Vol. 5 Oktober 2013 ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
Rismaeka Purnamasari Latjuba 1 Rowland Bismark Fernando Pasaribu 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. sendiri baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, berapa lama kenaikan tersebut bertahan, hingga nilai akhir dari

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengarah pada penelitian tentang hipotesis pasar efisien (efficient market

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a) Pengertian Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. dana yang bersumber dari masyarakat ke dalam berbagai sektor usaha. Dalam

Oleh: Liely Pamela Pembimbing: Kamaliah dan Devi Safitri. Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar untuk memenuhi kebutuhan finansialnya dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut dan harus mampu bersaing untuk mempertahankan atau

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP.. Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai analisis Overreaction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu motivasi investor melakukan investasi di pasar modal adalah untuk UKDW

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang go public. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan investor serta mendapatkan kehidupan yang layak di

BAB III METODE PENELITIAN. atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN (FIRM SIZE), DAN LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP FENOMENA PRICE REVERSAL

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kalinya pada satu hari perdagangan di bursa efek. Penetapan opening price

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RESIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA INDUSTRI PROPERTI DAN REAL ESTATE DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH RASIO PASAR TERHADAP RETURN SAHAM PERBANKAN DI BEI PERIODE

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

Vol. 5 Oktober 2013 ISSN:

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, artinya bahwa populasi yang akan dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat menjadi pengetahuan bagi investor dan masyarakat. penulis dapat menyimpulkan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan quantitative research (penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. 2 variabel atau lebih dengan mencari pengaruh variabel independen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. laporan yang memberikan informasi mengenai laba (earnings) yang dicapai

Kata kunci : harga saham, volume perdagangan, ukuran perusahaan, bid ask spread.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUBSEKTOR FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH OVERREACTION TERHADAP HARGA SAHAM

PENGARUH FUNDAMENTAL KEUANGAN, TINGKAT BUNGA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP PERGERAKAN HARGA SAHAM (Studi Kasus Perusahaan Semen Yang Terdaftar Di BEI)

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL RISET AKUNTANSI & KEUANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan melihat pengaruh Adopsi IFRS terhadap Earnings Response

ANALISIS PENGARUH UKURAN, PERTUMBUHAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini pasar yang efisien masih menjadi perdebatan yang menarik di

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, maka diperoleh. Tabel 4.1 Proses Pemilihan Sampel

BAB IV ANALISI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

Ely Puji Setianingsih. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

Hedwig Ajeng Grahani Rowland Bismark Fernando Pasaribu. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia dan negara-negara berkembang di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definsi Operasional Variabel. yang dapat digunakan untuk membedakan atau merubah nilai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap ISHG Di Bursa Efek Jakarta

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

RISET BERKENAAN PASAR MODAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS PADA SEKTOR PERUSAHAAN PROPERTI DAN KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. dengan issuer (orang yang membutuhkan dana). Investor saham akan memperoleh. keuntungan dari perubahan harga saham dan dividen.

BAB III METODE PENELITIAN. buku-buku, internet serta laporan yang tercatat melalui website

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan manufaktur. Populasi

PENGARUH JANUARY EFFECT TERHADAP OVERREACTION DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB III. Metode Penelitian. bagaimana hasilnya apakah signifikan atau tidak. terhadap variabel-variabel dependen.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga

: Gianita Safitri NPM : Dosen Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini, diambil sampel perusahaan yang terdaftar di Jakarta

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Efek Indonesia (BEI) mulai tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dan telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Vol. 5 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559 EFEK BID-ASK, FIRM SIZE DAN LIKUIDITAS DALAM FENOMENA PRICE REVERSAL SAHAM WINNER DAN LOSER KELOMPOK ENTITAS INDEKS LQ-45 PERIODE 2009-2011 DI BURSA EFEK INDONESIA RISMAEKA PURNAMASARI LATJUBA ROWLAND BISMARK FERNANDO PASARIBU

EFEK BID-ASK, FIRM SIZE DAN LIKUIDITAS DALAM FENOMENA PRICE REVERSAL SAHAM WINNER DAN LOSER KELOMPOK ENTITAS INDEKS LQ-45 PERIODE 2009-2011 DI BURSA EFEK INDONESIA Rismaeka Purnamasari Latjuba Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma Email : rismaekapurnamasari@yahoo.com Rowland Bismark Fernando Pasaribu Universitas Gunadarma rowland_pasaribu@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Penelitian ini memuat tentang efek Bid-ask Spread, Firm Size dan Likuiditas terhadap fenomena Price Reversal. Dengan menggunakan return saham yang mengikuti satu hari perubahan besar harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009-2011. Sampel yang digunakan adalah entitas yang terdaftar dalam LQ45 berjumlah 45 entitas. Penelitian ini menggunakan data triwulan selama 3 tahun, yang datanya di dapat dari idx.co.id laporan keuangan pertahun, Indonesian Capital Market Directory dan yahoo finance, perhitungan abnormal return menggunanakan Daily Return saham dan Daily Return Market. Melalui abnormal return dapat ditentukan saham Winner dan saham Loser. Kata kunci : overreaction, bid-ask spread, firm size, likuiditas, abnormal return, dan price reversal. PENDAHULUAN Pasar efisien pertama kali digunakan dalam konteks pasar sekuritas oleh Fama pada tahun 1969 (dalam Jusuf, 2008). Mereka mendefinisikan pasar efisien sebagai pasar yang dapat melakukan penyesuaian dengan cepat terhadap informasi baru. Setiap hari terdapat informasi yang dipublikasikan untuk para investor di pasar ekuitas. Jika informasi-informasi tersebut relevan, maka harga saham akan terpengaruh (Jusuf, 2008). Semakin cepat informasi baru pada sebuah harga sekuritas, maka semakin efisien pasar tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sulit untuk para investor mendapatkan tingkat keuntungan diatas normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Overreaction adalah peristiwa yang dianggap dramatis oleh para investor yang dapat menyebabkan para investor bereaksi secara berlebihan (Rahmawati dan Tri Suryani, 2005). Overreaction ini diperkenalkan pertama kali oleh DeBondt tahun 1985, dengan menemukan adanya pembalikan return saham dimana saham-saham yang merupakan saham loser akan menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan saham-saham yang sebelumnya merupakan saham winner. Dalam hal ini, para pelaku pasar cenderung menetepkan harga terlalu tinggi sebagai reaksi terhadap berita yang dinilai sebagai good news, dan sebaliknya mereka akan memberikan harga yang terlalu rendah sebagai reaksi terhadap bad news (Yuli dan Latjuba & Pasaribu, Efek Bid-Ask, Firm Size E-308

Kirmizi, 2012). Overreaction juga pernah diteliti oleh Pasaribu (2011), menurutnya overreaction pasar adalah salah satu tendensi pada perilaku analis dan investor terhadap informasi earning yang tidak diharapkan dan dapat menimbulkan volatility dari return yang abnormal pada saham-saham di pasar. Pembalikan harga umumnya disebabkan oleh overreaction terhadap informasi baru, para investor bereaksi secara berlebihan terhadap beritaberita yang tidak diantisipasi yang akan merugikan keberadaan ekonomi entitas, hal ini akan memaksa harga turun terlalu jauh, kemudian diikuti koreksi yang mengakibatkan harga akan menaik. Pembalikan ini ditunjukkan oleh turunnya harga setelah terjadi kenaikkan secara ekstrim. Besarnya harga saham selain dipengaruhi oleh informasi yang diterima para investor juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain terdiri dari bid-ask spread sebagai biaya transaksi, firm size yang menunjukan nilai pasar dari ekuitas entitas, dan likuiditas pasar. Pengaruh ketiga faktor ini terhadap harga saham merupakan akibat dari pengaruhnya terhadap kondisi pasar saham yang dapat terjadi karena ketidakseimbangan bid dan ask, perubahan volume perdagangan yang merupakan indikator dari likuditas pasar maupun perubahan besarnya ekuitas entitas karena perubahan jumlah saham yang beredar. METODE PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh saham entitas yang tercatat di Bursa Efek Indonesia yang termasuk dalam saham LQ45 periode Februari 2013 Juli 2013, berdasarkan pengumuman BEI No. Peng-00016/BEI PSH/01-2013 tanggal 25 Januari 2013. Saham winner dan loser ditetapkan dengan menggunakan abnormal return, yang di seleksi berdasarkan hasil dari yang terbesar sampai yang terkecil setiap periode triwulan. Penelitian ini menggunakan data triwulan selama 3 tahun dari tahun 2009-2011, yang datanya di dapat dari www.idx.co.id laporan keuangan pertahun, Indonesian Capital Market Directory dan yahoo finance, perhitungan abnormal return. Melalui abnormal return dapat ditentukan saham winner dan saham loser. Teknis analisis yang digunakan adalah uji statistik yang terdiri dari uji statistik deskriptif, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji determinasi, uji hipotesis baik secara parsial maupun secara simultan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini : Hipotesis 1 : Bid-ask spread merupakan faktor yang berpengaruh terhadap price reversal portofolio winner. Hipotesis 2 : Firm size merupakan faktor yang berpengaruh terhadap fenomena price reversal portofolio winner. Hipotesis 3 : Likuiditas merupakan faktor yang berpengaruh terhadap fenomena price reversal portofolio winner. Hipotesis 4 : Bid-ask spread, Firm size dan Likuiditas merupakan faktor yang berpengaruh terhadap fenomena Price reversal portofolio winner. Hipotesis 5 : Bid-ask spread merupakan faktor yang berpengaruh terhadap price reversal portofolio loser. Hipotesis 6 : Firm size merupakan faktor yang berpengaruh terhadap fenomena price reversal portofolio loser. Hipotesis 7 : Likuiditas merupakan faktor yang berpengaruh terhadap fenomena price reversal portofolio loser. Latjuba & Pasaribu, Efek Bid-Ask, Firm Size E-309

Hipotesis 8 : Bid-ask spread, Firm size dan Likuiditas merupakan faktor yang berpengaruh terhadap fenomena Price reversal portofolio loser. PEMBAHASAN Uji Statistik Deskriptif Berdasarkan lampiran B panel 1, pada tahun 2011 triwulan keempat terlihat untuk portofolio winner jumlahnya adalah 21 entitas, dengan nilai minimum 0.00, nilai maksimumnya adalah 0.54, nilai meannya adalah 0.1130 dan nilai standar deviasinya adalah 0.12333. Dari bid-ask winner, nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasinya secara berturut-turut adalah 0.2, 0.57, 0.2904 dan 0.12593. Kemudian firm size winner dapat dilihat nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasinya secara berturut-turut adalah 23.10, 33.03, 28.2509, 2.42132. Sementara dari likuiditas winner, nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasinya secara berturut-turut adalah 16.50, 23.24, 19.6221, 1.70367. sedangkan untuk portofolio loser pada panel b terlihat jumlahnya adalah 24 entitas, dengan nilai minimum -0.21, nilai maksimumnya adalah -0.02, nilai meannya adalah -0.1013 dan nilai standar deviasinya adalah 0.06769. Dari bid-ask loser, nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasinya secara berturut-turut adalah -0.10, 0.41, 0.2250 dan 0.12091. Kemudian firm size loser, nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasinya secara berturut-turut adalah 23.00, 31.00, 27.9266, 1.86670. Sementara dari likuiditas loser, nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasinya secara berturut-turut adalah 14.66, 22.76, 20.1865 dan 2.04617. Uji Multikolinearitas Tabel 1 Nilai Tolerance dan VIF Winner Loser Tahun Triwulan Tolerance VIF Tolerance VIF Bid-ask Firm Size Lik Bid-ask Firm Size Lik Bid-ask Firm Size Lik Bid-ask Firm Size Lik 1 0.89 0.861 0.933 1.123 1.161 1.072 0.87 0.161 0.152 1.15 6.221 6.586 2009 2 0.814 0.363 0.327 1.228 2.757 3.058 0.882 0.874 0.259 1.133 3.65 3.865 3 0.939 0.519 0.543 1.065 1.928 1.84 0.949 0.215 0.211 1.054 4.652 4.746 4 0.99 0.294 0.94 1.01 3.4 3.396 0.764 0.279 0.249 1.308 3.586 4.008 1 0.992 0.381 0.381 1.008 2.625 2.623 0.595 0.239 0.299 1.68 4.19 3.343 2010 2 0.929 0.46 0.478 1.077 2.172 2.093 0.691 0.233 0.231 1.448 4.288 4.327 3 0.879 0.128 0.131 1.138 7.833 7.646 0.73 0.755 0.661 1.369 1.324 1.512 4 0.836 0.559 0.643 1.196 1.788 1.555 0.778 0.302 0.348 1.285 3.312 2.87 1 0.938 0.199 0.195 1.066 5.022 5.118 0.905 0.564 0.553 1.105 1.774 1.808 2011 2 0.879 0.498 0.478 1.138 2.008 2.094 0.61 0.202 0.189 1.64 4.945 5.291 3 0.901 0.514 0.478 1.11 1.944 2.09 0.872 0.284 0.275 1.147 3.525 3.635 4 0.846 0.454 0.41 1.182 2.204 2.439 0.872 0.235 0.229 1.147 4.258 4.376 Sumber : Output SPSS, diolah Latjuba & Pasaribu, Efek Bid-Ask, Firm Size E-310

Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF pada tabel dibawah ini, perbandingannya untuk nilai tolerance jika kurang dari 0.1 maka dapat disimpulkan variabel tersebut multikolinearitas, sedangkan untuk nilai VIF jika lebih dari 10 maka dapat disimpulkan variable tersebut multikolinearitas. Dari hasil output spss dapat dilihat pada tabel 1: Pada tabel diatas saham winner dan loser dapat diketahui bahwa seluruh nilai VIF saham winner maupun loser untuk variabel ukuran entitas, likuiditas dan bid-ask spread menunjukkan tidak terjadi multikolinearitas dalam persamaan regresi tersebut, sebab nilai VIF yang dihasilkan memiliki nilai lebih kecil dari 10. Sedangkan jika dilihat dari nilai tolerance pada saham winner maupun loser seluruhnya tidak ada yang lebih kecil dari 0,1. Dalam kedua tabel tersebut juga menunjukkan bahwa nilai VIF terbesar adalah 6.586 yang jauh lebih kecil dari 10. Sedangkan nilai terkecil dari tolerance value adalah 0.152 yang lebih besar dari 0,1. Dari angka-angka tersebut disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas sehingga persamaan regresi layak digunakan. Uji Autokolerasi Tabel 2 Durbin-Watson Tahun 2009 2010 2011 Triwulan Durbin-Watson Winner Loser 1 0.565 1.15 2 0.875 0.149 3 1.094 0.622 4 1.592 0.804 1 1.664 0.264 2 0.289 0.345 3 0.497 0.506 4 1.974 0.236 1 0.719 0.936 2 0.912 0.553 3 0.696 1.062 4 0.822 0.334 Sumber : Output SPSS, diolah Dalam menganalisis terjadinya autokorelasi yang digunakan adalah nilai durbin-watson yang dibandingkan dengan nilai tabel durbin-watson. Adapun ketentuan dalam menguji autokorelasi adalah sebagai berikut : Nilai DW lebih dari 2 Jika DW lebih besar dari du, maka tidak ada autokorelasi Jika DW lebih kecil dari dl, maka terdapat autokorelasi positif Jika DW terletak antara du dan dl, tidak ada kesimpulan Nilai DW kurang dari 2 Latjuba & Pasaribu, Efek Bid-Ask, Firm Size E-311

Jika DW lebih kecil dari 4-du, maka tidak ada autokorelasi Jika DW lebih besar dari 4-dl, maka terdapat autokorelasi negatif Jika DW terletak antara 4-du dan 4-dl, tidak ada kesimpulan Dengan mengetahui jumlah sampel dan jumlah variabelnya, dapat dibaca pada tabel nilai batas bawah (dl) dan juga batas atas (du), maka didapati hasilnya sebagai berikut: Berdasarkan tabel diatas tahun 2011 triwulan keempat pada saham winner dapat dilihat bahwa nilai DW nya adalah 0.822, nilai dl nya adalah 1.0262 dan (4-dL) adalah 2.9738, sedangkan nilai du nya adalah 1.6694 dan nilai (4-dU) adalah 2.3306. maka dapat disimpulkan bahwa nilai DW lebih kecil dari 2 dan lebih kecil dari nilai (4-dU), berarti tidak ada autokorelasi. Sedangkan pada saham loser dapat dilihat bahwa nilai DW nya adalah 0.334, nilai dl nya adalah 1.5464 dan (4-dL) adalah 2.4536, sedangkan nilai du nya adalah 1.1010 dan nilai (4- du) adalah 2.8990. maka dapat disimpulkan bahwa nilai DW lebih kecil dari 2 dan lebih kecil dari nilai (4-dU), berarti tidak ada autokorelasi. Kesimpulan dari semua hasil analisis Durbin-Watson diatas adalah tidak ada autokorelasi, yang berarti tidak terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tahun 2009 triwulan pertama sampai dengan tahun 2011 triwulan keempat. Uji Determinasi Untuk uji determinasi yang digunakan adalah nilai dari R 2 untuk saham winner maupun saham loser. Seperti yang diketahui nilai R 2 yang telah diolah dalam tabel dibawah ini dan kesimpulan yang didapat dari hasil pengolahan dalam spss adalah sebagai berikut : Tabel 3 Nilai R 2 Tahun 2009 2010 2011 Triwulan R 2 Winner Loser 1 0.227 0.425 2 0.292 0.025 3 0.486 0.208 4 0.652 0.383 1 0.765 0.048 2 0.094 0.227 3 0.063 0.22 4 0.795 0.101 1 0.229 0.057 2 0.208 0.191 3 0.46 0.509 4 0.39 0.189 Sumber : Output SPSS, diolah Berdasarkan tabel diatas tahun 2011 triwulan keempat pada saham winner dapat dilihat nilai koefisien determinasi (R 2 ) nya adalah 0.390, maka dapat disimpulkan bahwa price reversal Latjuba & Pasaribu, Efek Bid-Ask, Firm Size E-312

dipengaruhi oleh efek bid-ask spread, firm size dan likuiditas sebesar 39.0%, dan sisanya sebesar 61.0% dijelaskan oleh faktor diluar dari efek bid-ask spread, firm size dan likuiditas. Sedangkan pada saham loser dapat dilihat nilai koefisien determinasi (R 2 ) nya adalah 0.189, maka dapat disimpulkan bahwa price reversal dipengaruhi oleh efek bid-ask spread, firm size dan likuiditas sebesar 18.9%, dan sisanya sebesar 81.1% dijelaskan oleh faktor diluar dari efek bid-ask spread, firm size dan likuiditas. Menurut Kusumawardani (2001), faktor lain yang mempengaruhi terjadinya price reversal kemungkinan berasal dari faktor-faktor makro seperti kurs dan kondisi pasar, karena kedua informasi tersebut berkaitan dengan kondisi makro secara langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi keputusan investor untuk menjual atau membeli saham atau tidak melakukan perdagangan sama sekali. Uji H1, H2, H3, H5, H6, H7 uji hipotesis ini menggunkan α = 0.05, jika hasil uji signifikan kurang dari nilai α = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut mempunyai pengaruh terhadap fenomena price reversal. Yang artinya Ho ditolak. Tabel 4 Uji Hipotesis Parsial Tahun 2009 2010 2011 Triwulan Winner Loser Bid-ask Firm size Likuiditas Bid-ask Firm size Likuiditas 1 0.087 0.855 0.479 0.044* 0.081 0.115 2 0.459 0.035* 0.053 0.931 0.653 0.848 3 0.010* 0.069 0.061 0.738 0.08 0.089 4 0.000* 0.002* 0.029* 0.96 0.015* 0.027* 1 0.000* 0.074 0.309 0.568 0.437 0.39 2 0.254 0.799 0.773 0.231 0.415 0.426 3 0.368 0.706 0.621 0.417 0.063 0.106 4 0.000* 0.287 0.552 0.204 0.851 0.848 1 0.427 0.446 0.164 0.575 0.306 0.541 2 0.114 0.463 0.695 0.094 0.055 0.088 3 0.005* 0.37 0.357 0.002* 0.143 0.185 4 0.012* 0.562 0.633 0.255 0.712 0.582 Sumber : Output SPSS, diolah *Signifikan pada α = 0.05 Dari ketiga variabel independen diatas, berdasarkan hasil pengujian tahun 2011 triwulan keempat pada saham winner tingkat signifikansi (p-value) untuk efek bid-ask spread adalah sebesar 0.012, hasil ini lebih kecil dari 0.05. Untuk firm size sebesar 0.562 dan untuk likuiditas sebesar 0.633, hasil ini lebih besar dari 0.05. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya variabel bid-ask saja yang memiliki pengaruh terhadap pembalikan harga saham winner. Sehingga hipotesis H1 dari hasil penelitian menolak Ho dan menerima Ha, yaitu terdapat Latjuba & Pasaribu, Efek Bid-Ask, Firm Size E-313

pengaruh bid-ask secara signifikan terhadap price reversal yang terjadi pada saham winner pada periode waktu tertentu. Sedangkan untuk saham loser tingkat signifikansi (p-value) untuk efek bid-ask spread adalah sebesar 0.255, untuk firm size sebesar 0.712 dan untuk likuiditas sebesar 0.582, hasil ini lebih besar dari 0.05. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel yang mempengaruhi tingkat pembalikan harga saham loser, maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini adalah H1, H2 dan H3 menolak Ha dan menerima Ho pada saham loser dalam periode waktu tertentu. Kedua hasil diatas konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kirmizi pada tahun 2012, Kusumawardani (2001) menyebutkan bahwa ketidakkonsistenan terjadi dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan di luar negeri disebabkan oleh kondisi pasar ekuitas indonesia dengan kondisi pasar ekuitas di luar negeri dalam kaitannya dengan tingkat efisiensi pasar ekuitas, dan Kirmizi (2012) juga mengungkapkan bahwa krisis global tahun 2007-2008 dan pergolakan yang banyak terjadi di Indonesia juga memungkinkan terjadinya bisa hasil penelitian karena dapat dipastikan bahwa investor cenderung menilai saham berdasarkan informasi-informasi yang mencerminkan kondisi pasar ekuitas itu sendiri. Uji H4 dan H8 Tabel 5 Uji Hipotesis Simultan Tahun 2009 2010 2011 Triwulan Signifikan Winner Loser 1 0.212 0.036* 2 0.11 0.948 3 0.009* 0.308 4 0.000* 0.058 1 0.000* 0.846 2 0.63 0.212 3 0.767 0.226 4 0.000* 0.603 1 0.208 0.751 2 0.254 0.227 3 0.013* 0.002* 4 0.035* 0.233 *Signifikan pada α = 0.05 Sumber : Output SPSS, diolah Dari tabel diatas tahun 2011 triwulan keempat pada saham winner dapat disimpulkan bahwa terjadi signifikansi oleh bid-ask, firm size dan likuiditas terhadap price reversal, karena nilai signifikannya kurang dari 0.05. ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara bid-ask, firm size dan likuiditas terhadap price reversal. Sedangkan pada saham loser dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi signifikansi oleh bid-ask, firm size dan likuiditas terhadap price reversal, karena nilai signifikannya lebih dari 0.05. ini Latjuba & Pasaribu, Efek Bid-Ask, Firm Size E-314

berarti Ha ditolak dan Ho diterima, yang artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara bidask, firm size dan likuiditas terhadap price reversal. Rangkuman Hasil Penelitian Dari hasil diatas maka dapat dilihat bahwa adanya price reversal yang terjadi di pasar saham merupakan akibat dari investor yang bereaksi secara berlebihan terhadap suatu informasi baru. Ketika investor menyadari bahwa telah bereaksi berlebihan maka selanjutnya investor melakukan koreksi terhadap tindakannya sehingga harga saham mengalami pembalikan harga atau disebut juga price reversal. Besarya bid-ask spread mencerminkan resiko sebuah saham, yaitu semakin kecil tingkat selisih antara bid dengan ask maka semakin kecil resiko. Kecilnya resiko dapat menarik minat para investor untuk membeli saham tersebut. Hal ini juga akan meningkatkan tingkat likuiditas suatu saham pada periode waktu tertentu. Para investor selain melihat dari faktor bid-ask juga melihat dari ukuran perusahaan. Dalam hal ini investor cenderung untuk memilih perusahaan yang memiliki ukuran yang besar karena para investor mengganggap bahwa perusahaan yang berukuran besar lah yang mempunyai kinerja yang baik. Anggapan seperti ini lah yang mendorong para investor untuk hanya membeli saham pada perusahaan yang berukuran besar. Setelah investor menyadari bahwa telah bereaksi secara berlebihan, kemudian melakukan koreksi dengan menjual saham yang dimilikinya, hal ini dapat menimbulkan suatu pembalikan harga atau disebut juga price reversal. Kemudian faktor likuiditas, likuiditas dilihat dari lancarnya sebuah perdagangan suatu saham pada periode waktu tertentu. Dapat diukur melalui volume perdagangan saham tertentu. Jika terdapat suatu informasi yang baik terhadap perusahaan emiten, maka para investor akan bereaksi secara berlebihan untuk membeli saham pada perusahaan emiten tersebut dan kemudian menjual saham lama yang telah dibeli oleh investor, hal ini dapat memicu pembalikan harga karena saham pada perusahaan emiten tersebut memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. KESIMPULAN Bid-ask spread berpengaruh terhadap fenomena price reversal pada entitas saham winner yang tergabung dalam indeks LQ45. Kemudian firm size tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fenomena price reversal pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45. Dan juga likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fenomena price reversal pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45. Bid Ask, Firm Size dan Likuiditas secara bersama-sama berpengaruh terhadap price reversal entitas publik saham winner indeks LQ45. Bid-ask spread saham loser tidak berpengaruh terhadap fenomena price reversal pada entitas publik indeks LQ45. Kemudian firm size tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fenomena price reversal pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45. Dan juga likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fenomena price reversal pada perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45. Bid Ask, Firm Size dan Likuiditas secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap price reversal entitas publik saham losser indeks LQ45. Latjuba & Pasaribu, Efek Bid-Ask, Firm Size E-315

DAFTAR PUSTAKA Jusuf, A An Arief. 2008. Reaksi Pasar Yang Berlebihan. Jurnal Kewirausahaan. Vol 2, No 1. Surabaya Kusumawardani, Srihartati. 2001. Analisis Reaksi Berlebihan, Efek Bid Ask, Firm Size, dan Likuiditas dalam Fenomena Price Reversal di BEJ. Universitas Diponegoro. Semarang Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2011. Anomali Overreaction di Bursa Efek Indonesia Penelitian Saham LQ-45. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 5, No. 2 Juli 2011. Jakarta Rahmawati dan Tri Suryani. 2005. Over Reaksi Pasar Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII. 15-16 September 2005. Solo Yuli, Elline dan Kirmizi. 2012. Analisis Overreaction Hypothesis dan Pengaruh Ukuran Perusahaan, Bid-ask Spread, dan Likuiditas Saham Terhadap Fenomena Price Reversal. Pekbis Jurnal. Vol.4, No.1, Maret 2012: 1-16 Latjuba & Pasaribu, Efek Bid-Ask, Firm Size E-316