a. Peredaran kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu.

dokumen-dokumen yang mirip
Penghasilan Lainnya Bulan... Tahun... Biaya (Rp) Jumlah Bruto (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK DATA IDENTITAS WAJIB PAJAK

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0 6

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN WP ORANG PRIBADI SEDERHANA (FORMULIR 1770 S DAN LAMPIRANNYA) (Sesuai PER-34/PJ./2009 dan PER-66/PJ.

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

SOSIALISASI. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Tahun Pajak 2017

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURAT SETORAN PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SSP. 25 April STIE Widya Praja Tanah Grogot

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB II URAIAN TEORITIS

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SURAT PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI SEDERHANA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi koperasi yang terdapat dalam Peraturan Undang-Undang. Koperasi No.25Tahun 1992 yang berbunyi:

Perpustakaan LAFAI

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAB I KETENTUAN UMUM

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN.

Penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek pajak dan tidak dikenakan Pajak penghasilan, diatur dalam Psl 4 ayat (3) UU No. 36 Tahun 2008, yaitu :

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Bagi Dokter

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PETUNJUK PENGISIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

BAB II LANDASAN TEORI

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

BAB 2 LANDASAN TEORI

RUGI LABA BIAYA FISKAL

PAJAK PENGHASILAN. Pembagian Subjek Pajak. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri SIAPA SUBJEK PAJAK?

Transkripsi:

LAMPIRAN I Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Yang Diterima Dari Kegiatan Usaha dan/atau Pekerjaan Bebas Yang Merupakan Objek Pajak Yang Tidak Dikenai Pajak Bersifat Final a. Peredaran kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu. b. Bentuk catatan Peredaran dan/atau Penerimaan adalah seperti pada contoh di bawah ini : Peredaran dan/atau Penerimaan Jenis Usaha... Tempat Usaha... Tahun... Jumlah (1) (2) (3) (4) 1 Januari........................ 31 Desember...... Jumlah... Kolom 1 : Diisi dengan tanggal peredaran dan/atau penerimaan bruto. Kolom 2 : Diisi dengan uraian mengenai peredaran dan/atau penerimaan bruto, misalnya penjualan batik tulis, penerimaan pengobatan pasien, dan sebagainya. Kolom 3 : Diisi dengan jumlah (nilai rupiah) peredaran dan/atau penerimaan bruto setelah dikurangi dengan potongan harga, bila ada. Kolom 4 : Diisi dengan keterangan yang dianggap perlu. c. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang menggunakan cash register, maka jumlah peredaran dari kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas yang dicatat secara harian adalah catatan cash register tersebut. d. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menggunakan cash register dan tidak menerbitkan faktur/nota/bon penjualan (sales invoice) atau bukti penerimaan lainnya, maka jumlah peredaran dari kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas yang dicatat secara harian adalah penjumlahan dari penjualan tunai. e. Dalam hal Wajib Pajak orang Pribadi mempunyai beberapa jenis kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas dan/atau beberapa tempat usaha dan/atau pekerjaan bebas maka pencatatan dibuat secara terpisah untuk masing-masing jenis kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas, dan/atau beberapa tempat usaha dan/atau pekerjaan bebas. f. Jumlah peredaran dari kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas dalam suatu Tahun Pajak dihitung dengan cara menjumlahkan peredaran dan/atau penerimaan bruto dari bulan Januari sampai dengan Desember. g. Wajib Pajak orang pribadi wajib menyimpan semua dokumen yang berkaitan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, baik mengenai peredaran dan/atau penerimaan bruto maupun mengenai pembelian, biaya usaha, dan pengeluaran lainnya. Lampiran ini digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas.

LAMPIRAN II Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Yang Diterima Dari Luar Kegiatan Usaha dan/atau Pekerjaan Bebas Yang Merupakan Objek Pajak Yang Tidak Dikenai Pajak Bersifat Final ( Lainnya) a. Pencatatan penghasilan lainnya meliputi pencatatan atas penghasilan bruto yang diterima, pencatatan biaya, dan penghasilan neto. b. lainnya harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu. c. Bentuk catatan penghasilan lainnya adalah seperti pada contoh di bawah ini : Lainnya Bulan... Tahun... Jumlah Biaya Jumlah Neto (RP) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Januari................................................... 31 Desember............... Jumlah............ Kolom 1 : diisi dengan tanggal penerimaan penghasilan lainnya. Kolom 2 : diisi dengan uraian mengenai penghasilan lainnya, misalnya bunga, dividen atau bagian laba, royalti, sewa, hibah, warisan, atau hadiah dari undian dan penghargaan. Kolom 3 : diisi dengan jumlah penghasilan lainnya bruto. Kolom 4 : diisi dengan jumlah biaya yang terkait dengan penghasilan lainnya bruto. Kolom 5 : diisi dengan jumlah penghasilan lainnya neto. Kolom 4 : diisi dengan keterangan, misalnya telah dikenakan pajak yang bersifat final dan keterangan lain yang dianggap perlu. d. Dalam hal Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas juga memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, penghasilan sehubungan dengan pekerjaan tersebut diklasifikasikan sebagai penghasilan lainnya sehingga harus dicatat dengan menggunakan formulir Lainnya sebagaimana dalam Lampiran ini. e. Selain pencatatan sebagaimana dimaksud pada huruf a, b dan c diatas, pencatatan penghasilan lainnya dapat pula dilakukan dengan cara menyimpan dokumen mengenai penghasilan lainnya tersebut secara teratur dan kronologis menurut waktu sesuai dengan jenis penghasilan masing-masing misalnya dokumen mengenai penghasilan bunga, premium dan diskonto disimpan dalam arsip tersendiri. f. Pada 31 Desember, jumlah penghasilan lainnya disajikan sesuai dengan jenis penghasilan. g. Wajib Pajak Orang Pribadi wajib menyimpan semua dokumen yang berkaitan dengan penghasilan lainnya, termasuk rekening koran bank, buku tabungan, fotokopi deposito atau sertifikat deposito, Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan/atau bukti pemotongan/pemungutan Pajak. lampiran ini digunakan oleh ; a. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas; atau b. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas dan juga memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan.

LAMPIRAN III Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Yang Diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Tidak Melakukan Kegiatan Usaha Dan/Atau Pekerjaan Bebas a. yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas meliputi penghasilan bruto sehubungan dengan pekerjaan yang diterima Wajib Pajak sendiri, isteri, dan anak/anak angkat yang belum dewasa, termasuk penghasilan yang diterima dari pemberi kerja yang tidak wajib memotong PPh Pasal 21 serta dari pemberi kerja yang bukan subjek pajak namun tidak dikecualikan untuk memotong PPh Pasal 21 kecuali : 1. isteri dari satu pemberi kerja; 2. Anak/anak angkat yang belum dewasa yang memperoleh penghasilan dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha orang yang mempunyai hubungan istimewa. b. yang diterima oleh Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu. c. Pencatatan penghasilan bruto dapat dilakukan dengan catatan seperti contoh di bawah ini : Tahun 200... Pengurang Neto (RP) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Januari.......................................... 31 Desember............ Jumlah......... Kolom 1 : diisi dengan tanggal penerimaan penghasilan bruto. Kolom 2 : diisi dengan nama dan NPWP pemberi kerja atau pemberi penghasilan Kolom 3 : diisi dengan jumlah penghasilan bruto. Kolom 4 : diisi dengan pengurang penghasilan bruto, misalnya : biaya jabatan/biaya pensiun, iuran pensiun/tabungan hari tua Kolom 5 : diisi dengan jumlah penghasilan neto. Kolom 6 : diisi dengan uraian mengenai sumber penghasilan bruto, misalnya: gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, bunga, dividen atau bagian laba, royalti, sewa, hibah, warisan, hadiah dari undian dan penghargaan. d. Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang semata-mata menerima penghasilan dari pemberi kerja, menyimpan dokumen berupa formulir 1721-A1/1721-A2 tersebut sudah dapat dianggap melakukan pencatatan. e. Pada 31 Desember, jumlah penghasilan bruto disajikan sesuai dengan jenis penghasilan. f. Wajib Pajak Orang Pribadi wajib menyimpan semua dokumen yang berkaitan dengan penghasilan bruto, termasuk rekening koran bank, buku tabungan, fotokopi deposito atau sertifikat deposito, Sertifikat Bank Indonesia, dan/atau bukti pemotongan/pemungutan Pajak. Lampiran ini digunakan oleh Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas.

LAMPIRAN IV Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Yang Bukan Objek Pajak dan/atau Yang Pengenaan Pajaknya Bersifat Final 1. Pencatatan Yang Bukan Objek Pajak a. Pencatatan penghasilan yang bukan objek pajak meliputi : 1) Peredaran dan/atau penerimaan bruto dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas yang bukan merupakan objek pajak; dan 2) bruto yang bukan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas yang bukan merupakan objek pajak. b. yang bukan objek pajak harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu c. Bentuk catatan yang bukan objek pajak adalah seperti pada contoh di bawah ini : Peredaran atau Penerimaan dan/atau Tahun... Jumlah (1) (2) (3) (4) 1 Januari........................ 31 Desember...... Jumlah... Kolom 1 : Diisi dengan tanggal penerimaan peredaran dan/atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto. Kolom 2 : Diisi dengan uraian mengenai sumber dan jenis penghasilan yang bukan objek pajak, misalnya bantuan/sumbangan/hibah, warisan, bagian laba anggota perseroan komanditer tidak atas saham, persekutuan, firma, kongsi dan sebagainya. Kolom 3 : Diisi dengan jumlah (nilai rupiah) peredaran dan/atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto. Kolom 4 : Diisi dengan keterangan yang dianggap perlu. d. Wajib Pajak Orang Pribadi wajib menyimpan semua dokumen yang berkaitan dengan peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto yang bukan merupakan objek pajak. 2. Pencatatan Yang Pengenaan Pajaknya Bersifat Final a. Pencatatan penghasilan yang pengenaan pajaknya bersifat final meliputi: 1) bruto dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas yang pengenaan pajaknya bersifat final; dan 2) bruto yang bukan dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas yang pengenaan pajaknya bersifat final. b. yang pengenaan pajaknya bersifat final harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu c. Bentuk catatan yang pengenaan pajaknya bersifat final adalah seperti pada contoh di bawah ini :

Tahun... Dasar Pengenaan Pajak/ PPh Terutang (1) (2) (3) (4) (5) 1 Januari................................. 31 Desember......... Jumlah...... Kolom 1 : Diisi dengan tanggal penerimaan penghasilan bruto. Kolom 2 : Diisi dengan uraian mengenai sumber dan jenis penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final, misalnya bunga deposito, tabungan, diskonto SBI, penjualan saham di bursa efek, hadiah undian, sewa tanah/bangunan, pengalihan hak atas tanah/bangunan dan sebagainya. Kolom 3 : Diisi dengan jumlah (nilai rupiah) Dasar Pengenaan Pajak atau penghasilan bruto. Kolom 4 : Diisi dengan PPh Final yang telah dipotong. Kolom 5 : Diisi dengan keterangan yang dianggap perlu. d. Wajib Pajak Orang Pribadi wajib menyimpan semua dokumen yang berkaitan dengan peredaran bruto dan/atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto yang bukan merupakan objek pajak. Lampiran ini digunakan oleh : a. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas; atau b. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas.