BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

MM-100 PEREKAT PASANGAN BATA RINGAN THIN BED

BAB III KONSTRUKSI DINDING BATU BATA

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

BAB V LAPORAN PROSES PENGAMATAN PELAKSANAAN PROYEK PEMBANGUNAN RUKO SETIABUDHI - BANDUNG

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH

FAQ. Pengisi Nat (Tile Grout):

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

DINDING DINDING BATU BUATAN

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN. Pasal 1 PENJELASAN UMUM

MIX DESIGN Agregat Halus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

KUALITAS BATA BETON DARI BAHAN PASIR KALIJALI DENGAN CAMPURAN SEMEN PADA BERBAGAI VARIASI CAMPURAN LEBIH DARI 28 HARI

BAB I SYARAT- SYARAT TEKNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

INSTALLATION MAINTENANCE AND CLEANING GUIDE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB XVI PEKERJAAN CAT

BAB III LANDASAN TEORI

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

SPESIFIKASI TEKNIS. Pekerjaan mencakupi pembuatan drainase pasangan batu, pembuatan cor beton bertulang plat drainase dan timbunan bahu jalan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRODUK BAHAN AJAR JOBSHEET PEMBELAJARAN PRAKTIK KERJA BATU II OLEH : DR. V. LILIK HARIYANTO NIM:

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Sekolah Berlantai 2 (dua)

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Manajemen pelaksanaan dilakukan dalam rangka menjamin kelancaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat beton itu. Departemen Pekerjaan Umum 1989-(SNI ). Batako terdiri dari beberapa jenis batako:

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

Laporan Praktikum. A. Judul : Pengujian Paving Block. B. Jenis Pengujian : 1. Pengujian Visual Paving Block. 2. Pengujian Kuat Tekan Paving Block

METODE PELAKSANAAN BENDUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Spesifikasi Pipa Beton untuk Air Buangan, Saluran Peluapan dari Gorong-Gorong

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN DISPERINDAGSAR BOYOLALI (DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PASAR) PT WIDHA DYAH AYU PURBO SIWI 2B314953

DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMINFO

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB II LANDASAN TEORI

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

BAB V PONDASI TELAPAK

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

BAB XV PEKERJAAN CAT

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

Revisi SNI T C. Daftar isi

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

RSNI T C. Daftar isi

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

WAE BOBO KEL. RANA LOBA KEC. BORONG KAB. MANGGARAI TIMUR

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN PENUTUP LANTAI DAN DINDING F.45...

Revisi SNI Daftar isi

dengan menggunakan metode ACI ( American Concrete Institute ) sebagai dasar

LAPIS PONDASI AGREGAT SEMEN (CEMENT TREATED BASE / CTB)

BATU ABU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN PEMBUATAN TEGEL

PEMANFAATAN LIMBAH STYROFOAM DALAM PEMBUATAN MATERIAL DINDING BANGUNAN Abdulhalim 1) Riman 2) Dafid Irawan 3) M. Cakrawala 4)

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB VI BAHAN DAN PERALATAN

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

STUDI PENGARUH PEMASANGAN ANGKUR DARI KOLOM KE DINDING BATA PADA RUMAH SEDERHANA AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

Bidang Teknik PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN MUTU BETON

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB X PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN Pasal 1 : Batu Bata 1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan Bahan Bangunan yang berlaku. 2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 5 cm, panjang 20 cm, dan tebal 5 cm kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan Bangunan. 3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan. 4. Batu bata bentuknya harus sempurna tidak melengkung dan permukaanya benar-benar rata untuk semua sisinya. 5. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2. 6. Perubahan-perubahan pada dimensi dan ukuran batu bata karena mengikuti dimensi dan ukuran yang berlaku pada daerah tertentu harus disetujui oleh Konsultan supervise. 7. Toleransi hanya diperbolehkan untuk dimensi dan bukan untuk kualitas. Pasal 3 : Pasir Pasang / Pasir Halus 1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan tidak lagi memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak digunakan. 1

2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah apsir yang dipakai untuk keperluan Pasangan Batu Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik, dan Plasteran Dinding. 3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan. 4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras. 5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari 6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan Pasir yang berasal dari laut. Pasal 4 : Keramik Dinding 1. Keramik yang dipakai untuk semua lapisan dinding adalah dari merk Roman, Royal dan Platinum atau merk lain yang setara dengannya baik harga maupun kualitas. 2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan Brosur keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan PENGAWAS untuk disetujui. 3. Ukuran keramik dinding adalah sesuai dengan Gambar Bestek dan Bill of Quantity. Jenis : Keramik Tile Ukuran : 20 x 25 cm, atau ukuran sesuai petunjuk dalam gambar 2

Produksi : Keramik untuk lantai, yang digunakan adalah Produk KIA, ROMAN (untuk jenis glazed ceramic tile) dan atau Essenza, Niro atau Weiduoli atau Ikad untuk jenis Homogeneous Ceramic Tile. Ketebalan : Minimum 10 mm atau sesuai dlm gambar. Daya resap : 1 % Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs Kekuatan tekan : Minimum 900 kb per Cm2 Daya tahan lengkung: Minimum 350 kg/m2 Mutu : basa Tingkat satu, Extruded Single Firing, tahan asam dan Chemical Resistance: 33D ayat 17-23. Konsisten terhadap PVBB 70 NI-3 pasal Bahan pengisi : Grout semen berwarna /IGI grout Spesi 1 Pc : 3 Psr. Pasang, ditambah Perekat / Carofix 2. Warna : akan ditentukan kemudian 4. Keramik dinding dipasang langsung pada permukaan dinding batu bata dengan memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 1,5 cm. 5. Pasir yang dipakai untuk pasangan keramik adalah Pasir Pasang/Pasir Halus. 6. Warna dan Motif Keramik dinding dapat diganti dan dirubah pada masa pelaksanaan konstruksi oleh Konsultan Perencana dan Owner. 3

7. Permukaan keramik dinding untuk semua lokasi pemasangan adalah polished (permukaan halus) kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek. 8. Tebal keramik dinding minimal 5 mm. 9. Celah-celah antar keramik/nat yang timbul akibat pemasangan dan untuk keperluan perekat dalam arah tebal maksimal 2 mm. 10. Untuk pemasangan keramik pada bak air bersih sudut-sudut harus ditumpulkan dengan memakai bobon keramik dengan panjang dan warna sesuai dengan panjang serta warna keramik bak air. 11. Hasil pemasangan keramik harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan tidak melengkung keatas. Kedataran pemasangan keramik harus diperiksa dengan pekerjaan waterpassing. Pasal 5 : Pertemuan 2 atau lebih bidang datar. 1. Pertemuan 2 atau lebih bidang datar pada lantai 3 memiliki persyaratan khusus. Disyaratkan peretemuan antara bidang tidak memiliki sudut. Dan harus memiliki sudut lengkung. Penempatan sudut lengkung dan ukuran pada ruangan lantai 3 harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang ada dalam gambar bestek. 2. Sudut Lengkung dibuat dari campuran semen dengan air dengan penjangkaran sederhana kepasangan dinding bata serta beton Pasal 6 : Pekerjaan Pasangan Bata Foam Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata pada dinding, pasangan roaster, dan lain-lain sesuai gambar detail dan petunjuk pengawas. Pasal 7 : Bahan-bahan 1. Semen Andalas Type I 2. Agregat halus seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton. 3. Agregat kasar seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton. 4

4. Air seperti yang dipersyaratkan pada pekerjaan beton. 5. Adukan digunakan spesie 1 bagian semen dan 4 bagian pasir dan ditambahkan campuaran tambahan Nito Bond pvc. 1 liter nito bond digunakan untuk 13 buah pasangan bata foam. Untuk 30 cm di atas dan di bawah lantai digunakan spesie 1 bagian semen dan 2 bagian pasir. 6. Batu-bata foam harus digunakan batu-bata buatan pabrik dengan ukuran standart dan harus kuat. Tidak mudah patah, mempunyai ukuran yang sama, bentuk yang teratur tidak mempunyai cacat. Pasal 8 : Pelaksanaan. 1. Adukan harus diaduk dengan mesin pengaduk seperti yang dipersyaratkan dalam pekerjaan beton. 2. Semua pasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus dan berjarak sama. Sebelum dipasang batu-bata tersebut harus dibasahi dengan air. Bata yang kurang dari ukuran 10 cm tidak boleh dipergunakan. Tebal spesie adalah 1 cm - 2 cm. 3. Benda-benda yang tertanam, dipasang semua, penulangan, baut-baut, angker dan barang-barang lain yang diperlukan untuk pekerjaan lain ditempat yang telah ditentukan. 4. Perawatan Pasangan bata adalah dengan cara menghindari dari beban-beban dari samping, seperti menyandarkan balok kayu yang besar, terkena siraman residu, bahan lain dari jenis minyak. 5. Contoh : Berikan contoh dari batu bata untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Direksi. 5

Pasal 9. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN 1. Penyedia Jasa harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik/produser atau menurut uraian di atas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Penyedia Jasa. 2. Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian dimana biaya pengujian dan pengulangan pengujian tersebut adalah tanggung jawab Penyedia Jasa. Pasal 10 : Plesteran Campuran 1 Pc : 2 Ps 1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata harus disiram dengan air dengan merata. 2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 2 Ps. 3. Pasir yang dipakai adalah pasir Pasang/Pasir Halus. 4. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm. 5. Plesteran campuran 1 Pc : 2 Ps dilakukan pada pasangan Hollow block atau dinding bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps. 6. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding yang diplester. 7. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama dengan plesteran baru yang tidak rata. 8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan 9. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas. 6

10. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan Pasal 11 : Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Ps 1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata harus disiram dengan air dengan merata. 2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 4 Ps. 3. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus. 4. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm. 5. Plesteran campuran 1 Pc : 4 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps. 6. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding yang diplester. 7. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama dengan plesteran baru yang tidak rata. 8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan 9. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas. 10. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan 7