BAB 1 PENDAHULUAN. atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare pada anak masih merupakan masalah kesehatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitas dari penyakit diare masih tergolong tinggi. Secara global, tahunnya, dan diare setiap tahunnya diare membunuh sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Diare masih merupakan masalah kesehatan utama pada anak terutama balita

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis. lingkungan. Dua faktor yang sangat dominan adalah sarana air bersih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak merupakan individu yang berada dalam suatu rentang

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit diare masih menjadi salah satu masalah kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. dehidrasi. Di Indonesia sendiri diare masih merupakan urutan ke-6 dari 10 besar pola

Pola buang air besar pada anak

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Diare merupakan masalah pada anak-anak di seluruh dunia. Dehidrasi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada anak balita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CATATAN PERKEMBANGAN. (wib) abdomen

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

BAB I PENDAHULUAN. cair, dengan atau tanpa darah dan atau lendir, biasanya terjadi secara

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

Andi Fatmawati (*), Netty Vonny Yanty (**) *Poltekkes Kemenkes Palu **RSUD Undata Palu

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari (Navaneethan et al., 2011). Secara global, terdapat 1,7 miliar kasus diare

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan di indonesia terutama pada anak-anak. Diare harus

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB 1 PENDAHULUAN. makanan (Anonim, 2008). Sementara masalah gizi di Indonesia mengakibatkan

III. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan ibu ibu atau warga desa mampu : Menjelaskan pengertian diare

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. infeksi virus selain oleh bakteri, parasit, toksin dan obat- obatan. Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. bertekat memenuhi komitmen pencapaian target MDGs ( Millenium. anak (Laporan Pencapain Perkembangan Indonesia MDGs, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan tolak ukur yang digunakan. dalam pencapaian keberhasilan program dengan berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat. Gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada masa anak-anak dapat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), diare adalah penyebab. Sementara menurut United Nations Childrens Foundation (UNICEF)

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa). Penyebab utama kematian diare

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

Asuhan Keperawatan pada An. K dengan Prioritas Masalah. Kekurangan Volume Cairan dan Elektrolit

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sakit dan 3-5 juta kematian setiap tahunnya. Di Amerika Serikat, ada juta

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang berusia di bawah 5 tahun terdapat kematian di. miliar kasus diare yang terjadi setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi dehidrasi. Sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 2005, angka harapan hidup orang Indonesia adalah 70,0 tahun. Tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyebab kematian nomer dua di dunia. Pada tahun

POLA TATALAKSANA DIARE CAIR AKUT DI RSUD WONOSOBO Ika Purnamasari, Ari Setyawati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), usia bermain

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan titipan illahi dan merupakan suatu investasi bangsa

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. F DENGAN GANGGUAN GASTROENTERITIS DI BANGSAL MELATI II RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. Proportional Mortality Ratio (PMR) masing-masing sebesar 17-18%. 1

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. bawah 5 tahun tapi ada beberapa daerah dengan episode 6-8 kali/tahun/anak. 1 Hasil

BAB I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang. Salah satu dari tujuan Millenium Development. Goal(MDGs) adalah menurunkan angka kematian balita

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari empat kali,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU GONILAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan

Apa Penyebab Diare? Penyebab diare pada bayi/anak dan dewasa ada yang berbeda. Penulis akan menjelaskan penyebab bayi/anak dan dewasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Penyajian Susu Formula Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi 0 24 Bulan di RS. Surabaya Medical Service

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengandung zat gizi, yang diberikan pada bayi atau anak yang berusia

BAB I PENDAHULUAN. Bayi dan anak-anak di bawah lima tahun mengalami tumbuh kembang

BAB II LANDASAN TEORI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Demam Typhoid (typhoid fever) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Departemen Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di bawah tiga tahun rata-rata mengalami 3 episode diare setiap tahun (Kosek

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diare merupakan keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 2005). Pada diare akan mengakibatkan dehidrasi memicu gangguan kesehatan, mulai dari gangguan ringan seperti mudah mengantuk, hingga penyakit berat seperti penurunan fungsi ginjal. Pada awalnya anak akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi ringan. Bila tidak ditolong, dehidrasi tambah berat dan timbulah gejalagejala yang akhirnya dibawa kefasilitas kesehatan yang memerlukan biaya yang lebih tinggi. Dipelukan perawatan diare oleh orang tua dengan memberikan cairan dan makanan yang bergizi untuk mengurangi biaya perawatan di rumah sakit (Agustina, 2008). WHO memperkirakan 4 milyar kasus terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal. WHO (2005) melaporkan sebuah penelitian terhadap biaya yang berkaitan dengan pengobatan bagi pasien rawat inap usia kurang lima tahun di Kuba dan Filipina menunjukkan bahwa biaya rata-rata perkasus pengobatan di rumah sakit sekitar US$50 pada tahun 1989, dengan total biaya pengobatan di rumah tangga diperkirakan mencapai lebih dari US$276.128. Data-data di atas lebih menekankan pada biaya langsung, sedangkan biaya yang

2 dikeluarkan oleh keluarga sebelum di bawa ke fasilitas kesehatan belum banyak diteliti. Di Indonesia data tentang besar biaya yang dikeluarkan akibat diare belum diketahui secara pasti, padahal diare akut dapat terjadi beberapa kali setiap tahunnya pada balita, rata-rata setiap tahunnya 3,2 episode diare pada setiap anak. Data SDKI (2002) menjelaskan bagaimana pola pengobatan diare oleh keluarga di Indonesia yang tidak rasional seperti hanya 51% anak di bawah lima tahun yang mengalami diare dibawa ke fasilitas atau tenaga kesehatan, kemudian 36% anak yang diberi rehidrasi oral, 14% anak tidak mendapat pengobatan sama sekali. Studi yang ada memperlihatkan bahwa 30-55% GE pada anak yang masuk rumah sakit disebabkan oleh rotavirus. Dengan penemuan rotavirus sebagai penyebab diare berarti antibiotika hanya diperlukan jika penyebab diare oleh karena infeksi. Menurut Bank Dunia biaya perawatan medis rotavirus di negara berkembang sebesar 2,6 juta US dolar pertahun, tidak termasuk perhitungan biaya penyakit tidak langsung (Fruhwirth et al., 2001). Di Jawa Timur prevalensi diare pada bayi pada tahun 2011 kasus diare pada balita mencapai 44,5% yaitu dengan jumlah 58.116 kejadian (Dinkes jatim 2011). Sedangkan menurut rekam medis jumlah balita diare di RSUD Dr Hardjono Ponorogo rawat jalan, rawat inap, dan IRD tahun 2011 sejumlah 712 pasien, pada tahun 2012 mengalami penurunan sebanyak 26,4% menjadi 542 pasien, pada tahun 2013 sampai tanggal 14 Desember jumlah balita diare sejumlah 502 pasien (Rekam Medis RSUD Dr Hardjono Ponorogo, 2013).

3 Menurut Hidayat (2006), proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya: Faktor infeksi yang diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk dalam saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs cairan, elektrolit, dan menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare. Perilaku pencarian pengobatan yang tidak rasional akan membawa dampak yang merugikan pada pasien dan keluarga seperti kemungkinan efek samping dan kebutuhan biaya tambahan yang besar (Santoso, 2003). Perawatan diare dirumah sangat sederhana yang rasional atau yang benar yang harus dilakukan orang tua dirumah adalah berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi, gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti air tajin, air teh, kuah sayur, air sup, air matang, air teh, jus buah-buahan, larutan gula dan garam. Selain cairan perlu diberikan makanan sebagai nutrisi atau mencegah kekurangan gizi seperti sereal Daging, ikan atau telur, pisang halus, air kelapa hijau, nasi tim, berikan bubur, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan, sayur (Depkes, 2002). Pada penatalaksanaan secara tidak rasional yang memberi efek samping dengan obat antibiotik, obat anti diare dari warung atau apotik (Ngastiyah, 2005).

4 Dari fenomena-fenomena diatas membuat peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut tentang Perbedaan biaya perawatan diare dengan penanganan rasional dan tidak rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan di Poli Anak RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di dapat Adakah perbedaan biaya perawatan diare dengan penanganan rasional dan tidak rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan di Poli Anak RSUD Dr. Hardjono Ponorogo? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan biaya perawatan diare dengan penanganan rasional dan tidak rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan di Poli Anak RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi perawatan diare dengan penanganan rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan di Poli Anak RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. b. Mengidentifikasi perawatan diare dengan penanganan tidak rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan di Poli Anak RSUD Dr. Hardjono Ponorogo.

5 c. Mengidentifikasi perbedaan biaya perawatan diare dengan penanganan rasional dan tidak rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan di Poli Anak RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Menambah ilmu pengetahuan tentang jenis perawatan diare di rumah, perbedaan biaya dengan penanganan rasional dan tidak rasional sebelum dibawa kefasilitas kesehatan. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo Bagi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo bermanfaat sebagai masukan untuk mengembangkan kurikulum, khususnya mata kuliah keperawatan anak. b. Bagi orang tua Meningkatkan pengetahuan orang tua dalam melakukan perawatan dengan penanganan rasional atau tidak rasional pada balita yang mengalami diare sebelum dibawa kefasilitas kesehatan.

6 c. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai referensi peneliti selanjutnya dalam meliliti tentang perawatan dengan penanganan rasional atau tidak rasional, diare Sebelum Dibawa Kefasilitas Kesehatan. d. Bagi petugas kesehatan Sebagai referensi petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan perawatan diare dirumah secara rasional dengan memberikan cairan untuk menghindari dehidrasi. D. Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian yang telah dilakukan terkait dengan perbedaan biaya perawatan dengan perawatan diare rasional dan tidak rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Shinta Ken (2011) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultasn Kedokteran Universitas Diponegoro yang berjudul Pengaruh Probiotik Pada Diare Akut: Penelitian Dengan 3 Preparat Probiotik dengan hasil. Didapatkan perbedaan yang bermakna pada penurunan frekuensi diare antar kelompok (p=0,02). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabel yang akan diteliti, sedangkan persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang diare, dimana pada penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada Pengaruh Probiotik Pada Diare Akut: Penelitian Dengan 3 Preparat Probiotik, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada

7 perbedaan biaya perawatan diare dengan penanganan rasional dan tidak rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Sulaiman Yusuf (2011) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro yang berjudul Profil Diare di Ruang Rawat Inap Anak dengan hasil Jumlah pasien rawat terlama periode penelitian 1279 anak, sedangkan pasien diare 104 anak (8,1%). Proporsi diare berdasarkan umur yaitu 1 bulan - <2 tahun 73,1%, 2 - <5 tahun 18,3%, dan 5-16 tahun 8,6%. Jenis diare yaitu, diare akut 80,8%, diare melanjut 12,5% dan diare persisten 6,7%. Derajat dehidrasi yaitu, tanpa dehidrasi 26%, dehidrasi ringan-sedang 62,5%, dan dehidrasi berat 11,5%. Status gizi yaitu, obesitas 5,8%, gizi lebih 2,9%, normal 44,2%, gizi kurang 38,5%, dan gizi buruk 8,6%. Pasien diare disertai penyakit penyerta 55,8% yaitu gizi kurang 68,9%, gizi buruk 15,5%, bronkopneumonia 6,9%, tonsilofaringitis akut 3,5%, kejang demam kompleks 3,5%, dan varisela 1,7%. Lama rawatan 90,4% kurang dari 5 hari. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabel yang akan diteliti, sedangkan persamaannya adalah samasama meneliti tentang diare, dimana pada penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada Profil Diare di Ruang Rawat Inap Anak, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada Perbedaan Biaya perbedaan biaya perawatan diare dengan penanganan rasional dan tidak rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan.

8 3. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhasana (2011) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultasn Kedokteran Universitas Diponegoro yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Hasil penelitian ini menemukan (1) Perilaku hidup bersih dan sehat, berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square pada tingkat kemaknaan 0,05 (95%), diperoleh nilai ρ = 0,025 maka H0 ditolak dan Ha diterima. (2) penyimpanan makanan, pada tingkat kemaknaan 0,05 dan hasil yang diperoleh adalah nilai pearson (ρ) = 0,045 < 0,05. dan (3) Dalam hal air minum setelah uji chi-square pada tingkat kemaknaan 0,05 (95%), diperoleh nilai ρ = 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara perilaku hidup bersih dan sehat, penyimpanan makanan, dan air minum dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah terletak pada variabel yang akan diteliti, sedangkan persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang diare, dimana pada penelitian yang sudah dilakukan difokuskan pada Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan difokuskan pada perbedaan biaya perawatan diare dengan penanganan rasional dan tidak rasional pada balita sebelum dibawa kefasilitas kesehatan.