BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin gencar terjadi, pada. masa kini para pelanggan atau kita sebut saja konsumen sudah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA KUALITAS DAN KONSEKUENSINYA TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PT. DIPO VALASINDO SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum jenis perusahaan dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu: perusahaan

PERILAKU MANUSIA DALAM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. dalam bersaing dengan kompetitornya. manfaat bersaing adalah sesuatu yang dapat didukung. Hopwood (1976);

DCD"K" RGPFCJWNWCP" Sejalan dengan era globalisasi yang juga mempengaruhi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini bermunculan usaha-usaha baru baik meniru usaha yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak secara dinamis dan proaktif, sejalan dengan perubahan-perubahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas zaman sekarang ini telah menuntut perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. penuh pada kualitas (Gaspersz, 2001). Agar perusahaan mampu secara konsisten

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan perusahaan yang semakin kuat pada era globalisasi ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi permasalahan yang semakin kompleks. Salah satunya adalah kesulitan

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersama guna mencapai tujuan. pada keeksistensian perusahaan itu sendiri (Suandi:2001).

BAB I PENDAHULUAN. gudang, data pelanggan, data karyawan, data pendapatan, dan lain sebagainya. Datadata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi pada dunia perekonomian dewasa ini menyebabkan

ANTECEDENTS DAN CONSEQUENCES ATAS KINERJA KUALITAS: Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur Bersertifikasi ISO 9000 di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang ada khususnya di Indonesia dihadapkan pada situasi persaingan global.

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi saat ini pada perusahaan yang

BAB V PENUTUP. perumusan serta tujuan dari penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Tingkat kompetisi diantara perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi dan era pasar bebas, semua negara harus

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah organisasi di mana sumber daya (input) seperti bahan

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang harus segera diatasi oleh para pengusaha dalam mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bagi negara-negara di dunia memasuki fase baru yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. tentunya harus diimbangi dengan aturan-aturan atau norma-norma yang dapat

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Cooperation (APEC) pada tahun 2010 serta Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap perusahaan untuk dapat bersaing dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Makanan sangat erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Sementara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perekonomian yang berkembang saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pada dasarnya merupakan sekumpulan individu yang berkumpul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. mengadopsi Total Quality Management (TQM) kerena TQM membutuhkan usaha

BAB I PENDAHULUAN. di bidang jasa boga, maka setiap perusahaan perlu menciptakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan lingkungan bisnis di dunia saat ini begitu dinamis. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi memiliki satu peranan penting di dalam kehidupan antar

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis penyediaan layanan Manajemen Proses Bisnis di Indonesia dilihat masih

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. global (Nasution, 2015:17). Berubahnya lingkungan global telah membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam negeri, namun juga luar negeri. Perusahaan harus memproduksi barang / jasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Memperoleh keunggulan bersaing merupakan tantangan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepemilikan keunggulan kompetitif merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa adalah bidang usaha yang unik. Unik karena bidang usaha ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan pada umumnya memiliki tujuan yang ingin dicapai.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. internal karena menghasilkan informasi untuk pengguna internal seperti manajer,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang ketat, peningkatan permintaan dan penghematan biaya

BAB I PENDAHULUAN. bidang, terutama di dunia industri gadget. Melihat kondisi tersebut menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan global, setiap perusahaan berusaha keras untuk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak pada ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan sekarang ini memasuki era perdagangan bebas yang

Disusun Oleh : DENY IRAWAN D

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KINERJA INDIVIDUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinggi Swasta terkemuka di Bandung. UTama secara konsisten berkomitmen untuk

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

Pengertian Total Quality Management (TQM)

BAB I PENDAHULUAN. Pada mulanya hanya dunia usaha yang benar-benar memahami pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi (La Midjan dan Susanto, 2003). fasilitas, teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menyalurkan kredit ke masyarakat mulai berubah tidak lama sejak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia, semakin menghadapi banyak tantangan dengan tingkat

BAB I. Pendahuluan. Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menonjol akan kompleksitas, persaingan, perubahan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

pemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga di bidang jasa. Zaman sekarang perusahaan-perusahaan harus bersaing. dapat bertahan di tengah persaingan global ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis pengaruh..., Agnes Murniati, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan laba sesuai dengan

BAB l PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bagian dari dunia usaha, banyak industri-industri

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2003, bagi Indonesia, adalah memasuki fase baru yang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

BAB I PENDAHULUAN. Didalam dunia bisnis akuntansi yang menyediakan pelayanan jasa kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin gencar terjadi, pada masa kini para pelanggan atau kita sebut saja konsumen sudah berkembang bukan saja menjadi konsumen yang bersikap ikutikutan. Tetapi fenomena yang terjadi pada masa kini adalah konsumen sudah menjadi semakin kritis dan terdidik, sehingga mereka dapat menentukan barang atau jasa yang akan dikonsumsi dengan sangat selektif. Ragam jenis produk yang beredar di pasar relatif memiliki ragam jenis dan kualitas yang sama. Tingkat persaingan yang semakin tajam pada saat ini ditambah dengan perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis. Perusahaan harus dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan dan memperoleh profit semaksimal mungkin yang merupakan salah satu tujuan didirikannya perusahaan. Menurut Porter (1980: free press), pelaku bisnis dituntut untuk berlomba-lomba melakukan strategi kompetisi dengan fokus pada penciptaan sesuatu yang berbeda untuk melayani konsumen dengan perpaduan yang unik. Porter (1999: free press) juga mengatakan Universitas Kristen Maranatha 1

bahwa inti strategi suatu organisasi adalah coping with competition. Perusahaan harus mampu menyesuaikan diri sedekat mungkin dengan kompetisi pasar yang sedang dihadapinya. Perusahaan harus mempunyai kinerja yang baik agar menjadi lebih unggul dalam bersaing dari kompetitornya. Literatur strategi manufaktur menunjukkan bahwa kualitas produk sebagai salah satu prioritas bersaing utama untuk memperoleh manfaat bersaing adalah sesuatu yang dapat didukung (Hill, 1997:257-264). Young dan Selto (1991:320-351) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat merespon kompetisi global dengan mengadopsi strategi yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk yang berkualitas tinggi, serta membuat kualitas produk sebagai sasaran utama dari unit manufaktur mereka. Yang pada akhirnya tujuan dari hal-hal di atas yaitu adalah bagaimana sebuah tujuan yang berkualitas dapat menghasilkan sebuah produk yang berkualitas pula. Sehingga pada akhirnya akan berdampak positif pada kinerja kualitas. Tingkat persaingan yang semakin tajam pada saat ini ditambah dengan perubahan selera konsumen, kemajuan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis. Perusahaan harus dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki agar dapat memenangkan persaingan dan memperoleh profit semaksimal mungkin yang merupakan salah satu tujuan didirikannya perusahaan (Jumaili dan Gudono, 2006:2). Universitas Kristen Maranatha 2

Sehingga pentinglah bahwa kita kembali dapat melihat dan mengamati dengan seksama kinerja kualitas dari sebuah perusahaan yang nantinya akan juga tercermin dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Yang pada akhirnya akan terjadi keselarasan dan pertemuan antara kebutuhan konsumen dan tujuan perusahaan. Quality goal dalam sebuah perusahaan merupakan hal sangat penting dan akan sangat berdampak bagi kepuasan pelanggan yang akan memberi feedback yang positif ketika Quality Goal dalam sebuah perusahaan telah terakomodir kepada pelanggan (Jumaili dan Gudono, 2006: 5). Berlatar belakang uraian di atas maka peneliti mencoba untuk menganalisis dan mengidentifikasi Quality Goal dan kinerja kualitas pada perusahaan manufaktur dalam memberikan produknya. Berdasarkan berbagai fenomena yang diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : HUBUNGAN KOMPONEN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN (QUALITY GOAL) TERHADAP KINERJA KUALITAS PADA SPEED POWER RACING. Universitas Kristen Maranatha 3

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Apakah Quality Goal pada PT X sudah memadai? 2. Apakah Quality Goal pada PT X sudah memadai dalam memberikan kinerja kualitas dalam perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah-masalah yang telah dipaparkan di atas. Maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data sebagai bahan dalam melakukan penelitian mengenai hubungan Quality Goal dengan kinerja kualitas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Quality Goal dalam sebuah perusahaan manufaktur yang telah memadai. 2. Untuk mengetahui Quality Goal dalam sebuah perusahaan manufaktur yang telah memadai dalam meningkatkan kinerja kualitas perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan penulis, maka penulis berharap bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat : Universitas Kristen Maranatha 4

1. Bagi penulis Untuk dapat mengetahui dan menilai teori-teori yang didapat dari perkuliahan dengan praktik mengenai Quality Goal di lingkungan usaha manufaktur. Penelitian ini juga dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang sarjana ekonomi jurusan akuntansi di Universitas Kristen Maranatha. 2. Bagi perusahaan Untuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai fungsi Quality Goal untuk meningkatkan kepuasan pelanggan pada perusahaan. Selain itu perusahaan diharapkan memperoleh masukan berupa saran-saran untuk melakukan perbaikan terhadap identifikasi kelemahan-kelemahan yang terjadi saat ini. 3. Bagi pembaca Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca dalam Quality Goal untuk meningkatkan kinerja kualitas dan semoga penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk penelitian lebih lanjut. Universitas Kristen Maranatha 5

I.5 Rerangka Pemikiran Pengendalian manajemen merupakan proses dimana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi (Anthony dan Govindarajan, 2004:59-61). Meskipun sistematis, proses pengendalian manajemen tidak bersifat mekanis. Proses ini meliputi interaksi antara individu, yang tidak dapat digambarkan dengan cara mekanis. Para manajer memiliki tujuan pribadi dan juga tujuan organisasi. Masalah pengendalian utama adalah bagaimana mempengaruhi manajer untuk bertindak demi pencapaian tujuan pribadi mereka dengan sedemikian rupa sekaligus juga membantu pencapaian tujuan organisasi sehingga tujuan anggota organisasi konsisten dengan tujuan organisasi demi tercapainya keselarasan tujuan (goal congruence) (Anthony dan Govindarajan, 2004:64). Sebuah sistem pengendalian yang memadai, setidaknya akan mampu memotivasi para individu yang terkait untuk tidak mempertentangkan upaya pribadi dengan kepentingan-kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Sehingga dalam melakukan evaluasi terhadap praktik-praktik pengendalian manajemen ada dua pertanyaan yang harus dijawab: 1. Tindakan-tindakan apa yang akan dilakukan oleh individuindividu terkait dalam mengedepankan kepentingankepentingan mereka masing-masing? Universitas Kristen Maranatha 6

2. Apakah tindakan-tindakan tersebut bermanfaat bagi organisasi perusahaan? Baik sistem formal maupun proses informal memberikan pengaruhnya pada perilaku manusia dalam organisasi perusahaan (Anthony dan Govindarajan, 2004:60). Yang akan juga berpengaruh juga pada tingkat pencapaian dalam memadukan tujuan. Adapun faktor-faktor yang terkait dalam sistem informal yaitu: 1. Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma tentang perilaku yang diharapkan di dalam masyarakat, di mana organisasi perusahaan menjadi bagian daripadanya. Norma ini mencakup sikap, etos kerja, loyalitas pegawai, keuletan, semangat, kebanggaan. Dan diantaranya adalah bersifat lokal karena sangat khas dengan kota atau wilayah tertentu. 2. Faktor- faktor internal diantaranya adalah: a. Budaya: keyakinan bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku, serta asumsi-asumsi yang secara diam-diam dianut dan yang secara terbuka dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi perusahaan. b. Gaya Manajemen: faktor internal yang memiliki dampak yang paling kuat terhadap pengendalian manajemen adalah gaya manajemen. Biasanya sikap bawahan merefleksikan apa yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak pada apa yang menjadi sikap CEO. Universitas Kristen Maranatha 7

c. Organisasi Informal: hubungan-hubungan salah satu bagian dengan bagian lainnya terjalin baik dan harmonis sehingga tercapainya sebuah tujuan. d. Persepsi dan Komunikasi: dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer operasi harus tahu apa yang menjadi tujuan dan tindakan-tindakan apa yang harus diambil untuk mencapainya. Dan semua pihak harus mengerti dan terkomunikasikan dengan baik tentang maksuk dan tujuan organisasi (Anthony dan Govindarajan, 2004:60-64). Faktor-faktor formal diantaranya adalah: a. Aturan-aturan: sebagai seperangkat tulisan yang memuat semua jenis instruksi dan pengendalian. Contoh: instruksiinstruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, dll b. Pengendalian Fisik: penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, passwords komputer, dll c. Manual-manual: aturan-aturan kerja yang terperinci. d. Pengamanan sistem: pengamanan dirancang ke dalam sistem pemrosesan informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui sistem itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah kecurangan. Universitas Kristen Maranatha 8

e. Sistem pengendalian tugas yang dikendalikan lewat peraturan-peraturan (Anthony dan Govindarajan, 2004:64-66). Berdasarkan uraian latar belakang dan ketertarikan atas permasalahan tersebut, arti kualitas dapat berbeda-beda tergantung konteks dan pihak yang menggunakan. Dari berbagai definisi yang dikutip oleh Qomari (1996) dalam Nurbiyati (2000, Analisis TQM pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Tesis S2. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta) menunjukkan bahwa kualitas mempunyai arti yang luas, tidak hanya dari sudut pandang pelanggan ataupun perusahaan tetapi dapat ditinjau berdasarkan perbandingan produk, nilai dan tingkat kepentingannya. Walaupun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, dari definisi yang ada terdapat beberapa persamaan, yaitu adanya unsur-unsur: 1. Kualitas yang dimaksud untuk memenuhi dan melebihi harapan pelanggan, 2. Kualitas meliputi produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan, 3. Kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang selalu berubah. Keunggulan organisasi yang sudah menerapkan manajemen kualitas adalah dapat melakukan pengembangan konsep kualitas dengan pendekatan totalitas. Dalam konsep total quality management (TQM), pelanggan bukan saja pembeli tetapi diartikan sebagai proses berikutnya yaitu pihak yang menentukan persyaratan Universitas Kristen Maranatha 9

dan mendambakan kepuasan. TQM juga menekankan pada aspek operasional dan perilaku sosial pada perbaikan kualitas sebagai tambahan untuk penelitian yang sudah ada pada sistem manajemen kualitas. Secara ringkas dalam TQM terkandung tiga program pokok yang saling terkait yaitu: (1) fokus pada pelanggan, (2) keterlibatan semua karyawan, (3) pengembangan sistem dan perbaikan terus menerus (Subagyo, 1998:195-200). Sistem pengukuran kualitas tradisional membagi program yang dihubungkan dengan kualitas dalam empat kategori, yaitu: (1) program pencegahan seperti pemeliharaan peralatan dan desain rancang-bangun untuk mencegah produksi dari produk yang cacat; (2) menilai program penilaian meliputi pemeriksaan informal, pengujian, audit kualitas, dengan mengarahkan pada tingkatan kualitas pemeliharaan; (3) kegagalan internal seperti produk sisa dan yang muncul dari deteksi masalah kualitas; (4) kegagalan eksternal seperti jaminan keabsahan, penggantian, dan pelayanan pelanggan yang muncul dari kualitas yang gagal di tangan pelanggan (Subagyo, 1998:205-206). Kualitas harus diperbaiki setiap waktu karena produk yang dianggap berkualitas pada saat ini mungkin akan dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang. Sehingga dapat senantiasa memberi manfaat bagi para konsumen pada saat ini dan tetap menjadi pilihan. Pengertian kualitas mengalami perubahan, sesuai dengan perubahan selera konsumen mengenai kualitas. Mula-mula Universitas Kristen Maranatha 10

kualitas barang atau jasa diukur dengan dimensi keawetan, kekuatan, dan kapasitas atau kegunaan produk (Subagyo, 1998:196). Sebuah sasaran (quality goal) bisa dilihat sebagai tujuan atau tingkat kinerja yang individu atau organisasi yang harus dicapai (Locke, et. al, 1981:125-152). Organisasi umumnya menggunakan ukuran keuangan dan non-keuangan untuk memotivasi manajer memenuhi quality goal (Eccles, 1991:67-68). Hal yang menarik pada studi sebelumnya oleh Wexley dan Yukl (1984, homewood) untuk sasaran teori, merekomendasikan bahwa pekerja harus memiliki sasaran kinerja spesifik untuk memandu perilaku. Pada studi eksperimen, Harell dan Tuttle (2001:81-98) menggunakan mahasiswa yang berperan sebagai pekerja, dalam aturan pekerja (role of workers) dan hasilnya menunjukkan bahwa dengan memberikan komunikasi sasaran prioritas kepada pekerja dapat mempengaruhi prioritas mereka dalam mencapai pemenuhan sasaran tersebut. Praktik manufaktur terkini menyandarkan pada pekerja untuk proses perbaikan, dan usaha mereka bisa memandu komunikasi pada quality goal. Komunikasi dari kualitas produk unit bisnis meningkatkan sasaran tujuan dan diharapkan dapat mempengaruhi arah dari usaha yang dilakukan pekerja selanjutnya dalam meningkatkan kualitas produk unit mereka. Informasi kualitas seperti tingkat produk sisa, pekerjaan ulang, dan defect (produk cacat) bisa memberikan Universitas Kristen Maranatha 11

suatu dasar untuk mendeteksi kesalahan dan petunjuk mengenai area untuk perbaikan (Outley dan Berry, 1980). Quality goal terdiri dari tiga item: produk sisa, pekerjaan ulang (dalam bentuk kos atau unit), dan produk cacat (dalam bentuk kos atau unit) (Ashford dan Tsui, 1991:231-244). Kondisi perusahaan yang terkait dengan masalah di atas adalah, keadaan di mana barang atau produk yang cacat bila harus mengalami proses perbaikan akan memakan waktu dan biaya yang lebih banyak. Sehingga di dalam perusahaan ini lebih mementingkan pencegahan pada awal proses sehingga akan meminimalisir biaya yang akan digunakan bila barang yang diproduksi tersebut mengalami kegagalan atau cacat. Rerangka pemikiran ini juga penulis dapatkan dari Jurnal Akuntansi pada Simposium Nasional Akuntansi 9 padang yang disusun oleh Salman Jumaili (Universitas Jambi) dan Gudono (Universitas Gajah Mada) dengan judul Hubungan Komponen Sistem Pengendalian Manajemen (Quality Goal, Quality Feedback, dan Quality Incentive) terhadap Kinerja Kualitas dan Konsekuensi terhadap Kinerja Keuangan akan tetapi pada penelitian saat ini peneliti hanya berfokus pada variabel Quality Goal. Berdasarkan uraian di atas, penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut: Pengelolaan Quality Goal yang ditetapkan dengan memadai dalam kegiatan perusahaan dapat berfungsi untuk meningkatkan kinerja kualitas. Universitas Kristen Maranatha 12

Bagan 1.1. Rerangka Pemikiran I.6 Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah penelititan deskriptif, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan menggambarkan keadaan obyek yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang ada dengan cara mengumpulkan, mengolah, menyajikan serta menganalisis berbagai macam data yang ditemukan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Sumber data penelitian berasal dari data primer dan sekunder. Data primer didapat langsung dari narasumber sedangkan data sekunder didapat dari buku-buku literatur Universitas Kristen Maranatha 13

(Indriantoro dan Supomo, 2002:89). Studi yang dilakukan adalah studi satu tahap, karena data dikumpulkan pada satu tahap waktu tertentu Teknik penelitian dalam mengumpulkan data yang dipergunakan oleh penulis dalam penelitian ini meliputi : 1. Penelitian lapangan Yaitu peninjauan secara langsung ke perusahaan yang menjadi obyek penelitian untuk memperoleh data-data dan keterangan-keterangan yang diperlukan, dengan melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang bersangkutan, observasi atau pengamatan secara langsung, penelaahan catatan dan dokumen perusahaan, serta menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner pemeriksaan. 2. Penelitian kepustakaan Yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku, literaturliteratur serta referensi lain yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Informasi yang diperoleh digunakan sebagai pedoman dan landasan berpikir dalam pembahasan masalah yang dihadapi. Universitas Kristen Maranatha 14

I.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur: Speed Power Racing. Yang berlokasi di Kawasan Industri, Sadang Rahayu Blok E No. 2 Bandung. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus Desember 2008. Universitas Kristen Maranatha 15