Jalan Nakula I No Semarang, (024) , 2, 3

dokumen-dokumen yang mirip
Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

PEMILIHAN PROGRAM STUDI BAGI CALON MAHASISWA BARU DI STMIK EL RAHMA YOGYAKARTA, SEBUAH MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang

MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X TEKNIK PERMODELAN ANALITYCAL HIERARCHY PROCES (AHP) SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE TERBAIK DENGAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

Titis Handayani Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Abstract

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

P11 AHP. A. Sidiq P.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II Analytic Hierarchy Process

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN FOTO BERDASARKAN TUJUAN PEROLEHAN FOTO

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

APLIKASI ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) PADA PEMILIHAN SOFTWARE MANAJEMEN PROYEK

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Pemanfaatan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Penentuan Kenaikan Jabatan Karyawan

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN DURENAN MENGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

Penentuan Skala Prioritas Berbasis Algoritma AHP Termodifikasi

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBUKAAN CABANG BIRO PERJALANAN WISATA PADA SURYA WISATA DI KAB. PEKALONGAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Proses Perekrutan Karyawan Studi Kasus PT.Sumber AlfariaTrijaya Dengan Metode AHP.

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBELIAN HANDPHONE DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HIERARCY PROCESS

Strategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI Analytial Hierarchy Process (AHP) Pengertian Analytical Hierarchy Process (AHP)

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Pegawai Dengan Metode AHP

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI PEMILIHAN JENIS BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: BEASISWA UKRIDA)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

Analisa Kelayakan Proyek e-government Untuk Pengambilan Keputusan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process Studi Kasus pada Dinas Kominfo Medan

JURNAL LENTERA ICT Vol.3 No.1, Mei 2016 / ISSN

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERRARCHI PROCESS (AHP) UNTUK MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MEMILIH SISWA BERPRESTASI DI SMK AL BASYARI SENDANGAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP)

Penentuan Pemilihan Bentuk Outline Tugas Akhir Dengan Menggunakan Model Analytical Hierarchy Process (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana

ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PROSES KENAIKAN JABATAN PADA PT. X

ABSTRAK. Kata kunci : SPK, metode AHP, penentuan lokasi.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PERANCANGAN MODEL SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PROSES PEMILIHAN ADOPSI ANAK DENGAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KADER KESEHATAN DI KECAMATAN PEUDAWA KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DENGAN METODE ANALY TICAL HIERARCHY P ROCESS (AHP) Jefri Leo, Ester Nababan, Parapat Gultom

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

PERANCANGAN MODEL PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN LOKASI INDUSTRI BERDASARKAN PROSES HIERARKI ANALITIK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENERAPAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) GUNA PEMILIHAN DESAIN PRODUK KURSI SANTAI

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

Program Studi Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Paket Umroh (Studi Kasus: PT. Amanah Iman)

IMPLEMENTASI KOMBINASI METODE AHP DAN SAW DALAM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KREDIT PERUMAHAN RAKYAT ABSTRAK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 21, No.21, Oktober 2014 ISSN :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prima Canggih Kawuryan, A Sistem Informasi S1 Universitas Dian Nuswantoro Semarang Abstrak

Jurnal Pilar Nusa Mandiri Vol. 13, No. 2. September ISSN Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMAAN BEASISWA BAGI SISWA SMA N 9 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Transkripsi:

Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 RANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINATAN JENJANG DAN JURUSAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PADA SISWA SMP NEGERI 39 SEMARANG) Moch. Eko Rustiyono 1, Pujiono 2, Amiq Fahmi 3 1,2 Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro 3 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang, (024)3517261 Email : exco_exctiyo@yahoo.com 1, opuji88@gmail.com 2, amiq.fahmi@dsn.dinus.ac.id 3 Abstrak Pengambilan keputusan dalam pemilihan jenjang pendidikan dan jurusan di sekolah menengah selama ini menimbulkan masalah tersendiri, keinginan orang tua terhadap anak, minat dan keinginan anak sendiri, kemampuan dan kompetensi anak dalam proses pembelajaran serta berbagai pengaruh dari lingkungan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat rancangan sistem pendukung keputusan yang dapat membantu siswa dalam menentukan jenjang serta jurusan di jenjang pendidikan sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytical Hierarchy Process, dimana metode ini memecah permasalahan yang komplek/rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen, mengatur bagian atau variabel menjadi suatu bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut. Hasil dari penelitian ini adalah Rancangan Sistem Pendukung Keputusan yang dapat membantu siswa dalam menentukan prioritas pilihan jenjang studi serta jurusan yang diinginkan. Kata Kunci: Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Peminatan, Sekolah. Abstract Decision-making in the selection of education and majoring in secondary school, has brought its own problems, the desire of parents to the child, the child's own interests and desires, abilities and competence of children in the learning process as well as the various influences of the school environment. The purpose of this study is to design a decision support system that can assist students in determining levels and majors at school level. The method used in this study is Analytical Hierarchy Process, where this method breaks down complex problems / complicated in situations which are not structured into component parts, set the variable part or into a form of hierarchical arrangement, then give numerical values for the subjective assessment of the interest of relative importance of each variable and synthesize assessment for which variable has the highest priority that will affect the settlement of the situation. The result of this study is Prototype of Decision Support System which can assist students in determining the choice of priority levels of study as well as the desired direction. Keywords: Decision Support System, Analytical Hierarchy Process, Majors, School. 1. PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya 222 teknologi komputer berkembang dengan pesat. Banyak alat pemenuhan kebutuhan manusia yang telah mengadopsi dan memanfaatkan

Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 223 teknologi komputer ini. Dengan bantuan teknologi komputer, pekerjaan manusia yang mulanya membutuhan waktu yang cukup relatif lama dalam penyelesaiannya, dapat diselesaikan dengan lebih cepat. Tidak hanya dalam aspek kecepatan waktu, tetapi pemanfaatan teknologi komputer ini juga menyangkut aspek-aspek lain seperti kualitas hasil, keakuratan, kepraktisan, dan volume pekerjaan yang dapat diselesaikan. Salah satu bentuk pemanfaatan perkembangan teknologi komputer ini adalah penggunaannya dalam kegiatan pengambilan keputusan, baik untuk manajemen maupun perorangan. [1][2] Pengambilan keputusan merupakan salah satu kebutuhan dan kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan manusia. Pengambilan keputusan terkadang merupakan suatu kegiatan yang rumit karena melibatkan berbagai aspek informasi yang menjadi bahan pertimbangan dan informasi-informasi tersebut harus dipertimbangkan dengan matang. Sumber kerumitan proses pengambilan keputusan tidak hanya menyangkut masalah ketidakpastian dan ketidaksempurnaan informasi, tetapi juga faktor yang berpengaruh terhadap pilihan-pilihan, beragamnya pilihan, dan kriteria dalam menentukan pilihan untuk dijadikan suatu keputusan. Kemajuan teknologi perangkat keras yang diiringi dengan kemajuan perangkat lunak dan metode pengambilan keputusan, telah mampu melahirkan suatu sistem yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam proses pengambilan keputusan, yang kemudian dikenal sebagai Sistem Pendukung keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) [3][4][5]. Sistem Pendukung Keputusan Peminatan Jenjang Sekolah merupakan suatu sistem terintegrasi yang dirancang untuk menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh pihak yang berkepentingan untuk membantu proses pengambilan keputusan dalam pemilihan jenjang sekolah/ jurusan untuk pilihan sekolah kejuruan yang menggunakan data dan model untuk memecahkan masalah tersebut yang bersifat tidak terstruktur. Permasalahan dalam pengambilan keputusan pada dasarnya adalah pemilihan salah satu dari berbagai alternatif tindakan yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. [6] Hal ini tidak jauh berbeda dengan permasalahan yang dihadapi oleh siswa yang duduk di bangku kelas IX (Sembilan), sebagian mengalami kebingungan akan melanjutkan ke jenjang sekolah mana setelah mereka dinyatakan lulus nanti. Ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jika memilih SMK, jurusan apa yang nanti akan dipilih? Para siswa dihadapkan pada berbagai pilihan dan pertimbangan yang cukup rumit. Pertimbangan dari pihak siswa sendiri misalnya bidang yang diminati, cita-cita, nilai akademik, dan lingkungan pergaulan. Sementara pertimbangan dari para orang tua adalah seperti masalah biaya dan harapan orang tua terhadap anaknya. Beragam pertimbangan tersebut tak pelak membuat para siswa yang merasa kebingungan untuk melanjutkan ke jenjang sekolah mana. Tidak sedikit dari mereka yang melanjutkan sekolah dan menentukan sekolah yang dipilih hanya dengan spekulasi, ajakan teman, atau bahkan mungkin ambisi dari orang tua. Padahal itu semua tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur yang tepat

Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 224 dan bisa saja akan menimbulkan penyesalan dan permasalaha dalam diri siswa tersebut kelak.[6] Salah satu metode yang digunakan untuk memecahkan masalah berkaitan dengan pengambilan keputusan adalah Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Analytical Hierarchy Process adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/ rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut.[4] Dengan adanya sistem pendukung keputusan ini membantu mempermudah serta mempercepat siswa dalam menentukan peminatan/jurusan ke jenjang sekolah berikutnya 2. METODE 2.1. Analytical Hierarchy Process Analytical Hierarchy Process adalah sebuah metode memecah permasalahan yang komplek/rumit dalam situasi yang tidak terstruktur menjadi bagian-bagian komponen. Mengatur bagian atau variabel ini menjadi suatu bentuk susunan hierarki, kemudian memberikan nilai numerik untuk penilaian subjektif terhadap kepentingan relatif dari setiap variabel dan mensintesis penilaian untuk variabel mana yang memiliki prioritas tertinggi yang akan mempengaruhi penyelesaian dari situasi tersebut [4]. Beberapa prinsip dasar yang harus dipahami antara lain: a. Dekomposisi, setelah mendefinisikan permasalahan/ persoalan, maka perlu dilakukan dekomposisi, yaitu : memecah persoalan yang utuh menjadi unsurunsurnya, sampai yang sekecil-kecilnya. b. Comparative Judgement, prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkatan diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini lebih mudah disajikan dalam bentuk matriks Pairwise Comparison. c. Synthesis of Priority, dari setiap matriks pairwise comparison vektor eigen cirinya untuk mendapatkan prioritas lokal, karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka untuk melakukan global harus dilakukan sintesis diantara prioritas lokal. Prosedur melakukan sintesis berbeda menurut bentuk hierarki. d. Logical Consistency, konsistensi memiliki dua makna. Pertama adalah bahwa obyek-obyek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai keseragaman dan relevansinya. Kedua adalah tingkat hubungan antara obyek-obyek yang didasarkan pada kriteria tertentu. 2.2 Prosedur Analytical Hierarchy Process Tahapan Analytical Hierarchy Process adalah sebagai berikut : a. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.

Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 225 Tabel 2: Contoh matriks perbandingan berpasangan A1 A2 A3 A1 1 A2 1 A3 1 Gambar 1. Struktur Hierarki AHP b. Penilaian kriteria dan alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1: Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2,4,6,8 Nilai antara dua nilai pertimbanganpertimbangan yang berdekatan Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ini. Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1., Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya. Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif. c. Penentuan prioritas Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan

Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 226 manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut: 1. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan. 2. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks. d. Konsistensi Logis Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkahlangkah sebagai berikut : 1. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian. 2. Menjumlahkan hasil perkalian per baris. 3. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. 4. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks. 5. Indeks Konsistensi (CI) = (λmaksn) / (n-1) 6. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Daftar RI dapat dilihat pada Tabel 3. Gambar 2. Diagram alur penentuan jenjang sekolah Gambar 3. Diagram alur penentuan jurusan 2.4 Model Analytical Hierarchy Process Tabel 3: Nilai Indeks Random Uk. Matriks Nilai RI Uk. Matriks Nilai RI Uk. Matriks Nilai RI 1,2 0,00 7 1,32 12 1,48 3 0,58 8 1,41 13 1,56 4 0,90 9 1,45 14 1,57 5 1,12 10 1,49 15 1,59 6 1,24 11 1,51 2.3 Diagram Alur Gambar 4. Model AHP peminatan jenjang sekolah Pada model AHP penentuan jenjang pada Gambar 4 nampak terdiri dari 3

Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 227 (tiga) kriteria yaitu minat, kemampuan, dan rencana setelah lulus. 1. Minat, merupakan tingkat keinginan siswa akan bidang tertentu. Terdiri dari pengetahuan, bahasa, teknologi, ekonomi, pertanian/ kelautan, kesehatan, dan kesenian. Minat ini tentunya berkaitan dan erat kaitannya dengan cita-cita yang dimiliki oleh siswa. 2. Kemampuan/ Kecenderungan, Merupakan kecenderungan kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Lebih cenderung ke teori atau ke praktik. Dalam hal ini siswa dapat menentukan sendiri atau dengan melihat daftar nilai IPA Teori dan Praktik terlebih dahulu. IPA dipilih karena merupakan mata pelajaran yang terdapat teori dan praktik serta lebih komprehensif, selain itu muatannya juga mencerminkan kompetensi jurusan di SMA/ SMK. ii. Decomposition Gambar 5. Context Digram 3. Rencana Setelah Lulus, merupakan rencana atau prospek siswa setelah lulus SMA/ SMK nantinya. Ia akan langsung bekerja, berwirausaha, melanjutkan kuliah, atau menikah. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Desain sistem meliputi desain model sistem, desain basis data serta desain input dan output. Gambar 6. Decomposition System 3.1 Desain Model Sistem i. Context Diagram

Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 228 iii. DFD Level 0 Gambar 10 : DFD Level 1 penentuan jurusan vii. DFD Level 1 penentuan jurusan Gambar 7. DFD Level 0 iv. DFD Level 1 proses pendataan Gambar 11. DFD Level 1 penentuan jurusan 3.2 Desain Basis Data i. Entity Relationship Diagram Gambar 8. DFD Level 1 proses pendataan v. DFD Level 1 penentuan jenjang Gambar 12. Entity Relationship Diagram ii. Tabel Relationship Gambar 9. DFD Level 1 penentuan jenjang vi. DFD Level 1 penentuan jurusan

Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 229 Gambar 16. Input Data Siswa 3. iv. Desain Input Nilai rapor Gambar 13. Tabel Relationship Gambar 17. Input nilai rapor 4. 3.3 Desain Input dan Output 5. i. Desain Input alamat sekolah v. Desain Input Penentuan Jenjang Gambar 14. Input Alamat Sekolah ii. Desain Input jurusan Gambar 18. Input penentuan jenjang vi. Desain Input Penentuan Jurusan Gambar 15. Input Jurusan Gambar 19. Input penentuan jurusan iii. Desain Input Siswa vii. Desain Output Alamat Sekolah

Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 230 xii. Desain Output penentuan jurusan Gambar 20. Laporan Alamat Sekolah viii. Desain Output jurusan Gambar 25. Laporan penentuan jurusan 4. KESIMPULAN Gambar 21. Laporan jurusan di sekolah ix. Desain Output data siswa Rancangan sistem pendukung keputusan peminatan pada sekolah menengah dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process mempermudah bagi siswa dalam menentukan pilihan prioritas jenjang dan jurusan pendidikan berikutnya sehingga akan mendukung dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan harapan orang tua, minat serta kemampuan siswa itu sendiri. Gambar 22. Laporan data siswa x. Desain Output data rapor Gambar 23. Laporan data rapor xi. Desain Output penentuan jenjang Gambar 24. Laporan penentuan jenjang DAFTAR PUSTAKA [1] Kadarsah Suryadi, Dr. Ir. dan M. Ali Ramadhani. Ir. M.T, 2000, Sistem Pendukung Keputusan : Suatu Wacana Struktural Idealisasi Konsep Pengambilan Keputusan, Remaja Rosdakarya. Bandung [2] Sutikno, Sistem Pendukung Keputusan metode AHP untuk pemilihan Siswa dalam Mengikuti Olimpiade Sains di Sekolah Menengah Atas, Seminar Nasional Ilmu Komputer Universitas Diponegoro, 2010. [3] Erfaim Turban, 2005, Decision Support System and Expert System, United State : Prentice Hall International [4] Saaty, T.L. 2001. Decision Making For Leaders. Forth edition,

University of Pittsburgh, RWS Publication. [5] Turban, E., J. E. Aronson, T. Liang, 2005, Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas, Andi Offset, Yogyakarta [6] Suyobroto, 2010. Manajemen Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta. Techno.COM, Vol. 13, No. 4, November 2014: 222-231 231