PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR (Studi kasus: Pasir Sungai Palu)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAU LANAU (Studi kasus: Lanau di Tondo Kota Palu)

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

BAB III LANDASAN TEORI. yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 0 dan dengan luasan ujung 10

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Daya Dukung Tanah Dan Bahan Untuk Pondasi Strous Pada Pembangunan Jembatan Karangwinongan Kec. Mojoagung Kab.Jombang

BAB III DASAR PERENCANAAN. Martadinata perhitungan berdasarkan spesifikasi pembebanan dibawah ini. Dan data pembebanan dapat dilihat pada lampiran.

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

BAB III STUDI KASUS. 3.1 Data Teknis

TANYA JAWAB SOAL-SOAL MEKANIKA TANAH DAN TEKNIK PONDASI. 1. Soal : sebutkan 3 bagian yang ada dalam tanah.? Jawab : butiran tanah, air, dan udara.

KORELASI CBR DENGAN INDEKS PLASTISITAS PADA TANAH UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PENYELIDIKAN TANAH (SOIL INVESTIGATION)

BAB 1 PEMERIKSAAN KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR. Das, Braja M. Mekanika Tanah Prinsip Rekayasa Geoteknis Jilid 2 : Bab 13 hal Erlangga

Soal Geomekanik Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi

KORELASI ANTARA HASIL UJI KOMPAKSI MODIFIED PROCTOR TERHADAP NILAI UJI PADA ALAT DYNAMIC CONE PENETROMETER

ABSTRACT. Kekurangan uji sondir :

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB III DATA DAN ANALISA TANAH 3.2 METODE PEMBUATAN TUGAS AKHIR

KECENDERUNGAN RUMPUN KURVA UNTUK TANAH PASIR KELANAUAN KELEMPUNGAN DAN TANAH LANAU KELEMPUNGAN

LAPORAN PENYELIDIKAN TANAH PADA LOKASI RENCANA BANGUNAN GEDUNG JALAN FATMAWATI NO. 15 SEMARANG

Korelasi antara OMC dengan Batas Plastis pada Proses Pemadatan untuk Tanah Timbun di Aceh

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kadar air menggunakan tanah terganggu (disturbed), dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. metode statis seperti Total stress Analysis (TSA) atau Effective stress

DAFTAR ISI. TUGAS AKHIR... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PENGESAHAN PENDADARAN... iii. PERNYATAAN... iv. PERSEMBAHAN... v. MOTTO...

Cara uji kepadatan ringan untuk tanah

PENGARUH VARIASI FILLER TERHADAP NILAI KEPADATAN UNTUK AGREGAT PASIR KASAR

BAB III DATA PERENCANAAN

KORELASI ANTARA HASIL UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER DENGAN NILAI CBR

BAB III DATA PERENCANAAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TAHANAN CABUT TULANGAN BAJAPADA TANAH BERPASIR

PENGARUH KADAR LEMPUNG DAN KADAR AIR PADA SISI BASAH TERHADAP NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG KEPASIRAN (SANDY CLAY)

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STABILISASI TANAH LEMPUNG DENGAN CAMPURAN PASIR DAN SEMEN UNTUK LAPIS PONDASI JALAN RAYA. Anwar Muda

KORELASI KEPADATAN LAPIS PONDASI BAWAH JALAN RAYA DENGAN KADAR AIR SPEEDY TEST DAN OVEN TEST. Anwar Muda

BAB I PENDAHULUAN. serta penurunan pondasi yang berlebihan. Dengan demikian, perencanaan pondasi

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR DAN SEMEN PADA STABILISASI TANAH LEMPUNG BUKIT RAWI. Anwar Muda

INVESTIGASI SIFAT FISIS, KUAT GESER DAN NILAI CBR TANAH MIRI SEBAGAI PENGGANTI SUBGRADE JALAN ( Studi Kasus Tanah Miri, Sragen )

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

PENGARUH PENGGUNAAN CERUCUK TERHADAP DAYA DUKUNG TANAH TIMBUNAN PADA LAPIS TANAH DASAR (STUDI KASUS JALAN SOEKARNO-HATTA PALEMBANG)

KORELASI NILAI N-SPT TERHADAP SIFAT SIFAT FISIK DAN MEKANIS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang ada diatasmya. Peran tanah

PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH GEDE BAGE BANDUNG DENGAN ENZIM DARI MOLASE TERFERMENTASI

METODE PENGUJIAN KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. yang berdasarkan pada metode baji (wedge method), dan kalkulasi dari program

BAB 3 DATA TANAH DAN DESAIN AWAL

Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg terletak di atas batuan dasar (bedrock) Proses pelapukan batuan atau

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH DAN PENURUNAN PONDASI PADA DAERAH PESISIR PANTAI UTARA KABUPATEN BANGKA

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

TINJAUAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA TANAH BERLAPIS BERDASARKAN HASIL UJI PENETRASI STANDAR (SPT)

ANALISIS UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM DENGAN MODEL PENDEKATAN. Anwar Muda

PENGARUH KADAR ABU BATU TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI SUATU TANAH PASIR

METODE PENYELIDIKAN DAN PENGUJIAN TANAH

BAB III METODOLOGI. pondasi tiang mencangkup beberapa tahapan pekerjaan, sebagai tahapan awal

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

PEMANFAATAN TRAS PADA PERKERASAN JALAN

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH LEMPUNG TANON DENGAN VARIASI UKURAN BUTIRAN TANAH

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Perancangan pondasi pada bangunan-bangunan tersebut

PERBAIKAN TANAH DASAR JALAN RAYA DENGAN PENAMBAHAN KAPUR. Cut Nuri Badariah, Nasrul, Yudha Hanova

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS PENYELIDIKAN TANAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODEL PENDEKATAN ALAT UJI KEPADATAN RINGAN UNTUK TANAH DI LABORATORIUM

3 METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi

PENGUJIAN NILAI CBR LAPANGANDENGAN DCP (DYNAMIC CONE PENETROMETER)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN TANAH BERDASARKAN NILAI TAHANAN UJUNG KONUS (qc)di KABUPATEN SUKOHARJO

PENGARUH LAMA PERENDAMAN TERHADAP NILAI CBR SUATU TANAH LEMPUNG UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LOKASI GEDUNG GRHA WIDYA (Studi Laboratorium).

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN


PENGARUH PENAMBAHAN AIR DIATAS KADAR AIR OPTIMUM TERHADAP NILAI CBR DENGAN DAN TANPA RENDAMAN PADA TANAH LEMPUNG YANG DICAMPUR ABU TERBANG

LAMPIRAN 1 HASIL PENGUJIAN TRIAKSIAL UNCOSOLIDATED UNDRAINED (UU)

ANALISA PENGGUNAAN TANAH KERIKIL TERHADAP PENINGKATAN DAYA DUKUNG TANAH UNTUK LAPISAN KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN RAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN. dilakukan di laboratorium akan dibahas pada bab ini. Pengujian yang dilakukan di

S O N D I R TUGAS GEOTEKNIK OLEH : KAFRIZALDY D

PERBANDINGAN DAYA DUKUNG TANAH BERDASARKAN DATA SONDIR DAN SPT. Gati Sri Utami Jurusan Teknik Sipil ITATS ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PRA RENCANA STRUKTUR BAWAH

BAB III DATA DAN TINJAUAN DESAIN AWAL

PENGARUH KAPUR TERHADAP TINGKAT KEPADATAN DAN KUAT GESER TANAH EKSPANSIF

PENGARUH PENGURANGAN DIAMETER CETAKAN PADA HASIL UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR ABSTRAK

Analisis Perilaku Timbunan Tanah Pasir Menggunakan Uji Model Fisik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

PENAMBAHAN LEMPUNG UNTUK MENINGKATKAN NILAI CBR TANAH PASIR PADANG ABSTRAK

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN ANALISIS

STUDI PENGARUH STABILISASI TANAH LANAU DENGAN PASIR TERHADAP NILAI CALIFORNIA BEARING RATIO ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP KAPASITAS TARIK MODEL PONDASI TIANG BAJA UJUNG TERTUTUP PADA TANAH KOHESIF

BAB I PENDAHULUAN. kembang susut yang relatif tinggi dan mempunyai penurunan yang besar.

STUDI PENGARUH JUMLAH LAPISAN TANAH TERHADAP HASIL UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

PENGARUH CAMPURAN ABU SABUT KELAPA DENGAN TANAH LEMPUNG TERHADAP NILAI CBR TERENDAM (SOAKED) DAN CBR TIDAK TERENDAM (UNSOAKED)

STUDI PENGARUH DIAMETER PONDASI TIANG TERHADAP PEMANCANGAN PADA TANAH PASIR ABSTRAK

Transkripsi:

PENGARUH KEPADATAN DAN KADAR AIR TERHADAP HAMBATAN PENETRASI SONDIR PADA TANAH PASIR Benyamin Bontong* * Abstract The DCPT penatration resistance on each type of soil has a specific characteristic. The aim of this research is to experimentally study of DCPT penetration resistance (qc and R f ) of sand for several water content (w) and dry density( d ) variation, and comparison with the same parameter of silt. The sample of sand taken from Palu-1 s bridge upstream. Test result showed that the variation of w have no significant influence for q c and R f. The higher the d the higher the q c and R f. The specific relation of q c, R f, w and d of sand in comparison with silt by using charts are veryclear and usefull to interpret the soil type. Keyword: Cone resistance, friction ratio, density, water content. 1. Pendahuluan Investigasi karakteristik teknis tanah merupakan satu tahapan yang mutlak harus dilakukan pada suatu proyek perencanaan bangunan sipil, khususnya pada proyek-proyek berskala besar. Untuk mendapatkan hasil desain yang aman dan ekonomis, dibutuhkan data hasil penyelidikan yang teliti dan mencakup keseluruhan aspek. Hasil yang lengkap dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa kombinasi pengujian antara lain uji penetrasi sondir, pemboran untuk mengetahui struktur jenis lapisan tanah, uji SPT, uji geser baling-baling di lapangan dan uji parameter tanah di laboratorium. Penyelidikan yang lengkap memerlukan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar. Penyelidikan tanah dengan alat sondir relatif murah dan sangat cepat untuk menjangkau kedalaman yang cukup besar (sampai kedalaman bahkan 3 meter), dibandingkan dengan penyelidikan lain, tetapi hasilnya tidak memberikan informasi jenis lapisan tanah. Namun demikian, dengan mengetahui hubungan antara kepadatan, kadar air dan hambatan penetrasi sondir, dapat diprediksi jenis lapisan tanah pada setiap kedalaman tertentu yang dijangkau.. Tinjauan Pustaka Penyelidikan tanah dengan metode penetrasi sondir (CPT), memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan metode lain karena dapat menampilkan data hasil pengujian secara kontinu mulai dari permukaan tanah sampai pada kedalaman yang dapat dijangkau. Misalnya pengujian dengan alat SPT, data yang dihasilkan hanyalah data uji pada setiap interval tertentu yang biasanya setiap 1,5 atau meter. Data yang didapatkan dengan menggunakan alat sondir meliputi nilai hambatan konus q c, nilai hambatan friksi f s dan rasio friksi F r dimana F r = f s /q c dinyatakan dalam %. Produk yang dihasilkan dengan alat sondir ini tidak memberikan gambaran secara langsung tentang jenis maupun struktur lapisan tanah. Namun demikian, dengan mempelajari hubungan antara nilai-nilai q c, f s dan F r untuk berbagai kondisi kepadatan dan kadar air, dapat diketahui adanya hubungan yang unik dari masing-masing jenis tanah tersebut dengan parameter hasil uji. Brouwer () menyatakan bahwa beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang hubungan antara q c dengan F r pada berbagai jenis tanah. Salah satu diantara hasil penelitian tersebut dilaporkan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 1. Bontong (9) telah melakukan penelitian dengan uji CPT pada tanah lanau, yang hasilnya menampilkan hubungan antara hambatan konus dan rasio friksi pada beberapa kondisi kepadatan dan kadar air tanah. Hasil penelitian tersebut dipresentasikan dalam bentuk grafik pada Gambar. * Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

Gambar 1. Grafik Hubungan antara q c dan F r pada Beberapa Jenis Tanah (Brouwer, ) Hambatan Konus, qc (kg/cm ) 15 15 1 75 5 5 g <1,3 gr/cm3 g =1,3-1,4 gr/cm3 g =1,4-1,5 gr/cm3 g >1,5 gr/cm3. 4. 8. 1. 16.. 4. 8. 3. Gambar. Grafik hubungan kadar air w vs q c pada tanah lanau. (Bontong, B., 7) Pada gambar, belum kelihatan adanya keunikan khusus yang dimiliki oleh tanah lanau. Keunikan baru akan terlihat apabila hasil tersebut disandingkan dengan hasil penelitian pada tanah

Pengaruh Kepadatan dan Kadar Air Terhadap Hambatan Penetrasi Pada Tanah Pasir jenis lain untuk parameter yang sama. Penelitian ini hendak dilakukan pada tanah pasir sehingga hasil yang diharapkan pada akhir penelitian ini ada dua jenis tanah dapat dibandingkan satu dengan yang lain. 3. Metode Penelitian 3.1 Bahan penelitian Bahan penelitian adalah tanah pasir yang diambil di sungai Palu, sebelah hulu jembatan Palu 1. Adapun sifat fisik bahan penelitian disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Sifat Fisik Bahan penelitian Parameter Nilai Atterberg limits Non plastis Berat spesifik, GS,6 Fraksi kerikil (tertahan #4) 1,5 % Fraksi butiran halus (lolos # ),44 % Simbol Klasifikasi USCS SP Kadar air optimum w opt. 8,5 % 3. Perlakuan kadar air Perlakuan variasi kadar air untuk pengujian dipilih 1,4 % 4,7%, 8,5%, 11,4% dan 15,3 %. Rentang kadar air diambil cukup lebar supaya pengaruh perubahannya diharapkan lebih nyata. 3.3 Perlakuan kepadatan Contoh tanah dipadatkan dalam satu cetakan berbentuk kotak yang terbuat dari beton berdinding tebal. Kotak dibuat dengan ukuran panjang dan lebar masing-masing 4cm dan tinggi 7 cm. Ukuran dipilih sedemikian rupa sehingga pengaruh faktor skala diminimalkan. Menurut Brouwer (), uji penetrasi konus dapat dipandang sebagai tiang skala kecil. Untuk suatu tiang, diameter pengaruh keruntuhan mencapai kira-kira 8 kali diameter. Diameter konus yang digunakan adalah Dc = 3,57 cm. Jadi Diameter pengaruh adalah 8Dc = 8.6 cm. Diambil ukuran kotak pemadatan = 4 cm > 8 Dc.. Kepadatan dibuat dalam 4 variasi. 3.4 Alat uji penelitian Alat uji yang digunakan adalah sondir (DCPT), dengan alat penetrasi tipe bikonus dan mengacu pada standar rujukan SNI 3-87-199. Spesifikasi alat sebagai berikut: Bikonus dengan tinggi mantel 133,5 mm Luas mantel 15 cm Luas penampang konus 1, cm Sudut puncak konus 6 o 4. Hasil dan Pembahasan Hasil pengujian penetrasi sondir pada beberapa kondisi kepadatan dan kadar air untuk tanah pasir dan lanau diperlihatkan dalam satu grafik sehingga dapat dilihat dengan jelas hubungan yang spesifik antara parameter yang diukur dengan masing-masing jenis tanah.gambar 3 menunjukkan grafik hubungan antara kadar air w dengan hambatan konus. q c untuk beberapa variasi tingkat kepadatan (γ) tanah lanau dan pasir. Gambar 3 menunjukkan bahwa untuk lanau (silt) pada saat kadar air menuju ke arah kiri (posisi semakin kering), maka semakin meningkat kepadatan kering tanah, semakin tajam peningkatan hambatan konus (gradien kurva qc-w semakin curam). Sebaliknya, pada saat kadar air menuju ke posisi semakin tinggi, maka penningkatan kepadatan kering tidak banyak pengaruhnya terhadap peningkatan hambatan konus. Sedangkan untuk pasir, perubahan kadar air dapat dikatakan tidak berpengaruh pada nilai hambatan konus kecuali pada kepadatan yang cukup tinggi (γ > 1,5 gr/cm 3 ). Gambar 4 menunjukkan grafik hubungan antara kadar air dengan rasio friksi, untuk beberapa variasi rentang kepadatan kering. Gambar ini menunjukkan bahwa untuk tanah lanau (silt) semakin tinggi kadar air, semakin meningkat rasio friksi untuk setiap rentang kepadatan kering. Peningkatan ratio friksi semakin tajam pada saat kepadatan kering semakin bertambah (Gradien kurva R f -w makin curam).sedangkan untuk tanah pasir, peningkatan kadar air secara praktis dapat dikatakan tidak mempengaruhi rasio friksi. Demikian pula dengan variasi kepadatan, hanya sedikit pengaruhnya terhadap rasio friksi, dibandingkan dengan pada tanah lanau. Pada Gambar 5, diperlihatkan grafik hubungan antara kadar air w dengan friksi f r, untuk beberapa variasi rentang kepadatan kering. Gambar ini menunjukkan bahwa untuk tanah lanau (silt) semakin rendah kadar air, semakin meningkat nilai friksi untuk setiap rentang kepadatan kering. Peningkatan nilai friksi semakin tajam pada saat kepadatan kering semakin bertambah. MEKTEK TAHUN XII NO. 1, JANUARI 1 3

Hambatan Konus, qc (kg/cm ) 15 15 1 75 5 5 g<1.3 g=1,3-1,4 g=1,4-1,5 g>1,5 psr psr3 psr4 psr5 Silt γ d < 1,3 g/cm 3 Silt γ d =1,3-1,4 g/cm 3 Silt γ d =1,4-1,5 g/cm 3 Silt γ d >1,5 g/cm 3 Sand γ d <1,4 g/cm 3 Sand γ d =1,4-1,45 g/cm 3 Sand γ d =1,45-1,5 g/cm 3 Sand γ d >1,5g/cm 3. 4. 8. 1. 16.. 4. 8. 3. Gambar 3. Grafik hubungan kadar air w dengan q c padan tanah lanau dan pasir. Sumber : Untuk silt (Bontong, 9) Rasio Friksi, Rf (%) 1 8 6 4 silt g<1.3 s g1,3-1,4 s g 1,4-1,5 s >1,5 p g <1.4 p g1,4-1,45 p g1,45-1,5 p g>1,5 Silt γ d < 1,3 g/cm 3 Silt γ d =1,3-1,4 g/cm 3 Silt γ d =1,4-1,5 g/cm 3 Silt γ d >1,5 g/cm 3 Sand γ d <1,4 g/cm 3 Sand γ d =1,4-1,45 g/cm 3 Sand γ d =1,45-1,5 g/cm 3 Sand γ d >1,5g/cm 3 4 8 1 16 4 8 3 Gambar 4. Grafik hubungan antara w dengan R f Sumber : Untuk silt (Bontong, 9) 4

Pengaruh Kepadatan dan Kadar Air Terhadap Hambatan Penetrasi Pada Tanah Pasir Friksi, fr (Kg/cm ) 4 3 1 silt g<1.3 s g1,3-1,4 s g 1,4-1,5 s >1,5 p g <1.4 p g1,4-1,45 p g1,45-1,5 p g>1,5 Silt γ d < 1,3 g/cm 3 Silt γ d =1,3-1,4 g/cm 3 Silt γ d =1,4-1,5 g/cm 3 Silt γ d >1,5 g/cm 3 Sand γ d <1,4 g/cm 3 Sand γ d =1,4-1,45 g/cm 3 Sand γ d =1,45-1,5 g/cm 3 Sand γ d >1,5g/cm 3 4 8 1 16 4 8 3 Gambar 5. Grafik hubungan antara w dengan f r Sumber : Untuk silt (Bontong, 9) 14 Hambatan Konus, qc (kg/cm ) 1 1 8 6 4 w1=1.4% w=4,7% w3=8,5% w4=11,4% w5=15,3% 1.3 1.35 1.4 1.45 1.5 1.55 1.6 1.65 Kepadatan Kering, γ (gr/cm 3 ) Gambar 6. Grafik hubungan antara γ d dengan q c tanah pasir Sedangkan untuk tanah pasir, perubahan kadar air secara praktis dapat dikatakan tidak mempengaruhi nilai friksi. Tetapi semakin tinggi kepadatan, semakin besar friksi. MEKTEK TAHUN XII NO. 1, JANUARI 1 5

Gambar 6 di atas menunjukkan grafik hubungan antara kepadatan kering γ d dengan hambatan konus q c untuk tanah pasir. Pada gambar tersebut tidak terdapat batasan yang jelas tentang rentang data untuk setiap kadar air. Data yang satu dengan yang lain saling memotong (overlap). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh kadar air yang nyata terhadap hubungan kepadatan dengan hambatan konus. Tetapi sangat jelas dari grafik bahwa semakin tinggi kepadatan kering, semakin besar hambatan konus. Gambar 7 menunjukkan grafik hubungan antara kepadatan kering γ d dengan hambatan konus q c untuk pasir dan lanau. Gambar ini menunjukkan bahwa untuk lanau (silt) pada kadar air yang tinggi (w>17,9%), nilai konus sangat rendah (umumnya kurang dari kg/cm ) dan tidak banyak dipengaruhi oleh kenaikan kepadatan kering, tetapi pada kadar air rendah, semakin meningkat kepadatan kering semakin tinggi hambatan konus. Untuk pasir, pengaruh kepadatan kering terhadap hambatan konus berada pada satu amplop sebaran data yaitu daerah yang diarsir warna abuabu pada gambar 7, untuk semua kadar air yang ditinjau. Jadi dari gambar 7 ini, dengan jelas dapat dibedakan antara tanah pasir dengan tanah lanau. Pada Gambar 8 diperlihatkan grafik hubungan antara rasio friksi dengan hambatan konus q c untuk pasir dan lanau. Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa untuk pasir, pada semua kadar air yang ditinjau, hubungan antara rasio friksi dengan hambatan konus berada pada amplop sebaran data yang ditandai dengan arsiran abu-abu pada gambar. Sedangkan untuk lanau, sewaktu kadar air tinggi (misalnya w > 4%), pada saat rasio friksi meningkat tajam, ternyata hambatan konus hampir tidak mengalami perubahan. Pada kadar air rendah, terjadi kondisi sebaliknya. Dari gambar 8 ini dengan jelas dapat dilihat secara spesifik daerah yang menunjukkan jenis masing-masing tanah apakah pasir ataukah lanau. Kecuali pada kadar air rendah hubungan antara rasio friksi dengan hambatan konus untuk lanau dan pasir berada pada daerah yang sama. Hambatan Konus, q c (kg/cm ) 14 1 1 8 6 4 1 17 4 31 psr Silt w 1 =,8 % Silt w = 1,3 % Silt w 3 =17,9 % Silt w 4 = 4,8 % Silt w 5 = 31,4 % Sand, (semua w) 1. 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 Kepadatan Kering, γ ( gr/cm 3 ) Gambar 7. Grafik hubungan hambatan konus qc vs. kepadatan kering γ d Sumber : Untuk silt (Bontong, 9) 6

Pengaruh Kepadatan dan Kadar Air Terhadap Hambatan Penetrasi Pada Tanah Pasir Hambatan Konus, qc (kg/cm) 14 1 1 8 6 4 w1=,8% Silt w 1 = w=1,3% Silt w w3=17,9% Silt w 3 w4=4,8% Silt w 4 w5=31,4% Silt w 5 Psr Pasir (semua w) P l ( 1 8%) 1 3 4 5 6 7 8 9 1 Rasio Friksi, R f (%) Gambar 8. Grafik hubungan antara q c dengan fr Sumber : Untuk silt (Bontong, 9) Kecuali pada kadar air rendah hubungan antara rasio friksi dengan hambatan konus untuk lanau dan pasir berada pada daerah yang sama. Untuk dapat membedakan keduanya, perlu dikombinasikan dengan data lain misalnya data hubungan antara w dengan f r pada gambar 5. 5. Kesimpulan Dari pembahasan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Pengaruh variasi kadar air (w) terhadap hubungan hambatan konus (q c ), friksi (f s ) dan rasio friksi (R f ) pada tanah pasir hampir tidak nampak sedangkan pada tanah lanau semakin rendah kadar air semakin tinggi hambatan konus tetapi semakin rendah rasio friksi. Untuk pasir maupun lanau, semakin tinggi kepadatan kering semakin tinggi qc maupun Rf. ) Berdasarkan karakteristik hubungan antara w, γ d, q c dan R f yang berbeda pada masing-masing jenis tanah, data parameter hasil uji dapat dipakai untuk membuat interpretasi tentang jenis dan kondisi tanah. 3) Dengan bantuan grafik hubungan antara γ d dengan q c dan hubungan antara R f dengan q c, memudahkan untuk melakukan interpretasi tentang jenis tanah. 4) Data penelitian ini masih terbatas pada dua jenis tanah di kota Palu, sehingga perlu penelitian lanjutan untuk jenis tanah dan lokasi yang lain. 6. Daftar Pustaka Bontong, B, 9, Pengaruh Kepadatan dan Kadar Air terhadap Hambatan Penetrasi Sondir pada Tanah Lanau (Studi Kasus: Lanau di Tondo, Kota Palu), Mektek, Mei 9 Bowles, J.E, 1997, Foundation Analysis and Design, McGraw-Hill, Fourth Edition. Brouwer, J.J.M,, Guide To Cone Penetration Testing On Shore And Near Shore, Lankelma CPT Ltd., First Edition. Das, B.M, 1995, Principles of Foundation Engineering, PWS-Kent, Third Edition. Hendarsin S.L., 3, Penuntun Praktis Investigasi Rekayasa Geoteknik untuk Perencanaan Bangunan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung, Cetakan Pertama. MEKTEK TAHUN XII NO. 1, JANUARI 1 7