ANALISIS PERUBAHAN BENTUK KEPEMILIKAN DALAM BAHASA LAMAHOLOT, KABUPATEN FLORES TIMUR KEC. ILE BOLENG, DESA LAMANELE. Makalah

dokumen-dokumen yang mirip
Hakikat Bahasa. Definisi Bahasa. Uraian dari Definisi Bahasa 23/10/2014. Bahasa sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

b. Untuk memperkenalkan bahasa Batak Toba kepada masyarakat sebagai salah satu bahasa daerah yang turut memperkaya kebudayaan nasional.

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

ANALISIS PEMAKAIAN BENTUK-BENTUK PRONOMINA PERSONA DALAM NOVEL TAHAJUD CINTA DI KOTA NEW YORK KARYA ARUMI E. Rafhiqi Pratama, Sujoko

Pengertian Universal dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi,

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

I. PENDAHULUAN. Warna lokal adalah kelokalitasan yang menggambarkan ciri khas dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia, baik

FILSAFAT BAHASA DAN BAHASA MENURUT LUDWIG WITTGENSTEIN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

ANALISIS GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA CERPEN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2016 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Kajian Pustaka

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

I. PENDAHULUAN. Manusia sudah menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi sejak berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri

BAB 1 PENDAHULUAN. itu wajib bagi generasi muda untuk melestarikan dan menjaganya agar tidak. hilang terkena arus globalisasi dan modernisasi.

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

OBJEK LINGUISTIK = BAHASA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. perasaan (Sumarsono, 2004: 21).Selanjutnya, dengan bahasa orang-orang dapat berinteraksi

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

PEMEROLEHAN RAGAM BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 2 TAHUN (Studi kasus) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra karena di dalamnya terdapat media untuk berinteraksi antara

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan daya tarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan. sekaligus peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. Komunitas yang terdapat di Indonesia sangat banyak, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

MAKALAH FUNGSI BAHASA INDONESIA MENURUT PARA AHLI. Disusun Oleh : Kurnia Santi J Gizi B

Bab 1. Pendahuluan. Linguistik merupakan ilmu bahasa yang di perlukan sebagai dasar untuk meneliti

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan perasaan, pikiran, ide, dan kemauannya kepada orang lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat berkomunikasi yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Tujuan. Tujuan pembuatan makalah ini salah satunya adalah untuk memenuhi tugas bahasa Indonesia dan bertujuan untuk :

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipergunakan dalam masyarakat. Bahasa memiliki peran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Negara Republik Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi. Bahasa dijadikan sebagai ciri atau identitas diri oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, tetapi merupakan bagian dari proses sosial masyarakat sebab bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BUSANA ADAT PEREMPUAN MINANGKABAU DALAM FOTOGRAFI FASHION

BAB I PENDAHULUAN. alam pikiran sehingga terwujud suatu aktivitas. dalam pikiran pendengar atau pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini peranan bahasa sebagai alat komunikasi masih sangat penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

Modul ke: BAHASA INDONESIA RAGAM BAHASA. Fakultas EKONOMI DAN BSNIS. Drs. SUMARDI, M. Pd. Program Studi MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. jika di Jepang juga terdapat bahasa daerah atau dialek. Pada awalnya penulis. yang sedang penulis pelajari di dalam perkuliahan.

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

KONSEP DAN FUNGSI BAHASA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aprilia Marantika Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nuarisa Agossa, 2013

Transkripsi:

ANALISIS PERUBAHAN BENTUK KEPEMILIKAN DALAM BAHASA LAMAHOLOT, KABUPATEN FLORES TIMUR KEC. ILE BOLENG, DESA LAMANELE Makalah OLEH 1. ROSALINDA DERAN UKEL 2. VALENTINA NAF 3. MARIA NOVIANTI NONA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KLEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS FLORES ENDE 2016

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang ditentukan. Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kegiatan Imbasadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan judul Analisis Perubahan Bentuk Kepemilikan dalam Bahasa Lamaholot, Kabupaten Flores Timur Kecamatan Ile Boleng, Desa Lamanele Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak yang belum sempurna sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Maret, 2016 Pemakala 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengindentifikasi diri. Dikatakan bahwa bahasa itu sistematis artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang terkombinasikan dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Bahasa juga sistematis artinya bahasa itu terdiri atas beberapa subsistem seperti subsitem fonologi, morfologi, gramatikal, leksikon dan sebagainya. Disamping, bahasa juga mempunyai variasi-variasi karena bahasa dipakai oleh kelompok manusia untuk bekerja sama dan berkomunikasi. Karena kelompok manusia itu banyak ragamnya dan dalam berinteraksi senantiasa berkaitan dengan berbagai kebutuhan hidupnya, maka muncullah banyak variasi bahasa. Bahkan setiap manusia memiliki gaya kepribadian yang berbeda-beda yang diekspresikan dalam bahasa yang berbeda pula. Ferdinand De Saussure (1857-1914) menyebutkan langue yakni bahasa yang dipakai dalam sebuah kelompok sosial dan parole yaitu manifestasi dan realisasi yang nyata dalam pemakai bahasa (Kridalakasana, dalam Kushartanti dkk, ed. 2009:3-5). Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa bangsa Indonesia terdiri dari suku, agama dan adat istiadat yang beraneka ragam mulai dari Sabang sampai Merauke. Suku, agama dan budaya yang Indonesia miliki tentunya mempunyai cara tersendiri untuk menampilkan kekhasannya masing-masing. Pengakuan akan adanya kekhasan yang dimilki setiap budaya merupakan sebuah tatanan nilai dalam kehidupan manusia. Kekhasan yang dimaksudkan di sini bisa nampak dalam pola pikir, kebiasaan, budaya tingkah laku, dan pola tutur bahasa setempat. Desa Lamanele (NTT, Flores Timur, Adonara, Ile Boleng) atau sering disebut dengan Nelelamadiken adalah salah satu daerah yang mempunyai kekhasan dalam pola tutur berbahasa khususnya bahasa Lamaholot. Bahasa Lamaholot juga digunakan oleh beberapa daerah yang termasuk dalam kabupaten Flores Timur dan Lembata. Setiap daerah yang menggunakan bahasa Lamaholot untuk berkomunikasi ini mempunyai kekhasan masingmasing baik dalam dialeknya, pronominanya, dan kata ganti empunya. Desa Lamanele yang merupakan salah satu pengguna bahasa Lamaholot ini juga mempunyai kekhasan baik dalam dialeknya, pronominanya, dan kata ganti empunya, karena itu pemakala merasa tertarik untuk 3

menganalis perubahan kata ganti kepemlikikan dalam bahasa Lamaholot itu khususnya yang digunakan dalam desa Lamanele ini dengan judul, Analisis Perubahan Bentuk Kepemilikan dalam Bahasa Lamaholot, Kabupaten Flores Timur Kecamatan Ile Boleng, Desa Lamanele. 1.2 Rumusan Masalah Dalam makala ini ada dua masalah yang akan dibahas. Dua masalah yang akan dibahas dalam makala itu adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana perubahan bentuk KGO ke KGE bahasa Lamaholot di Kabupaten Flores Timur kecamatan Ile Boleng Desa Lamanele? 2. Bagaimana pemakaian pronomina pada kata benda dalam bahasa Lamaholot dialek Lamanele ini? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Tujuan Umum (Implikasinya dan aplikasi). 1.3.2 Tujuan Khusus Ada dua tujuan umum dari makala ini. Dua tujuan umum dalam makala itu adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui perubahan perubahan bentuk KGO ke KGE bahasa Lamaholot di Kabupaten Flores Timur kecamatan Ile Boleng Desa Lamanele. 2. Untuk mengetahui pemakaian pronomina pada kata benda dalam bahasa Lamaholot dialek Lamanele. 1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang dapat diperoleh melalui penulisan ini adalah sebagai pegangan untuk mengetahui lebih dalam bentuk kepemilikan dalam bahasa daerah (Lamaholot) Lamanele yang jumlah penuturnya semakin berkurang. 4

BAB II PEMBAHASAN Untuk memperjelas sasaran atau objek pembahasan kali ini, kita perlu melihat kembali Indonesia yang sangat kaya akan alam, agama, tradisi, budaya, dan bahasa. Hampir setiap daerah di Indonesia memilki bahasa dan bahasa-bahasa daerah ini tentu saja mempunyai persamaan dan perbedaan. Hal ini dapat dilihat melalui dialek dari setiap bahasa itu, atau susunan kalimat dari setiap bahasa itu, ataupun kedudukan Kata Ganti Orang (KGO) dan Kata Ganti Empunya (KGE) dalam bahasa daerah itu. 2.1 Perubahan Bentuk KGO ke KGE Bahasa Lamaholot Desa Lamanele Dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga Hasan Alwi, Dkk. Pronomina persona adalah pronomina yang dipakai untuk mengacu pada orang. Pronomina persona dapat mengacu pada diri sendiri (pronomina persona pertama), mengacu pada orang yang diajak bicara (pronomina persona kedua), atau mengacu pada orang yang dibicarakan (pronomina persona ketiga). Diantara pronomina itu, ada yang mengacu pada jumlah satu atau lebih dari satu. Ada bentuk yang bersifat eksklusif, ada yang bersifat inklusif dan ada yang bersifat netral. Berikut ini adalah pronomina persona yang disajikan dalam bagan.(hasan Alwi, dkk: 256) Tabel 1. KGO dalam bahasa Indonesia Makna Persona Pertama Kedua Ketiga Tunggal Saya, aku, aku ku-, -ku Engkau, kamu, anda, dikau, kau-, -mu Ia, dia, beliau, -nya Jamak Netral Eksklusif Inklusif Kami Kita Kalian, kamu sekalian, anda sekalian Mereka 5

Tabel 2. KGO dalam bahasa Lamanele Makna Persona Tunggal Jamak Netral Eksklusif Inklusif Pertama go, go e, kam, kame ti, tite Kedua mo, mo e mi, mio Ketiga na, na e ra, ra e Tabel 3. KGE dalam bahasa Lamanele Makna Persona Tunggal Jamak Netral Eksklusif Inklusif Pertama go en kam en tit en Kedua mo en mi on Ketiga na en ra en Tabel 4. KGE dalam bahasa Lamanele Kategori Bahasa Lamaholot/ Orang ke- Tunggal/Jamak Lamanele Bahasa Indonesia 1 Tunggal go en Milik saya Jamak kam en Milik kami Jamak tit en Milik kita 2 Tunggal mo en Milikmu Jamak mi on Milik kamu 3 Tunggal na en Miliknya Jamak ra en Milik mereka 6

Tabel 2 merupakan KGO dalam bahasa Lamanele dan mengalami perubahan bentuk kepemilikan pada tabel 3 menjadi KGE. Perubahan itu yakni untuk menyatakan kepunyaan dalam bahasa Lamanele disetiap akhir KGO ditambahkan bunyi n (go e + n menjadi go en) yang berarti saya (go e) ditambahkan dengan bunyi n (go en) berubah arti menjadi milik saya atau kepunyaan saya yang dapat dilihat dalam tabel 4. Dalam beberapa bahasa makna milik dinyatakan dengan afiks. Dalam bahasa Indonesia beberapa penulis tata bahasa menyatakan penanda milik ku-, mu, nya disejajarkan dengan afiks sedangkan penulis yang lain menyatakan ini bukan afiks tetapi bentuk klitik. Dalam bahasa Lamaholot/Lamanele ada penanda milik. Jadi, pada tabel 4 ada klitik paradigmatik: n yang menyatakan milik atau kepunyaan. 2.1.Pemakaian pronomina pada kata benda dalam bahasa lamaholot dialek Lamanele Kategori makna seperti orang pertama (yakni si pembicara), orang kedua (lawan bicara atau pendengar), dan orang ketiga (yakni yang dibicarakan) dalam bahasa-bahasa tertentu diungkapkan dengan bentuk klitik. Contoh dalam bahasa Lamaholot/Lamanele : Peda go`en Pedhak parang milik saya parang saya Peda mo`en Pedham parang milikmu parangmu Peda na`en Pedhan parang miliknya parangnya Peda kamen Pedhakem parang milik kami parang kami Peda titen Pedhaket parang milik kita parang kita 7

Peda mi`on Pedhake parang milik kamu parang kamu Peda ra`en Pedhaka parang milik mereka parang mereka Na e tekuŋ go e na e tekunek klitik:-neg Dia tendang saya dia tendang saya`e Go e tekuŋ na e go e tekuro klitik:-ro Saya tendang dia saya tendang dia Go e tekuŋ mo e go e tekuno klitik:-no Saya tendang engkau saya tendang engkau Go e tekuŋ ra e go e tekuwe klitik:-we Saya tendang mereka saya tendang mereka Na e tekuŋ kame na e tekunem klitik:-nem Dia tendang kami dia tendang kami Na e tekuŋ tite na e tekunet klitik:-net Dia tendang kita Dari beberapa contoh kalimat ini dapat ditemukan adanya prubahan yang terjadi untuk menyatakan milik dalam bahasa daerah Lamanele tersebut. Selain dengan menggunakan kata ganti orang yang lansung menunjukkan milik seperti pada kalimat peda go en (parang saya) dapat langsung digunakan kata pedhak (parang saya). Di sini jelas bahwa kalimat peda go en dan pedhak memiliki arti yang sama yakni parang saya. Begitu juga dengan contoh kalimat lain di atas; peda kamen dan pedhakem sama-sama mempunyai arti parang kami, atau pada kalimat peda ra en dan pedhakka sama-sama mempunyai arti parang mereka. 8

Dalam contoh di atas juga terlihat adanya perubahan KGO dalam dialek Lamanele. Perubahan KGO itu dapat dilihat dalam contoh Go e tekuŋ ra e menjadi go e tekuwe, (adanya klitik:-we) yang sama-sama mempunyai arti saya menendang meraka. Na e tekuŋ kame menjadi na e tekunem (adanya klitik:-nem) yang sama-sama mempunyai arti dia tendang kami. Na e tekuŋ tite menjadi na e tekunet (adanya klitik:-net) sama-sama dia tendang kita. Dari contoh-contoh di atas dapat terlihat jelas bahwa perubahan KGO dan KGE dalam bahasa Lamaholot yang berdialek Lamanele ini terbukti ada. 9

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Setelah mengenalisis perubahan KGO dan KGE dalam bahasa Lamaholot khususnya dialek Lamanele ini pemakala menyimpulkan bahwa ada perubahan KGO dan KGE dalam bahasa Lamaholot dialek Lamanele ini. Perubahan yang terjadi itu yakni, dalam bahasa Lamaholot khususnya dalam diaelek Lamanele, untuk menyatakan kepunyaan kata ganti orang seperti goe (saya), moe (kau atau Anda), nae (dia), rae (meraka) ditambahkan akhiran n pada kata ganti orang tersebut (seperti goe menjadi go en, mo en, rae menjadi ra en dan seterusnya) sehingga maknanya tidak lagi saya tetapi saya punya atau kau punya atau meraka punya dan seterusnya. Pemakala juga menyimpulkan bahwa adanya perubahan pronomina dalam bahasa Lamaholot dialek Lamanele ini. Perubahan itu yakni, untuk menyatakan kepunyaan terhadap suatu barang atau benda tidak hanya ditambahkan bunyi n pada akhir kata ganti orang tersebut tetapi dapat dilakukan dengan cara seperti ini, Peda go`en yang berarti parang milik saya dapat disingkat dengan Pedhak yang sama-sama mempunyai arti parang milik saya. Begitu juga dengan Peda mo`en yang berarti parang milikmu dapat diganti atau diungkapkan dengan Pedham yang sama-sama mempunyai arti yang sama yakni parangmu. Begitu juga dengan contoh lain seperti yang telah tampak pada beberapa contoh dalam bab II di atas. Perubahan kata ganti orang juga dapat dilihat dalam contoh yang terdapat dalam bab II di atas. Di sana terlihat jelas bahwa ada perubahan KGO dalam dialek Lamanele ini. Perubahan KGO itu seperti, Go e tekuŋ ra e menjadi go e tekuwe (adanya klitik:-we) yang sama-sama mempunyai arti saya menendang meraka. Di sini klitik we mempunyai peran yang sama yakni sebagai kata ganti orang ketiga jamak, rae (yang artinya mereka). Jadi ketika seorang mengatakan bahwa saya menendang meraka dapat digunakan kalimat goe tekun rae atau goe tekunwe. Goe tekun rae dan goe tekunwe sama-sama mempunyai arti yang sama yakni saya menedang mereka. Dua kalimat ini dapat dipakai dalam situasi atau (kata atau dihapus) apapun dan kepada siapapun. Maknanya tetap sama yakni saya menendang mereka. Inilah beberapa perubahan khas dalam bahasa Lamaholot khususnya dialek Lamanela yang menjadi keunikan atau kekayaan yang terdapat dalam bahasa Lamaholot khususnya dalam dialek Lamanele. 10

3.2 Saran Dari hasil pembahasan makalah tentang perubahan bentuk kepemilikan dalam Bahasa Lamaholot ini, penulis menyampaikan agar kiranya kita bisa mengetahui bahwa dalam bahasa ibu juga terjadi perubahan kepemilikan seperti halnya dalam Bahasa indonesia. Di dalam bahasa ibu juga terjadi begitu banyak variasi bahasa khususnya bahasa Lamaholot, dialek Lamanele. Tetapi, perbedaan itu tidak melahirkan sifat egois di mana setiap orang berusaha untuk mencintai yang satu dan mengabaikan yang lain. Namun, perbedaan itu menjadi kekayaan yang terdapat dalam Indonesia. Kekhasan dalam bahasa Lamaholot khususnya dialek Lamanele ini merupakan satu dari sekian banyak kekhasan dalam tutur berbahasa yang dimiliki oleh bahasa Indonesia pada umumnya dan bahasa Lamaholot, dialek Lamanele pada khususnya. Masih ada kekhasan yang dimiliki oleh bahasa Lamaholot yang masih harus dianalisis. Sekarang tugas semua masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Lamaholot pada khususnya adalah mencari, menganalisis, mencintai, dan melestarikan semua bahasa yang ada di Indonesia ini. Seperti pepatah mengatakan kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi. 11

DAFTAR PUSTAKA Alwi Hasan. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Edisi Ketiga id.wikipedia.org/wiki/sosiolinguitik Uer, Theodorus Uheng Koban. 2012. Pronomina Bahasa Lerek-Lembata Kajian Unsur- Unsur Klitik Paradigmatik. Penelitian Mandiri. Ende Sanga F. 2002. Kamus Dwi Bahasa Lengkap Lamaholot-Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press. 12