drh. Herlina Pratiwi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tiap fase siklus estrus pada mencit betina.

Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan reproduksi akan sangat mendukung peningkatan populasi sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan spesies bendera (flag species)

BAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.

5 KINERJA REPRODUKSI

1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.

Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole. Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi

I. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan

Siklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN. pejantan untuk dikawini. Diluar fase estrus, ternak betina akan menolak dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan salah satu sapi yang banyak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diambil berdasarkan gambar histologik folikel ovarium tikus putih (Rattus

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Reproduksi Kuda

I. PENDAHULUAN. Propinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Barat sekitar SM. Kambing yang dipelihara (Capra aegagrus hircus)

... Tugas Milik kelompok 8...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan fase luteal yang terdiri dari metestrus-diestrus (Toelihere, 1979).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten diantara 5

I. PENDAHULUAN. Selatan. Sapi pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap pakan berkualitas

HASIL DAN PEMBAHASAN

PUBERTAS DAN ESTRUS 32 Pubertas 32 Estrus 32 Waktu kawin 33

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia

Anatomi/organ reproduksi wanita

F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.

MASALAH MANAJEMEN REPRODUKSI SAPI TERHADAP PERFORMAN OVARIUM SAPI. Agung Budiyanto


BAB I. PENDAHULUAN A.

ORGAN GENITAL EKSTERNAL DAN INTERNAL PADA HEWAN BETINA DAN PROSES OOGENESIS. drh. Herlina Pratiwi, M.Si

2. Mengetahui waktu timbulnya dan lamanya estrus pada setiap perlakuan penyuntikan yang berbeda. Manfaat Penelitian

SISTEM ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA. Oleh: Kustono Diah Tri Widayati

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali berasal dari banteng (Bibos banteng) yang telah didomestikasi berabadabad

HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.

I. PENDAHULUAN. hari. Dalam perkembangannya, produktivitas kerbau masih rendah dibandingkan dengan sapi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perbedaan Siklus Estrus dan Siklus Menstruasi -siklus-estrus-dan-siklus-menstruasi/

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Brotowali (Tinospora crispa, L.) merupakan tumbuhan obat herbal dari family

KHUSUS HEWAN. oosit. pubertas. pubertas. Yang. saluran kelamin,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tikus putih (Rattus norvegicus, L.) adalah sebagai berikut:

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

TINJAUAN PUSTAKA Pubertas Siklus Menstruasi

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

BAB II FAAL KELAHIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Potong. potong adalah daging. Tinggi rendahnya produksi penggemukan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. endometrium yang terjadi secara rutin setiap bulan (Ayu dan Bagus, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

MENANGANI ANJING BETINA PADA MASA BIRAHI (HEAT)

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

TINJAUAN PUSTAKA. Reproduksi Sapi Brahman Cross

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Dalam usaha meningkatkan penyediaan protein hewani dan untuk

PSKH, Kamis/13 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. DIAGNOSA DAN DIFERENSIAL DIAGNOSA KEBUNTINGAN

JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lekosit tikus putih (Rattus norvegicus) betina adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental Peranakan Ongole (SimPO)

SISTEM GENITAL BETINA. HISTOLOGI VETERINER drh. Herlina Pratiwi

PROFIL HORMON TESTOSTERON DAN ESTROGEN WALET LINCHI SELAMA PERIODE 12 BULAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.

2. FISIOLOGI DAN DIAGNOSA KEBUNTINGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DIAGNOSA KEBUNTINGAN

Seksualitas Remaja dan Kesehatan Reproduksi Rachmah Laksmi Ambardini Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris, L.) TERHADAP PERKEMBANGAN FOLIKEL OVARIUM TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat desa dengan keadaan desa yang alami dan mampu memberikan suplai

Gangguan Hormon Pada wanita

BAB III INFERTILITAS PADA ANJING DAN KUCING INFERTILITAS PADA ANJING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat sekitar tumbuhan, diduga sekitar spesies

HASlL DAN PEMBAHASAN

I. TINJAUAN PUSTAKA. tidak vital bagi kehidupan tetapi sangat penting bagi kelanjutan keturunan suatu

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Estrus Sapi Betina Folikulogenesis

Tatap muka ke 13 & 14 SINKRONISASI / INDUKSI BIRAHI DAN WAKTU IB

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. kebutuhan sehingga sebagian masih harus diimpor (Suryana, 2009). Pemenuhan

Function of the reproductive system is to produce off-springs.

Materi 5 Endokrinologi selama siklus estrus

SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh Setyo Utomo (Kuliah ke 7)

dr. Supriyatiningsih, M.Kes., SpOG

CARA MUDAH MENDETEKSI BIRAHI DAN KETEPATAN WAKTU INSEMINASI BUATAN (IB) PADA SAPI INSEMINASI BUATAN(IB).

Transkripsi:

drh. Herlina Pratiwi

Fase Folikuler: Oosit primer => folikel primer => foliker sedunder => folikel tertier => folikel degraaf => ovulasi => folikel haemoraghicum Fase Luteal: corpus luteum => corpus spurium => corpus albican => folikel atresia

Terdiri dari 2 fase : 1. Fase folikuler (FSH-LH) - Terjadi pertumbuhan folikel - Folikel primer - ovulasi 2. Fase luteal (progesteron) - Terbentuk korpus luteum

Organ Fase Folikuler Fase Luteal Ovarium Tuba Fallopii Folikel-folikel primer, sekunder dan de graaf; ovulasi; corpus haemorhagicum, folikel atresia Epithel columnar lebih tinggi; sekresi oleh sel-sel tak bersilia; otot dan silia lebih panjang Corpus haemorhagicum, corpus luteum, atresi corpora lutea

Organ Fase Folikuler FaseLuteal Endometrium Cervix Vagina Vascularisasi meningkat, epithel permukaan adalah columnar sederhana Sel-sel penghasil mucus aktif bersekresi, vaskulasrisasi meningkat, lumen membuka dan basah Kurang terlihat terjadinya perubahan Permulaan estrus: endometrium menebal, kelenjarkelenjar endometrium lebih berliku, epithel adalah columnar tinggi Akhir diestrus: Endometrium menciut, sekresi menurun Oedem dan kongesti mucosa menghilang, lumen pucat, kering dan menutup

1. Monoestrus 1 siklus birahi dalam 1 tahun 2. Diestrus 2 siklus birahi dlm 1 tahun 3. Poliestrus beberapa kali siklus birahi dlm 1 tahun 4. Poliestrus bermusim beberapa kali secara periodik selama musim yang baik

Makanan Musim + cahaya matahari Suhu Umur Fungsi hewan Penyakit Patologi alat kelamin Gangguan endokrin Tumor Genetik Bunting Gangguan kelenjar tyroid

Merupakan sistem reproduksi hewan betina yang telah mengalami DEWASA KELAMIN dan mengalami perubahan-perubahan secara teratur Lama siklus estrus: dihitung mulai dari munculnya estrus, sampai munculnya estrus lagi pada periode berikutnya ESTRUS: saat hewan betina bersedia dikawini oleh pejantan.

1. PROESTRUS 2. ESTRUS 3. METESTRUS 4. DIESTRUS Lamanya waktu estrus yang diperlukan dalam masing-masing periode berbedabeda untuk setiap spesies

Dimulai saat corpus luteum diregresi sampai hewan mengalami estrus Hewan talah menunjukkan tanda-tanda estrus namun belum bersedia melakukan kopulasi Estrogen yang dihasilkan belum cukup Terjadi pertumbuhan folikel folikel de graf (FSH) Persiapan ovulasi Perkembangan pembuluh darah uterus dan oviduct Kelenjar-kelenjar endometrium tumbuh memanjang Cervix mulai rileks Kelenjar-kelenjar lendir dalam lumen servix mulai disekresi

Estrogen (E2) adalah hormon yang mempengaruhi estrus (standing heat) Efek E2 pada sistem reproduksi: 1. Perilaku estrus 2. Umpan balik positif dan negatif terhadap GnRH 3. Karakteristik seks sekunder 4. Peningkatan kontraksi uterus 5. Stimulasi sel-sel darah putih ke dalam lumen uterus

Fase birahi kopulasi Sapi : vulva bengkak, keluar lendir jernih n kental; terjadi ovulasi (pada sapi 12 jam post estrus) Tuba fallopii aktif kontraksi, bersama fimbrae merapat ke folikel de Graff uterus besar & cervix oedema Estrogen, terjadi peningkatan mitosis mukosa vagina preparat apus vagina tikus Kucing Induced ovulatory

Bersedia dikawini oleh pejantan Pada sapi, akan tetap berdiri di tempat bila ditunggangi oleh sapi lain baik jantan maupun betina Tanda secara fisik: Abang (merah), Aboh (oedema), Anget (peningkatan suhu), Bengak-bengok (gelisah), Dleleran (keluar cairan bening dari vulva).

Metestrus terjadi selama 1-5 hari setelah estrus (sapi). Kadar Estrogen, FSH dan LH dalam darah rendah. Pada tahap ini terjadi perubahan uterus untuk mempersiapkan diri memelihara perkembangan embrio Mulai terbentuk CL dari sel granulosa Hormon Progesteron menghambat pertumbuhan folikel (persiapan kebuntingan)

Pada sapi pada awal metestrus terkadang terlihat pendarahan=>awal fase luteal (primata=>awal fase folikuler) Pada sapi epitel karunkula hiperemis dan pecahnya kapiler pada lapisan epitel dinding uterus akibat penurunan dari Estrogen Pada primata runtuhnya lapisan superficial dinding uterus akibat turunnya kadar Progesteron

Pada hewan ternak merupakan periode terpanjang diantara keseluruhan siklus estrus Pada fase ini corpus luteum sudah berfungsi => Progesteron Endometrium menebal, uterus berkembang untuk memelihara embrio dan plasentasi Servic menutup Bila terjadi fertilisasi => kebuntingan => CL Graviditatum Bila tidak terjadi fertilisasi => CL Periodicum

Perubahan bentuk mukosa uterus sesuai dengan siklus estrus yang sedang berlangsung Terdapat perbedaan pada manusia dan hewan manusia meluruh, hewan regresi

1. Fase menstruasi / deskuamasi Peluruhan endometrium (4 hari) 2. Fase postmenstruasi / regenerasi Pertumbuhan kembali (tebal ±0,5 mm) 3. Fase intermenstruum / proliferasi Epitel kelenjar berproliferasi, kelenjar mulai terbentuk sempurna 4. Fase promenstruum / sekresi Endometrium tebal, kelenjar panjang dan berkelok

Pada hewan, perubahan uterus mengikuti siklus estrusnya dan dipengaruhi oleh hormonal : a. Pertumbuhan sel dan vaskularisasi epitel (Proestrus) b. Uterus membesar dan adanya akumulasi cairan, epitel bermitosis n terlepas (Estrus) c. Uterus beregresi dan kurang aktif bila tdk terjadi kebuntingan(metestrus) d. Endometrium menebal, uterus relaksasi, serviks menutup (Diestrus)

Tanda-tanda sub klinis dan simtomatis menunjukkan bunting, padahal sebenarnya hewan tersebut tidak bunting. Dapat terjadi pada: Anjing (paling sering), kucing & tikus Berkaitan dengan hormon yang disekresikan sehingga menimbulkan tanda-tanda bunting. Susah untuk dideteksi Bukan termasuk penyakit, namun sindrom klinis yang terjadi karena keadaan perubahan hormonal

Kondisi patologis dimana terdapat akumulasi cairan aseptis pada uterus yang disebabkan oleh adanya hormon progesteron dan peningkatan hormon prolactin (terdapat CL) Etiologi : - Kegagalan pembuahan - Tidak terbentuknya hormon PGF2alfa

behavioral changes (anorexia or appetite fluxuations; excessive vocalization; Whining; Restlessness; signs of aggression; depression, or anxiety), maternal behaviors (nesting, digging, mothering or adopting of toys, stuffed animals or other inanimate objects) mammary problems (engorgement, lactation, licking of the mammary glands/selfnursing) vomiting and abdominal distention.

Diagnosa : - GK + sejarah penyakit - Palpasi abdomen - USG/radiologi - Kultur vagina Treatment : - Ringan kembali dgn sendirinya - Pengobatan gejala klinis

PET ANIMALS: Pencegahan Ovariohisterektomi PADA HEWAN TERNAK: Pemberian PGF2alfa sebanyak 2 kali dosis dlm jangka waktu (interval) ±12 hari terbukti mampu memperbaiki performans reproduksi (penelitian pada kambing)

HIDROMETRA