Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. Hubungan antara Risiko dengan Asuransi 11/8/2014

dokumen-dokumen yang mirip
Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI. 02-Dec-17

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian adalah peristiwa seseorang berjanji kepada seorang lain atau dua orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Asuransi dan Pengaturan Asuransi. sehingga kerugian itu tidak akan pernah terjadi.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASAS SUBROGASI DAN PERJANJIANASURANSI

MAKALAH HUKUM KOMERSIAL HUKUM ASURANSI. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Komersial Dosen Pembimbing : Disusun oleh : Kelompok 8

II. LANDASAN TEORI. Asuransi atau pertanggungan, di dalamnya tersirat pengertian adanya suatu resiko,

I. PENDAHULUAN. Bahaya kebakaran pada kehidupan manusia banyak yang mengancam. keselamatan harta kekayaan, jiwa, dan raga manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua belah pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

BAB II PERJANJIAN ASURANSI DAN BENTUK-BENTUK PENYELESAIAN SENGKETA DALAM PERJANJIAN ASURANSI

DASAR & HUKUM ASURANSI KESEHATAN BAB 4

BAB II TINJAUAN MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DAN SYARAT-SYARAT PERJANJIAN ASURANSI BERDASARKAN KUHD

HUKUM ASURANSI. Lecture: Andri B Santosa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan perikatan, perikatan

I. PENDAHULUAN. Manusia di dalam hidupnya selalu berada dalam ketidakpastian dan selalu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI JIWA DAN KLAIM ASURANSI JIWA

SISTEM INFORMASI ASURANSI. Materi 1 PENGENALAN ASURANSI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG ASURANSI DI INDONESIA. Asuransi dalam bahasa Belanda disebut verzekering

TIU: Mahasiswa memlki pengetahuan dan keterampilan tentang peusahaan asuransi dan apa macamnya yang ditanggung oleh perusahaan asuransi

ASURANSI. Created by Lizza Suzanti 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II. Tinjauan Pustaka. Tinjauan umum tentang asuransi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II ASURANSI PADA UMUMNYA. Asuransi dalam bahasa Belanda di sebut verzekering yang berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi adalah serapan dari istilah bahasa Belanda assurantie, dalam

ABSTRACT Keywords: the key points of the insurance, insurance law Kata kunci : poin-poin penting dalam asuransi, hukum asuransi A.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ASURANSI DAN PERATURANNYA. A. Pengertian, Jenis, dan Aspek Hukum Perjanjian Asuransi

ASURANSI. Prepared by Ari Raharjo

BAB II PENGATURAN ASURANSI DI INDONESIA. A. Pengertian dan Dasar Hukum Asuransi. diharapkan. Disamping itu dapat pula berupa peristiwa negatif yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dokumen Perjanjian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari masa ke masa pun selalu meningkat. Usaha seseorang untuk

PERUSAHAAN ASURANSI ATA 2014/2015 M6/IT /NICKY/

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

I. PENDAHULUAN. pesat saat ini. Peningkatan ini dapat dilihat dari semakin tingginya kebutuhan

I. PENDAHULUAN. rasa tidak aman yang lazim disebut sebagai risiko. kelebihan. Oleh karena itu manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat-sifat

BAB II KARAKTERISTIK ASAS INDEMNITAS DALAM PERJANJIAN ASURANSI. yang dilakukan oleh tertanggung. Asas asas dalam asuransi adalah: ganti kerugian.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan sudut pandang yang mereka gunakan dalam asuransi. Adapun definisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Asuransi dalam bahasa Belanda di sebut verzekering yang berarti pertanggungan

A. INSURED B. INSURER C. ACCIDENT D. INTEREST

Dalam hukum asuransi kita mengenal berbagai macam istilah, ada yang mempergunakan

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Asuransi Pengertian Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah asuransi berasal dari bahasa Belanda Verzekering atau Assurantie. Oleh

THIRD LEGAL LIABILITY INSURANCE OLEH ADVOKAT SEBAGAI BENTUK TANGGUNG JAWAB DALAM MENJALANKAN PROFESINYA Oleh: Hengki M. Sibuea *

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI. Asuransi atau dalam bahasa Belanda Verzekering yang berarti

ASURANSI. a. Insured b. Insurer c. Accident d. Interest

ASURANSI. Definisi Asuransi

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

I. PENDAHULUAN. orang lain dan harta bendanya. Risiko yang dimaksud adalah suatu ketidaktentuan

Manfaat Dan Mekanisme Penyelesaian Klaim Asuransi Prudential. Ratna Syamsiar. Abstrak

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI ATAS PEMBATALAN PERJANJIAN BAKU PADA POLIS ASURANSI JIWA di KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin pesat, dan untuk itu masyarakat dituntut untuk bisa mengimbangi

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

BAB II RUANG LINGKUP HUKUM ASURANSI Oleh : SURAJIMAN

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

PENGENALAN ASURANSI. Sistem Informasi Asuransi dan Keuangan

BAB I PENGENALAN ASURANSI

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN ASURANSI DAN ASURANSI KREDIT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI DAN INVESTASI. hukum di dalamnya dan diberikan kepada subjek hukum sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perhatian yang serius ialah lembaga jaminan. Karena perkembangan ekonomi akan

FE Unlam Banjarmasin Abdul Hadi, 2010

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENUMPANG BUS

BAB II ASURANSI DAN USAHA PERASURANSIAN. A. Pengertian dan Pengaturan Asuransi dan Usaha Perasuransian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

νµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτ ψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπα σδφγηϕκλζξχϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκ χϖβνµθωερτψυιοπασδφγηϕκλζξχϖβνµθ

PEMBAYARAN KLAIM ASURANSI JIWA AKIBAT TERTANGGUNG BUNUH DIRI (PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA)

BAB X ASURANSI A. DEFINISI ASURANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Verzekering (bahasa Belanda) berarti pertanggungan dalam suatu asuransi

BAB II TINJAUAN UMUM PERJANJIAN ASURANSI

PENERAPAN GANTI RUGI PADA ASURANSI MOBIL YANG DISEBABKAN OLEH KECELAKAAN DAN PENCURIAN (STUDI KASUS DI PT. ADIRA DINAMIKA SEMARANG)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya selalu dipenuhi dengan risiko. Risiko adalah kemungkinan

I. PENDAHULUAN. Setiap orang sering menderita kerugian akibat dari suatu peristiwa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEDUDUKAN PEMEGANG POLIS SEBAGAI ANGGOTA PERTANGGUNGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 PONTIANAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Perjanjian berdasarkan Pasal 1313 BW adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dilakukan baik menggunakan sarana pengangkutan laut maupun melalui

Minggu Ke III ASURANSI JIWA

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan telah berkembang

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melindungi dirinya sendiri maupun keluarga dari kemungkinan kejadian

Asuransi Jiwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjadi informasi keuangan. Proses akuntansi meliputi kegiatan mengidentifikasi,

Oleh : Ayu Cholisna 1

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum UPN Veteran Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah

BAB I PENDAHULUAN. material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan pembangunan

STIE DEWANTARA Manajemen Asuransi, Pegadaian & Anjak Piutang

BAB II ASURANSI KONVENSIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI MENURUT HUKUM

I. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam KUHD asuransi jiwa diatur dalam Buku 1 Bab X pasal pasal 308

BAB III JENIS ASURANSI

BAB II ASURANSI SEBAGAI LEMBAGA PENGALIHAN RESIKO. Asuransi adalah kontrak perjanjian antara yang diasuransikan (insured)

Klaim Ganti Rugi dalam Perjanjian Asuransi Kendaraaan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar mengenai orang sakit

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DI DALAM PEMBAYARAN KLAIM PADA ASURANSI JIWA

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HAK-HAK TERTANGGUNG DALAM ASURANSI JIWA. bahasa Belanda disebut verzekering yang berarti pertanggungan atau asuransi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda-beda. Definisi definisi tersebut antara lain : dapat terjadi dengan cara membayar premi asuransi.

BAB VI POLIS ASURANSI

Mengenal Hukum Asuransi di Indonesia. Oleh: Mustari Soleman Masiswa Fakultas Hukum Univ.Nasional

Transkripsi:

Istilah dan Pengertian Asuransi ASURANSI - Menurut Pasal 246 KUHD, asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung dengan menikmati suatu premi mengikatkan dirinya kepada tertanggung untuk membebaskannya dari kerugian karena kehilangan, kerusakan atau ketiadaan keuntungan yang diharapkan, yang akan dideritanya karena kejadian tidak pasti. 1 2 Pasal 1 angka 1 UU No. 2 tahun 1992 menyatakan: Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung, karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggalnya atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan Hubungan antara Risiko dengan Asuransi Dalam setiap keputusan hidup yang dilakukan oleh manusia akan selalu memiliki risiko. Risiko adalah kemungkinan adanya kerugian yang diakibatkan oleh bahaya yang mungkin akan terjadi tetapi tidak dapat diketahui apakah akan terjadi dan kapan akan terjadi Dengan demikian, Risiko mengandung makna sesuatu yang dapat membawa untung dan rugi. Risiko dapat bermakna positif dan negatif. 3 4 1

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari risiko adalah mengalihkan risiko tersebut kepada pihak lain. Pengalihan risiko kepada pihak lain ialah Perusahaan Asuransi sebagai pihak penerima risiko dan pihak yang mampu mengelola risiko. Pengalihan risiko tersebut dilakukan berdasar Perjanjian Asuransi Risiko yang dapat dilekatkan pada Asuransi dibagi menjadi tiga golongan: 1. Risiko Pribadi atau Perorangan 2. Risiko Harta Kekayaan 3. Risiko Tanggung Jawab 5 Karakteristik Risiko Pure Risk(Risiko Murni) Akibat suatu peristiwa hanya 1 kerugian finansial Contoh: musibah kebakaran, bencana alam, perampokan, sakit, kematian. Speculative Risk(Risiko Spekulatif) akibatsuatuperistiwaada2=untung rugi contoh: membeli saham Tidak semua risiko bisa diasuransikan. Hanya risiko murni yang dapat diasuransikan. Risiko spekulatif tidak dapat diasuransikan 6 Suatu Risiko dapat diasuransikan jika.. 1. Kapan terjadinya tidak dapat dipastikan sebelumnya 2. Jika terjadi, pasti menimbulkan kerugian yang dapat dinilai dengan uang 3. Terjadi tiba-tiba 4. Tanpa direncanakan 5. Risiko justru ingin dihindari 6. Dapat pula dilihat secara fisik 7. Dapat pula tidak terlihat 8. Memenuhi hukum bilangan besar 7 Dasar Hukum Asuransi Kitab Undang-Undang Hukum Dagang - Secara umum diatur dalam pasal 246-286 KUHD yang berlaku untuk semua jenis asuransi - Asuransi khusus diatur dalam pasal 592- pasal 695 KUD dengan rincian: 1. Asuransi kebakaran pasal 287-298 KUHD 2. Asuransi Hasil Pertanian Pasal 299-301 KUHD 3. AsuransiJiwaPasal302-308KUHD 4. Asuransi Pengangkutan Laut dan Perbudakan Pasal 592-685 KUHD 5. Asuransi Pengangkutan darat, sungai dan perairan Pasal 686-695 KUHD Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 8 2

Unsur-Unsur Asuransi Dari Pasal 246 KUHD tersebut dapat ditarik beberapa unsur Asuransi, yakni: 1. Ada dua pihak yang terkait yakni Penanggung dan Tertanggung. 2. Ada pengalihan resiko dari penanggung ke tertanggung 3. Ada premi yang harus dibayar tertanggung kepada penanggung 4. Adanya unsur peristiwa tidak pasti 5. Ada unsur ganti rugi apabila terjadi suatu peristiwa tidak pasti Subjek dan Objek Asuransi Subjek Asuransi adalah Penanggung (Pihak yang menanggung risiko dah harus membayar kerugian ketika risiko tersebut benar-benar terjadi) dan Tertanggung (Pihak yang memberikan premi asuransi kepada Penanggung) Objek Asuransi dapat berupa benda dan jasa, jiwa dan raga, kesehatan manusia, tanggung jawab hukum, serta semua kepentingan lainnya yang dapat hilang, rusak, dan atau berkurangnya nilai (Pasal1angka2UUNo.2tahun1992) 9 10 Premi Asuransi Premi merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Besarnya jumlah premi ditentukan berdasar penilaian risiko yang dipikul oleh penanggung. Premi asuransi merupakan syarat mutlak untuk menetukan perjanjian asuransi dilaksanakan atau tidak. 11 Asuransi Sebagai Perjanjian Untung- Untungan Pasal 1774 BW menggolongkan Asuransi sebagai perjanjian Untung-Untungan Akan tetapi, Sebagian Ahli Hukum berpendapat bahwa penggolongan tersebut kurang tepat. Terdapat perbedaan mendasar antara Asuransi dan Perjanjian untung-untungan Dalam Asuransi Penanggung juga harus mempertimbangkan besarnya resiko yang harus ditanggung dan menerima kontra prestasi dalam bentuk premi. Namun, juga tidak dapat dikategorikan sebagai perjanjian timbal balik. Karena kemungkinan ketidakseimbangan prestasi para pihak bisa muncul. Asuransi terkait Perjanjian Untung-Untungan hanya dalam hal besarnya kewajiban penanggung dalam asuransi pertanggungan tersebut atas suatu kejadian yang mungkin terjadi. 12 3

Syarat Sahnya Perjanjian Asuransi Pasal1320BW 1. sepakat mereka yang mengikatkan diri 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu hal tertentu 4. Sebab yang diperbolehkan Pasal251KUHD 5. Kewajiban pemberitahuan tentang objek asuransi dari tertanggung kepada penanggung 13 Perjanjian Asuransi Pengadaan perjanjian asuransi didasarkan pada pasal 225 KUHD yang menyebutkan semua asuransi harus dibentuk secara tertulis dengan akta yang dinamakan polis Perjanjian Asuransi dari bentuknya: Perjanjian Konsensual Sifat Konsensual terlihat dari pasal 257 KUHD Pasal 257 KUHD tersebut merupakan penerobosan terhadap pasal 255 KUHD yang mensyaratkan bahwa perjanjian asuransi harus dibuat dalam suatu akta yang dinamakan polis 14 Polis Polis sebagai bukti asuransi berfungsi sebagai alat bukti tertulis yang menyatakan bahwa telah terjadi perjanjian asuransi antara penanggung dan tertanggung. Isi polis menurut pasal 256 KUHD setiap polis kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat syarat-syarat khusus yakni: 15 Isi Polis 1. Hari dan Tanggal pembuatan perjanjian 2. Namatertanggung 3. Uraian yang jelas mengenai benda yang diasuransikan 4. Bahaya-bahaya atau evenemen yang ditanggung oleh penanggung 5. Saat evenemen mulai berjalan atau berakhir 6. PremiAsuransi 7. Keadaan Umum dan Janji-janji khusus yang dibuat para pihak 16 4

Penggolongan Asuransi Pembagian berdasarkan Ilmu Hukum: 1. Asuransi Kerugian 2. Asuransi Jumlah Lanjutan... Tujuan Asuransi Kerugian adalah memberikan penggantian kerugian yang mungkin timbul pada harta kekayaan tertanggung. Tujuan Asuransi jumlah adalah untuk mendapatkan pembayaran sejumlah uang tertentu, tidak tergantung apakah persoalan peristiwa tersebut menimbulkan kerugian atau tidak. 17 18 Lanjutan... Perbedaan asuransi jumlah dan kerugian dapat dilihat dari terhadap prestasi apakah penanggung mengikatkan diri. Apabila penanggung mengikatkan diri untuk melakukan prestasi memberikan sejumlah uang yang telah ditentukan sebelumnya, maka termasuk asuransi jumlah. Apabila penanggung mengikatkan dirinya untuk melakukan prestasi dalam bentuk penggantian kerugian sepanjang ada kerugian, maka termasuk asuransi kerugian 19 Lanjutan.. Pasal 247 KUHD menyebutkan bahwa asuransi atau pertanggungan mengenai pokok: a. Bahaya kebakaran b. Jiwa seseorang atau lebih c. Bahaya di laut atau perbudakan d. Bahaya- Bahaya pengangkutan di darat dan sungai serta perairan pedalaman 20 5

Dalam perkembangannya ada beberapa jenis asuransi yang tidak dapat dimasukkan ke dalam kategori asuransi jumlah maupun asuransi kerugian. Pada prakteknya penggolongan asuransi dibagi sebagai berikut: a. Asuransi Jiwa(life insurance) b. Asuransi Umum c. Asuransi Sosial d. Asuransi Kesejahteraan Sosial Fungsi Asuransi 1. Pemindahan risiko 2. Pengumpulan dana 3. Premi yang seimbang 4. Merangsang pertumbuhan usaha 5. Keamanan, sehingga tertanggung bisa lebih nyaman beraktifitas 6. Pencegahan dan pengendalian kerugian 7. Manfaat sosial 21 22 Prinsip-Prinsip Asuransi 1. Prinsip Kepentingan yang dapat diasuransikan 2. Prinsip Indemnitas 3. Prinsip Itikad Baik 4. Prinsip Subrogasi bagi penanggung 5. Prinsip Kontribusi 23 Prinsip Kepentingan Semua pihak yang bermaksud mengadakan perjanjian asuransi harus memiliki kepentingan yang diasuransikan Prinsip Kepentingan yang membedakan asuransi dan perjudian(perjanjian untung-untungan) Prinsip Kepentingan dijabarkan dalam ketentuan pasal 250 KUHD Kepentingan yang dapat diasuransikan adalah semua kepentingan yang dapat dinilai dengan sejumlah uang, dapat diancam oleh suatu bahaya, dan tidak dikecualikan UU(Pasal 268 KUHD) 24 6

Prinsip Indemnitas Melalui perjanjian asuransi penanggung akan memberikan proteksi akan kemungkinan kerugian ekonomi yang akan diderita tertanggung. Penanggung memberikan proteksi dalam bentuk kesanggupan untuk memberikan penggantian kerugian kepada tertanggung yang mengalami kerugian karena peristiwa yang tidak pasti (evenement) Asuransi akan mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah mengalami suatu kerugian, seperti yang tertanggung miliki sebelum kerugian Prinsip Indemnitas tersirat dalam pasal 246 KUHD 25 Prinsip Itikad Baik Prinsip Itikad baik diatur dalam pasal 251 KUHD Pasal tersebut menekankan kewajiban tertanggung untuk memberikan keterangan atau informasi yang benar kepada pihak penanggung Dalam perkembangan hukum kontrak, kewajiban para pihak dalam perjanjian untuk menjelaskan informasi yang benar dan lengkap menjadi kewajiban itikad baik pra kontrak. 26 Prinsip Subrogasi Prinsip subrogasi bagi penanggung memiliki arti pihak tertanggung yang telah menerima ganti rugi memiliki sejumlah tagihan kepada pihak lain yang secara hukum bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Tertanggung dapat menuntut ganti rugi dari dua sumber yakni pihak penanggung dan pihak ketiga Subrogasi menurut UU hanya dapat berlaku apabila terdapat dua faktor: a. apabila tertanggung di samping mempunyai hak terhadap penanggung juga mempunyai hak terhadap pihak ketiga b. Hak-hak itu adalah karena timbulnya kerugian Reasuransi Reasuransi adalah suatu perjanjian antara satu penanggung dengan satu atau lebih penanggung ulang. Penanggung wajib memberi dan penanggung ulang sepakat wajib menerima seluruh atau sebagian risiko yang diberikan kepadanya. Reasuransi dalam arti usaha asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa. 27 28 7

Manfaat Reasuransi 1. memberi Jaminan atau perlindungan kepada penanggung dari kerugian-kerugian yang sewaktu-waktu dapat mengganggu likuiditas perusahaan mereka 2. Sebagai alat penyebar resiko Asuransi Rangkap Pengertian Asuransi Rangkap dalam pasal 252 KUHD ditentukan kecuali dalam hal yang ditentukan oleh UU, tidak boleh diadakan asuransi kedua untuk waktu yang sama dan untuk evenemen yang sama atas benda yang sudah diasuransikan dengan nilai penuh, dengan ancaman asuransi kedua itu batal 29 30 Menurut ketentuan pasal 252 KUHD tersebut, jika benda sudah diasuransikan dengan nilai penuh tidak boleh lagi diasuransikan lagi untuk waktu dan evenemen yang sama. Jika diadakan asuransi kedua makan akan batal. Asuransi semacam ini disebut dengan asuransi rangkap (double insurance) Asuransi rangkap atas benda, waktu dan evenemen yang sama hanya diperbolehkan ketika asuransi pertama tidak bernilai penuh dan asuransi-asuransi berikutnya hanya mengikat nilai sisanya menurut urutan waktu asuransi diadakan. Penyebab Asuransi Rangkap Dilarang 1. Mencegah ganti kerugian yang didapat tertanggung melebihi nilai benda (menjaga berlakunya prinsip keseimbangan/ indemnitas) 2. Mencegah asuransi menjadi perjanjian yang bersifat perjudian sehingga tertanggung dapat memperkaya diri melalui asuransi rangkap. 31 32 8