I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

I. PENDAHULUAN. Peranan agribisnis dalam perekonomian Indonesia diharapkan dapat

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

Hermanto (1993 ; 4), menyebutkan bahwa pembangunan pertanian termasuk didalamnya tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan,

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan. masyarakat meningkat dalam periode waktu yang panjang.

S. Andy Cahyono dan Purwanto

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau bekerjasama dengan Lembaga Penelitian Universitas Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

Perkembangan Ekonomi Makro

otonomi daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 memberikan peluang bagi Pemerintah Daerah selaku pengelola

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

I. PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura yang terdiri dari tanaman buah-buahan dan sayuran,

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAKAO. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KAMBING-DOMBA. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor perkebunan sebagai bag ian dari. pengolahan ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi nyata.

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

MODEL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN JOMBANG

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

PENDAHULUAN Latar Belakang

1.1. VISI DAN MISI DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KOTA PRABUMULIH. pedoman dan tolak ukur kinerja dalam pelaksanaan setiap program dan

BAB I PENDAHULUAN. kedua sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

IX. KETERKAITAN ANTARA ALTERNATIF STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DAN IDENTIFIKASI WILAYAH CIANJUR SELATAN

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA. Oleh :

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS SAPI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN BIREUEN PROVINSI ACEH. Mimi Hayatiˡ, Elfiana 2, Martina 3 ABSTRAK

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

1 ^ PENDAHULUAN Latar Belakang ' Perumusan Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemetaan Kelembagaan Ekonomi Berbasis Agribisnis

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG,

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

AGRIBISNIS KAMBING - DOMBA

Inovasi Pertanian 2015

POTENSI EKONOMI DAERAH BAGI PEMBIAYAAN PERBANKAN DI KABUPATEN SIAK. Toti Indrawati dan Yusni Maulida Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

Pembangunan Agribisnis di Indonesia

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

I.PENDAHULUAN Pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang sedang berjalan,

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting. dalam pembangunan ekonomi, baik untuk jangka panjang maupun jangka

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO

3 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

PERTANIAN.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

REVITALISASI PERTANIAN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMANFAATAN DANA KUMK SUP-005 UNTUK MEMBIAYAI SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional diarahkan untuk mengembangkan daerah dan menyerasikan laju pertumbuhan antar daerah, antar kota, antar kota dan desa, antar sektor, serta pembukaan dan percepatan pembangunan kawasan timur Indonesia, daerah terpencil, daerah "" minus, daerah kritis, daerah perbatasail dan daerah terbelakang lainnya, yang disesuaikan dengan prioritas dan potensi daerah bersangkutan sehingga terwujud pola pembangunan yang merupakan perwujudan wawasan nusantara (GBHN, 1999). Pembangunan daerah bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah melalui pembangunan yang serasi dan terpadu baik antar sektor maupun antar pembangunan sektoral dan perencanaan pembangunan oleh daerah yang efisien dan efektif menuju tercapainya kemandirian daerah dan kemajuan merata di seluruh Indonesia. Pemahaman ini menurut Zen (1999) disebut dengan memberdayakan masyarakat, dimana pengembangan daerah atau wilayah tidak lain dari usaha daerah dalam mengawinkan secara harmonis sumber daya alam, manusianya, dan teknologi dengan memperhitungkan daya tampung lingkungan. Menurut Gumbira-Sa'id (2000), bahwa program pemberdayaan ekonomi rakyat harus mampu menggerakkan dinamika ekonomi rakyat yang berbasis dl pedesaan dan atau masyarakat lapisan bawah di daerah pinggiran perkotaan. Program tersebut harus terencana dengan balk, serta jelas sasaran dan targetnya, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama lapisan masyarakat bawah.

Untuk mewujudkan pemberdayaan masyarakat ada beberapa kebijakan pembangunan yang ditempuh pemerintah, antara lain berupa pembagian wilayah pembangunan, rencana tata ruang, Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) yang mengacu pada Undang-Undang Penataan Ruang (UUPR) NO.24 Tahun 1992, kebijakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dengan program pengembangannya yaitu program Kawasan Sentra Produksi (KSP) dan program Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL). Khusus untuk program PEL saat sekarang masih dalam penggodokan (Sanim, 2000). Salah satu pembangunan daerah yang didasarkan pada wilayah pembangunan adalah melakukan pembagian wilayah dengan pendekatan sumber daya alam potensial di wilayah yang handal. Wilayah handal dimaksud merupakan I wilayah yang sudah berkembang dan belum berkembang. Untuk kawasan yang sudah berkembang diarahkan untuk lebih dikembangkan lagl. Kawasan andalan yang prospektif untuk berkembang mempunyai peluang dikembangkan karena terdapat sumber daya alam, akses menjadi pusat pertumbuhan, dekat dengan pusat-pusat pemukiman, dan dimungkinkan bagi pengadaan prasarana pendukung. Pembangunan melalui pengembangan wilayah handal/potensial menjadi sangat penting. Pengembangan wilayah yang menghasilkan produk unggulan prioritas yang kompetitif pada setiap daerah diharapkan dapat menjadi pusat pertumbuhan dan memberikan dampak positif pada perkembangan ekonomi di wilayah sekitarnya, sehingga pemerataan pembangunan menjadi lebih cepat. Menyebarnya pusat pertumbuhan secara agregat diharapkan dapat meningkatkan hasil usaha masyarakat, menghasilkan devisa bagi daerah, membuka lapangan kerja serta meningkatkan daya beli masyarakat. 2

Pembangunan wilayah handal/potensial dengan mengembangkan komoditas unggulan agribisnis merupakan strategi kebijakan pembangunan untuk menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi yang mampu memberikan acuan kepada daerah dalam menjawab tantangan dan permasalahan pemerataan pembangunan. Pengembangan komoditas unggulan agribisnis sangat penting mengingat perannya dalam pembangunan ekonomi secara nasional (Gumbira-Sa'id, 2000) adalah: (a) sebagai penyedia pangan untuk memantapkan ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor, (b) peran sebagai pemasok devisa negara atau daerah, (c) peran sebagai pemas~k tenaga kerja. Sektor pertanian, yang sebagian besar merupakan sektor agribisnis mencakup tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, perikanan dan peternakan hendaknya dijadikan sektor handal yang mampu menciptakan stabilitas dan keberlanjutan pembangunan ekonomi daerah agar slap menghadapi arus globalisasi perdagangan. Pelaksanaan pembangunan daerah dengan pendekatan pengembangan wilayah potensial telah direncanakan oleh Pemerintah Daerah Kapuas Hulu, dengan merujuk pada kebijakan dan konsep tersebut diatas. Kabupaten Kapuas Hulu dalam perencanaan pengembangan wilayah telah membagi wilayah pembangunan berdasarkan potensi yang dimiliki dan tertuang dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun Daerah (Repelitada) Tahun 1999 adalah sebagai berikut : 1) Wilayah Pembangunan I dengan pusat pengembangannya Ibukota Kabupaten Kapuas Hulu, Putussibau. Diprioritaskan pada pengembangan perkotaan, sentral pemerintahan dan perdagangan. 3

2) Wilayah Pembangunan II atau jalur sungai dengan pusat pengembangannya di Semitau. Diprioritaskan pada pengembangan perikanan, perdagangan dan transmigrasi. 3) Wilayah Pembangunan III atau wilayah selatan, pusat pengembangannya di Nanga Tepuai. Potensial dalam pengembangan pertambangan dan pariwisata. 4) Wilayah Pembangunan IV atau Lintas Utara (perbatasan) dengan pusat pengembangannya di Badau. Wilayah ini potensial dikembangkan sektor agribisnis yaitu tanaman pangan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan serta potensial bidang perdagangan. Khusus untuk wilayah perbatasan sangat potensial dikembangkan komoditas agribisnis disamping potensial wilayah perdagangan karena berbatasan langsung dengan negara tetangga Serawak Malaysia Timur. Potensi agribisnis yang dimiliki dapat dilihat pada Tabel1. berikut ini : Tabel1. Profil Potensi Komoditas Agribisnis Wilayah Perbatasan No Sub sektor Aaribisnis Jenis Potensi Komoditas Agribisnis I 1. Tanaman pangan dan hortikultura Padi, jagung, ubi kayu, ubi jaiar, kacang hijau, i kacang tanah, sayur-sayuran, buah-buahan dan I lain-lain. 2. Perkebunan Karet, kelapa dalam, lada, kakao, kopi, aneka tanaman. 3. Peternakan Sapi, kambing, babi, ayam buras, ayam pedaging, bebek, angsa, dan lain-lain. 4. 'Perikanan Ikan air tawar (keramba), ikan olahan/asin, ikan hias, ikan danau, pagong alam, kolam ikan dan lain-lain. Sumber. Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu,2000. Potensi agribisnis di wilayah perbatasan belum dikelola dan dimanfaatkan seeara optimal. Hasil yang diperoleh masih relatif keeil dan belum mampu memberdayakan ekonomi masyarakat. Komoditas yang ada belum dikembangkan menjadi komoditas unggulan. Akibatnya, peluang perdagangan Iintas batas belum memberikan kontribusi berarti bagi masyarakat dan daerah. Salah satu alternatif 4

dalam rangka pengembangan wilayah perbatasan adalah melakukan pengembangan wilayah handal melalui pengembangan komoditas unggulan agribisnis dengan harapan wilayah perbatasan dapat dikembangkan menjadi pusat pertumbuhan bagi wilayah sekitarnya. Dari latar belakang masalah tersebut dipandang perlu melakukan penelitian guna mengidentifikasi sektor ekonomi basis dan utama wilayah perbatasan, mengetahui komoditas unggulan agribisnis yang dimiliki wilayah perbatasan, mengetahui faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan dan strategi pengembangannya dalam menunjang pengembangan wilayah perbatasan. B. Identifikasi Masalah 1) Pada tingkat nasional terjadi kesenjangan pembangunan antar daerah, antar sektor dan antar golongan, seperti yanll diunllkap Gumbira-Sa'id (2000), bahwa kebijakan pembangunan ekonomi tidak merata dan sebagian besar terpusat di Jakarta, sehingga perkembangan kota-kota propinsi lainnya untuk menopang berkembangnya ekonomi daerah yang umumnya mengandalkan sektor agribisnis menjadi sangat lamban. Kesenjangan pembangunan ini dihadapi pula oleh. wilayah perbatasan Kabupaten Kapuas Hulu yang disebabkan antara lain; belum digalinya sumber daya alam, lemahnya sumber daya manusia, dan kurangnya sarana prasarana penunjang. 2) Wilayah Perbatasan menghadapi pertumbuhan yang lamban/ketertinggalan dan tidak mampu menopang wilayah-wilayah yang ada di sekitarnya. Hal ini disebabkan karena; kurangnya sarana-prasarana pendukung usaha seperti pasar, kurangnya sarana transportasi, belum rampungnya infrastruktur jalan, serta rendahnya tingkat pendidikan masyarakat. 5

3) Potensi komoditas agribisnis belum dikembangkan menjadi komoditas unggulan. Usaha yang dilakukan sekarang sebatas usaha perorangan dan belum dikelola secara besar melalui industri. 4) Rencana Pengembangan Wilayah yang ditetapkan pemerintah daerah belum berjalan mengingat permodalan atau dana pembangunan keci!. Diharapkan melalui rencana pengembangan komoditas unggulan dan implementasinya dapat membuka peluang memperoleh devisa. 5) Kurangnya promosi peluang investasi pada bidang agribisnis yang didukung oleh data-data potensi daerah. Sehingga potensi yang ada tidak seca"ra luas dikelahui dunia bisnis atau investor, terutama untuk investasi skala usaha keeli menengah. 6) Kurangnya penelitian dan pengembangan bidang agribisnis guna mengetahui komoditas unggulan untuk menghasilkan komoditas bisnis yang bernilai ekonomis tinggi. C. Perumusan Masalah Dari latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1) Apa sektor ekonomi basis dan utama yang dimiliki wilayah perbatasan. 2) Apa sektor pertanian basis dan utama yang dimiliki wilayah perbatasan. 3) Apa komoditas unggulan agribisnis yang dimiliki wilayah perbatasan. 4) Faktor-faktor apa yang menentukan keberhasilan pengembangan komoditas unggulan agribisnis di wilayah perbatasan. 5) Bagaimana strategi pengembangan komoditas unggulan agribisnis wilayah perbatasan yang paling cocok dan efektif dilaksanakan. 6

D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui sektor ekonomi basis dan utama wilayah perbatasan. 2) Mengetahui sektor pertanian basis dan utama wilayah perbatasan. 3) Mengetahui komoditas unggulan agribisnis wilayah perbatasan. 4) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangan komoditas unggulan agribisnis di wilayah perbatasan... 5) Merekomendasi strategi yang tepat dilaksanakan dalam pengembangan komoditas unggulan agribisnis di wilayah perbatasan. E. Manfaat Penelitian Manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah:. 1) Memberikan sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Daerah Kapuas Hulu dalam melaksanakan pengembangan komoditas unggulan agribisnis di wilayah perbatasan untuk menunjang pengembangan wilayah dan pemberdayaan masyarakat. 2) Sebagai referensi bagi yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan komoditas unggulan agribisnis dalam menunjang pe.ngembangan wilayah. F. Batasan Penelitian Kajian penelitian ini dibatasi pada penentuan sektor ekonomi basis dan utama serta sektor pertanian basis dan utama wilayah perbatasan yang dikaji melalui aspek pendapatan dan kesempatan kerja. Dari sektor basis dan utama terpilih kemudian ditentukan komoditas unggulan agribisnis. Selanjutnya mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan keberhasilan pengembangannya.serta merekomendasi strategi yang tepat dalam pengembangan komoditas unggulan 7

tersebut. Untuk mengimplementasikan strategi memerlukan rencana pelaksanaan yang matang yang disusun dalam format rencana kerja. Pelaksanaan strategi pengembangan komoditas unggulan agribisnis diharapkan dilakukan secara terpadu oleh pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha untuk menunjang pengembangan wilayah, mendukung pembangunan pada sektor lain dan terciptanya pemberdayaan masyarakat. 8