan meningkat kembali hingga hari ke-16. DAFTAR PUSTAKA Afifah N. 2010. Analisis kondisi dan potensi lama fermentasi medium kombucha (teh, kopi, rosela) dalam menghambat pertumbuhan bakteri pathogen (Vibrio cholerae dan Bacillus cereus). Skripsi. Universitas Islam Negeri, Malang. Frank,W.Günther. 1999. The Fascinationof Kombucha. Genossensch.-Str. 10 D 75217 Birkenfeld, Germany E-mail: frank@kombu.de.http://www.ko mbu.de/fasz-ind.htm. Indriani H dan Suminarsih E. 2004. Rumput Laut. Penebar Swadaya : Jakarta. 99hlm. Kadi A. 2005.Beberapa Catatan Kehadiran Marga Sargassum Di Perairan Indonesia. Jurnal Sumber Daya Laut LIPI. Vol: XXX (4) 2005 hal:19-29. Matanjun P, Mohamed S,. Mohamed N,. Muhammad K. 2009. Nutrient content of tropical edible seaweeds, Eucheuma cottonii, Caulerpa lentifera and Sargassum polycystum. J Appl Phycol DOI 10.1007/s10811-008-9326-4. Naland, H. 2008. Kombucha Teh Dengan Seribu Khasiat. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. Nainggolan, J. 2009. Kajian pertumbuhan bakteri Acetobacter sp. dalam kombucha rosela merah (Hibiscus Sabdariffa) pada kadar gula dan lama fermentasi yang berbeda. Tesis. USU. Yusmita, L. 2009. Pengaruh lama fermentasi terhadap mutu kombucha sari buah nenas (Ananas comosus). UPT Perpustakaan. Universitas Andalas.