PERATURAN AKADEMIK KTSP G-78. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA Negeri 78 Jakarta dengan Menerapkan Sistem Paket dan Rintisan SKS

dokumen-dokumen yang mirip
Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

Introduction. Nursyamsuddin

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

PEMERINTAH KOTA SERANG DINAS PENDIDIKAN

PANDUAN LAYANAN KELAS INTERNASIONAL

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

RAPOR RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN

DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

SMP NEGERI 1 SEMARAPURA Jalan Teratai, Semarapura Kelod, Klungkung Website:

PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

PANDUAN SINGKAT PENGGUNAAN E-RAPOR SMA V.2018

RINTISAN SEKOLAH KATEGORI MANDIRI (SMA) Oleh : H. Karso Lektor Kepala FPMIPA UPI

INFORNASI AKADEMIK SMA NEGERI 78 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

STANDARD OPERATING PROCEDURE PEMBIMBINGAN AKADEMIK

PROSEDUR PENGISIAN KRS SPMI - UBD

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA TAHUN PELAJARAN 2010 /2011. Digunakan untuk kalangan sendiri SMA NEGERI 1 WARUNGKIARA

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

BUKU PRIBADI MAHASISWA

PROSEDUR SISTEM PENJAMINAN MUTU SOP PELAYANAN PEMBIMBING AKADEMIK

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG

MANUAL PROSEDUR SEMESTER PENDEK

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 17. Jl. Mangga Besar IV/i No. 27, Kel. Kec. Tamansari, Telp , Fax Jakarta Barat 11150

KERANGKA ACUAN PROGRAM BEASISWA PRESTASI ASTRA

Panduan Pembimbingan Akademik

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

RINTISAN SISTEM SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA. oleh: Tim Pengembang Kurikulum

Halimatus Sa diyah Universitas Negeri Malang

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

BIMBINGAN KONSELING. A. Tugas Staf Pembimbing Akademik.

BUKU PANDUAN BIMBINGAN AKADEMIK

PERATURAN AKADEMIK PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERATURAN AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK SPMI - UBD

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

PEDOMAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK (PA)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PERATURAN UMUM AKADEMIK

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PEMBIMBINGAN AKADEMIK

HAYAT AL RAKHA

Model Penyelenggaraan Peminatan Kurikulum 2013 di SMA KATA PENGANTAR. 2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah ii

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 3 BATAM TAHUN PELAJARAN 2018/2019

PROSEDUR PELAKSANAAN KULIAH DAN PRAKTIKUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK

PROSEDUR SISTEM PENJAMINAN MUTU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO. SOP PERENCANAAN PERKULIAHAN SOP/FT/AKD/xxx

SISTEM KREDIT SEMESTER Oleh: Adi Saputra, S.Pd, M.Pd

Menimbang: Mengingat:

KEGIATAN AKADEMIK di PERGURUAN TINGGI

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 144 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

VALIDASI. DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013 ) Tahun Pelajaran 2014 / 2015 INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK

PETUNJUK PENGISIAN. Pada halaman berikut adalah Surat Perjanjian Kerjasama, berikut ini adalah penjelasannya :

DATA PEMINATAN PESERTA DIDIK KELAS X

BAB 1 REGISTRASI MAHASISWA

Berdasarkan ac.id.

PERATURAN AKADEMIK POLITEKNIK INDRAMAYU 2009

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 144 B. TUJUAN 144 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 144 D. UNSUR YANG TERLIBAT 145 E. REFERENSI 145 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 145

BUKU PANDUAN BIMBINGAN AKADEMIK

PERATURAN AKADEMIK 2017

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 077/KEP/UDN-01/IV/2009. tentang PENYELENGGARAAN PERKULIAHAN DI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS UNIVERSAL Nomor: 001/SK.REKTOR/UVERS/2015

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA SMA NEGERI 2 DEMAK

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Semoga Apa yang kita lakukan hari ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin

PEDOMAN PELAKSANAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMA NEGERI 2 KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017 / 2018

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMK NEGERI 1 BLITAR Nomor : 420 / 631.a / / 2017

Informasi Umum SNMPTN 2016

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Model Penyelenggaraan Peminatan di SMA

PANDUAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 1 SUMENEP TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 22 B. TUJUAN 22 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 22 D. UNSUR YANG TERLIBAT 23 E. REFERENSI 23 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 23

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. analisis data yang telah dikemukakan pada Bab I, II, III, dan IV, maka beberapa

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. PERATURAN AKADEMIK

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DENGAN SKS MODEL KONTINYU PADA PROGRAM PERCEPATAN DAN PENGAYAAN SMAN 2 KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Panduan Pembimbingan Akademik Program Studi Pendidikan Sejarah

BEASISWA EKONOMI LEMAH Disediakan bagi calon yang berekonomi lemah tapi masih sanggup mengusahakan kelangsungan biaya pendidikannya sampai selesai

Semua anak usia sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan pada satuan pendidikan.

PEDOMAN PEMBIMBINGAN AKADEMIK

BIDANG AKADEMIK. Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. Tahun Disampaikan dalam Sosialisasi Pedoman Perilaku dan Sistem Perkuliahan

BAB I PENDAHULUAN. masih rendahnya mutu atau kualitas pendidikan, hal ini dapat dilihat dari hasil

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PEDOMAN PENASEHAT AKADEMIK

PROGRAM I-MHERE. INDONESIA-Managing Higher Education for Relevance and Efficiency (I-MHERE) Project Sub Component B.2a DOKUMEN

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BUKU KONTROL BIMBINGAN DOSEN PENASEHAT AKADEMIK (PA) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS KHAIRUN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Transkripsi:

PERATURAN AKADEMIK KTSP G-78 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA Negeri 78 Jakarta dengan Menerapkan Sistem Paket dan Rintisan SKS PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS DKI JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI 78 Jl. Bhakti IV/1 Komplek Pajak Kemanggisan Jakarta Barat Telp. 021-5327115, Fax. 021-5482914

A. Pengertian (1) Peraturan akademik adalah ketentuan yang diberlakukan guna mendukung tertib pelaksanaan kegiatan akademik di SMA 78 Jakarta. (2) Beban belajar adalah kuantitas yang wajib dipenuhi peserta didik dalam kerangka mencapai kompetensi mata pelajaran sesuai dengan karakteristik mata pelajaran. (3) Beban belajar 1 sks terdiri dari 1 jam kegiatan tatap muka, 1 jam kegiatan tugas terstruktur, dan 1 jam kegiatan mandiri tidak terstruktur. (4) Kegiatan tatap muka adalah kegiatan terjadwal untuk pembelajaran yang digunakan peserta didik (siswa) berinteraksi dengan sumber belajar dan dengan bimbingan pendidik. (5) Kegiatan tugas terstruktur adalah kegiatan terjadwal untuk mengembangkan kompetensi dalam bentuk kegiatan praktik, diskusi, dan bentuk lainnya dengan bimbingan pendidik. (6) Tugas mandiri tidak terstruktur adalah tugas-tugas yang dibebankan kepada peserta didik untuk dilakukan secara mandiri guna menunjang pencapaian kompetensi serta pengembangan lebih lanjut. (7) Ketidakhadiran peserta didik (siswa) adalah jika peserta didik tidak hadir dalam tatap muka dan/atau tugas terstruktur tanpa surat keterangan yang sah (sakit, ijin, atau tugas/dispensasi). (8) Ulangan harian adalah kegiatan penilaian yang dirancang dan dilaksanakan pendidik selama proses pembelajaran untuk mengukur pencapaian kompetensi dasar dalam bentuk tes, tugas-tugas, dan pengamatan kinerja sikap/praktik dan atau hasil karya/produk. (9) Ulangan tengah semester adalah kegiatan penilaian yang dilaksanakan pada pertengahan semester untuk mengukur pencapaian standar kompetensi pada paruh pertama semester berjalan dalam bentuk tes tertulis. (10)Ulangan akhir semester adalah kegiatan penilaian yang dilaksanakan pada akhir semester untuk mengukur pencapaian standar kompetensi pada paruh kedua semester berjalan dalam bentuk tes tertulis. (11)Fasilitas sekolah adalah sarana-prasarana yang dimiliki sekolah yang dapat digunakan oleh warga sekolah seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, ruang serbaguna, dan tempat olah raga beserta perangkat pendukung didalamnya. (12)Warga sekolah adalah warga yang dalam dirinya melekat identitas sekolah yaitu: pendidik, peserta didik (siswa), dan tenaga kependidikan. KTSP G-78 Tahun 2008-2009 2

(13)Peserta didik (siswa) cerdas istimewa adalah peserta didik (siswa) yang memiliki kecepatan belajar tinggi di atas kecepatan belajar rata-rata yang memenuhi persyaratan sesuai dengan urutan sebagai berikut: 1. Memiliki data Psikotes sebagai peserta didik (siswa) dengan IQ diatas rata-rata secara konsisten. 2. Memiliki indeks kecerdasan emosi dan spiritual, kemandirian, kepemimpinan, dan komitmen terhadap tugas diatas rata-rata. 3. Memiliki data prestasi tinggi dan konsisten berdasarkan data rapor SD, SMP, nilai UN SMP, dan tes kompetensi pada saat MOS. 4. Mendapatkan surat rekomendasi dari pendidik BK dan Pembimbing Akademik yang bersangkutan. 5. Memiliki nilai IPK lebih dari 3,00 Peserta didik (siswa) cerdas istimewa berhak memilih beban belajar lebih banyak dengan desain khusus. (14)Desain khusus untuk peserta didik (siswa) cerdas istimewa adalah desain pembelajaran sedemikian rupa sehingga terjadi pengu-rangan jumlah tatap muka dan/atau tugas terstruktur, tetapi tugas mandiri dan tuntutan kompetensi tidak berkurang. B. Peraturan Umum (1) Peserta didik wajib mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. (2) Kegiatan pembelajaran yang dimaksud terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan tugas mandiri tidak terstruktur. (3) Bukti keikutsertaan peserta didik (siswa) dalam kegiatan pembelajaran adalah daftar hadir setiap mata pelajaran yang diikuti oleh peserta didik (siswa). (4) Kehadiran minimal peserta didik (siswa) dalam kegiatan tatap muka dan tugas terstruktur adalah 90%. (5) Kehadiran minimal peserta didik (siswa) merupakan salah satu syarat bagi peserta didik (siswa) mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran pada aspek kompetensi pengetahuan, sikap, dan/atau praktik/ keterampilan. (6) Peserta didik wajib menjunjung tinggi etika dan kesantunan dalam berinteraksi (berbicara, bersikap, dan bertindak) dengan warga sekolah (pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik (siswa)) dan lingkungan. KTSP G-78 Tahun 2008-2009 3

(7) Peserta didik wajib menggunakan pakaian seragam sekolah yang sopan sesuai dengan tata tertib selama berada di lingkungan sekolah. C. Peraturan Khusus a. Pemilihan Beban Belajar dan Mata Pelajaran (1) Peserta didik (siswa) berhak memilih beban belajar dan mata pelajaran yang diikuti sesuai dengan kebutuhan, minat dan potensinya berdasarkan daftar mata pelajaran yang diselenggarakan. (Terlampir) (2) Jumlah beban belajar minimal yang dibebankan kepada peserta didik untuk jenjang SMA adalah 116 sks. (3) Jumlah beban belajar tiap semester yang dipilih minimal 20 sks (4) Peserta didik (siswa) yang memiliki IPK lebih dari 2,75 berhak memilih beban belajar hingga 24 sks. (5) Peserta didik (siswa) cerdas istimewa yang memiliki IPK lebih dari 3,00 berhak memilih beban belajar hingga 32 sks dengan desain pembelajaran khusus. (6) Mata pelajaran yang diselenggarakan tiap semester disajikan secara rinci pada panduan pemilihan beban belajar dan mata pelajaran. (7) Pemilihan beban belajar dan mata pelajaran dilakukan melalui pengisian kartu rencana studi (KRS) yang disetujui oleh penasihat akademik (PA). b. Kegiatan ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester (1) Peserta didik wajib dan berhak mengikuti berbagai kegiatan penilaian melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester untuk mengukur kompetensi yang dicapai. (2) Prinsip penilaian adalah jujur, adil, objektif, dan berorientasi pada pencapaian kompetensi. (3) Peserta didik yang tidak jujur dalam mengikuti ulangan dapat dikenai sanksi maksimal, yaitu dibatalkan hasil penilaiannya. (4) Peserta didik berhak mengikuti kegiatan remedial jika tidak mencapai ketuntasan pada ulangan harian, ulangan tengah semester, dan/atau ulangan akhir semester. KTSP G-78 Tahun 2008-2009 4

(5) Hasil penilaian pada ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester berhak diketahui oleh peserta didik. (6) Hasil akhir pencapaian kompetensi berdasarkan nilai ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester dengan mempertimbangkan prosentasi minimal kehadiran peserta didik (siswa) dalam kegiatan tatap muka dan tugas terstruktur. (7) Jika hasil akhir pencapaian kompetensi mata pelajaran belum mencapai ketuntasan, peserta didik (siswa) berhak mengikuti kegiatan klinik belajar untuk memperbaiki nilai pencapaian kompetensi selama satu semester. Kegiatan klinik belajar diakhiri dengan tes kompetensi dan dilaksanakan dalam dua tahap selama satu semester. (8) Jika hasil klinik belajar belum tercapai dalam jangka waktu satu semester, peserta didik (siswa) wajib mengulang mata pelajaran untuk mencapai persyaratan minimal yang diperlukan untuk memperbaiki indeks prestasi kumulatif atau persyaratan penjurusan/kelulusan. c. Penggunaan fasilitas sekolah (1) Fasilitas ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan lapangan olahraga beserta kelengkapannya digunakan untuk mendukung kualitas interaksi dalam pembelajaran. (2) Penggunaan fasilitas tersebut dapat digunakan dalam pengawasan, bimbingan, dan/atau ijin pendidik mata pelajaran atau petugas tenaga laboran/pustakawan. (3) Penggunaan fasilitas di luar jam tatap muka dan tugas terstruktur melalui ijin wakil kepala sekolah bidang sarana atau petugas yang ditunjuk. (4) Peserta didik wajib menjaga keselamatan kerja alat dan diri dalam menggunakan fasilitas sekolah. (5) Peralatan yang rusak akibat kelalaian peserta didik wajib diganti oleh peserta didik. d. Layanan konsultasi dan bimbingan oleh penasihat akademik dan pendidik pembimbing/bk (1) Peserta didik berhak mendapatkan konsultasi dan bimbingan individu. (2) Peserta didik wajib mengikuti layanan konsultasi dan bimbingan kelompok yang dijadwalkan. KTSP G-78 Tahun 2008-2009 5

(3) Dalam melaksanakan kegiatan konsultasi dan bimbingan, peserta didik wajib mengisi buku kendali kegiatan konsultasi dan bimbingan. (4) Konsultasi dan bimbingan individu berkaitan dengan masalah akademik dan pembelajaran dan/atau masalah lain yang mempengaruhi aktivitas akademik. (5) Konsultasi dan bimbingan kelompok berkaitan dengan pengembangan potensi akademik, pengembangan karier dan pendidikan lanjutan dan pengisian kartu rencana studi (KRS). D. Peraturan Tambahan Hal-hal yang belum tertuang dalam peraturan akademik ini akan diatur kemudian. Jakarta, 23 September 2008 Kepala SMA Negeri 78 Jakarta Drs. H. Wanter, M. Hum. NIP 131641155 KTSP G-78 Tahun 2008-2009 6