BAB I PENDAHULUAN. Isu Corporate Governance (CG) telah muncul sejak tahun 1840-an namun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik merupakan salah satu perusahaan yang. kepemilikannya terbuka untuk umum. Oleh karena itu, saham perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai wakil dari pemilik juga memiliki kepentingan pribadi sehingga perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk perusahaan yang sudah go public. Apabila harga saham suatu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada laporan mereka yang dikenal sebagai Cadbury Report pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, para stakeholder akan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaaan, keandalan dari informasi

BAB I PENDAHULUAN. posisi keuangan (Fujianti, 2015). Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai skandal penipuan dan manipulasi laporan keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. surat utang yang ditawarkan kepada publik. Peringkat Obligasi (Credit Rating) UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PT REPUBLIKA MEDIA MANDIRI MALA MUHARYA SARI EKONOMI / AKUNTANSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Isu corporate governance muncul sebagai solusi terhadap konflik yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah Good Corporate Governance (GCG) kian populer dan ditempatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan Good Corporate Governance. Good Corporate Governance. yang berpartisipasi dalam pengelolaan dan kinerja perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan dan pengelolaan Corporate Governance merupakan sebuah konsep

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang telah menerapkan corporate governance dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. prinsipal. Namun, ditemui ada konflik kepentingan antara agen dan prinsipal

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendapatan negara maupun pembiayaan.ibarat sebuah bahtera, berlayar hingga akhirnya mampu berlabuh. APBN menjadi motor

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasional usaha menyebabkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Governance mulai menjadi isu yang hangat dibicarakan sejak terbukanya

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan merupakan salah satu teori yang mendasari kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan. kinerja manajemen dalam mengelola sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya implementasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Selama 12 tahun terakhir, isu mengenai corporate governance menjadi

BAB I PENDAHULUAN. opini audit wajar dengan pengecualian (qualified audit opinion) dan opini audit

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai good corporate governance mulai populer khususnya di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu Corporate Governance (CG) telah muncul sejak tahun 1840-an namun masih berupa saran (exhortation) dan anekdot. Istilah ini menjadi popular seiring terkuaknya berbagai skandal korporasi yang melibatkan berbagai perusahaan besar seperti Enron, Worldcom, Tyco International, Merck dan lain sebagainya. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2007:167), skandal ini dinilai sebagai kerja sama apik antara manajemen, konsultan, analis, dan akuntan publik yang ingin meraup keuntungan sebanyak-banyaknya melalui rekayasa keuangan yang mempengaruhi sentimen pasar modal. Pada tahun 2002, di Amerika, dikeluarkanlah UU Sarbanes Oxley Act sebagai respons terhadap berbagai skandal tersebut. Di Indonesia, isu CG ditanggapi dengan membentuk lembaga Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG). Pembentukan komite ini berdasarkan Keputusan Menko Ekuin Nomor: KEP/31/M.EKUIN/08/1999. Pada bulan November tahun 2004, berdasarkan Keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor: KEP/49/M.EKON/11/2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Dalam pembentukan komite ini menghasilkan pedoman umum good corporate governance tahun 2006 (Rini, 2010).

Corporate Governance adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi (Tjager et al., 2003). Prinsip-prinsip corporate governance terdiri dari: transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), kemandirian (independency) dan kewajaran (fairness). Kali ini akan dibahas khusus mengenai prinsip transparansi. Menurut OECD, transparansi adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang materil dan relevan mengenai perusahaan. Menurut Almilia dan Retrinasari (2007) dalam Rini (2010), pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan sangatlah penting bagi perusahaan publik. Hal ini dilakukan sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas manajemen perusahaan kepada stakeholders. Keterbukaan informasi dari perusahaan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi stakeholders dalam pengambilan keputusan. Berbagai penelitian telah dilakukan dalam mengkaji prinsip transparansi. Transparansi yang dibicarakan di sini adalah transparansi yang menggunakan perkembangan teknologi yaitu internet. Internet memberikan manfaat bagi perusahaan maupun badan pengawas utuk meningkatkan keterbukaan dan tata kelola perusahan. Manfaat lain juga dinikmati oleh para stakeholder yaitu memperoleh informasi yang valid, dapat dipercaya, cepat dan dengan biaya yang murah tentang kondisi perusahaan.

Gandia (2004) meneliti mengenai pengungkapan corporate e-governance dalam era digital pada perusahaan Spanyol yang go public. Variabel yang diteliti ialah ukuran perusahaan, utang, ROE perusahaan, klasifikasi industri, keberadaan perusahaan di bursa saham asing, visibilitas perusahaan dan lamanya listing. Pada tahun 2008, Gandia kembali melakukan penelitian yang sejenis yang berjudul determinan pengungkapan corporate governance yang berbasis internet pada perusahaan Spanyol yang go public. Terdapat beberapa perbedaan variabel yang diteliti. Pada penelitian tersebut variabel yang diteliti Gandia (2008) yaitu ukuran perusahaan, ROE perusahaan, lamanya listing, ukuran dewan komisaris, CEOchairman duality, floating capital, visibilitas media dan analyst following. Dalam dua penelitian (2004 dan 2008) tersebut, Gandia dalam Falah (2011) menggunakan tiga perspektif untuk menganalisis pengungkapan corporate governance, yakni: laporan tahunan, pengungkapan dalam website Badan Regulasi Pasar Modal, dan pengungkapan dalam website masing-masing perusahaan. Kesimpulan dari kedua penelitian tersebut sama, yaitu: pertama, tingkat pengungkapan perusahaan-perusahaan publik di Spanyol masih rendah. Kedua, perusahaan-perusahaan tertentu memperlakukan internet sebagai media yang tepat untuk melengkapi informasi yang diterbitkan secara konvensional (annual report). Ketiga, tingkat pengungkapan informasi menunjukan eksistensi perusahaan di media dan hal tersebut menambah keyakinan para investor untuk menanamkan modalnya. Sayogo (2006) meneliti tentang determinan pengungkapan CG melalui internet pada perusahaan yang ada di list Bursa Efek Jakarta. Variabel yang diteliti

ialah ukuran perusahaan (total asset dan harga saham), profitabilitas, klasifikasi industri, jumlah dewan independen, dualitas posisi internal dan persebaran saham. Sayogo (2006) menemukan bahwa ukuran perusahaan ((yang diproksikan dengan total aset) dan jumlah dewan independen berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CG. Sedangkan, profitabilitas, persebaran saham dan ukuran perusahaan (yang diproksikan dengan harga saham), klasifikasi dan dualitas dewan independen tidak berpengaruh secara signifikan. Falah (2011) meneliti mengenai analisis pengungkapan Corporate Governance berbasis Internet oleh perusahaan publik di Indonesia tahun 2010. Dalam penelitiannya, Falah (2011) hanya menggunakan satu perspektif yaitu indeks pengungkapan CG website. Variabel yang diteliti ialah ukuran perusahaan, Return of equity (ROE) yang berbeda, lamanya listing, floating capital, ukuran dewan komisaris dan auditor. Kesimpulan dari penelitian Falah (2011) adalah yaitu pertama, terdapat perbedaan tingkat pengungkapan corporate governance di website perusahaan pada tingkat ukuran perusahaan yang berbeda. Kedua, terdapat perbedaan tingkat pengungkapan corporate governance di website perusahaan pada tingkat umur listing yang berbeda. Ketiga, tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat pengungkapan corporate governance di website perusahaan pada tingkat floating capital yang berbeda. Keempat, terdapat perbedaan tingkat pengungkapan corporate governance di website perusahaan pada tingkat keefektifan jumlah dewan komisari yang berbeda. Perusahaan dengan jumlah dewan komisaris lebih efektif cenderung melakukan pengungkapan corporate governance lebih baik dibandingkan perusahaan yang

jumlah dewan komisarisnya kurang efektif. Kelima, terdapat perbedaan tingkat pengungkapan corporate governance di website perusahaan pada tipe auditor yang berbeda. Sebagai informasi, pengguna interenet di dunia menurut internetworldstats sampai dengan 31 Desember 2011 mencapai 2.267.233.742.000 jiwa dari populasi 6.930.055.154.000 jiwa. Sedangkan, pengguna internet di Indonesia mencapai 55.000.000.000 jiwa dari populasi 245.613.043.000 jiwa. Indonesia menduduki peringkat 4 di Asia setelah China, India dan Jepang. Ini menandakan bahwa internet sangat diandalkan dalam memperoleh informasi. Penelitian ini menarik untuk dilakukan tehadap perusahaan manufaktur yang go public untuk mengetahui sejauh mana pengungkapan yang dilakukan berbagai perusahaan tersebut dalam website masing-masing sesuai dengan prinsip CG. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dengan dua variabel yang berbeda yaitu penggunaan aset (asset utilization) dan penerbitan saham baru. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Governance Melalui Website pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI pada Tahun 2010.

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks 2. Apakah ROE perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks 3. Apakah leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance pada website masing-masing perusahaan? 4. Apakah penggunaan aset memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks 5. Apakah penerbitan saham baru memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks 6. Apakah komposisi dewan independen memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance pada website masing-masing perusahaan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan perumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui dan menganalisis:

1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance pada website masing-masing perusahaan. 2. Pengaruh ROE terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance pada website masing-masing perusahaan. 3. Pengaruh leverage terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance pada website masing-masing perusahaan. 4. Pengaruh penggunaan aset terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance pada website masing-masing perusahaan. 5. Pengaruh penerbitan saham baru terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance pada website masing-masing perusahaan. 6. Pengaruh komposisi dewan indepeden terhadap indeks pengungkapan Corporate Governance pada website masing-masing perusahaan. 1.3.2 Manfaat Penelitian antara lain: Adapun manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini, 1. Memberikan penilaian mengenai pengungkapan CG pada website masing-masing perusahaan bagi perusahaan manufaktur. 2. Memberikan informasi bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. 3. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai analisis pengungkapan CG di website masing-masing perusahaan manufaktur bagi penulis. 4. Memberikan studi literatur bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.