PROFIL SURJA HUBUNG KARENA PROSES ENERGIZED PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTERISTIK TEGANGAN LEBIH KONDISI TRANSIENT SAAT PROSES ENERGIZED (PEMBERIAN TENAGA) PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV

PENGARUH PENGGUNAAN REAKTOR TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIENT PADA OPERASI PELEPASAN BEBAN DI GARDU INDUK 500 KV UNGARAN-PEDAN

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik

Dasman 1), Rudy Harman 2)

SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA

Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

ANALISIS TEGANGAN LEBIH TRANSIEN IMPULS PERSEGI PADA UJUNG SALURAN TRANSMISI SECARA EKSPERIMENTAL

Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

ANALISIS ARUS TRANSIEN PADA SISI PRIMER TRANSFORMATOR TERHADAP PELEPASAN BEBAN MENGGUNAKAN SIMULASI EMTP

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

II. TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

III. METODE PENELITIAN

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP

Analisis Arus Dan Tegangan Transien Akibat Pelepasan Beban Pada Sisi Primer Transformator Unit 5, Unit 6, dan Unit 7 Suralaya

Studi Pengaruh Konfigurasi Peralatan pada Saluran Distribusi 20 kv Terhadap Performa Perlindungan Petir Menggunakan Simulasi ATP/EMTP

SIMULASI DAN ANALISIS PENGARUH TEGANGAN LEBIH IMPULS PADA BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV

Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)

ET 355 Transmisi Daya dan Gardu Induk: S-1, 2 SKS, semester 5

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

Vol.3 No1. Januari

PENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI

STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

Analisis Pengaruh Surja Hubung Terhadap Tegangan Lebih Transien Dengan Menggunakan Electromagnetic Transients Program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Pentanahan Netral

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT SATU FASE KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract

Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric

ABSTRAK. Kata kunci : Arus Transien, Ketahanan Transformator, Jenis Beban. ABSTRACT. Keywords : Transient Current, Transformer withstand, load type.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

SIMULASI INDUKSI SAMBARAN PETIR DAN KINERJA ARESTER PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)

ANALISA PEMASANGAN KOMPENSATOR REAKTOR SHUNT DALAM PERBAIKAN TEGANGAN SALURAN UDARA TEGANGAN EKSTRA TINGGI (SUTET)-500kV ANTARA TASIKMALAYA DEPOK

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

Deteksi Lokasi Untuk Gangguan Multi Point Pada Jaring Tiang Distribusi 20 KV Dengan Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Sinyal Arus Balik

ANALISIS RANGKAIAN GENERATOR IMPULS UNTUK MEMBANGKITKAN TEGANGAN IMPULS PETIR MENURUT BERBAGAI STANDAR

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KERJA RECLOSER PADA DISTRIBUSI TEGANGAN TRANSIEN RUMAH TANGGA

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI SULAWESI SELATAN

TEGANGAN TRANSIEN K U A L I T A S D A Y A S I S T E M T E N A G A L I S T R I K S E N I N, 1 8 N O V

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

ANALISIS DAMPAK PEMASANGAN DISTIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP PROFIL TEGANGAN DAN RUGI-RUGI DAYA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

PERALATAN KOPLING POWER LINE CARRIER

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS HUBUNG SINGKAT TIGA PHASE

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

EVALUASI PERLINDUNGAN GARDU INDUK 150 KV PANDEAN LAMPER DI TRAFO III 60 MVA TERHADAP GANGGUAN SURJA PETIR

Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls

BAB III LIGHTNING ARRESTER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-130

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

ANALISIS SETTING DAN KOORDINASI RELE JARAK PADA GI 150 KV PANDEAN LAMPER ARAH SRONDOL. Abstrak

Studi Proteksi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator 100% Dengan Metode Tegangan Harmonisa Ketiga

Analisis Pengaruh Penambahan Unit Pembangkit Baru terhadap Arus Gangguan ke Tanah pada Gardu Induk Grati

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

PENENTUAN BATAS TEGANGAN STEADY STATE DENGAN MENGGUNAKAN KURVA PQ PADA TEGANGAN BEBAN SENSITIF

PENGARUH CAPACITOR BANK SWITCHING TERHADAP KUALITAS DAYA EFFECT OF CAPACITOR BANK SWITCHING ON POWER QUALITY

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

PENGGUNAAN ATP DRAW 3.8 UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI 150 kv AKIBAT BACKFLASHOVER

BAB II LANDASAN TEORI

Pemodelan dan Analisis Fault Current Limiter Sebagai Pembatas Arus Hubung Singkat Pada GI Sengkaling Malang

BAB II TEORI DASAR GELOMBANG BERJALAN DAN PEMBUMIAN (PENTANAHAN)

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA TRANSFORMATOR

BAB III TEORI DASAR DAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK

SIMULASI PENENTUAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN MENARA TRANSMISI 150 KV TERHADAP BACKFLASHOVER AKIBAT SAMBARAN PETIR LANGSUNG

MODUL 1 PENDAHULUAN, FENOMENA TRANSIEN & FUNGSI PEMAKSA TANGGA SATUAN

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

BAB 1 PENDAHULUAN. tegangan pengirim akibat suatu keadaan pembebanan. Hal ini terjadi diakibatkan

KOORDINASI PROTEKSI ARESTER PCB DAN DIODA ZENER DENGAN ELEMEN DEKOPLING PADA PERALATAN LISTRIK JURNAL SKRIPSI

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Transkripsi:

POFIL SUJA HUBUNG KAENA POSES ENEGIZED PADA SALUAN TANSMISI 500 KV Yuniarto Program Studi Diploma III Teknik Elektro, Fakultas Teknik UNDIP Semarang ABSTACT Transient over voltage that happened because switching surge have to be paid attention to don't cause the damage equipments of insulation coordination system. This research aim to perceive the transient over voltage at the end of 500 kv transmission line caused energized process by using EMTP (Electromagnetic Transients Program) as toll to simulate the energized process. Data for this research was taken from 500 kv transmission line Ungaran-Pedan. From this research was expected can become a reference for power company in planning insulation coordination at transmission line. esult of research show that transient over voltage at the end of 500 kv transmission line caused energized process reach more or less twice its nominal voltage Keywords : energized, karateristik, transient over voltage, EMTP 1. PENDAHULUAN Dewasa ini peningkatan peningkatan level tegangan saluran transmisi telah mencapai tegangan ekstra tinggi yaitu 500 kv. Pemilihan level tegangan transmisi 500 kv didasarkan pada pertimbangan bahwa transmisi 500 kv memiliki kemampuan menyalurkan daya listrik kira-kira 11 kali kapasitas transmisi 150 kv, untuk jenis penghantar yang sama dan jaringan yang digunakan lebih sedikit serta mempunyai kemampuan menyalurkan daya listrik yang lebih jauh. Pemakaian tegangan saluran transmisi yang tinggi, mengakibatkan tegangan lebih transien yang dialami oleh saluran transmisi tersebut akan semakin tinggi juga. Tegangan lebih tersebut bisa merusak peralatan isolasi jika magnitude tegangannya melebihi BIL (Basic Insulation Level) peralatan isolasi yang dipakai. Tegangan lebih transien adalah tegangan yang mempuyai amplitudo sangat besar dan berlangsung sangat singkat yang disebabkan karena sambaran petir atau karena operasi pensaklaran. Profil Surja Hubung... 13

Tegangan lebih transient yang disebabkan karena sambaran petir disebut surja petir sedang tegangan lebih transient yang disebabkan oleh operasi pensaklaran disebut surja hubung. Surja hubung salah satunya disebabkan oleh proses pemberian tenaga (energized), yaitu proses mengaliri sebuah saluran transmisi dalam keadaan tanpa beban dengan sumber tegangan, melalui operasi penutupan saklar. Kenaikan tegangan yang terjadi karena surja hubung harus diperhatikan jangan sampai menyebabkan kerusakan koordinasi isolasi peralatan pada sistem. Penelitian yang dilakukan penulis ini bertujuan untuk mengetahui profil dan karakteristik tegangan lebih transien yang terjadi karena proses energized, dengan memakai program simulasi EMTP (Electromagnetic Transients Program). Untuk obyek penelitian ini diambil data dari saluran transmisi 500 kv Ungaran-Pedan. Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi bahan masukan bagi perusahaan-perusahaan kelistrikan dalam menentukan koordinasi isolasi saluran transmisi. A. Analisis Transien : Gelombang Berjalan Gejala tegangan lebih transien pada saluran transmisi dapat diselesaikan dengan membuat rangkaian ekivalen satu fase, sehingga tiga fase saluran transmisi diasumsikan sebagai satu fasa tunggal. Studi tentang surja hubung pada saluran transmisi adalah sangat kompleks, sehingga pada penelitian ini hanya mempelajari kasus suatu saluran yang tanpa rugi-rugi. Suatu saluran tanpa rugirugi adalah representasi yang baik dari saluran-saluran frekuensi tinggi di mana ωl dan ωc menjadi sangat besar dibandingkan dengan dan G. Pendekatan yang dipilih untuk persoalan ini sama seperti yang telah digunakan untuk menurunkan hubungan-hubungan tegangan dan arus dalam keadaan steady state untuk yang saluran panjang dengan konstanta-konstanta yang tersebar merata. Tegangan V dan I adalah fungsifungsi x dan t bersama-sama, sehingga kita perlu menggunakan turunan sebagian. Persamaan jatuh tegangan seri di sepanjang elemen saluran adalah V i x i L x (1) x t demikian pula halnya : 14 Yuniarto

V V x Gv C x () x t Persamaan dan tersebut di atas dapat dibagi dengan Δx, dan karena hanya membahas suatu saluran tanpa rugi-rugi, maka dan G akan sama dengan nol sehingga didapatkan : V i L (3) x t dan i V C (4) x t Sekarang variabel i dapat dihilangkan dengan menghitung turunan sebagian kedua suku dalam persamaan (3) terhadap x dan turunan sebagian kedua suku dalam persamaan (4) terhadap t. Prosedur ini menghasilkan i / xt pada kedua persamaan yang dihasilkan, dan dengan mengeliminir turunan sebagian kedua dari variabel i dari kedua persamaan tersebut, didapatkan : 1 V. LC x V t (5) Persamaan (5) ini adalah yang dinamakan persamaan gelombang berjalan suatu saluran tanpa rugi-rugi. Penyelesaian persamaan ini adalah fungsi dari (x-vt), dan tegangannya dinyatakan dengan : V = f 1 (x-vt) + f (x+vt) (6) Yang merupakan suatu penyelesaian untuk terjadinya komponenkomponen ke depan dan ke belakang sebuah gelombang berjalan secara bersamaan pada sebuah saluran tanpa rugi-rugi. Variabel v yang menyatakan kecepatan gelombang berjalan dapat dinyatakan dengan : dengan : (m/s) 1 v (7) LC v = kecepatan rambat gelombang L = induktansi saluran (H/m) C = kapasitansi saluran (F/m) Jika gelombang yang berjalan ke depan, yang disebut juga dengan gelombang datang, dinyatakan dengan : V + = f 1 (x-vt) (8) Maka gelombang arus akan ditimbulkan oleh muatan-muatan yang bergerak dapat dinyatakan dengan : i + 1 = f x vt 1 LC (9) dari persamaan (8) dan persamaan (9) didapatkan bahwa : V i L C (10) Profil Surja Hubung... 15

Perbandingan antara V dan i dinamakan impedansi karakteristik atau impedansi surja (Z C ) dari saluran tanpa rugi-rugi. Pada saat suatu tegangan v(t) diterapkan pada salah satu ujung saluran transmisi tanpa rugi-rugi, maka unit kapasitasi C pertama dimuati pada tegangan v(t). Kapasitansi ini kemudian meluah kedalam unit kapasitansi berikutnya melalui induktansi L. proses bermuatan-peluahan (charge-discharge) ini berlanjut hingga ujung saluran dan energi gelombang dialihkan dari bentuk elektronik (dalam kapasitansi) ke bentuk magnetik (dalam induktansi). Jadi, gelombang teganan bergerak maju secara gradual ke ujung saluran dengan menimbulkan gelombang arus ekivalen juga. Propagasi gelombang tegangan dan arus ini disebut gelombang berjalan (travelling wave) dan gelombang ini kelihatan seolah-olah tegangan dan arus berjalan sepanjang saluran dengan kecepatan yang diberikan oleh persamaan (7). Saat gelombang yang berjalan pada suatu saluran transmisi mencapai titik transisi, seperti suatu rangkaian terbuka, rangkaian hubungan singkat, suatu sambungan dengan saluran lain atau kabel, belitan mesin, dan lain-lain, maka pada titik itu terjadi perubahan parameter saluran. Akibatnya sebagaian dari gelombang berjalan bergerak melewati bagian lain dari rangkaian. Pada titik transisi, tegangan atau arus dapat berharga nol sampai dua kali harga semula tergantung pada karakteristik teminalnya. Gelombang berjalan asal (impinging wave) disebut gelombang datang (incident wave) dan dua macam gelombang lain yang muncul pada titik transmisi disebut dengan gelombang pantul (reflected wave) dan gelombang maju (transmitted wave). B. Analisis Transien : Gelombang Pantul. Di sub bab ini akan dibahas tentang apa yang akan terjadi jika suatu tegangan dihubungkan pada ujung pengirim suatu saluran transmisi yang ditutup dengan suatu impedansi Z Pada saat saklar ditutup dan suatu tegangan terhubung pda suatu saluran, maka suatu gelombang tegangan V + mulai berjalan sepanjang saluran dikikuti oleh suatu gelombang arus i +. Perbandingan antara V dan i di ujung saluran pada setiap saat harus sama dengan resistansi penutup Z. Oleh karena itu kedatangan V + dan i + di ujung 16 Yuniarto

penerima di mana nilai-nilainya adalah V + dan i + harus menimbulkan gelombanggelombang yang berjalan ke belakang atau gelombang-gelombang pantulan V - dan i - yang nilai-nilainya di ujung adalah V - dan i - sedemikian sehingga, V i dengan V - V i V i dan i - (11) adalah gelombanggelombang V - dan i - yang diukur pada ujung penerima. Jika dibuat Z C = persamaan (10) : dan L / C didapat dari V i (1) Zc i V (13) Zc Kemudian dengan memasukkan nilai i+ dan i- ke dalam persamaan (11) dihasilkan persamaan : Z V Zc. V (14) Z Z c Koefisien pantulan ρ untuk tegangan pada ujung penerima saluran didefnisikan sebagai V - /V +, jadi : dengan : Z Z c (15) Z Z c ρ = koefisien pantulan pada ujung penerima Z = impedansi ujung penerima Z C = impedansi karakteristik (impedansi surja) Pada saluran yang ditutup dengan impedansi karakteristik Z C, terlihat bahwa koefisien pantulan untuk sama dengan nol, sehingga tidak ada gelombang pantulan, dan saluran berlaku seakanakan panjangnya tidak terhingga. Pada saat ujung saluran yang merupakan suatu rangkaian terbuka Z adalah tak terhingga akan didapatkan harga ρ sama dengan 1 (satu). Dengan demikan tegangan yang terjadi pada ujung penerima menjadi kalinya tegangan pada sumber tegangan atau pada ujung pengirim. Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa besar tegangan lebih transien sangat tergantung pada impedansi karakteristik (Z C = L / C ), dimana impedansi karakteristik tersebut sangat berpengaruh terhadap koefisien pantulan ρ. Harus diperhatikan di sini bahwa gelombang-gelombang yang berjalan kembali ke arah ujung pengirim akan Profil Surja Hubung... 17

menyebabkan pantulan-pantulan baru yang ditentukan oleh koefisien pantulan pada ujung pengirim ρ S dan imedansi ujung pengirim Z. ZS Z c (16) S ZS Z c dengan : ρ S = koefisien pantlan pada ujung pengirim Z = impedansi ujung pengirim Z C = impedansi karakteristik (impedansi surja) C. EMTP (Electromagnetic Transients Programs) EMTP (Electromagnetic Transients Program) adalah sebuah paket program komputer terintegasi yang secara khusus didesain untuk meyelesaikan permasalahan peralihan (transient) pada sistem tenaga listrik untuk rangkaian terkonsentrasi, rangkaian terdistribusi, atau kombinasi dari kedua rangakian tersebut. Program ini pertama kali dikembangkan oleh H.M. Dommel di Munich Institute of Technology pada awal tahun 1960-an. EMTP sangat tepat jika digunakan untuk menganalisis transien pada operasi surja hubung (switching surge) atau surja petir (lightning surge) karena program ini secara khusus menyediakan fasilitas pemodelan untuk generator, circuit breaker, transformator, sumber surja petir dan pemodelan berbagai jenis saluran transmisi.. METODE DAN PEMBAHASAN Perhitungan matematis dari rumusrumus tersebut di atas akan sulit dan rumit sekali, sehingga untuk mempermudah dalam menganalisa dipakai EMTP sebagai alat bantu, dengan cara membuat simulasi rangkaian berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan. Sehingga metode penelitian ini dapat diuraikan dalam langkah-langkah kegiatan sebagai berikut : a. Pencarian data di lapangan. b. Pembuatan model saluran c. Penentuan nilai parameter saluran d. Penerapan model rangkaian ke dalam program EMTP e. Pengamatan hasil simulasi dari EMTP Data-data untuk simulasi diambil dari saluran transmisi 500 kv antara Ungaran-Pedan dengan asumsi sebagai berikut : a. saluran tersebut ideal 18 Yuniarto

b. pemutus tenaga membuka secara serentak c. pengamatan hanya dilakukan di ujung saluran. d. saluran transmisi dalam keadaan tanpa reaktor. Berdasarkan data-data yang diperoleh maka didapatkan bentuk simulasi rangkaian sebagai berikut, U Simulasi dijalankan dengan skenario, saluran transmisi dalam keadaan tanpa beban kemudian saklar ditutup untuk memasukan tegangan sebesar 408,5 kv. Dari hasil simulasi didapatkan profil dan karakteristik tegangan lebih transient yang terjadi di ujung penerima saluran transmisi 500 kv Ungaran Pedan karena proses energized di Gardu Induk 500 Kv Ungaran adalah sebagai-berikut. Gambar 1. Model angkaian untuk Simulasi Profil Surja Hubung... 19

Gambar. Profil Surja Hubung di Ujung Saluran Transmisi 500 kv Ungaran-Pedan pada Saat Operasi Energized. Hasil simulasi seperti yang tercantum pada gambar di atas memperlihatkan bahwa magnitude tegangan lebih transien terbesar yang terjadi di ujung saluran selama proses energized pada saluran transmisi 500 kv Ungaran-Pedan kurang lebih 800,0 kv. Tegangan tersebut hampir dua kali tegangan di ujung pengirim yaitu 408,5 kv. Tegangan lebih transient tersebut berlangsung sangat cepat yang makin lama makin mengecil dan mencapai keadaan tunak (steady state) dalam waktu kurang lebih 30 mili detik. 3. KESIMPULAN DAN SAAN Kesimpulan Tegangan lebih transien yang terjadi di ujung penerima saluran transmisi 500 kv yang terbuka pada saat proses energized mencapai dua kali tegangan yang dikenakan di ujung pengirim sehingga sangat berbahaya bagi koordinasi sistem osilasinya. Saran Untuk mendapatkan hasil simulasi yang lebih akurat perlu dilakukan lebih lanjut dengan menghilangkan asumsi-asumsi pada penelelitian ini. Juga perlu dilakukan 0 Yuniarto

penelitian lebih lanjut untuk menentukan Control, Power Engineering Society langkah-langkah guna meredam tegangan Winter Meeting no.06, IEEE. lebih transien. Marti, L., 1998, Calculation of Voltage profile Along Transmission Lines, DAFTA PUSTAKA IEEE on Transaction on Power Arismunandar, A., 1994, Teknik Tegangan Delivery. Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta. Naidu, MS., V., Kamaraju, 1995, High Dommel, dan Herman, W., 1996, Voltage Engineering, Tata MCGraw- Electromagnetic Transients Program Hill Publishing Company Limited. Vancouver, Canada. T.S. Hutauruk, 1989, Gelombang Berjalan EMTP Development Coordination group, dan Proteksi Surja, Erlangga, Jakarta 1998, The Electromagnetic Transients Stevenson, W.D., Jr., 1996, Power System Program, Version 3,0 ule Book 1, Analysis, International Edition Volume 1, EPI eport. Singapore. EMTP Development Coordination group, 1998, The Electromagnetic Transients Program, Version 3,0 ule Book, Volume 1, EPI eport. EMTP Development Coordination group, 1998, The Electromagnetic Transients Program, Version 3,0 ule Book 3, Volume 1, EPI eport. Galvan, A., and Cooroy, V., 1997, Analysis of Lightning-Induced Voltages in a Network of Conductors using the ATP- EMTP Program, Conference Publication no. 445, IEEE. Kundur, P., Morison, G.., and Wang, L., 000, Techniques for On-Line transient Stability Assessment and Profil Surja Hubung... 1