BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

I. PENDAHULUAN. Islam menyerukan seorang wanita muslimah untuk mengulurkan jilbab-jilbab

BAB I PENDAHULUAN. jilbab. Selain dari perkembangan fashion atau mode, jilbab juga identik dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain papan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB IV. Mahasiswi Berjilbab di FKIP- PGSD UKSW Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya mengundang kekaguman pria. M.Quraish Shihab hlm 46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. penutup atau pelindung anggota tubuh. Pakaian digunakan sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zenitha Vega Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan berbagai peralatan dan perlengkapan hidup yang berfungsi untuk

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diskriminasi jilbab menjadi salah satu catatan penting diberbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat memiliki sifat yang dinamis, selalu berubah-ubah mengikuti

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perhiasan dan kecantikan bagi yang mengenakannya secara

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gaya berbusana, atau fashion secara etimologis fashion berasal dari bahasa Latin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan pola kehidupan masyarakat yang mulai berkembang sejak

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap kehidupan manusia, Bagi manusia, busana merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (Bastian, 2001).Tingkatan kinerja organisasi dapat dilihat dari sejauh mana

BAB I PENDAHULUAN. Wanita muslim umumnya identik dengan hijab. Dalam agama Islam,

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS D ISTRO BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap aktivitasnya. Pemandangan perempuan berjilbab di Indonesia

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

I. PENDAHULUAN. Berbagai kepercayaan dan peribadatan agama sudah menjadi ciri universal

BAB I PENDAHULUAN. Hijab merupakan simbol komunikasi dan sebagai identitas bagi wanita,

BAB I PENDAHULUAN. maupun lisan. Namun fungsi ini sudah mencakup lima fungsi dasar yakni expression,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan banyak manfaat apabila memahami pengetahuan ini. Terutama

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS BUTIK BUSANA MUSLIMAH

BAB I PENDAHULUAN. penutup aurat wanita kini sedang ramai dipergunakan sebagai trend center di

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol simbol

PERSONAL GROOMING. 1. Kesan Pertama 2. Etiket dan Etika 3. Penampilan Menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya komunitas hijabers dan muslimah. membuat tren berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi happening.

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB 6 INTERPRETASI, KESIMPULAN, DAN PENUTUP

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

KEBAYA SEBAGAI MEDIA PRESENTASI DIRI PEREMPUAN BALI DI KELURAHAN UBUD, GIANYAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia fashion terus mengalami kemajuan sehingga menghasilkan berbagai trend mode dan gaya. Hal ini tidak luput dari kemajuan teknologi dan media sehingga berbagai mode dan gaya pakaian terus mengalami perkembangan. Pakaian juga merupakan suatu simbol sosial sehingga memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48). Fashion dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, salah satunya adalah dari sudut pandang agama. Jilbab adalah pakaian yang diidentikkan dengan agama Islam. Perempuan muslimah menggunakan jilbab untuk melindungi kerendahan hati mereka (Ingham dan Dirgantoro, 2006). Terkait dengan pandangan terhadap jilbab masyarakat Muslim di Indonesia dapat dikategorikan menjadi dua yaitu, pertama, mereka yang memandang jilbab sebagai fashion tanpa mempedulikan ketentuan syariat Islam yang menentukan jilbab sebagai penutup aurat. Kedua, mereka yang beranggapan bahwa jilbab adalah murni pakaian untuk menutupi aurat dan tidak mengikuti perkembangan mode (Surtiretna, 1993: 32). Sebagai sebuah bentuk fashion, jilbab juga berfungsi sebagai identitas diri seorang muslimah dan menjadi bagian dari ekspresi diri dalam berbusana. Penggunaan jilbab pun juga tidak dipungkiri sebagai media komunikasi nonverbal, dimana pengguna jilbab ingin mengirim pesan tentang identitas agama dan selera berbusananya. Menggunakan jilbab modifikasi dapat mengkomunikasikan bahwa 1

2 individu adalah seorang muslimah dan disaat yang bersamaan dia adalah perempuan yang selalu mengikuti trend fashion (Budiono, 2013: 13). Disisi lain, Bali adalah daerah di Indonesia dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu. Masyarakat Hindu Bali mengatur masyarakatnya untuk melangsungkan berbagai aktivitas sosial agama berdasarkan adat budaya Bali, termasuk cara berpakaian. Pada tahun 1908 perempuan Bali melakukan berbagai aktivitas sosial dengan bertelanjang dada dan memakai kain sampai batas pusar (Picard, 2006: 36-38). Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman dan masuknya kebudayaan luar, maka masyarakat Bali memakai pakaian. Perlahan masyarakat Bali menghendaki kaum perempuan untuk menggunakan baju kebaya di setiap acara seremonial adat dan keagamaan (Jayanti, 2008: 60). Oleh karena itu, baju kebaya merupakan salah satu busana yang harus dimiliki oleh kaum perempuan. Tuntutan sosial budaya terhadap perempuan Bali sangat berdampak kepada perkembangan dunia fashion kebaya. Bali menjadi salah satu daerah di Indonesia yang mengalami perkembangan pesat dalam dunia fashion kebaya. Tingginya intensitas upacara adat dan keagamaan di Bali mengharuskan perempuan Hindu Bali memiliki kebaya dengan jumlah yang lebih banyak dari perempuan di daerah lain di Indonesia. Pada awalnya, kebaya hanya baju yang dipergunakan untuk maksud seremonial adat dan keagamaan semata. Belakangan ini kebaya berkembang menjadi sebuah fashion dan mampu membentuk identitas seseorang. Ubud adalah salah satu daerah yang ada di Bali. Kehidupan sehari-hari masyarakat Hindu-Bali di Ubud tidak dapat dilepaskan dari berbagai upacara adat

3 dan keagamaan. Oleh karena itu, baju kebaya menjadi barang penting dan wajib yang harus dimiliki. Penggunaan kebaya pun sudah mengalami pergeseran makna di kalangan perempuan Bali di Ubud. Kebaya tidak hanya sekedar baju yang dipergunakan untuk menutupi tubuh pemakai dan sebagai pakaian untuk menghadiri upacara seremonial. Akan tetapi, kebaya perlahan bertransformasi menjadi benda yang dapat mempresentasikan diri pemakainya. Melalui kebaya, perempuan dapat menciptakan citra ideal. Hal ini dapat dilihat pada saat perempuan Bali di Ubud akan menghadiri berbagai acara adat dan keagamaan. Upacara-upacara tersebut seakan-akan menjadi ajang fashion show karena pada kesempatan tersebut perempuan di Ubud dapat menggunakan kebaya terbaik mereka. Tingginya intensitas penggunaan kebaya secara perlahan melahirkan konsep ideal bagi penggunanya. Konsep penggunaan kebaya yang ideal sangat dipengaruhi oleh kuatnya media dalam mengiklankan berbagai busana kebaya yang sedang digemari. Berkenaan dengan itu tema kebaya sering menjadi topik populer dalam berbagai kontes kecantikan. Contohnya, dalam kontes Putri Bali, kebaya selalu menjadi seragam yang dipertontonkan, sehingga masyarakat kemudian mendapatkan gambaran tentang busana kebaya yang ideal (Jayanti, 2008: 51). Penggunaan baju kebaya di kalangan perempuan Bali di Ubud dapat menjelaskan tentang siapa dia, sehingga dapat membedakannya dengan orang lain. Pakaian menjadi sebuah simbol penting dalam masyarakat, dengan pakaian seseorang dapat merefleksikan persepsi tentang diri mereka dan orang lain (Hume dan Mills, 2013: 465). Pemakaian kebaya dengan gabungan aksesoris-aksesoris

4 senada, sandal berhak tinggi, tubuh tinggi langsing, wajah dengan sentuhan makeup, tutur bicara, dan cara berjalan seperti layaknya seorang model dapat memberikan kesan kepada orang lain tentang kesan ideal seorang perempuan Bali. Melalui pemakaian kebaya dengan berbagai perpaduan fashion lain akan menghasilkan citra yang baik kepada lingkunganya. Agar menghasilkan penampilan yang ideal, berbagai usaha dilakukan, misalkan untuk mendapatkan tubuh yang langsing sebagai tubuh yang ideal (Wykes dan Gunter, 2005: 34). Tubuh yang langsing akan memberikan kepercayaan diri yang lebih besar pada saat menggunakan kebaya. Berbagai cara akan ditempuh oleh perempuan untuk mendapatkan tubuh yang langsing, salah satunya adalah dengan cara berdiet. Saat ini semakin banyak metode diet yang muncul di berbagai media, seperti majalah perempuan yang memberikan gambaran bahwa perempuan yang ideal adalah mereka dengan tubuh yang langsing. Perpaduan tubuh langsing, kebaya dengan model terkini, aksesoris yang senada, sandal dengan hak yang tinggi dan gerak tubuh yang anggun akan menghasilkan konsep perempuan Bali yang ideal. Penelitian ini akan meneliti bagaimana aktivitas-aktivitas perempuan Hindu-Bali di Ubud dalam menerapkan konsep perempuan yang ideal melalui kebaya. Kehidupan perempuan Hindu-Bali di Ubud tidak dapat dilepaskan dari ritual adat dan keagamaan, sehingga penggunaan kebaya pun tidak dapat dielakkan. Maka dari itu, konsep ideal dalam penggunaan kebaya secara tidak langsung sudah dikonstruksikan dalam masyarakat. Kebaya yang melekat di tubuh seseorang dapat menggambarkan identitas seseorang mulai dari selera, status sosial ekonomi, dari kalangan mana mereka berasal dan gaya hidupnya.

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana perempuan Bali di Kelurahan Ubud, Gianyar mempresentasikan diri melalui penggunaan kebaya? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan rumusan masalah di atas, batasan masalah penelitian ini adalah lokasi penelitian yang hanya dilakukan di Kelurahan Ubud dan hanya meneliti kesan ideal perempuan Bali di Ubud pada saat menggunakan kebaya saja. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami dan mendeskripsikan pengguna kebaya mampu membedakan seseorang dengan orang lain dan membentuk citra ideal dalam kehidupan sosialnya. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dan dapat dijadikan acuan informasi kepada peneliti lain yang ingin mengkaji permasalahan dengan tema kebaya, sosiologi tubuh, sosiologi budaya maupun sosiologi fashion.

6 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan yang digunakan sebagai pelajaran dan pengembangan ilmu sosial, khususnya ilmu sosiologi dalam melihat tingkah laku. 1.5.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Dapat dijadikan pertimbangan bagi masyarakat, khususnya perempuan Ubud dalam memilih kebaya dan memberikan mereka gambaran tentang gaya hidup orang-orang di sekitar lingkungan mereka. 2. Dapat dijadikan acuan bagi PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia), WHDI (Wanita Hindu Dharma Bali) dan instansi pemerintah yang terkait agar memberikan sedikit perhatian terhadap perkembangan busana kebaya, agar ke depannya model kebaya yang digunakan untuk datang ke pura tidak melewati norma dan etika yang berlaku. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian tentang kebaya dan citra ideal perempuan Bali di Kelurahan dibahas dalam beberapa bagian, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. BAB I Pendahuluan: Pada bagian ini meliputi pembahasan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian sampai dengan sistematika penulisan.

7 2. BAB II Tinjauan Pustaka: Pada bagian ini dijelaskan tentang tinjauan singkat atas beberapa bahan pustaka, baik berupa hasil penelitian yang sudah dilakukan, buku maupun jurnal ilmiah. Selain itu, pada bagian ini diuraikan konsep-konsep penting dalam penelitian ini dan teori yang digunakan sebagai teropong dalam proses penelitian. 3. BAB III Metode Penelitian: Dalam bagian ini dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik menganalisis data yang digunakan. 4. BAB IV Pembahasan: Pada bagian ini diuraikan hasil dari penelitian yang sudah dilakukan. Tidak hanya itu, dalam bagian ini juga dijelaskan gambaran umum terhadap lokasi penelitian yaitu Kelurahan Ubud. 5. BAB V Penutup: Bagian ini memuat tentang kesimpulan dari penelitian yang sudah dilakukan. Tidak hanya itu diuraikan juga saran-saran bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti terhadap masalah atau tema yang sama.