BAB I PENDAHULUAN. surat utang yang ditawarkan kepada publik. Peringkat Obligasi (Credit Rating) UKDW
|
|
- Bambang Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rahardjo (2003:10) menyatakan bahwa Obligasi pada dasarnya merupakan surat utang yang ditawarkan kepada publik. Peringkat Obligasi (Credit Rating) merupakan hal yang penting bagi publik terutama investor. Peringkat Obligasi dianggap penting karena mengukur kelayakan hutang yang ditawarkan dan memberikan informasi menyangkut kemampuan pembayaran hutang oleh perusahaan yang menerbitkan obligasi. Semakin tinggi Peringkat Obligasi, maka kemampuan perusahaan penerbit untuk membayar hutang jangka panjang dinilai semakin baik dan begitu juga sebaliknya. Dari sudut pandang investor obligasi, apabila Peringkat Obligasi rendah, mereka akan khawatir jika harus menanggung kerugian atas resiko gagal bayar hutang yang lebih tinggi. Maka dengan Peringkat Obligasi, investor dapat membandingkan antara obligasi yang satu dengan lainnya sehingga mereka dapat merencanakan strategi untuk membeli ataukah menjual obligasi yang sudah dimilikinya. Selain bagi investor, Peringkat Obligasi juga bermanfaat untuk perseroan yang menerbitkannya. Menurut Rahardjo (2003:101) bahwa Dengan melakukan rating, pihak perseroan akan dapat mengetahui posisi bisnis dan kinerja usahanya dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Melalui Peringkat Obligasi yang bagus, perusahaan juga dapat terbantu untuk meningkatkan daya tarik dan kepercayaan investor kepada perusahaan tersebut. Peringkat Obligasi yang bagus juga memberi keuntungan dengan menghindarkan perusahaan dari penyediaan
2 2 kewajiban jaminan asset atas kreditnya. Selain itu masih banyak lagi manfaat lain dari adanya pemeringkatan obligasi. Kelengkapan data job desciption, tanggungjawab dan struktur organisasi dalam perusahaan dijadikan sebagai salah satu persyaratan alam prosedur pemeringkatan yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat surat utang di Indonesia (Rahardjo, 2003:109). Agar penilaian Peringkat Obligasi suatu perusahaan bisa tinggi, maka job desciption, tanggungjawab dan struktur organisasi perusahaan tersebut harus bisa difungsikan dengan baik. Selain itu, daftar pemegang saham selama lima tahun terakhir dan riwayat hidup komisaris serta manajemen perusahaan juga akan ikut dianalisis oleh lembaga pemeringkat surat utang (Rahardjo, 2003:109). Menurut Suharli (2009:53), Tata kelola korporasi yang buruk merupakan salah satu penyebab krisis moneter di Asia Tenggara dan Indonesia yang terkena dampak paling parah akibat krisis tersebut. Krisis juga dipicu kurangnya pengawasan kelembagaan. Mekanisme Corporate Governance dapat mengurangi risiko gagal bayar hutang perusahaan. Hal tersebut karena Corporate Governance mampu memonitor kinerja dewan dan manajemen serta dapat mengurangi asimetri informasi antara perusahaan dan investor obligasi (Bhojraj & Sengupta, 2003:455). Wijayani (2011:3) pernah menyatakan bahwa Tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) menjadi poin yang cukup penting bagi perusahaan untuk mendapatkan image dan penilaian yang baik dari para stakeholders, investor, lembaga keuangan dan pemerintah. Maka dengan adanya Corporate Governance, perusahaan bisa mendapatkan penilaian yang baik pula oleh lembaga pemeringkat.
3 3 Tjager dkk (2003:28-29) menyimpulkan bahwa Corporate Governance adalah suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi. Diharapkan dengan diaturnya hubungan para stakeholder melalui penerapan Corporate Governance, nilai perusahaan dapat meningkatkan sehingga kemudian meningkatkan penilaian lembaga pemeringkat surat utang yang diwujudkan dalam Peringkat Obligasi. Karena pentingnya Peringkat Obligasi suatu perusahaan, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui apa dan seberapa besar pengaruh faktor Peringkat Obligasi terutama pengaruh dari penerapan Corporate Governance. Penelitian ini merupakan replikasi modifikasi dari penelitian Hollis Ashbaugh-Skaife, Daniel W. Collins dan Ryan LaFond yang berjudul The Effects of Corporate Governance On Firms Credit Ratings. Dalam penelitian tersebut, lembaga pemeringkat yang dijadikan acuan adalah Standard & Poor yang merupakan lembaga tingkat internasional. Kerangka kerja Standard & Poor (2002) berfokus pada empat komponen utama dari tata kelola: Struktur Kepemilikan dan Pengaruhnya, Hak dan Hubungan Pemangku Kepentingan Keuangan, Transparansi Keuangan serta Struktur dan Proses Dewan (Skaife et al, 2006:204). Kerangka kerja tersebut ditambah dengan karakteristik perusahaan dijadikan sebagai variabel independen yang dinilai mempengaruhi Peringkat Obligasi dalam penelitian Hollis Ashbaugh- Skaife, Daniel W. Collins dan Ryan LaFond. Lembaga pemeringkat di Indonesia yang memiliki afiliasi dengan Standar & Poor adalah PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia). PEFINDO dalam
4 4 pemeringkatan surat utang salah satunya dengan berdasarkan penilaian kemampuan pelunasan pembayaran oleh perusahaan. Perusahaan yang mampu melunasi pembayaran utang jangka panjangnya tentu saja yaitu perusahaan dengan kinerja yang baik dan begitu juga sebaliknya. Maka dari itu diharapkan penerapan Corporate Governance dapat membuat kinerja perusahaan menjadi lebih baik. Sama dengan penelitian Hollis Ashbaugh-Skaife, Daniel W. Collins dan Ryan LaFond tahun 2006, penelitian kali ini akan meneliti mengenai pengaruh Struktur Kepemilikan, Transparansi Keuangan, Struktur Dewan dan Karakteristik Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi. Namun yang berbeda pada penelitian ini adalah menggunakan sampel perusahaan yang Peringkat Obligasinya diterbitkan oleh PEFINDO pada tahun yang paling relevan yaitu tahun 2010 sampai Sama seperti penelitian Hollis Ashbaugh-Skaife, Daniel W. Collins dan Ryan LaFond, untuk sektor perusahaan yang dijadikan sampel penelitian adalah seluruh sektor perusahaan tanpa terkecuali. Namun untuk penelitian ini diambil sampel perusahaan yang go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian Latar Belakang di atas dan agar penelitian menjadi lebih mendalam, permasalahan dalam penelitian ini perlu dirumuskan yaitu: Apakah Struktur Kepemilikan; Transparansi Keuangan; Struktur Dewan; dan Karakteristik Perusahaan berhubungan dengan Peringkat Obligasi Perusahaan yang go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun ?
5 5 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Menguji secara empiris hubungan Struktur Kepemilikan Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan yang go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun (b) Menguji secara empiris hubungan Transparansi Keuangan Perusahaan (c) (d) terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan yang go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Menguji secara empiris hubungan Struktur Dewan Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan yang go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Menguji secara empiris hubungan Karakteristik Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan yang go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun Kontribusi Penelitian Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada peneliti selanjutnya, yaitu: (a) Menyediakan literature atau referensi dengan mendalam di kondisi yang relevan pada saat ini mengenai bagaimana pengaruh Struktur Kepemilikan, Financial Stakeholder Rights, Transparansi Keuangan, Struktur Dewan Perusahaan, Karakteristik Perusahaan terhadap Peringkat
6 6 Obligasi Perusahaan yang go public atau terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai (b) Memperkuat penelitian-penelitian mengenai Peringkat Obligasi sebelumnya yang menguji pengaruh antara pelaksanaan Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan. (c) Membandingkan hasil penelitian serupa yang sebelumnya telah dilakukan di Amerika oleh Hollis Ashbaugh-Skaife, Daniel W. Collins dan Ryan LaFond pada tahun Investor Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat berupa informasi dan meningkatkan pemahaman pengaruh Struktur Kepemilikan, Financial Stakeholder Rights, Transparansi Keuangan, Struktur Dewan Perusahaan, Karakteristik Perusahaan terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan dengan cara: (a) Mengidentifikasikan beberapa faktor penting terutama risiko kegagalan pembayaran utang untuk mendapatkan keputusan-keputusan investasi (b) terutama pada produk investasi obligasi perusahaan Sektor Perbankan. Mendiskusikan implikasi-implikasinya untuk memberi formula strategistrategi investasi obligasi yang dapat mengecilkan risiko seminimal mungkin Perusahaan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi perusahaan agar lebih memahami arti penting pelaksanaan Corporate Governance demi teraihnya Peringkat Obligasi terbaik.
7 Pemerintah Diharapkan dengan adanya penelitian semacam ini, peraturan mengenai Corporate Governance lebih dikembangkan agar kinerja perusahaan-perusahaan lebih meningkat sehingga mendorong perkembangan ekonomi di Indonesia. 1.5 Batasan Penelitian Supaya penelitian tidak terlalu meluas dan dapat lebih fokus, serta karena menyesuaikan dengan kondisi perusahaan di Indonesia, maka penulis menentukan batasan penelitian. Batasan penelitian ini pada Pemegang Saham Blockholder dan Insider, Kualitas Auditor, Komisaris Independen sebagai Variabel Independen, serta Jumlah Aset Perusahaan sebagai Variabel Kontrol. Variabel-variabel tersebut akan dihubungkan dengan Peringkat Obligasi Perusahaan sebagai Variabel Dependen. Penelitian dilakukan pada seluruh perusahaan go public yang ada di Indonesia dengan tahun penerbitan Peringkat Obligasi yang paling relevan yaitu tahun 2010 sampai 2012.
BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Investasi digolongkan menjadi dua jenis yaitu investasi kepemilikan (saham) dan surat hutang (obligasi). Investor dalam membuat keputusan investasi membutuhkan
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Umum atau yang disebut juga sebagai Bank Konvensional merupakan lembaga keuangan yang mempunyai kegiatan usaha menghimpun dana dari masyarakat secara langsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan manufaktur pastinya ingin menjadi lebih unggul daripada pesaingnya, terutama dalam menghadapi persaingan pasar global. Hal ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu perusahaan dibutuhkan banyak dana. Melalui pembenahan struktur modal inilah yang pada akhirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemilikan (saham) dan investasi dalam surat utang (obligasi). Bursa Efek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi digolongkan menjadi dua jenis, yaitu investasi dalam surat kepemilikan (saham) dan investasi dalam surat utang (obligasi). Bursa Efek Indonesia mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) merupakan hal yang sangat penting bagi kelangsungan setiap perusahaan. Dengan tata kelola yang baik perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang RI Nomor 8 tentang Pasar Modal Tahun 1995, pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatannya perusahaan membutuhkan dana yang dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah dari pasar modal. Menurut Undang-undang RI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peringkat obligasi juga berfungsi membantu kebijakan publik untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang investor yang berminat membeli obligasi, sudah seharusnya memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut dapat memberikan informasi tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara global tingkat perkembangan perekonomian semakin hari semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara global tingkat perkembangan perekonomian semakin hari semakin meningkat. Hal itu mengakibatkan tingginya persaingan antar perusahaan, sehingga menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi telah menghapuskan batasan bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha. Dengan adanya penghapusan batasan ini, persaingan dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan pemegang saham. Dengan prinsip ini beberapa perusahaan mengabaikan pihak-pihak lain yang berkepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak perusahaan menerbitkan obligasi selain menerbitkan saham sebagai sumber pendanaan perusahaan. Saham adalah tanda pernyetaan modal pada perseroan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih transparan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami perubahan menciptakan arus persaingan yang semakin ketat dan kondisi keuangan yang tidak menentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Isu Corporate Governance (CG) telah muncul sejak tahun 1840-an namun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu Corporate Governance (CG) telah muncul sejak tahun 1840-an namun masih berupa saran (exhortation) dan anekdot. Istilah ini menjadi popular seiring terkuaknya berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu pentingnya penerapan tata kelola perusahaan yang disebut dengan corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata kelola pada perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Plat dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 memiliki dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat di Indonesia. Pada tahun itu, terjadi inflasi secara besar-besaran.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sendiri (Husnan, 2003). Salah satu instrument yang diperjual belikan dipasar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menjalankan kegiatannya membutuhkan dana atau modal yang biasa diper oleh melalui pasar uang maupun pasar modal. Pasar modal merupakan pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa alternatif yang dapat dipilih oleh investor, salah satu alternatif yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar Modal (Capital Market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi), ekuitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah (Suad Husnan, 1994) dalam Adrian (2011). Menurut jawa pos
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjual belikan, baik dalam bentuk modal sendiri (saham) maupun hutang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sangat penting artinya, karena tujuan dalam mendirikan sebuah perusahaan selain untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 membuat perekonomian nasional menjadi buruk. Pada pertengahan tahun 1998, bursa ditinggalkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah di Indonesia. Pengembangan perbankan syariah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri syariah secara informal telah dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syariah di Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal menjadi pilar perekonomian negara-negara maju dan menjadi cermin. menentukan maju atau melemahnya ekonomi suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi ikon ekonomi modern. Industri pasar modal sering menjadi simbol dan gambaran ekonomi masyarakat masa kini. Pasar modal menjadi pilar perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teori keagenan yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan (principal)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal (Capital Market) adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pilihan utang dan modal sebagai sumber pendanaan, merupakan keputusan penting yang mempengaruhi nilai perusahaan. Perusahaan memiliki beberapa alternatif dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian di suatu negara. Investasi di Indonesia telah melekat dengan pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi perekonomian di suatu negara. Investasi di Indonesia telah melekat dengan pasar modal. Pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya ditandai dengan meningkatnya inflasi, dimana terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas melalui pasar modal. dua kelompok yakni aset finansial yang marketable dan yang non
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan investasi pada aset keuangan semakin menarik minat masyarakat pada akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena dengan semakin meningkatnya kegiatan investasi dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya akan dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance framework). Kerangka tersebut dibentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan investor yang berorientasi pertumbuhan. nilai nominal (nilan pari/par value) dan jangka waktu jatuh tempo tertentu.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap instrumen investasi dalam pasar modal tentu memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, misalnya melakukan investasi pada obligasi mungkin lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang lebih kompleks diperlukan juga dengan tujuan untuk pengambilan keputusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini semakin tingginya kegiatan bisnis yang dilakukan oleh para investor maka semakin banyak informasi yang dibutuhkan oleh para investor untuk pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu jenis aset finansial dan instrumen modal (utang) yang tergolong Surat Berharga Pasar Modal dengan Pendapatan Tetap (fixed-income
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhasil diraih organisasi dalam setahun. Isi dari laporan tahunan tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan tahunan adalah laporan perkembangan dan pencapaian yang berhasil diraih organisasi dalam setahun. Isi dari laporan tahunan tersebut mencakup laporan
Lebih terperinciBAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi
1 BAB 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi yang diberikan secara sukarela oleh perusahaan di luar pengungkapan wajib mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengeluaran konsumsi sangat mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama 10 tahun terakhir, pengeluaran konsumsi rumah tangga meliputi sekitar 55% produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Angka ini jauh lebih besar ketimbang pengeluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1 menyatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor, kreditur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Krisis Corporate Governance pertama terjadi pada tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu mengenai Corporate Governance muncul sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Krisis Corporate Governance
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor menanam modal dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau hasil dari penanaman modalnya di masa yang akan datang. Modal dari para investor ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah saham dan obligasi (Manurung, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada dewasa ini tidak terbatas pada investasi dalam bentuk fisik seperti properti dan emas, tetapi investasi dalam surat berharga saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan akhir-akhir ini mengalami suatu kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa wacana mengenai kinerja perusahaan secara umum, intellectual capital, corporate social responsibility dan corporate governance sebagai unsur-unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena krisis finansial Asia 1997-1998. Krisis finansial yang melanda Indonesia ini dipandang sebagai akibat lemahnya praktek
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melaksanakan fungsinya, pasar modal menjadi penghubung bagi pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (emiten) dalam transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah menjadi salah satu wadah berinvestasi bagi para investor. Investor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal dewasa ini sudah semakin pesat, pasar modal telah menjadi salah satu wadah berinvestasi bagi para investor. Investor yang melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Struktur modal merupakan hal yang paling penting dan harus dikelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Struktur modal merupakan hal yang paling penting dan harus dikelola dengan baik untuk keberlangsungan sebuah perusahaan. Modal digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Corporate Govenance muncul sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Krisis ekonomi di kawasan Asia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal pasti mengharapkan tingkat keuntungan. Jika return yang diperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih dikemudian hari. Ditinjau dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan selain saham. Obligasi adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan yield imbal hasil yang di peroleh dari instrumen tersebut. Imbalan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi di golongkan menjadi dua macam yaitu investasi yang berbentuk surat kepemilikan saham dan invistasi dalam surat hutang obligasi. Obligasi merupakan utang jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja dicapai melalui pengawasan atau pemantauan
Lebih terperinci2 Sedangkan menurut Aviliani (2008) biaya ekuitas merupakan biaya rill yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh dana untuk mendanai sua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan operasional, perusahaan membutuhkan dana baik dari kreditur dan investor. Bursa efek atau pasar modal adalah suatu tempat yang menyediakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Obligasi adalah salah satu cara untuk memperoleh modal jangka panjang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Obligasi adalah salah satu cara untuk memperoleh modal jangka panjang perusahaan. Penerbit obligasi dan nilai obligasi yang diterbitkan cendrung terus meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten). Dengan adanya pasar modal,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi mengenai perasahaan yang go public kepada pihakpihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan tahunan merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai perasahaan yang go public kepada pihakpihak berkepentingan yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak adanya gerakan reformasi tahun 1998, muncul banyak tekanan dari publik yang menghendaki agar Pemerintah maupun swasta dapat menghapuskan praktek-praktek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sebagai salah satu alternatif investasi untuk memperoleh keuangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendanaan umumnya diperoleh dalam bentuk modal dengan menerbitkan saham yang merupakan bukti kepemilikan dari perusahaan dimana investor yang membeli saham memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana peningkatan dana bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana peningkatan dana bagi perusahaan yang sudah go public. Pasar modal terdiri dari pasar primer, pasar sekunder, pasar ketiga, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha sudah mulai berkembang semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyak bermunculan pesaing-pesaing baru didalam dunia usaha. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi. ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang pesat memiliki peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian. Dalam melaksanakan fungsi ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan produk perusahaan yang merupakan jendela informasi bagi pihak-pihak diluar manajemen suatu perusahaan yang memungkinkan mereka untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan mempunyai tujuan dalam melakukan kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari profit, tujuan utama perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah menjadi isu hangat yang semakin berkembang di Indonesia. Konsep ini menjadi sering dibicarakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki posisi penting dalam perekonomian nasional karena pasar modal memberikan gambaran mengenai kondisi perekonomian sebuah negara kepada pihak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bapepam dan LK telah menerbitkan satu peraturan yaitu Peraturan Nomor X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012 tentang Penyampaian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan tahunan mengkomunikasikan informasi keuangan dan informasi lainnya kepada pemegang saham, kreditor dan stakeholders. Laporan tersebut juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis yang mulai memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan perusahaan semakin tajam. Hal ini menuntut perusahaan untuk melakukan kegiatan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan corporate governance didasarkan pada teori agensi. Teori agensi dapat dijelaskan dengan hubungan antara manajemen dengan pemilik. Manajemen sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak
1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Penerapan corporate governance pada industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakter dan kompleksitas industri perbankan berbeda dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang melaksanakan Corporate Governance (CG) dengan baik akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya memperkuat Good Corporate Governance (GCG) pada emiten dan perusahaan terbuka menjadi hal yang penting dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan banyak sekali pihak-pihak yang berhubungan didalamnya. Kesamaan visi dan misi menjadi hal yang sangat penting untuk tercapainya tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obligasi adalah salah satu sumber pendanaan (financing) bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obligasi adalah salah satu sumber pendanaan (financing) bagi perusahaan, berupa instrumen utang jangka panjang yang diterbitkan oleh perusahaan (issuer) kepada investor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk pendanaan yang dapat dilakukan oleh suatu perusahaan untuk membiayai investasinya adalah dengan menerbitkan obligasi. Obligasi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang lemah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab terjadinya krisis keuangan global (Otoritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat untuk melakukan evaluasi atas suatu kinerja perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi keuangan dan kinerja
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. stakeholder. Media yang paling utama untuk menarik para stakeholder dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Memasuki era globalisasi, perusahaan dan pelaku bisnis dituntut untuk dapat bersaing meningkatkan kinerjanya untuk dapat mendapat perhatian dari para stakeholder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Perusahaan ini menggambarkan perusahaan yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya pasar modal yang ada di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari perkembangan pasar modal yang baik dan dinamis. Pasar modal merupakan fasilitator yang memiliki peran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance menjadi isu yang sangat menarik dari waktu ke waktu, khususnya mulai mengemuka pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Go Public merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pengembangan dana yang diperoleh oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien agar bisa bersaing dengan perusahaan lain di dalam negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi era globalisasi saat ini, indonesia mengalami perkembangan ekonomi dengan cepat dan kondisi perekonomian nasional yang semakin membaik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan pada suatu perusahaan pada hakikatnya merupakan alat ukur bagi investor untuk menilai suatu perusahaan (Irwan, 2013). Pengukuran kinerja perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. CGPI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau agent) dengan pemilik perusahaan (pemegang saham atau principal) seringkali terjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Informasi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan adalah kebutuhan yang sangat diperlukan oleh investor di pasar modal untuk pengambilan keputusan apakah
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba
Lebih terperinci