PERHITUNGAN BEBAN KERJA DALAM RANGKA PENYUSUNAN FORMASI PEGAWAI

dokumen-dokumen yang mirip
- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2013, No BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PELAKSANAAN ANALISIS BEBAN KERJA JABATAN PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/HUK/2015 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL

PERHITUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI BERBASIS BEBAN KERJA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR : 26 TAHUN 2011

PEDOMAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI BERDASARKAN BEBAN KERJA DALAM RANGKA PENYUSUNAN FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN ANALISIS BEBAN KERJA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI TENTANG KABUPATEN PATI BUPATI PATI,

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN FORMASI PNS

DATA / PROFIL UNIT KERJA

WALIKOTA TASIKMALAYA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PRANATA KOMPUTER

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH

STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI PENGANGKATAN DALAM DAN PEMBERHENTIAN DARI JABATAN FUNGSIONAL BAGIAN KESATU PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Imigrasi

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 41 TAHUN2016

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SIAK

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 1

PERATURAN BUPATI KARAWANG

Antun N. Sidik Edy Sutrisno Istyadi Insani Yogi Suwarno

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

PENYUSUNAN KEBUTUHAN PNS MELALUI ANALISIS BEBAN KERJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN SUMBAWA

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

profesional, bersih dan berwibawa.

PEMBENTUKAN JABATAN FUNGISONAL TERTENTU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

ANALISIS BEBAN KERJA. Pengertian analisis beban kerja :

III. METODE PENELITIAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

TAHAPAN PENYUSUNAN ANALISA BEBAN KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 05/E/2009 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENELITI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 140 /PMK.01/2006 TENTANG

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG

PERHITUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA KANTOR REGIONAL II BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

PEGAWAI ASN PEGAWAI ASN PNS PPPK Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional; Menduduki jabatan pemerintahan. Diangkat dengan perjanjian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.R Tahun 2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Biro Organisasi dan Kepegawaian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

MASA DEPAN DIKLATPIM TINGKAT III DAN IV PASCA DISAHKANNYA UU APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

- 5 - Pasal II Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 338 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN ANALISIS JABATAN DI LlNGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH

PENYUSUNAN PETA DAN URAIAN TUGAS BIRO KEPEGAWAIAN DAN ORGANISASI 2016

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, HARDIJANTO LAMPIRAN I KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 26 TAHUN 2004 TANGGAL : 6 MEI 2004 KETENTUAN

ANALISIS PROFIL PEGAWAI SYARAT JABATAN BELUM ANALISIS KESENJANGAN ANTARA PROFIL PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN SYARAT JABATAN.

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 97 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

RENCANA AKSI PER KELOMPOK SASARAN STRATEGIS TAHUN 2017 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN JOMBANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.08/MEN/V/2007 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 21 Tahun 2001 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR KOMPETENSI KERJA ANALIS KEPEGAWAIAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

- 1 - PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015

Transkripsi:

PERHITUNGAN BEBAN KERJA DALAM RANGKA PENYUSUNAN FORMASI PEGAWAI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan efisien, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dituntut untuk bekerja secara profesional. Akan tetapi pada kenyataannya, profesionalisme yang diharapkan belum sepenuhnya terwujud. Hal tersebut disebabkan karena adanya ketidak sesuaian antara kompetensi dengan jabatan yang didudukinya. Ketidak sesuaian tersebut, disebabkan oleh komposisi keahlian atau keterampilan yang belum proporsional. Demikian pula penempatan saat ini masih belum mengacu pada kebutuhan organisasi yang sebenarnya, dalam arti belum didasarkan pada beban kerja yang ada. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan perbaikan dalam pelaksanaan manajemen kean ke arah yang lebih baik, terarah, mempunyai pola yang jelas, serta berkesinambungan, terutama dalam perencanaan untuk formasi. Oleh karena itu, perencanan formasi harus didasarkan pada hasil perhitungan beban kerja organisasi. B. Tujuan Tujuan perhitungan beban kerja adalah untuk meningkatkan kualitas perencanaan, penyusunan formasi, dan penempatan sesuai dengan kebutuhan 1

C. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawian sebagaimana telah diubah dengan Undand-undang Nomor : 43 Tahun 1999; 2. Peraturan Pemerintah Nomor: 97 Tahun 2000 tentang Formasi Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor: 54 Tahun 2003; 3. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/61/M.PAN/6/ 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan; 4. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: KEP/75/M.PAN/7/ 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai berdasarkan Beban Kerja Dalam rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. II. KETENTUAN UMUM A. Pengertian 1. Beban Kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau target hasil yang harus dicapai dalam satu satuan waktu tertentu; 2. Standar kemampuan rata-rata atau standar prestasi rata-rata adalah standar kemampuan yang menunjukkan ukuran energi ratarata yang diberikan oleh seorang untuk memperoleh satu satuan hasil; 3. Perhitungan beban kerja adalah suatu teknik untuk menetapkan waktu bagi seorang yang memenuhi persyaratan (qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu dengan standar prestasi yang telah ditetapkan; 4. Formasi adalah jumlah dan susunan pangkat yang diperlukan dalam satu satuan organisasi untuk mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi dalam jangka waktu tertentu. 2

B. Aspek-aspek Dalam Perhitungan Beban Kerja 1. Beban Kerja Beban kerja merupakan aspek pokok yang menjadi dasar untuk perhitungan. Beban kerja ditetapkan melalui program unit kerja yang selanjutnya dijabarkan menjadi target pekerjaan untuk setiap jabatan. 2. Standar kemampuan rata-rata/standar prestasi Standar kemampuan rata-rata dapat berupa standar kemampuan yang diukur dari satuan waktu yang digunakan atau satuan hasil. Standar kemampuan yang diukur dari satuan waktu disebut dengan Norma Waktu, sedangkan standar kemampuan yang diukur dari satuan hasil disebut dengan Norma Hasil. Norma waktu adalah satu satuan waktu yang dipergunakan untuk mengukur berapa hasil yang dapat diperoleh. Rumus Norma Waktu : Norma waktu = orang x waktu Hasil Contoh: Seorang pengetik dalam waktu 30 menit dapat menghasilkan 2 lembar ketikan. Norma waktu = 1 orang pengetik x 30 menit 2 lembar ketikan Dari contoh tersebut dapat ditetapkan bahwa rata-rata standar kemampuan seorang pengetik adalah 30 menit untuk menghasilkan 2 lembar ketikan. Norma Hasil adalah satu satuan hasil dapat diperoleh dalam waktu berapa lama. Rumus Norma Hasil : Norma Hasil = Hasil orang x waktu Contoh Seorang analis jabatan untuk menghasilkan 1 uraian jabatan diperlukan waktu 2 jam 3

Norma hasil = 1 uraian jabatan 1 analis jabatan x 2 jam Dari contoh tersebut dapat ditetapkan bahwa rata-rata standar kemampuan seorang analis jabatan untuk menghasilkan 1 uraian jabatan diperlukan waktu 2 jam. 3. Waktu Kerja Waktu kerja yang dimaksud adalah waktu efektif, artinya waktu kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas Hari Kerja Efektif dan Jam Kerja Efektif a. Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. Perhitungan hari kerja efektif dalam 5 hari kerja adalah - 1 Tahun = 365 hari - Hari Minggu = 52 hari - Hari Sabtu = 52 hari - Hari libur lain = 14 hari - Cuti Tahunan = 12 hari Hari kerja efektif = 365 hari 130 hari = 235 hari. Perhitungan hari kerja efektif dalam 6 hari kerja adalah - 1 Tahun = 365 hari - Hari Minggu = 52 hari - Hari libur lain = 14 hari - Cuti Tahunan = 12 hari Hari kerja efektif = 365 hari 78 hari = 287 hari. b. Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja (allowance) seperti makan, sholat, dan sebagainya. Dalam menghitung jam kerja efektif sebaiknya digunakan ukuran dalam 1 minggu. 4

Perhitungan jam kerja efektif dalam 5 hari kerja - Jumlah jam kerja formal 1 minggu = 37,5 jam - Jumlah jam kerja formal 1 hari 37,5 jam = 7,5 jam /hari 5 hari Allowance 30%x37,5 jam = 12,5 jam - Jam kerja efektif 1 minggu = 37,5 jam 12,5 jam = 25 jam - Jam kerja efektif 1 hari = 25 jam = 5 jam/hari 5 hari Perhitungan jam efektif dalam 6 hari kerja - Jumlah jam kerja formal 1 minggu = 37,5 jam - Jumlah jam kerja formal 1 hari = 37,5 jam = 6 jam/hari 6 hari Allowance 30% x 37,5 jam = 12,5 jam -Jam kerja efektif 1 minggu = 37,5 jam 12,5 jam = 25 jam - Jam kerja efektif 1 hari = 25 jam = 4 jam/hari 6 hari C. Metoda Metoda perhitungan beban kerja dengan menggunakan 1. Metoda teknik analitis Metoda ini adalah metoda ilmiah dengan menggunakan pengukuran waktu yang teliti melalui pengamatan langsung. 2. Metoda praktis empiris Metoda ini didasarkan pada pengalaman perorangan atau pemegang jabatan. 3. Metoda identifikasi beban kerja Metoda ini dilakukan dengan mengidentifikasi beban kerja melalui hasil kerja, objek kerja, peralatan kerja, dan tugas per tugas jabatan. D. Prinsip Penyusunan Formasi Pegwai Dalam penyusunan formasi hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Setiap jenjang jabatan jumlah sesuai dengan beban kerjanya; 5

2. Setiap perpindahan dalam posisi jabatan baik karena adanya mutasi atau promosi, dapat dilakukan apabila tersedia posisi jabatan yang lowong; 3. Selama beban kerja organisasi tidak berubah, komposisi jumlah tidak berubah. III. TEKNIK PERHITUNGAN BEBAN KERJA Dalam penyusunan/perhitungan formasi dilakukan beberapa tahapan, yaitu: tahapan analisis jabatan, perkiraan persediaan, perhitungan kebutuhan, dan perhitungan keseimbangan persediaan dan kebutuhan. A. Analisis Jabatan Formasi harus dapat ditunjukan dengan jumlah dalam jabatan. Maksudnya adalah agar setiap yang menjadi bagian dalam formasi memiliki kedudukan dalam jabatan yang jelas. Dengan demikian sebelum dilakukan perhitungan/penyusunan formasi terlebih dahulu harus tersedia peta jabatan dan uraian jabatan bagi setiap jabatan yang ada. Peta jabatan dan uraian jabatan dapat diperoleh dengan melakukan analisis jabatan. Oleh karena itu analisis jabatan merupakan tahap awal dalam pelaksanaan perhitungan/penyusunan formasi. B. Perkiraan Persediaan Pegawai Persediaan adalah jumlah yang dimiliki oleh suatu unit kerja pada saat ini. Pencatatan data persediaan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perencanaan kean secara keseluruhan. Dalam kepentinganya dengan perhitungan/penyusunan formasi, persediaan perlu disusun perkiraan untuk beberapa tahun yang akan datang. Perkiraan persediaan tahun yang akan datang merupakan perkiraan yang terdiri atas jumlah yang ada, dikurangi dengan jumlah yang pensiun dalam tahun yang bersangkutan. Pengurangan diluar pensiun seperti mutasi dan promosi sulit diperkiraan. Oleh karena itu, pengurangan tersebut tidak perlu masuk dalam perkiraan, kecuali sudah ada rencana yang pasti. Persediaan hendaknya dinyatakan dalam inventarisasi yang terlihat kualifikasinya. 6

Langkah-langkah menetapkan persediaan adalah sebagai berikut: 1. Menyusun daftar jabatan Menyusun daftar jabatan beserta ringkasan uraian tugasnya (ikhtisar jabatan) disertai dengan syarat pendidikan, pelatihan, pengalaman, dan syarat lain yang bukan menjadi syarat mental. Langkah ini dapat dinyatakan dalam tabel berikut: Contoh: Tabel I : DAFTAR JABATAN UNIT KERJA : Bagian Kean No. Nama Jabatan 1. Kepala Bagian Kean 2. Kepala Subbagian... 3. Kepala Subbagian... 4. Pemroses mutasi 5. Penyusun formasi 6. Penata arsip kean Ikhtisar Tugas Memimpin dan mengkoordi nasikan kegiatan perencanaan pengadaan, pengembang an, dan pemberhenti an... Isi sesuai ringkasan uraian tugasnya Syarat Jabatan Pendidik Diklat Pengalaman Keahlian an S1... Pim III Pernah Perencana menduduki an SDM jabatan eselon IV S1 dst dst dst dst...dst... S1 dst dst dst dst Memproses pemutasian Menyusun konsep formasi Menata arsip kean DIII SMA SMA Teknis kepega waian Teknis kepega waian Kearsi pan Adm.kepeg Administra si ke an Administra si persuratan 7. Dst dst dst dst dst dst dst 8. Dst dst dst dst dst dst dst Keterampilan Berkomunik asi Adm.kepeg Adminis trasi kepega waian Pengelo laan arsip 7

2. Menyusun daftar menurut jabatan. Daftar menurut jabatan memuat nama jabatan, nama, tahun pengangkatan, tahun pensiun, dan kualifikasi yang bersangkutan. Daftar menurut jabatan dapat disusun dalam tabel berikut (tabel 2) Tabel 2 : DAFTAR PEGAWAI MENURUT JABATAN Unit Kerja : Bagian Kean Keahlian No. Nama Pegawai Kualifikasi Jabatan Nama Diangkat Pensiun Pendidikan Diklat Pengalaman Keterampilan 1. Kepala Bagian Kepegawian 2. Kepala Subbagian... 3. Kepala Subbagian... 4. Pemroses mutasi Drs. Eko 1980 2008 S2 Pim III Kasubbag Joni, SE 1985 2015 S1 Pim IV Adm. Kepeg. Maman, SH 1979 2009 S1 Pim IV Kearsip an 1. Erni 2.... 3.... 4.... 5.... 1990 2022 D III Teknis Kepeg. Adm Kepeg. Perenca naan SDM Statistik Adm. Kepeg. Kearsip an Adm Kepeg. 5. Penyusun formasi 1. Erna 2.... 3.... 1995 2029 SMA Teknis Kepe. Adm. Kepeg. Adm Kepeg. 6. Penata arsip kean 1. Ahmad 2.... 1991 2005 SMA Kearsi pan Adm. Persuratan 7. dst dst dst dst dst dst dst dst dst 8. dst dst dst dst dst dst dst dst dst Pengelo laan arsip 8

3. Membuat perkiraan perubahan komposisi. Membuat perkiraan perubahan komposisi yang akan pensiun dan rencana promosi serta mutasi untuk mengetahui kemungkinan perubahan posisi dalam jabatan. Perkiraan ini dapat disusun dalam tabel berikut (Tabel 3). Contoh Tabel 3 : PERKIRAAN PERUBAHAN KOMPOSISI PEGAWAI Tahun 2005 s.d. 2007 Unit Kerja : Bagian Kean No. Nama Pegawai Pensiun Promosi Mutasi Jabatan yang ada 2005 2006 2007 2005 2006 2007 2005 2006 2007 1. Kabag Kepega waian 1 - - - - - - - - 1 2. Kasub Bag... 1 - - 1 - - - - - - 3.. Kasub Bag... 1 - - - - - 1 - - - 4. Pemroses mutasi 5-1 - - - 1-1 - 5. Penyusun formasi 3 - - - - - - - - 1 6. Penata arsip kepega waian. 2 - - - - - - - 1-7. dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst 8. dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst 9

4. Membuat perkiraan persediaan Membuat perkiraan persediaan untuk waktu yang ditentukan dengan inventarisasi yang sudah bersih yaitu inventarisasi yang sudah tidak mencantumkan lagi yang pensiun dalam waktu sampai penyusunan perencanaan. Perkiraan ini dapat disusun dalam tabel berikut (tabel 4) Contoh : Tabel 4 : PERKIRAAN PERSEDIAAN PEGAWAI Tahun 2005 s.d. 2007 Unit Kerja : Bagian Kean No. Nama Pegawai yang Persediaan Jabatan ada 2005 2006 2007 1. Kabag Kean 1 1 1-2. Kasubbag... 1 1 1-3. Kasubbag... 1 1 1-4. Pemroses mutasi 5 5 3 2 5. Penyusun formasi 3 3 3 2 6. Penata arsip kean. 2 2 1 1 7. dst dst dst dst dst 8. dst dst dst dst dst 10

C. Perhitungan Kebutuhan Pegawai 1. Perhitungan dengan metoda umum Perhitungan kebutuhan untuk jabatan fungsional umum/non struktural menggunakan acuan dasar data yang ada serta peta jabatan dan uraian jabatan. Oleh karena itu, alat pokok yang digunakan dalam menghitung kebutuhan adalah uaraian jabatan. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung kebutuhan adalah mengidentifikasi beban kerja melalui: - Hasil kerja - Objek kerja - Peralatan kerja - Tugas per tugas jabatan a. Pendekatan Hasil Kerja Hasil kerja adalah produk atau output jabatan. Metoda dengan menggunakan pendekatan hasil kerja adalah menghitung formasi dengan mengidentifikasi beban kerja dan hasil kerja jabatan. Metoda ini dipergunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya fisik atau non fisik tetapi dapat di kuantifisir. Metoda ini efektif dan mudah digunakan untuk jabatan yang hasil kerjanya hanya satu jenis. Dalam menggunakan metoda ini, informasi yang dipergunakan adalah : - Wujud hasil kerja dan satuanya - Jumlah beban kerja yang tercermin dari target hasil kerja yang harus dicapai - Standar kemampuan rata-rata untuk memperoleh hasil kerja. Rumus menghitung kebutuhan dengan pendekatan metoda ini adalah : Beban kerja X 1 orang Standar kemampuan rata-rata 11

Contoh : Jabatan : Penyortir surat Hasil kerja : Surat yang telah disortir Beban kerja/target hasil : 2.500 surat setiap hari Standar kemampuan penyortir : 450 surat per hari Perhitungan kebutuhan : 2.500 surat x 1 orang = 5,5/ orang, dibulatkan menjadi 6 orang 450 surat b. Pendekatan Objek Kerja Objek kerja yang dimaksud adalah objek yang dilayani dalam pelaksanaan pekerjaan. Metoda ini dipergunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung dari jumlah objek yang harus dilayani. Seperti pramu tamu/resepsionis, objek kerjanya adalah tamu. Metoda ini memerlukan informasi: - Wujud objek kerja; - Jumlah beban kerja yang tercermin dari banyaknya obyek yang harus dilayani; - Standar kemampuan rata-rata untuk melayani objek kerja. Rumus menghitung dengan pendekatan metoda ini adalah Objek kerja Standar kemampuan rata-rata X 1 orang Contoh: Jabatan : Pramu tamu/resepsionis Objek kerja : Tamu Beban kerja : 150 orang tamu per hari Standar kemampuan penerima : 50 orang tamu per hari Kebutuhan jabatan Pramu tamu adalah: 150 orang tamu 50 orang tamu x 1 orang = 3 orang 12

c. Pendekatan Peralatan Kerja Peralatan kerja adalah peralatan yang dipergunakan dalam bekerja. Metoda ini digunakan untuk jabatan yang beban kerjanya bergantung pada peralatan kerja, seperti pengemudi, beban kerjanya bergantung pada kebutuhan operasional kendaraan yang harus dikemudikan. Dalam menggunakan metoda ini, informasi yang diperlukan adalah: - Satuan alat kerja - Jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja - Jumlah alat kerja yang dioperasikam - Rasio jumlah per jabatan peralatan kerja (RPK) Rumus menghitung dengan metoda ini adalah: Peralatan kerja X 1 orang = Rasio penggunaan alat kerja Contoh: Kendaraan dinas Satuan alat kerja : Kendaraan dinas (mobil) Jabatan yang diperlukan untuk pengoperasian alat kerja : - Pengemudi Jumlah alat kerja yang dioperasikan 20 mobil dinas Rasio pengoperasian alat kerja : 1 Pengemudi 1 mobil dinas 1 Montir 5 mobil - Montir - Jumlah / pemegang jabatan yang diperlukan 1. Pengemudi 20 mobil dinas 1 mobil dinas 2. Montir 20 mobil dinas 5 montir x 1 Pengemudi = 20 Pengemudi x 1 montir = 4 montir 13

d. Pendekatan Tugas Pertugas Jabatan Metoda ini adalah metoda menghitung kebutuhan pada jabatan yang hasil kerjanya abstrak atau beragam, artinya hasil kerja dalam jabatan banyak jenisnya. Informasi yang diperlukan untuk dapat menghitung kebutuhan dengan metode ini adalah : - Uraian tugas beserta jumlah beban untuk setiap tugas - Waktu penyelesaian tugas - Jumlah waktu kerja efektif perhari rata-rata Rumusan metoda ini adalah : Waktu Penyelesaian Tugas Waktu Kerja Efektif - Waktu Penyelesaian Tugas disingkat WPT - Waktu Kerja Efektif disingkat WKE Contoh : Jabatan : Pengadministrasi Umum No. Uraian Tugas Beban SKR WPT Kerja 1 2 3 4 5 1. Mengetik surat 70 lb/hari 12 mnt/lb 840 menit 2. Mengagenda surat 24 srt/hari 6 mnt/srt 144 menit 3. Mengonsep surat 24 srt/hari 5 mnt/srt 120 menit 4. Melayani tamu 4 tamu/hari 6 mnt/tm 24 menit 5. Menyusun laporan daftar hadir 1 lap/hari 30 mnt/lap 30 menit 6. Mengadministrasi kean 10 data/hari 60 mnt/data 600 menit 7. Mengadministrasi perlengkapan 15 data/hari 30 mnt/data 450 menit WPT 2208 menit 14

Jumlah waktu kerja rata-rata perhari yang ditetapkan waktu kerja efektif adalah 5 jam = 300 menit Jadi jumlah yang dibutuhkan untuk jabatan Pengadministrasi Umum adalah : 2208 menit 300 menit X 1 orang = 7,03 orang = 7 orang 2. Perhitungan Kebutuhan Pegawai Dalam Jabatan Dengan Standar Kebutuhan Minimal yang telah ditetapkan oleh Instansi Pembina Perhitungan dengan menggunakan metoda ini adalah perhitungan bagi jabatan fungsional tertentu atau jabatan lain yang standar minimalnya telah ditetapkan oleh instansi pemerintah. Jabatan tersebut berada dalam kelompok Tenaga Kesehatan dan Tenaga Pendidikan. IV. PENUTUP Perhitungan beban kerja merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk penyusunan formasi dan penentuan kebutuhan. Oleh karena itu dengan adanya perhitungan beban kerja diharapkan akan dapat memberikan masukan kepada pimpinan unit organisasi dalam melakukan penataan di lingkungan unit kerjanya agar sesuai dengan kebutuhan organisasi dan substansi bidang tugasnya. 15