Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN OLEH LEMBAGA PENDIDIKAN ASING. Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

LANDASAN DAN PENTAHAPAN PERINTISAN SBI. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional

KEBIJAKAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Direktorat Jenderal Mandikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASlONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. adalah mengembangkan Sekolah Standar Nasional (SSN) menjadi Sekolah Rintisan. daya saing bangsa Indonesia di forum internasional.

BAB II LANDASAN TEORI

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang Refleksi Program Rintisan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASlONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR: 1941/D/KEP/KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2009 TENTANG

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

KEBIJAKAN SARANA PRASARANA UNTUK SEKOLAH SWASTA

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PENYELENGGARAAN RINTISAN SMA BERTARAF INTERNASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR:105/C/KEP/LN/2014 TENTANG

IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI KOTA YOGYAKARTA

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

V. KESIMPULAN DAN SARAN. implementasi kebijakan RSBI di Propinsi DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian

Pembiayaan Pendidikan Perspektif PP 48 Tahun 2008 dengan Perpres 87 Tahun Bahan Kajian

Oleh : Hesti Annisa, Hartuti Purnaweni, Dewi Rostyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. awal untuk meningkatkan sumber daya manusia. adalah satu bidang yang tidak mungkin bisa lepas dari kemajuan IPTEK, maka

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

1. Latar Belakang Kemunculannya

PENCAPAIAN INDIKATOR IKKT PADA PENYELENGGARAAN SMK RSBI DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Amat Jaedun (Dosen Jurdiknik Sipil dan Perencanaan FT UNY)

KEBIJAKAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) Tahun Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta, 2011

KEWENANGAN PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN RSBI/SBI menurut PP No 17/2010

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Alam (MIPA) dan Teknologi Informasi dan Komunikasi

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan praktik penyelenggaraan dari Sekolah Bertaraf Internasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) merupakan upaya. pemerintah untuk memperbaiki kualitas pendidikan Indonesia agar

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Untuk itu perlu langkah strategis pemerintah

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana, manajemen dan lingkungan sudah memadai (Widyastono,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2016

Kata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SEKOLAH RSBI. Oleh : Drs. JOKO PURWANTO, M.Pd.

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan dewasa ini telah mengalami kemajuan yang sangat

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

WALI KOTA METRO PERATURAN WALI KOTA METRO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG. SISTEM ONLINE PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) SMP/MTs, SMA/MA DAN SMK

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM SEKOLAH GRATIS DI PROVINSI SUMATERA SELATAN

KATA PENGANTAR. menengah.

IMPLIKASI UU DAN PP THD PENGEMBANGAN KURIKULUM PUSAT KURIKULUM - BALITBANG DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL. Puskur Balitbang 1

SBI adalah sekolah yang telah memenuhi SNP dan diperkaya dengan keungulan mutu tertentu dari negara maju.

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. saing secara nasional dan sekaligus internasional pada jenjang pendidikan dasar

KOMPILASI POIN-POIN PENTING ATURAN TENTANG PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. dimiliki. E. Mulyasa (2007:3), menyebutkan bahwa Human Development. Index (HDI) melaporkan bahwa pada tahun 1998 Indonesia menduduki

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

PENGEMBANGAN KURIKULUM SBI Oleh: Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar 1

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 67/Permentan/OT.140/11/2007. TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN Dl SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN

Djuharis Rasul Peneliti di Pusat Kurikulum Diknas Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebabnya adalah faktor ekonomi keluarga. tanpa dukungan dana yang cukup. Menurut Peraturan Pemerintah No 48, tahun

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 101 B. TUJUAN 101 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 101 D. UNSUR YANG TERLIBAT 102 E. REFERENSI 102 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 102

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2016

TAHUN 2016 HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI SUMATERA UTARA

LAPORAN AKHIR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2016 SEKOLAH/MADRASAH HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI

PERENCANAAN MANAJEMEN STRATEGIS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dalam segala aspek kehidupan. Menurut Zuhal (Triwiyanto,

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah untuk mencerdaskan kehidupan

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISISDATA AKREDITASI SEKOLAH/MADRASAH PROVINSI PAPUA TAHUN 2016

Transkripsi:

SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1

LATAR BELAKANG PROGRAM SBI 1. Pada tahun 90-an, banyak sekolah-sekolah yang didirikan oleh suatu yayasan dengan menggunakan identitas internasional tetapi tidak jelas kualitas dan standarnya; 2. Banyak orang tua yang mampu secara ekonomi memilih menyekolahkan anaknya ke Luar Negeri; 3. Belum ada payung hukum yang mengatur penyeleng-garaan sekolah internasional; 4. Perlunya membangun sekolah berkualitas sebagai pusat unggulan (center of excellence) pendidikan; 5. Atas fenomena di atas, Pemerintah mulai mengatur dan merintis sekolah bertaraf internasional; 6. Sebagai bangsa yang besar, Indonesia perlu pengakuan secara internasional terhadap kualitas proses, dan hasil pendidikannya. 2

Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) DASAR HUKUM: UU No. 20/2003 (Sistem Pendidikan Nasional) pasal 50 ayat 3, yakni: Pemerintah dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurangkurangnya satu satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional. UU No. 32/2004 (Pemerintahan Daerah) PP No.19/2005 (Standar Nasional Pendidikan) PP No 38/2007 (Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota) PP No. 48/2008 (Pendanaan Pendidikan) PP No. 17/2010 (Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan) Permendiknas No. 63/2009 (Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan) Permendiknas No. 78/2009 (Penyelenggaraan SBI pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah) Pendidikan bertaraf internasional adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (8 standar) dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju. 1. Acuan mutu pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing baik di tingkat regional maupun internasional 2. Peningkatan dan Pemerataan Mutu Pendidikan 3

PROSES MENUJU SBI 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi: a. standar isi; b. Standar proses; c. Standar kompetensi lulusan; d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan; e. Standar sarana dan prasarana; f. Standar pengelolaan; g. Standar pembiayaan; dan h. Standar penilaian pendidikan 2. Sekolah yang memenuhi standar minimal SNP diberikan pendampingan, pembimbingan, penguatan, dalam bentuk Rintisan SBI (RSBI) 4

KRITERIA SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL Parameter Persyaratan SNP Harus Sudah Terpenuhi Guru Min S2/S3: 10% (SD), 20% (SMP), 30% (SMA/K) Kepala Sekolah Min S2 dan mampu berbahasa asing secara aktif Akreditasi A (95) Sarana Prasarana Berbasis TIK Kurikulum Pembelajaran KTSP diperkaya dengan kurikulum dari negara maju, penerapan SKS pada SMA/SMK Berbasis TIK, dan bilingual (mulai kelas 4 SD), sister school dengan sekolah dari negara maju Manajemen Berbasis TIK; ISO 9001 dan ISO 14000 Evaluasi Lulusan Kultur Sekolah Menerapkan model UN dan diperkaya dengan sistem ujian internasional (Negara Maju dan atau negara lain yang memiliki keunggulan tertentu) Memiliki daya saing internasional dalam melanjutkan pendidikan dan bekerja (SMK) Terjaminnya Pendidikan Karakter, Bebas Bullying, Demokratis, Partisipatif Pembiayaan APBN, APBD dan boleh memungut biaya dari masyarakat atas dasar RAPBS yang akuntabel; min 20% peserta didik tidak mampu mendapatkan subsidi pendidikan 5

JENJANG MENUJU SBI REGULER Standar Nasional (SSN) 1. Memiliki rata-rata UN 6,5 2. Tidak Double Shift 3. Berakreditasi B dari BAN Sekolah/Madrasah R S B I Persyaratan 1. Sudah Sekolah (SSN) 2. Berakreditasi A dari BAN Sekolah/Madrasah 3. Pembelajaran Matematika IPA, dan kejuruan (SMK) dilakukan dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional (bilingual) 4. Nilai rata-rata UN 7,0 Persyaratan S B I 1. SNP dan diperkaya Standar kualitas pendidikan Negara Maju 2. Berakreditasi A dari BAN Sekolah/Madrasah 3. Pembelajaran Matematika IPA, dan kejuruan (SMK) dilakukan dalam bahasa Indonesia dan/atau bahasa Internasional (bilingual) 4. Nilai rata-rata UN 8,0 6

MEKANISME PEMILIHAN DAN JUMLAH RSBI Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Sekolah + Komite Sekolah/Yayasan membuat proposal Proposal Dinas Pendidikan Provinsi (mengetahui/ menyetujui proposal) KEMENDIKNAS Tidak Tim Verifikasi Verifika si & Evaluasi 2006 2007 2008 2009 Jumlah Total N S N S N S N S N S SD 21 4 38 -- 62 4 62 4 183 12 195 Ya Penetapan RSBI SMP -- -- 100 2 100 3 69 25 269 30 299 SMA 80 20 89 11 -- -- 108 13 277 44 321 SMK -- -- 174 5 62 12 32 10 268 27 295 Total 101 24 401 18 224 19 271 52 997 113 1.110 7

PROGRAM DAN KEGIATAN MENUJU SBI 1. Mempersiapkan kurikulum yang mengacu pada kurikulum negara maju 2. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran 3. Melatih guru dalam pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran 4. Meningkatkan kompetensi dan kualifikasi guru 5. Mendapatkan pendampingan dari Tenaga Ahli 6. Menjalin sister school 7. Meningkatkan kemampuan guru dalam berbahasa internasional 8. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (ISO) 9. Menyelenggarakan pelatihan leadership untuk Kepala Sekolah 10.Melengkapi sarana sekolah 8

PEMBIAYAAN SUMBER BIAYA APBN APBD Prov/Kab/Kota Masyarakat dan atau Orang Tua PENGGUNAAN Untuk biaya operasional dalam rangka pengembangan kapasitas untuk menuju standar kualitas SBI 1.Proses Pembelajaran (30%) 2.Sarana penunjang PBM (25%) 3.Manajemen Maksimal 20% 4.Subsidi siswa miskin dan kesiswaan (25%) Untuk biaya investasi dan biaya operasional rutin Biaya investasi dan operasional untuk menutup kekurangan biaya dari APBN dan APBD untuk menuju standar kualitas SBI 9

BIAYA PENDIDIKAN TERTINGGI TERENDAH YANG DIBEBANKAN KEPADA ORANG TUA KOMPONEN BIAYA SPP per Bulan Sumbangan Sukarela (pertama masuk) Biaya Terendah Biaya Tertinggi Biaya Terendah Biaya Tertinggi SD SMP SMA SMK 0 0 0 0 150.000 600.000 450.000 250.000 0 0 0 0 1.000.000 12.500.000 15.000.000 2.700.000 10

EVALUASI PROGRAM RSBI 1. Evaluasi dilakukan setiap tahun untuk melihat kemajuan kinerja sekolah, meliputi: a. Kemampuan penguasaan bahasa asing guru dan siswa dengan menggunakan instrumen TOEFL dan TOEIC b. Kemampuan penguasaan siswa dalam mata pelajaran matematika dan IPA serta kompetensi keahlian (SMK) c. Kelengkapan infrastruktur d. Kelengkapan Bahan ajar (buku, peralatan) e. Kepemimpinan Kepala Sekolah f. Komitmen Pemda dalam mendukung RSBI 2. Hasil evaluasi ini menjadi pertimbangan dalam kelanjutan program RSBI dan SBI 11

PROSES SELEKSI SISWA Penerimaan siswa berdasarkan kemampuan akademis yang dilihat dari: 1. Test Psikologi 2. Test Tertulis: IPA dan Matematika 3. Untuk SMK ditambah dengan Test Kesehatan dan Buta Warna (SMK Kimia) 4. Nilai Ujian Nasional 12

SEKOLAH INTERNASIONAL DASAR HUKUM: 1. PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 2. Kepmendikbud Nomor: 0184/O/1975 3. SKB Menteri Luar Negeri, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Keuangan Nomor: SP/817/PD/XI/75, 060/O/1975, KEP-354a/MK/II/4/1975 (tidak berlaku untuk sekolah internasional) DEFINISI: 1. SEKOLAH PERWAKILAN DIPLOMATIK adalah sekolah asing yang didirikan dan diselenggarakan bersama oleh sesuatu Perwakilan Diplomatik negara asing di Indonesia, untuk keperluan pendidikan dan pengajaran terutama bagi anak-anak warga negara asing anggota perwakilan diplomatik/konsuler dari negara-negara asing yang bersangkutan 2. SEKOLAH INTERNASIONAL Sebelum ditetapkannya PP 17/2010 dan Permendiknas 18/2009: Sekolah asing yang didirikan dan diselenggarakan oleh suatu Yayasan yang dibentuk berdasarkan peraturan perundangan Indonesia, untuk keperluan pendidikan dan pengajaran terutama bagi anakanak warga negara asing bukan anggota perwakilan diplomatik/konsuler sesuatu negara lain di Indonesia,yang berada langsung di bawah pengawasan Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Setelah ditetapkannya PP 17/2010 dan Permendiknas 18/2009: Sekolah Internasional menjadi Satuan Pendidikan Bersama, yakni satuan pendidikan hasil kerjasama antara lembaga pendidikan asing yang terakreditasi atau diakui di negaranya dan satuan pendidikan di Indonesia yang terakreditasi A. 13

KRITERIA SATUAN PENDIDIKAN BERSAMA Parameter Pemrakarsa SNP Guru Peserta didik Tenaga Kependidikan Kurikulum Sarana Prasarana Persyaratan Lembaga Pendidikan Asing terakreditasi di negaranya dan Satuan Pendidikan di Indonesia yang terakreditasi A dari BAN S/M Harus Sudah Terpenuhi Min S2/S3: 10% (SD), 20% (SMP), 30% (SMA/K), Min 30% WNI WNA dan WNI Selain Kepala Sekolah, 80% WNI Kurikulum disusun berdasar Standar Nasional (SI dan SKL) diperkaya dengan Standar Negara Asing; tingkat SMA/MA dan SMK disususn dalam sistem SKS; untuk peserta didik WNI wajib diberikan mata pelajaran: (1) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), (2) Agama dan (3) Bahasa Indonesia; dapat menggunakan sistem pendidikan negara lain tetapi harus mendapatkan ijin dari Menteri Pendidikan Nasional Berbasis TIK Pembelajaran Evaluasi Berbasis TIK, dan bilingual (mulai kelas 4 SD), Bahasa Pengantar untuk mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan PPKn adalah Bahasa Indonesia Standar Penilaian yang diperkaya dengan model penilaian satuan pendidikan negara asing khusus bagi Peserta didik WNI wajib mengikuti UN Manajemen ISO 9001 dan ISO 14000 Akreditasi Mengikuti Akreditasi dari BAN S/M Pembiayaan memenuhi standar pembiayaan yang merupakan perpaduan antara ketentuan pendanaan pendidikan bertaraf Internasional dan standar pembiayaan satuan pendidikan negara asing Sampai saat ini sudah ada 105 sekolah internasional yang diselenggarakan oleh Yayasan dan harus disesuaikan menjadi Satuan Pendidikan Bersama dalam waktu 3 tahun masa transisi 14

TERIMA KASIH 15