PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir, MS Nip

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi...

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN

DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015 i

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA (NEW INISIATIF) TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS. NIP i

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2013

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah di Lahan Kering Tahun

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PETERNAK

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan. Ir. Gamal Nasir, MS NIP

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

RANCANGAN PROGRAM DITJEN PERKEBUNAN PERIODE MENDUKUNG PENGEMBANGAN KOMODITAS DI KAWASAN ANDALAN

DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan i Tembakau Tahun 2015

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PERLUASAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR DI LAHAN KERING TAHUN 2016

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Pelaksanaan Penanaman Tanaman Nilam Tahun 2013

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 473 TAHUN 2011 TANGGAL PEDOMAN PEMBINAAN KELEMBAGAAN PETANI DAN NELAYAN DI KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PEDOMAN TEKNIS SELEKSI TENAGA PENDAMPING KEGIATAN PENGEMBANGAN KAKAO BERKELANJUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2018

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

Kata Pengantar. Jakarta, Desember 2009 Direktur Jenderal Perkebunan. Ir. Achmad Mangga Barani, MM NIP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2015 (REVISI)

BAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

Transkripsi:

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012

KATA PENGANTAR Pemberdayaan petani dan kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) berdasarkan manajemen kemitraan, merupakan suatu sistem dalam pemberdayaan petani yang dilaksanakan berdasarkan filosofi kemitraan dalam suasana penuh persahabatan. Proses pemberdayaan ini melalui beberapa tahapan, yaitu 1) tahap persiapan, antara lain berupa workshop / sosialisasi dan survei awal, 2) tahap pelaksanaan, antara lain berupa pelatihan penyegaran Fasilitator Daerah, pelatihan petani untuk penumbuhan kebersamaan / dinamika kelompok dan untuk penguatan kelembagaan dan 3) tahap evaluasi, antara lain dapat berupa lokakarya. Pedoman Teknis Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013 dibuat sebagai acuan bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan kegiatan dimaksud. Pedoman Teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Juklak/Juknis di tingkat provinsi/kabupaten untuk disesuaikan dengan kondisi setempat. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 19560728 198603 1 001 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Sasaran Nasional... 4 C. Tujuan... 6 II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN... 8 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan... 8 B. Spesifikasi Teknis... 9 III. PELAKSANAAN KEGIATAN... 12 A. Ruang Lingkup... 12 B. Pelaksana Kegiatan... 13 C. Lokasi, Jenis dan Volume... 15 D. Simpul Kritis... 15 IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN... 17 V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN... 17 VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN. 20 VII.PEMBIAYAAN... 21 VIII.PENUTUP... 22 LAMPIRAN ii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya pembangunan perkebunan yang dilakukan melalui berbagai pola pengembangan telah berhasil meningkatkan luas areal dan produksi, namun belum memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan kesejahteraan petani. Keterbatasan petani dalam kepemilikan lahan, penguasaan teknologi, akses terhadap permodalan dan pasar, telah menempatkan individu petani pada posisi yang kurang menguntungkan, dan mengakibatkan petani selalu terkena dampak negatif yang paling besar setiap kali terjadi perubahan pada mekanisme perdagangan baik lokal maupun global. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam pembangunan perkebunan ke depan seyogyanya lebih ditekankan pada membangun manusia dan masyarakat perkebunan. Terkait dengan hal itu, kegiatan pemberdayaan petani dan kelembagaan menjadi penting dalam rangka mendorong petani untuk mengorganisasikan dirinya dan terhimpun dalam suatu wadah usaha untuk mensinergiskan kekuatan/ potensi yang dimiliki masyarakat tani. 1

Menyadari lemahnya SDM petani dan kurangnya upaya penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani maka perlu diupayakan suatu model pemberdayaan masyarakat perkebunan yang terprogram dan utuh serta dilaksanakan secara berkesinambungan melalui suatu sistem dengan memperhatikan kearifan lokal. Salah satu model pemberdayaan petani dan kelembagaan yang dikembangkan adalah melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) berdasarkan manajemen kemitraan. SKE merupakan suatu sistem dalam pemberdayaan petani dan kelembagaan yang dilaksanakan berdasarkan manajemen kemitraan yaitu pengelolaannya dijalankan berdasarkan filosofi kemitraan atau dalam suasana penuh persahabatan. Berdasarkan konsep kemitraan, maka ditumbuh kembangkan persahabatan di antara individu dan dua pihak yang akan menjalankan kemitraan. Sistem ini harus dibangun secara logis yaitu dapat diterima secara akal/logika oleh pihak yang melaksanakan, disamping itu juga harus ekonomis yaitu memberikan manfaat ekonomi dan harmonis yaitu dapat menciptakan hubungan kerjasama yang penuh persahabatan. Dalam proses pemberdayaan petani melalui SKE berdasarkan manajemen kemitraan melalui beberapa tahapan, yaitu tahap 2

persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan dalam tahap persiapan adalah 1) sosialisasi, 2) penyiapan Tim Asistensi Pusat dan Daerah, 3) Survei awal dengan Rapid Rural Appraisal (RRA), 4) Melakukan Kegiatan Participatory Rural Appraisal (PRA) dan 5) Menyusun program pemberdayaan petani. Tahap pelaksanaan terdapat lima kegiatan yaitu 1) sosialisasi, 2) pelatihan Fasilitator Daerah (FASDA), 3) pelatihan petani, 4) pendampingan, 5) asistensi. Tahap evaluasi adalah evaluasi terhadap seluruh proses pemberdayaan petani. Tahap awal dalam proses pemberdayaan petani di tingkat kabupaten adalah sosialisasi dalam bentuk workshop selama 1 hari terhadap petugas dinas yang membidangi perkebunan dan Petugas Penyuluh Lapang (PPL) setempat serta para pejabat pengambil kebijakan di tingkat kecamatan setempat seperti camat atau pejabat yang ditunjuk. Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk menyamakan persepsi dan pola pikir dalam menerapkan model pemberdayaan petani dan kelembagaan melalui manajemen kemitraan sehingga seluruh pihak dari mulai pemerintah pusat, kabupaten, kecamatan, desa serta seluruh stakeholder/lapisan masyarakat yang terkait merasa memiliki dan mau mendukung pelaksanaan model pemberdayaan ini. 3

Tahap selanjutnya yaitu dilaksanakan kegiatan PRA. Kegiatan ini adalah kegiatan survei lapangan untuk mengetahui kondisi petani di lapangan yang sebenarnya. Pelatihan petani dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu 1) pelatihan petani untuk Penumbuhan Kebersamaan atau pelatihan Dinamika Kelompok, 2) pelatihan petani untuk Penguatan Kelembagaan dan 3) pelatihan petani untuk Pengembangan Kelembagaan. Untuk itu, melalui dana Tugas Pembantuan (TP) kabupaten tahun 2013 dianggarkan 1) Workshop Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE), 2) Kegiatan Participatory Rural Appraisal (PRA), 3) Pelatihan Petani untuk Penumbuhan Kebersamaan atau Dinamika Kelompok dan 4) Pelatihan Petani untuk Penguatan Kelembagaan di wilayah pengembangan tanaman rempah penyegar. B. Sasaran Nasional Sasaran dari masing-masing kegiatan ini adalah : 1) Sasaran dari kegiatan Workshop Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) adalah petugas dinas yang membidangi perkebunan dan Petugas Penyuluh Lapang (PPL) setempat serta 4

para pejabat pengambil kebijakan di tingkat kecamatan seperti camat atau pejabat yang ditunjuk, petani sukses, mitra usaha, wakil organisasi petani di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. 2) Sasaran dari Kegiatan Participatory Rural Appraisal (PRA) adalah petani dan keluarganya, tokoh masyarakat, aparat pemerintah desa dan instansi terkait dengan pembinaan petani, koperasi, organisasi yang berbasis komunitas seperti kelompok keagamaan, dasa wisma, wanita tani atau karang taruna di komoditas tanaman rempah penyegar terutama teh di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. 3) Sasaran dari Kegiatan Pelatihan Petani untuk Penumbuhan Kebersamaan atau Dinamika Kelompok adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani tanaman rempah penyegar, yang meliputi petani kakao, kopi, teh, lada, cengkeh atau pala di 14 provinsi dan 27 kabupaten. 4) Sasaran dari Kegiatan Pelatihan Petani untuk Penguatan Kelembagaan adalah petani yang tergabung dalam kelompok tani tanaman rempah penyegar yang telah mengikuti Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan, yang meliputi petani lada di Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Bangka Belitung. 5

C. Tujuan 1. Workshop Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam menerapkan pola pemberdayaan petani dan kelembagaan melalui manajemen kemitraan, sehingga memberikan dukungan baik politis maupun finansial. 2. PRA bertujuan untuk survei lapangan dalam rangka mengetahui kondisi petani di lapangan yang sebenarnya untuk menyusun program pemberdayaan petani dan kelembagaan agar sesuai dengan kebutuhan petani sasaran dengan spesifik lokal yang ada. 3. Kegiatan Pelatihan Petani untuk Penumbuhan Kebersamaan atau Dinamika Kelompok bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran petani agar melakukan kegiatan usaha produktif secara bersama-sama melalui wadah kelompok produktif. 4. Pelatihan Petani untuk Penguatan Kelembagaan meliputi 5 jenis pelatihan: a. Pelatihan Strategi Pengembangan Kelembagaan Petani (SPKP) bertujuan untuk memotivasi peserta dalam membangun kebersamaan dan 6

kerjasama antar kelompok dengan membentuk gabungan kelompok. b. Pelatihan Kepemimpinan dan Komunikasi (KK) bertujuan untuk mengembangkan cara komunikasi dan cara memimpin kelompok yang baik dan efektif. c. Pelatihan Manajemen Kemitraan Budidaya (MKBD) bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang aspek manajemen yang berdasarkan kemitraan/persahabatan dalam budidaya tanaman d. Pelatihan Administrasi Pembukuan dan Program tabungan (APPT) bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta dalam melaksanakan administrasi kelompok dan pencatatan pembukuan secara sederhana dan transparan. e. Pelatihan Pengembangan Ekonomi Rumah Tangga (PERT) bertujuan untuk mengharmonisasikan keluarga, pengaturan anggaran rumah tangga dan menumbuhkan kesadaran kewirausaha dalam keluarga serta aktivitas ekonomi lainnya. 7

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan petani melalui SKE berdasarkan manajemen kemitraan adalah proses merubah pola pikir petani yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu : Tahap persiapan, yang mencakup : sosialisasi program, penyiapan Tim Asistensi, survai lapangan (RRA atau PRA), menyusun program dan materi pelatihan. Tahap pelaksanaan, yang mencakup : sosialisasi, pelatihan FASDA, pelatihan petani, pendampingan dan asistensi. Tahap evaluasi, yang merupakan evaluasi seluruh proses pemberdayaan petani (tahap sosialisasi, pelatihan, pendampingan dan asistensi) dengan menyelenggarakan lokakarya. Kegiatan PRA adalah kegiatan survei lapangan yang dilakukan untuk menyusun program pemberdayaan petani dan kelembagaan. Dari kegiatan PRA ini akan diketahui kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, jenis usaha tani, kehidupan bermasyarakat, kelembagaan yang sudah ada, potensi kelompok, kebutuhan hidup, 8

permasalahan serta harapan petani untuk masa depannya. Sosialisasi pelaksanaan dilakukan secara berjenjang mulai dari provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa. Peserta sosialisasi terdiri dari unsur pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa), intansi terkait, tokoh masyarakat setempat, mitra usaha, wakil organisasi petani. Pelatihan petani merupakan tahap pelaksanaan yang diselenggarakan setelah pelatihan FASDA. Pada pelatihan petani terdapat tiga tahapan, yaitu : Pelatihan petani untuk Penumbuhan Kebersamaan, melalui Pelatihan Dinamika Kelompok Pelatihan petani untuk Penguatan Kelembagaan (terdapat 5 jenis pelatihan) Pelatihan petani untuk Pengembangan Kelembagaan (terdapat 6 jenis pelatihan) B. Spesifikasi Teknis 1. Pemilihan Peserta a. Peserta Workshop Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) adalah unsur pemerintah daerah (provinsi, kabupaten, kecamatan dan desa), instansi terkait, tokoh 9

masyarakat setempat, mitra usaha, wakil organisasi petani. Jumlah peserta workshop adalah 40 orang. b. Peserta Kegiatan PRA adalah petani tanaman rempah dan penyegar (kakao, kopi, teh, lada, cengkeh atau pala), tokoh masyarakat, perangkat desa dan instansi yang terkait dengan pembinaan petani, koperasi dan organisasi yang berbasis komunitas. Jumlah peserta PRA adalah 25 orang. c. Peserta Pelatihan Dinamika Kelompok adalah petani tanaman rempah dan penyegar (kakao, kopi, teh, lada, cengkeh atau pala) yang berjumlah kurang lebih 25 orang yang tergabung dalam satu kelompok. Karena inti dari pelatihan ini adalah menumbuhkan rasa kebersamaan dalam kelompok, maka peserta pelatihan Dinamika Kelompok adalah anggota satu kelompok tani (bukan perwakilan dari beberapa kelompok tani). Kelompok tani sasaran diutamakan yang akan menerima kegiatan fisik lapangan pada tahun anggaran 2013. d. Peserta Pelatihan Penguatan Kelompok adalah petani tanaman rempah dan penyegar (lada dan pala) yang telah mengikuti Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan. Jumlah 10

peserta pelatihan adalah 25 orang untuk jenis Pelatihan SPKP, KK, MKBD, APPT dan 50 orang untuk jenis Pelatihan PERT. Peserta Pelatihan SPKP, KK, MKBD, APPT adalah para pengurus kelompok terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara. Peserta Pelatihan PERT adalah pasangan suami isteri pengurus dan anggota kelompok. 2. Pelatih/Fasilitator a. Sebagai pelatih/fasilitator dalam Workshop Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) adalah para pakar SKE (konsultan SKE dan Fasilitator Profesional/Utama). b. Sebagai pelatih/fasilitator dalam PRA adalah Tim Fasilitator Daerah (FASDA) I dan II yang sudah dilatih melalui Pelatihan Penyegaran Fasilitator Daerah. c. Sebagai pelatih/fasilitator dalam Pelatihan Dinamika Kelompok adalah Tim Fasilitator Daerah (FASDA) I yang sudah dilatih melalui Pelatihan Penyegaran Fasilitator Daerah. d. Sebagai pelatih/fasilitator dalam Pelatihan Penguatan Kelembagaan 11

adalah Tim Fasilitator Daerah (FASDA) II yang sudah dilatih melalui Pelatihan FASDA II. III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup 1. Fasilitasi Workshop Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) tanaman rempah dan penyegar di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. 2. Fasilitasi pemberdayaan petani dan kelembagaan melalui Kegiatan PRA petani tanaman rempah dan penyegar (teh,) di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. 3. Fasilitasi pemberdayaan petani dan kelembagaan melalui Pelatihan Petani untuk Penumbuhan Kebersamaan (Pelatihan Dinamika Kelompok) tanaman rempah dan penyegar (kakao, kopi, teh, lada, cengkeh atau pala) di 14 provinsi, 27 kabupaten. 4. Fasilitasi pemberdayaan petani dan kelembagaan melalui Pelatihan Petani untuk Penguatan Kelembagaan tanaman rempah dan penyegar (lada) di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung. 12

5. Pendampingan proses pemberdayaan petani oleh Tim FASDA. 6. Pembinaan, pengawalan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan. 7. Pembuatan laporan. B. Pelaksana Kegiatan Secara umum organisasi pelaksana kegiatan dengan uraian tugasnya adalah sebagai berikut : 1. Pusat a. Menyusun Pedoman Teknis Pemberdayaan dan Penguatan Kelembagaan Tanaman rempah dan Penyegar Tahun 2013; b. Melakukan sosialisasi ke provinsi dan kabupaten dalam rangka menyamakan persepsi pelaksanaan kegiatan; c. Melakukan koordinasi, bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan; d. Melakukan monitoring dan evaluasi; e. Menyusun laporan. 2. Provinsi a. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak); 13

b. Melakukan koordinasi dengan kabupaten tentang kegiatan pemberdayaan petani terkait dengan keberadaan Tim FASDA; c. Melakukan bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan; d. Melakukan monitoring dan evaluasi; e. Menyusun laporan kegiatan. 3. Kabupaten a. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis); b. Melakukan inventarisasi, identifikasi dan menetapkan calon peserta pelatihan; c. Koordinasi dengan Tim FASDA sebagai pelatih/fasilitator; d. Bersama-sama dengan Tim FASDA menyusun materi dan modul pelatihan; e. Melaksanakan kegiatan Workshop, PRA, Pelatihan Petani untuk Penumbuhan Kebersamaan (Pelatihan Dinamika Kelompok), Pelatihan Petani untuk Penguatan Kelembagaan; f. Melakukan monitoring dan evaluasi; g. Menyusun laporan kegiatan. 14

C. Lokasi, Jenis dan Volume 1. Lokasi kegiatan Workshop Pemberdayaan Petani dan Kelembagaan melalui Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE) tahun 2013 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat sebanyak 40 orang peserta. 2. Lokasi kegiatan PRA tahun 2013 di Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Peserta kegiatan berjumlah 75 orang yang tersebar di 3 desa. Jumlah peserta di masing-masing desa adalah 25 orang. 3. Lokasi kegiatan Pelatihan Petani untuk Penumbuhan Kerbersamaan (Dinamika Kelompok) tahun 2013 di 14 provinsi dan 27 kabupaten dengan peserta 3.350 orang petani (terlampir). 4. Lokasi kegiatan Pelatihan Petani untuk Penguatan Kelembagaan tahun 2013 di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung sebanyak 150 petani dengan rincian pelatihan SPKP, KK, MKBD, APPT masing-masing sebanyak 25 orang dan pelatihan PERT sebanyak 50 orang. D. Simpul Kritis 1. Koordinasi antara Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Petugas Dinas 15

Provinsi, Dinas Kabupaten dan Fasilitator Daerah. 2. Pemilihan petugas atau aparat yang tepat untuk mengikuti sosialisasi. 3. Pemilihan peserta PRA (petani, tokoh masyarakat atau aparat desa) yang mampu menggali informasi dan potensi desa. 4. Pemilihan petani/kelompok tani peserta Pelatihan Penumbuhan Kebersamaan adalah petani/kelompok tani penerima bantuan fisik TP APBN Tahun Anggaran 2013 dan merupakan kelompok tani yang utuh, bukan perwakilan dari beberapa kelompok tani. 5. Pemilihan petani peserta Pelatihan Penguatan Kelembagaan adalah petani/pengurus kelompok tani yang telah mendapatkan pelatihan penumbuhan kelembagaan. 6. Lokasi kelompok tani sasaran, kelompok tani - kelompok tani yang menjadi sasaran kegiatan harus berada dalam satu wilayah/desa. 7. Koordinasi jadwal pelaksanaan kegiatan. 16

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN Kegiatan pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar dilakukan secara swakelola (non kontraktual) dan bukan dana Bantuan Sosial (Bansos). Tata cara pengelolaan anggaran kegiatan, proses pengajuan anggaran, tertib administrasi dan tertib pelaksanaan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, DAN PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN Pembinaan dan pengendalian kegiatan pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar tahun 2013 dilakukan oleh: Tim Pembina Pusat, Tim Pelaksana Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten sebagai berikut: A. Tim Pembina Pusat Tim Pembina Pusat di koordinasikan oleh Direktorat Budidaya Rempah dan Penyegar, bertugas/berfungsi: 1. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat Pusat dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan; 17

2. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Provinsi dalam rangka pemantauan, evaluasi dan pengendalian serta membantu mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di tingkat lapangan; 3. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program melalui kerjasama antar instansi non pemerintah seperti asosiasi petani, perusahaan mitra, Perguruan Tinggi dan unsur masyarakat lainnya; 4. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Perkebunan. B. Tim Pelaksana Provinsi Tim Pelaksana Provinsi dikoordinasikan oleh Dinas yang membidangi perkebunan provinsi, selain membina pengembangan tanaman rempah penyegar juga bertugas: 1. Melakukan koordinasi pelaksanaan yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat provinsi dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan; 2. Melakukan sosialisasi dengan Tim Teknis kabupaten/kota dan Tim FASDA dalam rangka fasilitasi pemberdayaan petani 18

dan pengembangan kelembagaan tahun 2013 di kabupaten/kota setempat; 3. Melakukan pengawalan, pemantauan, monitoring, evaluasi serta membantu mengupayakan penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan; 4. Melaksanakan fungsi pembinaan, pengendalian dan pengawalan kegiatan. C. Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim Teknis Kabupaten/Kota dikoordasikan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di kabupaten/kota, selain membina pengembangan tanaman rempah penyegar juga bertugas: 1. Melakukan koordinasi teknis yang bersifat lintas sektoral antar instansi terkait di tingkat kabupaten/kota dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaan teknis lapangan. 2. Melakukan seleksi terhadap kelompok tani tanaman rempah penyegar yang akan difasilitasi pemberdayaan petani dan pengembangan kelembagaannya. 3. Melakukan pengawalan, pemantauan, monitoring, evaluasi serta membantu mengupayakan penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan; 19

4. Melaksanakan fungsi pembinaan, pengendalian dan pengawalan kegiatan. Dalam proses pemberdayaan petani melalui SKE perlu dilakukan pendampingan. Kegiatan pendampingan dilakukan sebagai kegiatan lanjutan dari setiap tahapan pelatihan petani. Pendampingan dilakukan oleh Tim FASDA, dengan tujuan antara lain : Mengetahui seberapa besar penyerapan materi pelatihan yang diikuti petani sekaligus melakukan pemantapannya, Mengetahui penguatan kelembagaan petani yang telah dibentuk baik kepengurusan, administrasi dan keuangannya, Mendorong pengembangan usaha produktif anggota melalui wadah kelompok. Pendampingan bisa dilakukan dengan mengunjungi kelompok tani pada saat diadakan pertemuan kelompok atau ke tempat-tempat petani berada, seperti di rumah, di kebun, di kantor pengurus, di balai pertemuan atau tempat lainnya. VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Kegiatan monitoring dilakukan sedini mungkin, hal ini untuk mengetahui berbagai masalah yang mungkin timbul maupun tingkat keberhasilan yang dapat dicapai. 20

Evaluasi dilakukan pada saat pelatihan maupun setelah selesai pelatihan. Evaluasi dilakukan oleh pusat dan atau provinsi, untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan Workshop, PRA, Pelatihan Petani untuk Penumbuhan Kebersamaan (Dinamika Kelompok) dan Pelatihan Penguatan Kelembagaan berhasil dilaksanakan. Evaluasi pelatihan dilaksanakan berdasarkan format evaluasi yang disusun yang mencakup antara lain : materi, pelatih/fasilitator, waktu, tempat, akomodasi dan konsumsi, jalannya pelatihan, saran/masukan peserta, dan lain - lain. Pelaporan disusun oleh Dinas yang membidangi perkebunan Kabupaten/Kota selaku pelaksana kegiatan, selanjutnya disampaikan ke Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi dan Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan di Jakarta. VII. PEMBIAYAAN Pembiayaan kegiatan pemberdayaan pekebun tanaman rempah dan penyegar dianggarkan melalui dana APBN pada Dana Tugas Pembantuan (TP) Kabupaten Tahun Anggaran 2013. Kegiatan pengawalan, monitoring dan evaluasi oleh pusat dianggarkan melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013 Program Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu 21

Tanaman Perkebunan Berkelanjutan, Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar. VIII. PENUTUP Pedoman Teknis Pemberdayaan Pekebun Tanaman Rempah dan Penyegar Tahun 2013 dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan. Pedoman Teknis ini akan ditindak lanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) di tingkat provinsi dan atau Petunjuk Teknis (Juknis) di tingkat kabupaten sesuai dengan kondisi setempat. Dengan Pedoman Teknis ini diharapkan kegiatan-kegiatan tahun 2013 dapat terlaksana dengan baik, sehingga tujuan dan sasaran pelatihan dapat tercapai. Jakarta, Desember 2012 22

Lampiran 1. Jenis Kegiatan, Lokasi dan Jumlah Peserta Pelatihan No. Jenis Kegiatan Provinsi/Kabupaten Jumlah Peserta (Orang) 1. Pelatihan Petani Kakao 1 Sultra untuk Penumbuhan 1) Konawe 100 Kebersamaan (Dinamika 2) Konawe Selatan 100 Kelompok) 3) Kolaka 100 2 Sulteng 4) Parigi Moutong 100 5) Sigi 100 6) Toli-Toli 100 3 Sulbar 7) Mamuju 100 8) Polman 100 4 DIY 9) Gubung Kidul 150 10) Kulon Progo 150 5 Sumbar 11) Pasaman Barat 100 2. Pelatihan Petani Kopi 1 NAD untuk Penumbuhan 12) Bener Meriah 100 Kebersamaan (Dinamika 13) Aceh Tengah 100 Kelompok) 2 Bali 14) Bangli 100 3 Lampung 15) Tanggamus 100 16) Lampung Barat 100

No. Jenis Kegiatan Provinsi/Kabupaten Jumlah Peserta (Orang) 3. Pelatihan Petani Tehh 1 Jawa Barat untuk Penumbuhan 17) Cianjur 400 Kebersamaan (Dinamika 18) Tasikmalaya 100 Kelompok) 19) Garut 100 4. Pelatihan Petani Lada 1 Bangka Belitung untuk Penumbuhan 20) Bangka Selatan 400 Kebersamaan (Dinamika Kelompok) 2 Lampung 21) Lampung Utara 100 5. Pelatihan Petani 1 Maluku Utara Cengkeh untuk 22) Halmahera Timur 100 Penumbuhan (pasca bencana) Kebersamaan (Dinamika Kelompok) 6 Pelatihan Petani Pala 2 Maluku Utara 100 untuk Penumbuhan 23) Kota Ternate Kebersamaan (Dinamika (Pasca Bencana) Kelompok) Jumlah 3 Sulawesi Utara (Derah Perbatasan) 24) Kep. Sangihe 100 25) Talaud 50 26) Kep. Sitaro 100 27) Kota Bitung 100 14 Provinsi 27 Kabupaten 3.350

#REF!