MOTIVASI MAHASISWI KEPERAWATAN DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. diketahui dan diobati. Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto. menunjukkan bahwa 80% penderita kanker payudara datang

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi beban kesehatan masyarakat karena keberadaannya tersebar di

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit dengan prevalensi cukup tinggi di dunia. Kanker

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh terdiri dari sel-sel yang selalu tumbuh. Kadang-kadang. pertumbuhan tersebut tidak terkontrol dan membentuk suatu gumpalan.

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: APRILIA PRAFITA SARI ROITONA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama masa perkembangan tubuh, payudara juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NAGARASARI KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA)

PERSEPSI WUS TENTANG SADARI DAN KANKER PAYUDARA DI DESA BANJAR TANGGUL PUNGGING MOJOKERTO FADILLATUS SHOLIHAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa mulai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan biologis seorang perempuan menjelang dewasa di mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. penting baik di kalangan negara maju maupun berkembang. Tingkat Insidensi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah control hormone-hormon

BAB I PENDAHULUAN. jawab terhadap pertumbuhan sel ikut termutasi (Saydam, 2012).

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PUS TERHADAP PROGRAM SADARI PADA PENYAKIT KANKER PAYUDARA DI KELURAHAN JATIHANDAP KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci: Tingkat pengetahuan, Ketrampilan, SADARI

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Penyakit ini didominasi oleh wanita (99% kanker payudara terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

Friska Silitonga Fakultas Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Prima Daniyati Kusuma (*), Dwi Susilawati (**) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker payudara dan 5 juta orang meninggal karena kanker payudara. Kanker

Prima Daniyati Kusuma (*), Dwi Susilawati (**) Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA MAHASISWA KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kanker pada wanita. Kanker payudara merupakan keganasan terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. kesengsaraan dan kematian pada manusia. Saat ini kanker menempati. Data World Health Organization (WHO) yang diterbitkan pada 2010

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah tumor malignan yang berasal dari epitel duktus

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI MADRASAH ALIYAH PUTRI PUI TALAGA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. data atau informasi indikator-indikator perilaku dapat melalui beberapa

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78%

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA MENSTRUASI DINI DAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN KANKER PAYUDARA DI RUANG EDELWIS RSUD ULIN BANJARMASIN

PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN WANITA DALAM USAHA MENCEGAH KANKER PAYUDARA DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tingkat Pengetahuan Kanker Serviks dan Pengetahuan Cara Pencegahan Kanker Serviks di Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara, atau disebut sebagai karsinoma mamae merupakan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA UMUR TAHUN YANG BERADA DI KELURAHAN SEI RENGAS I MEDAN MENGENAI SADARI KELVIN YUWANDA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI RUMAH SAKIT ROYAL

2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA KARYAWATI

BAB I PENDAHULUAN. pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi, degenerasi dan. kanker (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005).

METODOLOGI HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Karakteristik Responden

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sel-sel jaringan tubuh pada payudara dan tumbuh di luar kendali, yang bila tidak

PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA DEWASA TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker payudara ialah sejumlah sel di dalam payudara dan berkembang

PENDIDIKAN KESEHATAN SADARI PADA WUS DI MASYARAKAT PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH KECAMATAN KENDAL KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. biaya. 1 Kanker payudara merupakan kanker yang sering dialami perempuan saat

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Aplikasi Life Table Untuk Mengukur Harapan Hidup Penderita Ca Mamae Stadium III

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan yang diperlukan (Maryanti, 2009). SADARI (Pemeriksaan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU WANITA PEKERJA TERHADAP PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI PT. X KABUPATEN CIREBON TAHUN 2011

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

CARA YANG TEPAT DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. suatu tahap perkembangan sudah dimulai, namun yang pasti setiap remaja

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Rizki Aulia Nisa

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan kanker melonjak dari menjadi dan lebih dari

Oleh: Dwi Sri Handayani (G2B004209) PSIK FK UNDIP 2008

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maka diharapkan masyarakat kelompok atau individu dapat memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. ganas dapat berasal atau tumbuh dari setiap jenis sel di tubuh manusia (Depkes RI,

Kata kunci : pengetahuan, sikap, perilaku, perawatan ortodontik cekat, pasien ortodontik

Bagi pria, kewaspadaan juga harus diterapkan karena kanker payudara bisa menyerang

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI IBU BERSALIN DALAM PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI

Nama : Usia : Usia pada saat menikah : Jumlah anak : Pendidikan : Pekerjaan : Pengasilan per bulan : Alamat :

Pengetahuan Remaja Putri tentang Cara Melakukan Sadari

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertama tidak bertindak atau tidak melakukan apa-apa, alasannya antara lain

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswi Tingkat III Akademi Kebidanan Medistra Lubuk Pakam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ROBBANIA MUHIBBAH

MOTIVASI BELAJAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

I. PENDAHULUAN. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan

SKRIPSI. OLEH: Birgita Bupu Raja NRP:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Transkripsi:

MOTIVASI MAHASISWI KEPERAWATAN DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Eka Afrima Sari, Ida Maryati 2, Maria Komariah 3 Universitas Padjadjaran, e.afrima@unpad.ac.id 2 Universitas Padjadjaran, ida_syiffa@yahoo.com 3 Universitas Padjadjaran, ccmariaharris@yahoo.com ABSTRAK Kanker payudara merupakan penyakit kedua terbanyak setelah kanker serviks di Indonesia serta memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Dengan adanya kecenderungan ini, wanita yang berisiko tinggi atau berumur lebih dari dua puluh tahun dianjurkan untuk melakukan secara rutin. Dengan dideteksinya kanker payudara secara dini serta penanganan yang cepat dan tepat dapat memberikan kesembuhan dan harapan hidup yang lebih baik (operable dan curable). Adanya hambatan dalam melakukan Sadari baik dari dalam diri individu maupun dari luar diri individu, diperlukan adanya motivasi untuk melaksanakan Sadari tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai motivasi mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari. Penelitian ini dilakukan pada 2 orang mahasiswi keperawatan dengan jenis penelitian deskriptif dan instrumen yang digunakan berupa kuisioner. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan skor T kemudian dikategorikan menjadi motivasi tinggi dan motivasi rendah. Hasil penelitian menggambarkan bahwa motivasi mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari termasuk dalam kategori rendah (53.72), dengan motivasi intrinsik rendah (52.89) dan motivasi ekstrinsik rendah (5,24). Berdasarkan hasil penelitian, maka motivasi mahasiswa keperawatan perlu ditingkatkan agar mahasiswi keperawatan dapat memanfaatkan Sadari sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Kata Kunci : kanker payudara, motivasi, sadari ABSTRACT The incidence of Breast Cancer is the second highest cancer in Indonesia, positioning after cervix cancer, which has annually increased. Detecting cancer as earlier as possible, as well as doing the good treatment, can lead in better wellness and longer life expectancy. Women who have been high risk for this case or older than 20 years are encouraged in doing breast cancer self-assessment (Periksa Payudara Sendiri/ Sadari) routinely. However, motivation is highly needed. This research was conducted to identify the motivation among female nursing students in doing Sadari. This descriptive research had involved 2 respondents. Data was collected by using questionnaire and analyzed by T score. The result was categorized into two levels of motivation namely high motivation and low motivation. The results show that more than a half of respondents (53.72) had low motivation in doing Sadari. More than 50 of them (52.89) had low intrinsic motivation as slightly same as low extrinsic motivation (5.24). These results describe that the motivation of female nursing students in doing Sadari has to be improved in order to prevent lately detecting of breast cancer. Keyword: breast cancer, breast cancer self-examination, motivation ISSN: 2338-7246

PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan penyakit kedua terbanyak setelah kanker serviks di Indonesia serta memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), pada tahun 2004 terdapat sekitar,2 Juta wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara (Djoerban, 2005). Faktor risiko kanker payudara adalah tidak menikah, mengalami menstruasi pertama pada usia kurang dari 2 tahun, riwayat keluarga dengan kanker payudara, pernah mengalami operasi karena tumor jinak pada payudara, serta mendapat penyinaran (radiasi) di daerah dada (Hawari, 2004). Wanita yang berisiko atau berumur diatas 20 tahun dianjurkan untuk berperan aktif dalam mendeteksi dini kanker payudara dengan cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) secara rutin. Karena dalam penelitian, didapatkan 75-85 kanker payudara ditemukan saat dilakukannya pemeriksaan payudara sendiri (Supit, 2003 dikutip Hawari, 2004). Penanganan kanker payudara telah mengalami kemajuan yang pesat, walaupun demikian angka kematian (mortality rate) dan angka kejadian (incidence rate) kanker payudara masih tinggi, hal ini disebabkan oleh ditemukannya pasien pada stadium lanjut. Oleh karena itu, deteksi dini dan diagnosa dini kanker payudara memegang peranan penting dalam memperbaiki prognosa disamping faktor klinis lainnya. Apabila kanker payudara dapat terdeteksi secara dini dan mendapat penanganan secepatnya maka akan memberikan harapan kesembuhan dan harapan hidup yang lebih baik (operable dan curable). Usaha yang efektif untuk menemukan tumor secara dini ini adalah dengan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). (Hawari, 2004). Ada beberapa hambatan dalam melakukan Sadari, seperti sulit dalam mengingat kapan harus melakukan Sadari, takut jika menemukan benjolan, merasa tidak mampu mengenali benjolan, serta rasa malu (Bobak, et al., 2004). Untuk itu diperlukan adanya motivasi yang kuat baik dari dalam diri individu maupun dari dalam diri individu untuk melakukan Sadari. Motivasi merupakan usaha dan tenaga penggerak untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia dan kadangkadang dilakukan dengan mengeyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan. Dengan adanya motivasi manusia akan lebih cepat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan tindakan serta menyadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan (Purwanto, 998). Motivasi dibagi menjadi dua jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu, dalam hal ini meliputi kebutuhan dan tanggungjawab terhadap pelaksanaan Sadari, keinginan individu untuk melakukan Sadari, harapan dari pelaksanaan Sadari, dan keinginan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang dimiliki dalam melaksanakan Sadari sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi karena rangsangan dari /pengaruh dari luar diri individu, dalam hal ini meliputi dukungan dari teman sebaya dan informasi-informasi yang diperoleh yang berhubungan dengan Sadari sebagai upaya deteksi dini kanker payudara (Moekijat, 2002). Tidak adanya motivasi akan menghambat seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Sehingga diperlukan motivasi yang cukup dari setiap individu agar semua kegiatan dapat dilakukan, karena tanpa adanya motivasi, seseorang tidak akan dapat berbuat apa-apa (Purwanto, 998). Dalam pelaksanaan Sadari, diperlukan suatu kemampuan dan motivasi yang kuat untuk melaksanakannya. Tidak hanya mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan Sadari, namun juga diperlukan motivasi untuk melaksanakannya sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Sehingga apabila ditemukan adanya suatu kelainan, dapat ditanggulangi lebih dini dan mengurangi risiko berkembangnya penyakit menuju tahap selanjutnya. Mahasiswi keperawatan adalah calon perawat yang dibekali dengan berbagai macam ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga dengan ilmu dan keterampilan yang dimiliki diharapkan dapat diaplikasikan baik untuk diri sendiri, ISSN: 2338-7246 2

keluarga, maupun masyarakat. Hal ini sesuai dengan peran perawat sebagai health educator. Dalam melaksanakan perannya sebagai health educator, pengetahuan saja tidak cukup, diperlukan kemauan dan kemampuan yang baik untuk melakukan segala sesuatunya, hal ini tidak terlepas dari motivasi itu sendiri. Dengan motivasi yang tinggi, maka akan dapat menjalankan perannya dengan baik. Tanpa motivasi seseorang tidak akan dapat berbuat apa-apa, tidak akan bergerak. Dengan motivasi yang tinggi kadangkadang seseorang bisa berperan aktif dalam suatu kegiatan walaupun dengan pengetahuan yang sedang-sedang saja, sedangkan orang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi tanpa motivasi yang cukup, tidak akan berperan aktif dalam kegiatan tersebut, seperti dalam pelaksanaan Sadari (Syah, 2004). Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 20 orang mahasiswi keperawatan yang telah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai Sadari yaitu tingkat tiga dan empat, didapatkan bahwa 5 mengetahui dan melakukan Sadari secara rutin dan 95 mengetahui dan pernah melakukan Sadari namun tidak rutin. Tidak rutinnya pelaksanaan Sadari tersebut dikarenakan tidak adanya keluhan yang mengganggu, tidak terbiasa melakukan, tidak ingat jika harus melakukan dan tidak adanya waktu luang untuk melakukan. Didapatkan pula bahwa mereka mengetahui manfaat dari pelaksanaan Sadari tersebut. Mahasiswi keperawatan yang telah mendapatkan pengetahuan mengenai Sadari diharapkan dapat mempraktikkan ilmu yang dimiliki minimal terhadap dirinya sendiri sebelum dipraktikkan kepada pasien. Namun, masih banyak dari mereka yang mengetahui segala sesuatu tentang Sadari dan manfaat yang diperoleh jika melaksanakan Sadari, tidak melaksanakan Sadari secara rutin. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana motivasi mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. KAJIAN LITERATUR Motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan (Siagian, 2004). Motivasi berfungsi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang harus dikerjakan, memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan, serta menentukan perbuatanperbuatan apa saja yang harus dikerjakan untuk mencapai tujuan (Handoko, 2000). Motivasi dibagi menjadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang didasarkan pada datangnya penyebab suatu tindakan (Moekijat, 2002). Motivasi intrinsik muncul dari dalam diri individu karena sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, meliputi kebutuhan, keinginan, harapan, dan penerapan ilmu pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki. Kekuatan tersebut mempengatuhi seseorang dalam menentukan pikiran-pikirannya, yang selanjutnya membimbing perilaku kedalam situasi tertentu. Motivasi ekstrinsik muncul karena adanya rangsangan dari luar, meliputi dukungan dari teman sebaya dan informasi-informasi yang mendukung suatu kegiatan. Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara. Untuk itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala. Pada wanita yang berumur diatas 20 tahun atau yang beresiko tinggi, dianjurkan untuk mengambil peran aktif dalam mendeteksi secara dini ada atau tidaknya kanker payudara dengan cara melakukan secara rutin. Kanker payudara tergolong kanker yang dapat didiagnosa secara dini dengan cara. ISSN: 2338-7246 3

Diusahakan untuk melakukan diagnosa dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembuhkan jika masih pada stadium dini. Dalam penelitian ternyata 75 hingga 85 kanker payudara ditemukan saat dilakukannya (Hawari, 2004). Penemuan sedini mungkin kanker payudara yang didiagnosa dan diobati secara benar dan optimal pada stadium I akan menambah harapan hidup dan kesembuhan sebesar 70-80, pada stadium II sebesar 43, pada stadium III kurang dari,2, dan pada stadium IV sebesar 0. Penelitian Widiyanto (999) tentang Pengetahuan dan Sikap Wanita Dewasa tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara diperoleh hasil bahwa pengetahuan wanita dewasa tentang Sadari dalam upaya deteksi dini kanker payudara termasuk kedalam kategori kurang sedangkan sikap wanita dewasa tentang Sadari dalam upaya deteksi dini kanker payudara favorable (positif). Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa wanita dewasa yang memiliki pengetahuan kurang dalam hal Sadari memiliki sikap yang favorable (positif) terhadap Sadari. American Cancer Society dalam proyek Breast Cancer Screening menyebutkan bahwa dengan melakukan Sadari sekali setiap bulan kemungkinan adanya kelainan pada payudara wanita berusia lebih dari 20 tahun dapat terdeteksi lebih awal. American Cancer Society menyarankan Sadari sangat baik jika dilakukan pada hari ke 7-0 dari hari pertama menstruasi karena pada saat ini pengaruh estrogen dan progesteron sangat rendah dan kelenjar payudara dalam keadaan tidak edema (membengkak) sehingga mudah meraba adanya kelainan. American Cancer Society dalam proyek Breast Cancer Screening menganjurkan untuk dapat menemukan kasus dini pada wanita berumur lebih dari 20 tahun untuk melakukan Sadari sekali setiap bulan. Untuk wanita yang masa haidnya tidak teratur dianjurkan untuk melakukan Sadari sekali setiap enam minggu, pada saat mereka baru saja selesai menstruasi. Menurut Bobak, et al. (2004), Sadari dilakukan secara teratur sebulan sekali setelah selesai haid, dan bagi yang telah mati haid (menopause) hendaknya dilakukan pada tanggal tertentu yang mudah diingat dari setiap bulannya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dengan variabel penelitian motivasi dan sub variabel penelitian motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi keperawatan tingkat tiga dan empat dengan sampel penelitian sebanyak 2 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan angket (dengan menggunakan skala Likert) yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Setelah dilakukan pengumpulan data penelitian kemudian dilakukan analisa data dengan menggunakan Skor T sehingga didapatkan motivasi tinggi dan motivasi rendah. Dimana untuk menentukan kategori motivasi responden dicari median T (MdT) dalam kelompok, maka akan didapatkan motivasi responden tinggi (+) bila nilai T > MdT dan motivasi responden rendah (-) bila nilai T < MdT. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi keperawatan memiliki motivasi yang rendah dalam pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel Distribusi Frekuensi Motivasi Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan Sadari No Kategori Motivasi f Motivasi 56 46,28 Tinggi 2 Motivasi 65 53,72 Rendah Jumlah 2 00 ISSN: 2338-7246 4

Motivasi intrinsik mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan Sadari No Kategori f Motivasi Motivasi 57 47, Tinggi 2 Motivasi 64 52,89 Rendah Jumlah 2 00 Motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri mahasiswi keperawatan untuk melaksanakan Sadari. Diperoleh hasil sebagai berikut : N o Tabel 3 Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan Sadari Indikat or Kebutuh an dan Tanggu 52 ng Jawab 2 Keingin 40 an 3 Harapan 42 4 Penerap an Ilmu Pengeta huan Motivasi Motivasi Jumlah Tinggi Rendah f f f 52 42,98 33,06 34,7 42,98 6 9 8 7 9 6 9 57,0 2 66,9 4 65,2 9 57,0 2 2 2 2 2 00 00 00 00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52.89 responden memiliki motivasi intrinsik yang rendah dan 47. responden memiliki motivasi intrinsik yang tinggi dalam pelaksanaan Sadari. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi keperawatan memiliki motivasi intrinsik yang rendah dalam pelaksanaan Sadari. Motivasi intrinsik yang rendah ini disebabkan oleh rendahnya kekuatan yang muncul dari dalam diri mahasiswi yang menjadi pendorong dalam melakukan Sadari. Motivasi intrinsik yang rendah ini dipengaruhi oleh kebutuhan serta tanggung jawab dalam pelaksanaan Sadari, keinginan untuk melaksanakan Sadari, harapan dari pelaksanaan Sadari, dan keinginan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang dimiliki dalam melaksanakan Sadari. Hal ini mempengaruhi mahasiswi keperawatan dalam menentukan pikiran-pikirannya, yang selanjutnya membimbing perilakunya dalam melaksanakan Sadari. Berdasarkan kebutuhan untuk melakukan Sadari serta tanggung jawab terhadap pelaksanaan Sadari, mahasiswi keperawatan memiliki motivasi intrinsik yang rendah (57.02). Kebutuhan merupakan keadaan internal seseorang yang menyebabkan hasil usaha tertentu menjadi menarik (Siagian, 2004). Menurut Moekijat (2002) kebutuhan-kebutuhan yang menarik bertambah kekuatannya sampai pada suatu tingkat sehingga perilaku tersebut menjadi motif kekuatan yang tinggi. Dalam hal ini perlu adanya pengenalan dan penilaian kebutuhan yang belum dipuaskan, penentuan tujuan yang akan memuaskan kebutuhan, dan penentuan tindakan yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan. Selain itu perlu diketahui apa yang menjadi hambatan bagi mahasiswi keperawatan dalam melaksanakan Sadari. Untuk mengetahui kekuatan relatif motifmotif yang sedang menguasai seseorang pada umumnya dapat dilihat melalui kekuatan, kemauan untuk berbuat, jumlah waktu yang disediakan, kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain, kerelaan untuk mengeluarkan biaya demi perbuatan itu serta ketekunan dalam mengerjakan tugas-tugas (Handoko, 2000). Kebutuhan untuk melakukan Sadari serta tanggung jawab terhadap pelaksanaan Sadari mahasiswi keperawatan yang rendah ini dapat dilihat dari pelaksanaan Sadari yang tidak teratur setiap bulan, adanya perasaan malas untuk melakukan Sadari, tidak adanya usaha untuk meluangkan waktu dalam melakukan Sadari, dan kesibukan yang menghambat pelaksanaan Sadari. ISSN: 2338-7246 5

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa mahasiswi keperawatan peduli dengan pelaksanaan Sadari karena itu adalah tanggung jawabnya dan merasa perlu untuk melakukan Sadari. Namun hal ini tidak tercermin pada perilakunya, dengan masih adanya mahasiswi yang tidak melaksanakan Sadari setiap bulan dengan teratur, malas melaksanakan Sadari, tidak berusaha meluangkan waktunya untuk melaksanakan Sadari, dan tidak melaksanakan Sadari jika sedang sibuk. Hal ini dikarenakan rendahnya kekuatan motif yang sedang menguasainya. Berdasarkan keinginan untuk melaksanakan Sadari, mahasiswi keperawatan memiliki motivasi intrinsik yang rendah (66.94). Keinginankeinginan khusus seseorang adalah khusus bagi dirinya sendiri. Orang lain dapat berusaha mempengaruhinya, namun keputusan tentang apa yang ia sendiri inginkan tergantung pada dirinya sendiri (Moekijat, 2002). Keinginan mahasiswi keperawatan yang rendah dalam pelaksanaan Sadari ini disebabkan oleh tidak terbiasa melaksanakan Sadari, waktu untuk melaksanakan Sadari lama, dan takut menemukan benjolan pada payudaranya saat melaksanakan Sadari. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa mahasiswi keperawatan memiliki keinginan untuk mendeteksi adanya kanker payudara sejak dini dengan melaksanakan Sadari. Namun keinginan untuk mendeteksi adanya kanker payudara sejak dini dengan melaksanakan Sadari ini tidak tercermin pada perilakunya. Berdasarkan harapan dari pelaksanaan Sadari, mahasiswi keperawatan memiliki motivasi intrinsik yang rendah (65.29). Harapan adalah suatu kesempatan yang ada akan dilakukan karena akan memperoleh hasil (Mukaram, 2000). Kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan cara tertentu, tergantung kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu hasil tertentu dan terdapat daya tarik dari hasil itu bagi orang yang bersangkutan (Siagian, 2004). Rendahnya harapan mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari ini dikarenakan rendahnya harapan bahwa kesehatan payudara merupakan hal yang penting dan dengan melaksanakan Sadari kesehatan payudaranya dapat terpantau setiap bulan. Berdasarkan keinginan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang dimiliki dalam melaksanakan Sadari, mahasiswi keperawatan memiliki motivasi intrinsik yang rendah (57.02 ). Motivasi merupakan proses keterkaitan antara usaha dan pemuasan kebutuhan tertentu. Dengan kata lain, motivasi merupakan kesediaan untuk mengerahkan usaha tingkat tinggi untuk mencapai tujuan. Akan tetapi kesediaan mengerahkan usaha itu sangat tergantung pada kemampuan seseorang untuk memuaskan berbagai kebutuhannya (Siagian, 2004). Rendahnya keinginan mahasiswi keperawatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh serta keterampilan yang dimiliki dalam melaksanakan Sadari ini disebabkan oleh masih adanya mahasiswi yang tidak mengetahui manfaat dari pelaksanaan Sadari sehingga mempengaruhi semangat dan ketertarikannya untuk melaksanakan Sadari. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rendahnya motivasi intrinsik mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan sebagai upaya deteksi dini kanker payudara disebabkan oleh tidak teraturnya pelaksanaan Sadari, malas untuk melaksanakan Sadari, tidak berusaha meluangkan waktu untuk melaksanakan Sadari, sibuk, tidak terbiasa melaksanakan Sadari, waktu untuk melaksanakan Sadari yang lama, takut menemukan benjolan saat melaksanakan Sadari, rendahnya harapan bahwa kesehatan payudara merupakan hal yang penting dan Sadari dapat memantau kesehatan payudara setiap bulan, serta masih adanya mahasiswi yang tidak mengetahui manfaat dari pelaksanaan Sadari. Motivasi ekstrinsik mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4. ISSN: 2338-7246 6

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan Sadari No Kategori f Motivasi Motivasi 59 48,76 Tinggi 2 Motivasi 62 5,24 Rendah Jumlah 2 00 Motivasi ekstrinsik adalah suatu dorongan atau support yang berasal dari luar diri mahasiswi keperawatan untuk melaksanakan Sadari. Diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 5 Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Mahasiswi Keperawatan dalam Pelaksanaan Sadari N o Indikat or Dukung an dari Teman Sebaya 2 Informa si Mengen ai Sadari Motivasi Motivasi Jumlah Tinggi Rendah f f f 3 2 5 5 26,4 5 45,4 5 8 9 6 6 73,5 5 54,5 5 2 2 00 00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 5.24 responden memiliki motivasi ekstrinsik yang rendah dan 48.76 responden memiliki motivasi ekstrinsik yang tinggi dalam pelaksanaan Sadari. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswi keperawatan memiliki motivasi ekstrinsik yang rendah dalam pelaksanaan Sadari. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan karena tidak semua hal dapat menarik minat seseorang atau sesuai dengan kebutuhannya (Moekijat, 2002). Motivasi ekstrinsik mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan Sadari yang rendah ini disebabkan oleh rendahnya kekuatan yang muncul dari luar diri mahasiswi yang menjadi pendorong dalam melakukan Sadari. Hal ini dikarenakan rangsangan dari luar mempengaruhi individu dalam menetapkan arah yang harus ditempuh. Motivasi ekstrinsik yang rendah ini dipengaruhi oleh dukungan dari teman sebaya terhadap pelaksanaan Sadari dan informasi-informasi yang diperoleh yang berhubungan dengan Sadari. Hal ini mempengaruhi mahasiswi keperawatan dalam menentukan pikiran-pikirannya, yang selanjutnya membimbing perilakunya dalam melaksanakan Sadari. Berdasarkan dukungan dari teman sebaya terhadap pelaksanaan Sadari, mahasiswi keperawatan memiliki motivasi ekstrinsik yang rendah (73.55). Motivasi timbul karena adanya rangsangan, dimana salah satu prosesnya disebabkan karena faktor dari luar diri seseorang yang berpengaruh seperti teman sebaya (Moekijat, 2002). Rendahnya motivasi ekstrinsik berdasarkan dukungan dari teman sebaya ini dikarenakan rendahnya dukungan dari teman sebaya terhadap pelaksanaan Sadari sehingga mengurangi minat mahasiswi keperawatan dalam melaksanakan Sadari. Rendahnya dukungan dari teman sebaya ini dikarenakan teman yang bersangkutan tidak melaksanakan Sadari setiap bulan dengan teratur. Berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh yang berhubungan dengan Sadari, mahasiswi keperawatan memiliki motivasi ekstrinsik yang rendah (54.55). Rendahnya motivasi ini disebabkan oleh kurang lengkapnya informasi yang berkaitan dengan Sadari sehingga mahasiswi tidak tertarik untuk melaksanakannya. Selain itu kemudahan memperoleh informasi mengenai Sadari belum merangsang dan meningkatkan semangat mahasiswi untuk melaksanakannya. Motivasi intrinsik mempertimbangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat dalam diri individu baik kebutuhan-kebutuhan maupun keinginan-keinginannya. Motivasi ekstrinsik tidak meniadakan motivasi intrinsik, akan tetapi menambahnya. Motivasi ekstrinsik mengandung kekuatankekuatan, baik yang terdapat dalam diri individu maupun faktor-faktor yang ISSN: 2338-7246 7

dikendalikan oleh luar diri individu (Moekijat, 2002). Dalam hal ini, kemudahan memperoleh informasi mengenai Sadari yang belum merangsang dan meningkatkan semangat mahasiswi untuk melaksanakan Sadari disebabkan oleh belum kuatnya keinginan dan kebutuhan individu untuk melaksanakan Sadari sehingga meskipun informasi mengenai Sadari dapat diperoleh dengan mudah hal itu belum mempengaruhi individu untuk selalu melaksanakannya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa rendahnya motivasi ekstrinsik mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan sebagai upaya deteksi dini kanker payudara disebabkan oleh kurangnya dukungan dari teman sebaya yang dapat membangkitkan minat terhadap pelaksanaan Sadari, informasi yang kurang lengkap mengenai Sadari, serta belum kuatnya keinginan dan kebutuhan mahasiswi untuk melaksanakan Sadari sehingga kemudahan memperoleh informasi mengenai Sadari belum merangsang dan meningkatkan semangat mahasiswi untuk melaksanakannya. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian tentang motivasi mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara, dapat disimpulkan bahwa () Motivasi mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) sebagai upaya deteksi dini kanker payudara rendah. (2) Motivasi intrinsik mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan sebagai upaya deteksi dini kanker payudara rendah. (3) Motivasi ekstrinsik mahasiswi keperawatan dalam pelaksanaan sebagai upaya deteksi dini kanker payudara rendah. Untuk melengkapi dan menindaklanjuti hasil penelitian, dapat diusulkan beberapa saran diantaranya () Institusi keperawatan perlu memberikan bimbingan dan dorongan kepada mahasiswinya untuk memanfaatkan Sadari dengan cara melaksanakannya setiap bulan dengan teratur. (2) Untuk mahasiswi keperawatan, hendaknya melaksanakan Sadari setiap bulan dengan teratur, meluangkan waktu dan membiasakan diri untuk melaksanakan Sadari, mengurangi kekhawatiran akan menemukan benjolan saat melaksanakan Sadari karena dengan melaksanakan Sadari meskipun ditemukan adanya benjolan akan dapat ditangani dengan segera. Selain itu perlu adanya dukungan dari teman sebaya dalam pelaksanaan Sadari dan yang terpenting adanya kebutuhan dan keinginan mahasiswi untuk melaksanakan Sadari. (3) Untuk peneliti selanjutnya, hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang perbandingan motivasi mahasisiwi yang memperoleh pengetahuan tentang Sadari secara formal dengan mahasiswi yang memperoleh pengetahuan tentang Sadari secara informal serta bagaimana motivasi pelaksanaan Sadari pada perawat dan masyarakat awam. REFERENSI Bobak; Lowdermilk; and Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta. EGC. Djoerban. 2005. Wanita Indonesia paling sering terkena kanker payudara. Available at : http://www.64.203.7..htm Handoko. 2000. Motivasi Daya Penggerak Perilaku. Yogyakarta. Kansius. Hawari. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Moekijat. 2002. Dasar-Dasar Motivasi. Bandung. Pionir Jaya. Mukaram. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Administrasi Niaga. Purwanto. 998. Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta. EGC. Siagian. 2004. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta. Rineka Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi. Jakarta. Remaja Rosdakarya. Widiyanto. 999. Pengetahuan dan Sikap Wanita Dewasa tentang ISSN: 2338-7246 8

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara. Skripsi. ISSN: 2338-7246 9

ISSN: 2338-7246 0