C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
Fathma Fitriani 1, Jimmi Copriady 2, Lenny Anwar 3

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS X SMAN 7 MALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh seorang guru. Dewasa ini, telah banyak model pembelajaran

Prosiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:

Universitas Sebelas Maret Surakarta. *Korespondensi, telp: , ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DISERTAI DENGAN KEGIATAN DEMONSTRASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ASAM, BASA, DAN GARAM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENGARUH PENERAPAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR STATISTIKA PADA SISWA MTs. DARUL MUHAJIRIN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRING MINDS WANT TO KNOW TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Universitas Negeri Makassar, Jl. Dg Tata Raya Makassar, Makassar

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

Model Learning Cycle 7E Dalam Pembelajaran IPA Terpadu

I. PENDAHULUAN. kepada siswa agar mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan. proses dan produk. Salah satu bidang sains yaitu ilmu kimia.

E044 PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INSTAD TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS. Pendidikan Biologi FKIP UNS

Nurul Sakina*, Wan Syafi i, Sri Wulandari sri phone:

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitar (Sirhan, 2007:1). Ilmu kimia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sarina Hanifah, 2013

Mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS 2 Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS

UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KETERAMPILAN PROSES ILMIAH MAHASISWA PADA PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II MELALUI MODEL DAUR BELAJAR 7E

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA

Pendidikan Biologi Volume 3, Nomor 2 Mei 2011 Halaman 9-16

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Efektivitas Pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 284) efektivitas

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA DAN KERJA ILMIAH SISWA KELAS X SMAN 1 SRENGAT

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan bagian dari pendidikan yang pada umumnya

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICTION, OBSERVATION AND EXPLANATION

Kata Kunci: model learning cycle tipe 7E; model direct instruction; pemahaman konsep. I. PENDAHULUAN

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta, , 3)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

*Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Esti Anggraeni, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA N 3 TAPUNG

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

PENGARUH PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

Fian Totiana*, Elfi Susanti VH 2, Tri Redjeki 2. Dosen Pendidikan Kimia PMIPA, FKIP, UNS Surakarta, Indonesia

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN CAHAYA

Lenni*, Maria Erna**, Erviyenni*** No. Hp:

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

Mahasiswa Prodi Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta 2

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Dosen Prodi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DISERTAI MIND MAPPING HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA BANYUDONO TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, PMIPA, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2

*keperluan Korespondensi, HP: , ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) definisi efektivitas adalah

1 2

PENGKONSTRUKSIAN KONSEP FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

*Keperluan Korespondensi, telp: ,

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

Department Of Chemistry Education Faculty Of Teacher Training And Education University Of Riau

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN IPA

Putri Sukaesih *), Siswoyo, I Made Astra. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta, Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta Timur 13220

Pemanfaatan Media Animasi Dalam Pembelajaran Kimia Untuk meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Di SMAN 12 Pekanbaru

Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Gerak di Kelas X SMA Negeri 6 Sigi

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

PENGARUH PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI SISTEM PERIODIK UNSUR TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika. sehingga dapat memahami situasi (Sardirman, 2011).

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta 2. Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS Surakarta

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model 5E Pada Materi Ekologi Kelas X SMA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Elly Hafsah, 2013

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE INQUIRY TERBIMBING DILENGKAPI KEGIATAN LABORATORIUM REAL DAN VIRTUAL PADA POKOK BAHASAN PEMISAHAN CAMPURAN

I. PENDAHULUAN. dan prinsip-prinsip sains yang hanya terdapat dalam buku pelajaran.

PENGARUH MEDIA MAKET DALAM MODEL STAD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM KELAS VII DI SMP NEGERI 11 BINTAN ARTIKEL E-JOURNAL

BAB II KAJIAN TEORITIS. sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 60-71

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

Transkripsi:

C026 PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE 7E TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI Wawan Sutrisno 1, Sri Dwiastuti 2, Puguh Karyanto 3 1,2,3 Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Email: mamaz.wawan@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar biologi siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi experiment research). Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design dengan menerapkan model Learning Cycle 7E pada kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan Cluster Random Sampling. Teknik pengukuran data motivasi belajar siswa menggunakan angket. Teknik analisis data menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh nilai sig. (α) = 0,039. Oleh karena nilai sig. (α) < 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh secara signifikan penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Banyudono tahun 2011/2012. Kata Kunci: Learning Cycle 7E, motivasi belajar siswa PENDAHULUAN Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menuntut sumber daya yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia merupakan syarat untuk mencapai pembangunan. Salah satu wahana tersebut adalah peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai faktor penentu keberhasilan pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang dilaksanakan secara sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu bentuk upaya tersebut adalah dilakukannya pembaharuan dan perbaikan guna meningkatkan mutu pendidikan. Terkait dengan perbaikan mutu pendidikan di atas terdapat tiga hal utama yang perlu dilakukan dalam pembaharuan pendidikan, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas pembelajaran, dan efektivitas model pembelajaran. Model pembelajaran yang baik dalam proses belajar mengajar berguna agar siswa belajar secara efektif, efisien dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengembangan model pembelajaran tidak dilakukan secara asal, melainkan mempunyai tujuan yang hendak di capai yaitu meningkatkan dan memelihara perhatian anak didik terhadap relevensi proses pembelajaran, memberikan kesempatan fungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual dan mendorong anak untuk belajar. Belajar biologi sebenarnya suatu hal yang menyenangkan. Tetapi hal itu adakalanya akan berbalik menjadi suatu yang tidak menyenangkan dan membosankan. Salah satu yang menyebabkan ketidaksenangan dan kebosanan siswa dalam mempelajari biologi adalah masih banyaknya guru yang menerapkan sistem pembelajaran yang menonton, baik dalam mengenal materi yang diajarkan maupun cara-cara pembelajaran serta media pembelajaran yang mendukung terlaksananya prosses pembelajaran. Ketidaksenangan dan kebosanan siswa akan mengakibatkan turunnya motivasi belajar siswa dan berujung pada menurunnya hasil belajar siswa. Dalam kegiatannya pembelajaran, motivasi merupakan tanggung jawab seorang guru agar pengajaran yang diberikan berhasil dengan baik. Keberhasilan ini banyak bergantung pada usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi menentukan tingkat keberhasilan atau kegagalan belajar pada peserta didik. Apabila mempunyai motivasi yang kuat, peserta didik akan menujukkan minatnya, aktivitasnya, dan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan belajar atau pendidikan yang dilaksanakan. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil. Dari uraian diatas menggambarkan bahwa motivasi belajar siswa dalam pembelajaran biologi masih sangat rendah sehingga akan mengakibatkan prestasi belajar menurun. Memberikan motivasi kepada seorang siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan sesuatu (Sardiman, 2007:77). Oleh karena itu penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu termotivasi dan ingin terus belajar. Memandang situasi dan kondisi itu, maka seorang guru yang kreatif harus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari biologi dengan mengusahakan suatu cara atau metode lain yang dapat membantu siswa agar lebih termotivasi dalam belajar biologi. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 185

Sehubungan dengan hal di atas maka alternatif pemecahan masalah yang dapat digunakan adalah dengan mengimplementasikan suatu pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) dimana siswa diajak lebih aktif mempresentasikan atau mengkomunikasikan pemahamannya dalam beberapa langkah atau siklus melalui model pembelajaran Learning Cycle 7E. Model pembelajaran learning cycle 7E merupakan salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan cara belajar dan mengembangkan daya nalar siswa. Dalam model pembelajaran learning cycle 7E memiliki kelebihan antara lain merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya: memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa ingin tahu siswa; melatih siswa belajar menemukan konsep melalui eksperimen; melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari; memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.; guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lainnya. Learning cycle 7E merupakan perwujudan dari filosofi konstruktivisme, dimana pengetahuan dibangun dalam pikiran pebelajar. Learning Cycle 7E pada dasarnya sesuai dengan teori konstruktivis Vigostky yang menyatakan bahwa pengetahuan melekat pada tindakan interaksi lingkungan budaya. Jadi kerja sama yang menjadi dasar dari belajar. Vigostky juga menekankan adanya hakikat sosial dari belajar dan menyarankan menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual (Mujis dan Reynolds, 2008:27). Menurut Eisenkraft (2003:58-59) tahapan-tahapan model Learning Cycle 7E dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Elicit Pada fase ini, guru berusaha menimbulkan atau mendatangkan pengetahuan awal siswa. Pada fase ini guru dapat mengetahui sampai dimana pengetahuan awal siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan kepenasaran tentang jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang diajukan oleh guru. Fase ini dimulai dengan pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan pelajaran yang akan dipelajari dengan mengambil contoh yang mudah yang diketahui siswa seperti kejadian dalam kehidupan sehari-hari. 2. Engage Fase digunakan untuk memfokuskan perhatian siswa, merangsang kemampuan berpikir serta membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap konsep yang akan diajarkan. Fase ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa. 3. Explore Pada fase ini siswa memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Siswa diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompokkelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru. Pada fase ini siswa diberi kesempatan untuk mengamati data, merekam data, mengisolasi variabel, merancang dan merencanakan eksperimen, membuat grafik, menafsirkan hasil, mengembangkan hipotesis serta mengatur temuan mereka. Guru merangkai pertanyaan, memberi masukan, dan menilai pemahaman. 4. Explain Pada fase ini siswa diperkenalkan pada konsep, hukum dan teori baru. Siswa menyimpulkan dan mengemukakan hasil dari temuannya pada fase explore. Guru mengenalkan siswa pada beberapa kosa kata ilmiah, dan memberikanpertanyaan untuk merangsang siswa agar menggunakan istilah ilmiah untuk menjelaskan hasil eksplorasi. 5. Elaborate Fase yang bertujuan untuk membawa siswa menerapkan simbol, definisi, konsep, dan keterampilan pada permasalahan yang berkaitan dengan contoh dari pelajaran yang dipelajari. 186 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

6. Evaluate Fase evaluasi model pembelajaran Learning Cycle 7E terdiri dari evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatife tidak boleh dibatasi pada siklus-siklus tertentu saja, sebaiknya guru selalu menilai semua kegiatan siswa. 7. Extend Pada tahap ini bertujuan untuk berfikir, mencari menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari bahkan kegiatan ini dapat merangsang siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari. Ketujuh tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan guru dan siswa untuk menerapkan model Learning Cycle 7E pada pembelajaran di kelas. Guru dan siswa mempunyai peran masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan tahapan dari siklus belajar METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk metode eksperimen semu (Quasi exsperimental research). Desain penelitian adalah Posttest Only Control Design dengan menggunakan kelas eksperimen (penerapan model Learning Cycle 7E) dan kontrol (penrapan model pembelajaran konvensional). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMA Banyudono 1 Banyudono tahun pelajaran 2011/2012. Teknik pengambilan sampel dengan cluster random sampling, sehingga terpilih kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Masing-masing satu kelas memiliki 32 orang siswa. Pada penelitian ini terdapat satu variabel terikat yaitu motivasi belajar siswa satu variabel bebas yaitu Model Learning Cycle 7E. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi, angket dan observasi. Dokumentasi yaitu nilai ujian semester digunakan untuk uji keseimbangan sampel. Angket digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa..lembar observasi untuk mengontrol keterlaksanaan sintaks pembelajaran Learning Cycle 7E. Tes uji coba pada instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas produk moment dan reliabilitas. Selain validasi produk moment, instrumen juga divalidasi konstruk oleh dosen pembimbing. Teknik analisis data menggunakan uji-t. Sebelum dilakukan analisis data, maka dilakukan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene s. HASIL DAN PEMBAHASAN Data motivasi belajar biologi siswa diambil dari dua kelas yaitu kelas XI IPA1 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 32 siswa dengan pembelajaran konvensional dan kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 32 siswa dengan pembelajaran Learning Cycle 7E. Berikut ini disajikan secara ringkas tabel data motivasi belajar siswa berdasakan model pembelajaran. Tabel 1 Deskripsi Nilai Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol Dan Eksperimen Kelompok Nilai tertinggi Nilai Terendah Rata-rata SD Kontrol 160 118 140,125 8,665 Eksperimen 163 129 144,5 7,951 Berdasarkan Tabel 1 dapat dibuat diagram batang perbandingan motivasi belajar siswa pada kelas kontrol dan eksperimen sebagai berikut: Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 187

Nilai rata-rata 144,5 145 144 143 142 141 140 139 138 137 140,125 motivasi belajar siswa Kontrol Eksperimen Gambar 1. Perbandingan Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen Hasil analisis pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap Motivasi Belajar Siswa secara ringkas disajikan dalam Tabel 1. Tabel 2. Hasil Analisis Pengaruh Model Learning Cycle 7E Terhadap Motivasi Belajar Siswa Variabel t Df Sig Motivasi Belajar Siswa -2,104 62 0,039 Berdasarkan tabel 1 hasil uji-t diketahui bahwa nilai sig. (α) = 0,039. Oleh karena sig. (α) < 0,05, hal ini berarti penerapan model Learning Cycle 7E berpengaruh ssecara signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Ada pengaruh karena ada perbedaan yang signifikan rata-rata motivasi belajar siswa berdasarkan model pembelajaran antara kelompok kontrol dan eksperimen. Sebagai salah satu komponen pembelajaran, model pembelajaran menempati peranan yang tidak kalah penting dari komponen lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Tidak ada satu pun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan model pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Djamarah dan Zain (2010:73) model pembelajaran memiliki kedudukan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (2007:90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, model pembelajaran berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan motivasi belajar seseorang. Hasil penelitian yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang ada bahwa model Learning Cycle 7E mempengaruhi motivasi belajar siswa. Model Learning Cycle 7E berpengaruh terhadap motivasi belajar karena siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam model pembelajaran ini siswa diajak untuk melakukan kegiatan demonstrasi, diskusi, praktikum, atau kegiatan lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keigintahuan siswa. Model pembelajaran ini mampu merangsang siswa rasa ingin tahu siswa untuk mencari hubungan konsep yang mereka pelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari. Sehingga siswa akan lebih termotivasi untuk menemukan jawaban dari rasa ingin tahu mereka. Eisenkraft (2003:58) menyatakan bahwa dalam model Learning Cycle 7E terdapat tahapan elicit dan engage. Pada tahap elicit guru memberikan pertanyaanpertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa agar timbul respon dari pemikiran siswa serta menimbulkan rasa ingin tahu tentang jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sedangkan pada fase engage digunakan untuk memfokuskan perhatian siswa, merangsang kemampuan berpikir serta membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap konsep yang akan diajarkan. Selain itu, tahapan-tahapan dalam model pembelajaran siklus mengajak siswa untuk tidak hanya mendengar penjelasan guru tetapi juga untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat menggali dan memperkaya pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari, tahapan dalam model Learning Cycle 7E juga dapat menciptakan kerjasama antarsiswa, siswa dapat berinteraksi dengan baik dengan teman anggota kelompoknya maupun dengan anggota kelompok lain hal ini akan memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dalam berdiskusi untuk menyelesaikan 188 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya dalam Upaya Peningkatan Daya Saing Bangsa

permasalahan. Senada dengan pernyataan Wenna (2011:172) dalam pembelajaran siklus siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi dapat berperan aktif untuk menggali, menganalisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dia pelajari. Sehubungan dengan pengaruh model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa, Hasret dan Necati (2006: 30) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa model Learning Cycle merupakan model pembelajaran yang dapat membantu memecahkan permasalahan dalam pembelajaran sains. Model pembelajaran ini memfasilitasi siswa untuk belajar dengan efektif dan dengan cara yang menarik sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa akan termotivasi untuk menemukan konsep yang mereka pelajari dengan melakukan kegiatan eksperimen dan siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan yang mereka milki dalam kehidupan sehari-hari. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penerapan model Learning Cycle 7E terhadap motivasi belajar siswa dapat disimpulkan bahwa model Learning Cycle 7E berpengaruh nyata terhadap terhadap motivasi belajar siswa kelas X1 SMA Negeri 1 Banyudono tahun 2011/2012. Saran 1. Guru mata pelajaran biologi hendaknya selalu menerapkan model pembelajaran yang mampu menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa. 2. Guru dalam menerapkan model Learning Cycle 7E hendaknya mampu menguasai kelas dan mengatur waktu dengan baik supaya sintaks model Learning Cycle 7E dapat berjalan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Djamarah B,S. dan Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Eisenkraft, A. (2003). Expanding the 5 E Model A purposed 7 E model emphasizes transfer of learning and the importance of eliciting prior understanding. Published by the National Science Teachers Association, 1840 Wilson Blvd., Arlington, VA 22201-3000. Hasret, N. dan Yalcin, N. (2006). The Effectiveness of The Learning Cycle Model to Increase Students Achievement In The Physics Laboratory. Journal of Turkish Science Education. 3, Issue 2. Mujis, D. dan Renolds D. (2008). Efektive Teaching Teori dan Aplikasi edisi ke dua. Jogjakarta: Pustaka Belajar Sardiman A.M. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif kontenenpeorer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara DISKUSI Penanya: Sari Wulan Diana - Universitas Pendidikan Indonesia Mengapa Anda menggunakan model LC yang 7E? Jawab: Karena saya mencoba untuk mencari model LC 7E yang paling baru. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS 189