PDF created with pdffactory Pro trial version MENJADI GURU KREATIF DAN INOVATIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dwi Widi Andriyana,2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang besar peranannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. diorganisasikan dan diarahkan pada pencapaian lima pilar pengetahuan: belajar

Asesmen Portofolio dalam Pembelajaran (IPA) Di Sekolah Dasar. *Nuryani Y. Rustaman & **Andrian Rustaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sains pada hakekatnya dapat dipandang sebagai produk dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perilaku seseorang atau masyarakat, dari suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah pesatnya perkembangan zaman sekarang ini, tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. macam tantangan dalam berbagai bidang. Untuk menghadapi tantangan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembelajaran yang sekarang ini banyak diterapkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

I. PENDAHULUAN. salah satu tujuan pembangunan di bidang pendidikan. antara lain: guru, siswa, sarana prasarana, strategi pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (pendidik), kurikulum (materi pelajaran), sarana (peralatan dan dana) serta murid

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015

... BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kualitas pendidikan ditentukan oleh kualitas guru. Sebaik apapun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM harus dimiliki. Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan prilaku sosial dan penanaman dasar keilmuan. Tentu saja, kemampuan numerik maupun kemampuan-kemampuan sosio-kultural.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

MENJADI GURU KREATIF DAN INOVATIF Nuryani Y. Rustaman, FPMIPA UPI A. Pendahuluan Akibat perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi batas antar negara yang ada di bumi ini sudah tidak nampak lagi. Berbagai informasi sebagai produk dari perkembangan dan kemajuan sains dan teknologi itu dengan deras mengalir ke setiap negara teramsuk Indonesia tanpa dapat dibendung atau dicegah. Era informasi telah terjadi di bumi ini, sungguh luar biasa! Pesatnya perkembangan sains dan teknolgi di abad sekarang ini, tidak memung-kinkan lagi seorang guru untuk mentransfernya kepada siswa dalam waktu yang singkat di dalam kelas. Kenyataan ini menuntut guru atau calon guru menjadi fasilitator yang lebih kreatif dan inovatif untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang kondusif sehingga membawa anak didiknya mempunyai kemampuan BELAJAR BAGAIMANA BELAJAR atau kemampuan learning how to learn secara aktif. Ini berarti guru dituntut untuk menjadikan anak didiknya sumber daya manusia yang mencari informasi kemudian mengelolanya untuk kehidupannya sehari-hari, dibarengi dengan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan kata lain guru dituntut untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang handal baik secara mental maupun fisiknya. Apakah yang harus guru perbuat dengan tuntutan seperti ini? Tidak lain dan tidak bukan guru haruslah menjadikan dirinya sebagai guru yang profesional dengan meningkatkan daya kreasi dan inovasinya. Untuk itu marilah kita simak uraian dalam makalah berikut ini secara cermat. B. Pengertian Kreatif - Inovatif dan Pengembangannya 1. Apakah yang dimaksud dengan Kreatif dan Inovatif itu? Kreatif merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki kemampuan daya cipta. Seseorang yang memiliki daya kreasi tinggi sering pula orang tersebut kreativitasnya tinggi. Hal ini berarti orang tersebut memiliki sifat untuk menciptakan sesuatu. Suatu produk yang kreatif GURU KREATIF-SD 1

biasanya menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Maksudnya, sebuah kreasi merupakan hasil buah pikiran atau kecerdasan akal manusia. Secara singkat kreatif atau kreativitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan mencipta.yang dimiliki seseorang. Inovatif, seperti halnya kreatif, juga merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang. Inovatif merupakan sifat pembaruan atau kreasi baru. Kreasi ini bisa berhubungan dengan pendekatan, metode, atau gagasan. Gagasan-gagasan itu akan merupakan suatu inovasi apabila berbeda dengan yang lama. Dengan kata lain inovatif berarti kemampuan untuk memperkenalkan sesuatu yang baru Dalam kehidupan biasanya dua kemampuan ini saling berkait erat. Seseorang yang kreatif biasanya juga inovatif. Sekarang bagaimanakah kreatif dan inovatif ini apabila kita kaitkan dalam dunia pekerjaan guru serta kaitannya denga era kemajuan sains dan teknologi yang kian pesat berkembang. Kedua kemampuan ini akan sangat berarti atau bermakna dalam dunia pendidikan, apabila dicermati pengertiannya dan selanjutnya diaplikasikan pada tugas dan peran sehari-hari kita sebagai guru.. Mengapa demikian? Kreativitas dan inovasi yang ada atau yang sudah dimliki setiap guru diharapkan akan memberi peluang kepada siswa untuk memilikinya. Guru mempunyai kesempatan besar untuk mengubah suatu kondisi atau atmosfir pembelajaran yang kurang baik menjadi lebih baik. Diharapkan dengan kreatifitas dan inovasi guru-guru sebagai ujung tombak kreator dan inovator yang langsung berhadapan dengan kelas akan membawa suatu kondisi pembelajaran yang kondusif secara keseluruhan. Selanjutnya apabila kedua kemampuan ini sudah menjadi milik guru-guru dalam pekerjaannya sehari-hari, bukan hal yang tidak mungkin guru-guru ini akan menjadi agen pembaharuan baik untuk sekolah tempatnya bekerja atau lebih luas lagi bagi dunia persekolahan, bahkan dunia pendidikan. Comment [MeMeX1]: GURU KREATIF-SD 2

2. Bagaimana Kreativitas dan Inovasi tumbuh dan berkembang? Daya kreativitas dan inovasi secara alamiah telah dimiliki oleh setiap orang. Namun tumbuh dan berkembangnya pada setiap orang ini akan berbeda tergantung dari kesempatan masing-masing untuk mengembangkannya. Pengembangan atau tumbuhnya dengan subur kreativitas dan inovasi pada setiap orang atau sehubungan dengan pekerjaan guru adalah dengan adanya latihan yang berkesinambungan. Latihan ini harus dibarengi pula dengan penanaman sikap dan nilai yang luhur, yaitu sikap seorang ilmuwan dan nilai yang berlandaskan pada IMTAQ. C. Menjadi Guru yang Kreatif dan Inovatif 1. Apa yang dapat diciptakan oleh Guru berkaitan dengan Tugasnya? Cukup banyak dan beragam kreatifitas dan inovatif yang dapat kita lakukan dalam kaitannya dengan tugas dan peran kita sebagai guru. Bebe-rapa aspek yang mungkin diberdayakan akan dibahas dalam bagian ini, baik yang berkaitan dengan perencanaan maupun pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM). Dalam perencanaan dan pelaksanaan PBM terdapat beberapa komponen yang terkait langsung, yaitu bahan ajar, metode dan pendekatan, sarana dan prasarana, keterampilan dasar mengajar, dan asesmen. Bahan ajar dapat diberdayakan melalui penggunaan buku pelajaran (a), dan dalam analisis bahan ajar (b). Pemilihan metode dan pendekatan pembelajaran (c) sangat menentukan kualitas pembelajaran, khususnya dalam perencanaan pengalaman belajar (d). Selain itu pembuatan dan penggunaan sarana pembelajaran (e) akan membantu menciptakan iklim yang kondusif untuk pembelajaran yang bermakna. Kecerdikan guru dalam pengelolaan kelas dan/atau laboratorium (f) serta penggunaan teknik dan keterampilan bertanya (g) akan melengkapi efektivitas dan kualitas PBM. Terakhir tak kalah pentingnya adalah pemberdayaan asesmen yang bervariasi (h) memberikan arah pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif. GURU KREATIF-SD 3

2. Bagaimana Menjadi Guru yang Kreatif dan Inovatif? Sesuai dengan cakupan aspek yang mungkin diberdayakan, pembahasan pada bagian ini dilakukan secara berurut, mulai dari penggunaan buku pelajaran (a) sampai dengan pemberdayaan asesmen yang bervariasi (h). a. Penggunaan buku pelajaran "Catat buku sampai abis" (CBSA) merupakan kondisi yang biasa dijumpai dalam pembelajaran di sekolah di Indonesia. Selama ini tampaknya buku pelajaran digunakan secara pasif oleh guru. Guru membaca materi yang ada di dalam buku pelajaran untuk kemudian dibahas (diajarkan) kepada siswa saat tatap muka di kelas. Atau guru menyiapkan ringkasan dari buku pelajaran dan menuliskannya di papan tulis, sementara itu siswa mencatatnya. Siswa menjawab persis seperti yang ada dalam buku pelajaran atau buku catatan ketika ulangan. Apabila kegiatan seperti itu yang terjadi, maka sebenarnya kita tidak membelajarkan siswa. Dalam belajar biologi (sebagai bagian dari IPA yang termasuk experimental science), siswa perlu berinteraksi dengan alam. Buku digunakan sebagai rujukan atau pembanding dengan hasil interaksi mereka dengan alam. Buku pelajaran disiapkan bagi siswa, sementara bagi guru sudah disiapkan buku petunjuk guru yang memang secara khusus disusun untuk keperluan PBM dan penambahan wawasan. b. Analisis bahan ajar Materi pelajaran perlu disiapkan oleh para guru dengan mempertimbangkan karakteristik dan kemampuan peserta didiknya. Pada kenyataannya masih banyak diantara para guru yang langsung saja mengambil materi dari buku-buku tertentu yang ada. Selain bahan ajar yang terdapat dalam buku pelajaran, kita sebernarnya perlu melakukan analisis bahan ajar atau analisis materi pelajaran. Denngan menganalisi bahan ajar kita "terpaksa" belajar dan mengolah materi pelajaran dalam GURU KREATIF-SD 4

urutan yang logis yang dapat diajarkan (teacable) dan diterima (accessible). c. Pemilihan metode/pendekatan pembelajaran Senioritas seorang guru tidak hanya bergantung pada lamanya mengajar, melainkan juga (dan terutama) kemampuannya untuk memilih metode dan pendekatan yang sesuai dengan topik bahasan, kondisi sekolah, dan hakikat belajar IPA. Metode ceramah sangat efisien dan efektif dalam menyampaikan materi yang aktual, karena dapat meminta konsentrasi siswa untuk menyimak isi materi yang dibahas. Namun metode ceramah tidak efektif untuk membelajarkan siswa untuk ber-ipa. Duduk-dengar-diam (3D) merupakan gejala yang sering dijumpai dalam PBM di kelas-kelas pendidikan dasar maupun pendidikan menengah. Pendekatan keterampilan proses mengaktifkan siswa belajar secara mental, fisik/manual, dan sosial. Pendekatan sains-teknologi-masayarakat (STM) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari isu-isu yang beredar dalam masyarakat untuk diangkat menjadi masalah yang akan dipecahkan bersama, kemudian diperkenalkan dan disebar-luaskan kembali ke masyarakat. Masih banyak pendekatan lain yang dapat dipilih untuk pembelajaran biologi yang aktif dan bermakna seperti pendekatan interaktif, pendekatan terpadu. d. Perencanaan pengalaman belajar Dari tujuan pembelajaran umum (TPU) dalam GBPP dijabarkan TPK yang operasional. Oleh karena dalam TPK terdapat aspek "apa atau isi" (konsep / subkonsep) dan aspek "bagaimana atau proses" (keterampilan proses sains), maka TPK pun seyogianya memuat kedua aspek tersebut. Tujuan yang sudah direncanakan tersebut tentunya membawa konsekuensi pada rancangan pembelajarannya. Dengan demikian dalam merencanakan pembelajarannya perlu dirancang pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada siswanya untuk ber-ipa dan GURU KREATIF-SD 5

belajar bermakna. Sebagai contoh ambillah satu TPK, lalu buat TPK dengan prinsip ABCD. Setelah itu bacalah alternatif pembelajaran dalam GBPP (bunderan/jendolan) sebagai pembanding atau pembuka gagasan, susunlah secara berurut kegiatan-kegiatan yang mungkin dilakukan siswa untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran (TPU & TPK). Itulah rancangan pengalaman belajar! Kreativitas dan inovasi guru dapat dilihat dari rancangan pengalaman belajar bagi para siswanya. e. Pembuatan dan penggunaan sarana pembelajaran Rancangan pengalaman belajar dapat diimprovisasi dengan memnafaatkan potensi daerah sebagai sarana atau media pembelajaran, misalnya memperkenalkan contoh-contoh lokal dalam belajar keanekaragaman makhluk hidup, hewan, tumbuhan, tumbuhan biji. Memodifikasi alat pelajaran atau alat peraga praktik yang buatan pabrik dengan menggunakan bahan-bahan di sekitar kita, bahkan menggunakan barang-barang bekas (seperti stereofoam, botol/gelas air mineral, karet sendal jepit) jelas menunjukkan kreativitas dan inovasi. Mengubah sebuah kotak lampu senter untuk melatih keterampilan observasi tanpa penglihatan juga sudah menunjukkan kreativitas dan inovasi. f. Pengelolaan kelas dan/atau laboratorium Menata kelas dan laboratoium sesuai metode/pendekatan yang dipilih dapat mengubah suasana belajar. Posisi meja/kursi berbentuk huruf U atau V sangat cocok untuk metode demonstrasi dan diskusi. Posisi duduk siswa yang berhadap-hadapan tanpa mengubah posisi kursi efektif untuk kerja kelompok (pengamatan, diskusi). Mengelola kelas tidak sama dengan menata kelas. Mengelola lebih berkaitan dengan mengatur atau mengorganisasi (manajemen) kegiatan pembelajaran, baik di kelas ataupun di laboratorium. Kegiatan mengelola dapat mencakup kegiatan membuka pelajaran, memotivasi siswa agar tertarik (berminat) terhadap topik yang akan dibahas, Pembelajaran GURU KREATIF-SD 6

kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berkolaborasi guna memecahkan masalah dengan mengembangkan keterampilan tertentu menuntut pengelolaan kelas yang berbeda daripada pengelolaan kelas yang biasa kita lakukan. Marilah kita cari contohcontoh pengelolaan kelas lainnya yang dapat mengubah suasana jenuh atau bosan saat pembelajaran berlangsung. Semua itru sebaiknya dipikirkan dan direncanakan sejak awal. Mengelola kegiatan praktek lain lagi. Memang untuk kegiatan praktek diperlukan rasio guru pembimbing dan praktikan yang lebih kecil, tetapi rasio tersebut ada kaitannya dengan peran guru. Guru atau pembimbing praktek mengunjungi para praktikan yang bekerja secara berkelompok ataupun individual untuk membantu mengatasi masalah yang mereka hadapi saat melakukan kegiatan praktek. Selama membimbing kegiatan praktek guru yang inovatif akan memberi kesempatan kepada para siswa praktikan untuk berdebat, mengemukakan pendapat atau hasil pengamatannya. Pada akhir kegiatan praktek seyogianya guru mereviu atau merangkum untuk menyamakan persepsi atau peroleh kegiatan praktek. Sebagaimana pada awal kegiatan guru memberikan arahan dalam hal penggunaan alat/bahan dan pengaturan waktu. Orang yang kreatif selalu menghargai waktu! Waktu yang sudah berlalu tidak dapat diulangi atau didapat kembali. Siswa dapat dilibatkan dalam persiapan atau tugas piket, sekaligus membina tanggung jawab mereka. g. Teknik dan keterampilan bertanya Walaupun teknik dan keterampilan bertanya sudah banyak digunakan oleh para guru di lapangan, namun masih banyak yang belum menyadari kekuatan dari pertanyaan dalam PBM. Pertanyaan dapat diajukan untuk merangsang siswa berperanserta, berpikir, ber-ipa, dan lainnya. Pertanyaan produktif sangat dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran IPA di kelas. Pertanyaan produktif dimaksudkan untuk GURU KREATIF-SD 7

melibatkan seluruh siswa untuk berperanserta dalam PBM, baik dalam diskusi, pengamatan, kegiatan praktek, maupun kegiatan lapangan. Daripada kita bertanya: "mengapa begini atau begitu?", lebih bermakna jika kita bertanya: "apakah semuanya begitu?" atau "bagaimana kamu akan menunjukkan bahwa pendapatmu itu benar?". Pertanyaan produktif pada umumnya dapat dijawab oleh setiap siswa, karena tidak menuntut siswa untuk mengingat-ingat konsep atau informasi di luar yang ditanyakan. Pendekatan interaktif melibatkan pertanyaan, dari siswa ataupun dari guru, terutama guru mengelola pertanyaan siswa menjadi pengarah kegiatan belajar. Pendekatan interaktif banyak digunakan dalam siaran atau tayangan TV atau radio swasta. Dalam pendekatan interaktuif, pemirsa dapat berdialog dengan nara sumber dipandu oleh penyiar atau pembawa acara. h. Pemberdayaan asesman yang bervariasi Ketika menilai hasil belajar kita tidak menilai siswanya, melainkan karakteristik atau kemampuan tertentu dari siswa. Dari lima target penilaian (pengetahuan, penalaran, keterampilan, karya, afektif) seringkali hanya aspek pengetahuan yang diukur. Biasanya pengukuran hasil belajaran tersebut dilakukan melalui bentuk tes tertentu yang terbatas, misalnya tes obyektif pilihan berganda. Penggunaan satu bentuk tes untuk mengungkap satu aspek target tentunya tidaklah memadai dan tidak dapat diandalkan untuk membuat keputusan yang seringkali sangat menetukan nasib dan kehidupan seserang. Begitu pula pengunaan tes obyektif pilhan ganda untuk mengukur enguasaan pengetahuan siswa tidak dapat dijadikan jaminan bahwa siswa yang mendapat nilai tinggi tersebut memang pantas menempati suatu posisi misalnya. Bagaimana cara memberdayakan asesmen dalam mengumpulkan informasi tentang kemajuan seseorang? Variasi atau kombinasi metode atau teknik asesmen terhadap berbagai target atau dimensi belajar dapat GURU KREATIF-SD 8

dipilih sebagai alternatif asesmen. Kreativitas dan inovasi guru ditantang untuk memilih metode-metode yang tepat dan target-target yang membedakan seseorang berhasil dan yang tidak. Mengajak siswa untuk menilai dirinya sendiri atau self assessment merupakan salah satu bentuk penghargaan yang mungkin dapat dicobakan pada anak usia sekolah dasar. Mungkin masih ada bentuk-bentuk lain untuk memberikan penghargaan kepada siswa kita, siapa punya gagasan? D. Penutup Menjadi guru yang kreatif dan inovatif tidaklah sulit. Setiap upaya untuk mencobakan gagasan baru yang mendorong siswa agar belajar bermakna dan produktif sudah menunjukkan kreativitas dan inovasi. Kreativitas dan inovasi bukanlah sesuatu yang muluk-muluk. Setiap orang memiliki kreativitas yang kadarnya berbeda dan dapat dikembangkan atau dilatihkan oleh dirinya sendiri atau dengan bantuan orang lain (siswa oleh guru), tetapi yang penting orang yang bersangkutan mau berusaha dan tidak menyerah pada keadaan. Jadilah kreatif dulu gurunya, karena kreativitas jarang (tidak akan) muncul pada siswa-siswa yang gurunya tidak kreatif. DAFTAR PUSTAKA Allen, R.E. (ed.). (1986). The Pocket Dictionary of Current English. 7 th ed. Oxford: Clarendon Press. Rustaman, N., & Rustaman, A. (1997). Pokok-pokok Pengajaran Biologi dan Kurikulum 1994. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classroom Assessment. New York: Macmillan College Publishing Company. Tim Penyusun Kamus. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi kedua. Jakarta: Balai Pustaka GURU KREATIF-SD 9