TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN PROVINSI DAN KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

dokumen-dokumen yang mirip
BUKU 1 PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAMIS, 05 MEI 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN,

Oleh SUHARDJONO, SE. MM. BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lem

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

1. Susunan keanggotaan Tim KF-PTK Provinsi terdiri dari:

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PENYERAHAN SURAT KEPUTUSAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL TENAGA HONORER KATEGORI I DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KULONPROGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SELASA, 26 APRIL 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Peningkatan Investasi Sektor Industri Ke Seluruh Wilayah Provinsi Dalam Rangka Penyebaran Dan Pemerataan Pembangunan Industri

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 971/MENKES/PER/XI/2009 TENTANG STANDAR KOMPETENSI PEJABAT STRUKTURAL KESEHATAN

Yang terhormat, Para Pejabat Eselon-1 di lingkungan Kementerian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG TIM KOORDINASI PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN DI KAWASAN PERKOTAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WAJIB KERJA DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 b. bahwa ketersediaan dan persebaran tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah daerah, pada saat ini belum merata baik da

2017, No Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lem

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR : 26 TAHUN 2011

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu contoh kebijakan publik yang paling mendasar.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Nega

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PERLUASAN KESEMPATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KULONPROGO. Sambutan Pada Acara PEMBUKAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) KABUPATEN KULONPROGO TAHUN Wates, 15 Maret 2011

BUPATI KULONPROGO SAMBUTAN PADA UPACARA BENDERA BULAN MARET 2012 PEMERINTAH KABUPATEN KULONPROGO. Wates, 19 Maret 2012

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 71...TAHUN 2009 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP DEPARTEMEN DALAM NEGERI TAHUN 2010

JAKARTA, 19 SEPTEMBER

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BURU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH

-2-3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Repu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KERJA KESEHATAN DAERAH (RAKERKESDA) PROVINSI SULAWESI TENGAH KAMIS, 17 MARET 2011

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGUATAN PERAN TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN

SAMBUTAN BUPATI KEBUMEN P A D A KICK OFF PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP) KABUPATEN KEBUMEN TAHUN ANGGARAN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hotel Aston - Bogor, Senin 19 Maret 2012

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 37 TAHUN 1991 TENTANG PENGANGKATAN DOKTER SEBAGAI PEGAWAI TIDAK TETAP SELAMA MASA BAKTI

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS SOSIAL DAN PEMUKIMAN PROVINSI PAPUA

2016, No Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan L

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

Senin, 12 November 2012

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rencana Induk Pengembangan E Government Kabupaten Barito Kuala Sistem pemerintahan daerah disarikan dari UU 32/2004 tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG PEMBINAAN PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN

SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMBANGUNAN TAHUN 2017 Makassar, 28 Februari 2017 Yth. Menteri Perencanaan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI. MPPN/KEPALA BAPENAS DAN MENTERI KEUANGAN. RPJMD. RPJMN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BUKU 2 PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN PROVINSI DAN KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 2011

BUKU 2 PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN PROVINSI DAN KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 2011

KATA PENGANTAR Indroyono Soesilo Sesmenkokesra Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ijin dan perkenannya, setelah melalui proses diskusi antar lintas sektor, pada akhirnya Pedoman Pengorganisasian Tim Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Tenaga Kesehatan Indonesia/Tim KF-PTK dapat diselesaikan dengan baik. Pedoman ini memuat berbagai hal yang bersifat umum dan dimaksudkan sebagai dasar pijak sekaligus sebagai sumber inspirasi bagi daerah dalam upaya pengembangan tenaga kesehatan di lapangan. Oleh sebab itu, setelah adanya pedoman umum ini, diharapkan masing-masing daerah dan lintas sektor terkait segera melakukan langkah-langkah penjabaran yang tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta potensi yang dimiliki oleh masing-masing daerah dan sektor, kemudian dikemas kedalam bentuk pedoman pengorganisasian Tim KF-PTK Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota serta petunjuk pelaksanaannya. Penyusunan pedoman ini telah melibatkan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat pusat (dalam hal ini yang ada dalam Tim KF-PTK sesuai SK Menkokesra No 12/2011), dan juga telah menerima masukan dari berbagai daerah. Namun kami yakin masih terdapat kekurangan dan kelemahan, untuk itu saran masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah memberikan saran masukan sekaligus sebagai narasumber dalam penyusunan pedoman ini, termasuk beberapa daerah dan pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, kami ucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya; semoga gerak langkah kegiatan pengembangan tenaga kesehatan selalu mendapat rahmatnya. Aamiin. Jakarta, Mei 2011 ii

H. R. Agung Laksono Menkokesra SAMBUTAN Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Dalam upaya Pembangunan Manusia Indonesia, disamping unsur pendidikan dan ekonomi, maka unsur kesehatan termasuk yang penting di dalamnya. Pembangunan Kesehatan yang merupakan bagian dari Pembangunan Nasional, 80% keberhasilannya adalah terletak dari Pengembangan Tenaga Kesehatan. Dengan demikian suatu daerah bahkan suatu Negara akan mempunyai kesempatan dan kemampuan yang lebih besar untuk pencapaian MDG's 2015 dan optimalisasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan pengembangan tenaga kesehatan yang pada gilirannya berdampak pada meningkatnya kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan sekaligus meningkatnya posisi Pembangunan Manusia Indonesia/Human Development Index di tingkat internasional. Saat ini derajat kesehatan masyarakat bangsa Indonesia belumlah dapat dikatakan optimal dalam rangka pencapaian MDG's, pada dasarnya hal ini sangat terkait dengan permasalahan tenaga kesehatan baik dari sisi jumlah, distribusi maupun kualitas. Tenaga kesehatan strategis masih terpusat pada daerah perkotaan, sedangkan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan/dtpk masih jauh dari harapan, ditambah ketidakseimbangan antara produksi dan distribusi serta pendayagunaan tenaga kesehatan, dipersulit oleh rendahnya akses masyarakat akan pelayanan kesehatan berkualitas. Menyikapi masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat tersebut, maka tidak ada pilihan lain bagi bangsa Indonesia untuk berupaya sedemikian rupa melalui pemecahan permasalahan pengembangan tenaga kesehatan antar lintas pemangku kepentingan di lintas sektor terkait, dengan SK Menkokesra No. 12/2011, agar secara bertahap tapi pasti dengan gerak dan langkah yang terkoordinir dan sinergis menyusun pedoman pengorganisasian sekaligus tata hubungan kerja antar lintas pemangku kepentingan. Sehingga keberadaan pedoman ini sangat strategis dan diharapkan akan dapat mempercepat terwujudnya kondisi optimal dari pemecahan masalah pengembangan tenaga kesehatan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Terimakasih, semoga Allah SWT meridhoi segala usaha kita dan selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Aamiin. Jakarta, Mei 2011 Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat H. R. Agung Laksono iii

SAMBUTAN Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr. PH. Menkes Undang Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 mengamanatkan bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia. Kesehatan sebagai hak asasi manusia mengandung pengertian bahwa setiap orang berhak untuk disembuhkan jika sakit dan setiap orang yang sehat berhak untuk menjaga dirinya agar tetap sehat. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dengan demikian kesehatan bukan saja merupakan hak asasi manusia, tetapi sekaligus merupakan suatu investasi dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan hanya dapat diselenggarakan dengan berhasil-guna dan berdaya-guna, bila didukung oleh tenaga kesehatan yang memadai sebagai subyek pembangunan kesehatan. Pengembangan tenaga kesehatan saat ini belum sepenuhnya dapat memenuhi jumlah, jenis, kualitas, dan penyebaran tenaga kesehatan yang diperlukan untuk pembangunan kesehatan, tetapi situasi tenaga kesehatan di Indonesia terus membaik. Meskipun demikian, pemenuhan kebutuhan tenaga ksehatan untuk pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia secara merata, khususnya di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan terluar, masih senantiasa perlu ditingkatkan. Permasalahan tenaga kesehatan akan dapat diatasi dengan baik melalui sinergisme dan kerjasama lintas sektor serta kerja-sama semua pemangku kepentingan dalam pengembangan tenaga kesehatan. Dengan adanya Tim Kooridinasi dan Fasilitasi Pengembangan Tenaga Kesehatan (TIM KF-PTK), diharapkan berbagai permasalahan tenaga kesehatan di Indonesia dapat diatasi segera. Pedoman ini akan sangat bermanfaat untuk digunakan dan diacu oleh semua pemangku kepentingan dalam mengembangkan tenaga kesehatan di Tanah Air. Semoga upaya kita untuk memenuhi hak rakyat Indonesia memperoleh akses pelayanan kesehatan yang berkualitas akan meraih sukses dan semoga kita senantiasa mendapatkan rakhmat dan hidayah Tuhan ang Maha Kuasa.Amin. iv

Gamawan Fauzi, SH, MM Mendagri SAMBUTAN Menteri Dalam Negeri Pembangunan kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Upaya untuk mewujudkan hal ini, juga ditentukan oleh peran aktif para Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan kesehatan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat perdesaan, termasuk masyarakat yang bermukim di kawasan daerah terpencil. Mengingat penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang kesehatan merupakan urusan bersama (concurrent function) antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, maka setiap Pemerintah Daerah diwajibkan untuk meningkatkan pemerataan dan aksesibiltias pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Kenyataan menunjukkan bahwa pada sejumlah daerah masih banyak tenaga kesehatan yang bertugas di perkotaan dibandingkan dengan yang bertugas di perdesaan, baik pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) maupun pada Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Untuk itu, Pemerintah Daerah perlu meningkatkan penyediaan tenaga kesehatan dalam jumlah dan kualifikasi kompetensi sesuai dengan kebutuhan daerah, serta mengembangkan kompetensi keahlian para tenaga kesehatan, agar mampu mengemban tugas pelayanan kesehatan masyarakat secara efektif. Oleh karena itu, sejalan dengan ditetapkannya Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Tenaga Kesehatan (Tim KF-PTK), maka seluruh Pemerintah Daerah diwajibkan untuk membentuk Tim KF-PTK Provinsi dan Kelompok Kerja KF-PTK Kabupaten/Kota, dengan mengacu pada Pedoman Pengorganisasian Tim KF-PTK Provinsi dan Kelompok Kerja TF-PTK Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, meridhoi seluruh pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara. Sekian dan terima kasih. v

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR SAMBUTAN DAFTAR ISI ii iv vii BAB I BAB II BAB III BAB IV PENDAHULUAN PENGORGANISASIAN MEKANISME KERJA PENUTUP 1 7 13 14 TIM PENYUSUN 19

PENDAHULUAN

1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan konteks desentralisasi yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia, urusan kesehatan merupakan salah satu kewenangan yang dilimpahkan kepada daerah, termasuk pengembangan tenaga kesehatan (PTK). Sebagian besar fasilitas pelayanan kesehatan berada dalam kewenangan pembinaan pemerintah daerah. Masalah ketenagaan yang umum terjadi di berbagai daerah antara lain kurangnya jumlah, jenis dan mutu tenaga kesehatan, distribusi tenaga kesehatan yang kurang merata, lemahnya kemampuan pembiayaan sebagian pemerintah daerah untuk PTK serta masih kurang optimalnya pengembangan karir tenaga kesehatan. Berbagai permasalahan tenaga kesehatan tersebut diatas berkontribusi pada terjadinya krisis SDM kesehatan. Upaya mengatasi krisis SDM kesehatan, tidak mungkin dilakukan hanya pada tataran nasional, tetapi bahkan harus dimulai dari tingkat daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota). Di tingkat nasional, hal ini telah diupayakan dengan dibentuknya Tim Koordinasi dan Fasilitasi Pengembangan Tenaga Kesehatan (Tim KF-PTK) yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dengan keputusan nomor 33/SK/Menko/Kesra/IX/2010, yang diperbaharui dengan keputusan nomor 12 Tahun 2011. Untuk melaksanakan keputusan tersebut, perlu sinergisme dengan para pemangku kepentingan di Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam Lokakarya Nasional Pengembangan Tenaga Kesehatan bulan Desember 2010 di Bali, diusulkan agar di tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota dibentuk pula Tim KF-PTK. Dengan demikian pembentukan Tim KF- PTK di tingkat Provinsi dan tingkat Kabupaten/Kota sangat dibutuhkan. Untuk memberikan kejelasan tentang pembentukan Tim KF-PTK di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota maka perlu disusun suatu pedoman sebagai acuan. 2 PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN PROVINSI DAN KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 2011

1 PENDAHULUAN B. TUJUAN Tujuan pembentukan Tim KF-PTK Provinsi dan Kelompok Kerja PTK Kabupaten/Kota adalah untuk meningkatkan koordinasiantar para pemangku kepentingan PTK di masing-masing tingkatan yang disesuaikan dengan Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) dan pihak terkait lainnya di daerah dalam perencanaan, pengadaan, pendayagunaan serta pembinaan dan pengawasan tenaga kesehatan. C. LANDASAN HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; 5. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2005 tentang Penetapan Perpu No. 3 tahun 2005 tentang Perubahan atas UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025; 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 8. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan; PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN PROVINSI DAN KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 2011 3

1 PENDAHULUAN 10. Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Kewenangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Propinsi; 14. Instruksi Presiden Nomor 1 th 2010 tentang Percepatan pelaksanaan prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010; 15. Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan; D. PENGERTIAN 1. Pengembangan tenaga kesehatan adalah upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara multidisiplin, lintas sektor dan program untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakat. 2. Perencanaan tenaga kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah, kualifikasi dan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan. 3. Pengadaan tenaga kesehatan adalah upaya yang meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kesehatan. 4. Pendayagunaan tenaga kesehatan adalah upaya pemerataan dan pemanfaatan serta pengembangan tenaga kesehatan. 4 PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN PROVINSI DAN KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 2011

1 PENDAHULUAN 5. Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan adalah upaya untuk mengarahkan, memberikan dukungan serta mengawasi pengembangan dan pemberdayaan tenaga kesehatan. 6. Sumberdaya Manusia Kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi termasuk tenaga kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya seperti dalam upaya dan manajemen kesehatan. 7. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. 8. Pemangku kepentingan ( stakeholder) adalah semua pihak yang terkait dengan isu/permasalahandan upaya untuk mengatasinya di bidang pengembangan tenaga kesehatan. PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI DAN FASILITASI PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN PROVINSI DAN KELOMPOK KERJA PENGEMBANGAN TENAGA KESEHATAN KABUPATEN/KOTA Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia 2011 5