CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman I. DAFTAR ISI... i II. DAFTAR TABEL... iii III. DAFTAR LAMPIRAN... iv

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS

BAB I PENDAHULUAN 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

PROFIL KEUANGAN DAERAH

LAPORAN KEUANGAN DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN TAHUN 2014

LAPORAN KEUANGAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) PROVINSI BANTEN

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH. RSUD Dr. MOEWARDI. Jl. Kol. Sutarto 132 Telp Fax Surakarta CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAHAN PRESENTASI KELAS PROGRAM MAKSI UNDIP OLEH: MARYONO DS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pemerintah Kota Bandung yang sudah membuat laporan keuangan berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BADAN PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TAHUN ANGGARAN 2013 (dalam rupiah) NO.

L A P O R A N K E U A N G A N T A H U N BAB

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

Pendahuluan Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan SKPD III Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan SKPD Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2014

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN Per 31 Desember 2015 dan 2014

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG SEBELUM AUDIT

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

[CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN] K e c a m a t a n B u a h B a t u J l. C i w a s t r a N o B a n d u n g Page 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam Kajian Pustaka ini akan dijelaskan mengenai pengertian-pengertian

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAGIAN I PENDAHULUAN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2012

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu Tahun 2015

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BLITAR

AKUNTANSI PENDAPATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ( CALK )

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

KECAMATAN BAYAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2016 BAB I PENDAHULUAN

> *\ PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN ^UL^pT)

TAHUN ANGGARAN Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2015 (audited).

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Daerah dan Undang-Undang No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan. keuangan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah TAMBAHAN LAMPIRAN LAPORAN KEUANGAN Per 31 Desember 2015

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

Laporan Keuangan Satker Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah (05) Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian Semester II TA. 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL DINAS SUMBER DAYA AIR

Transkripsi:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN DAN KOPERASI KABUPATEN BANTUL TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN 1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan Laporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang relevan kepada stakeholder, mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan di Dinas Perindagkop Kab. Bantul selama satu periode pelaporan. Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan ini juga merupakan wujud pelaksanaan kewajiban dalam melaporkan upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur pada satu periode pelaporan dalam rangka : Akuntabilitas pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan, dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik; Membantu para pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Perindagkop Kab. Bantul selama satu periode pelaporan, sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh asset, kewajiban dan ekuitas dana yang dikelola Dinas Perindagkop Kab. Bantul untuk kepentingan masyarakat; Transparansi dalam memberikan informasi keuangan kepada seluruh masyarakat, berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya dan ketaatan pada perundang-undangan. Adapun tujuan penyusunan Laporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul tahun 2012 adalah : Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh sumberdaya ekonomi dan alokasinya dengan anggaran yang ditetapkan dan peraturan perundang-undangan; Menyediakan informasi mengenai jumlah sumberdaya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai entitas akuntansi serta hasil hasil yang telah dicapai;

Menyediakan informasi mengenai bagaimana Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai entitas akuntansi mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul, apakah mengalami kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan. 2. Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Pelaporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan Pemerintah, yaitu : a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, khususnya bagian yang mengatur Keuangan Negara; b. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; c. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; d. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; e. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; f. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah; h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; j. Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; k. Perda No. 19 Tahun 2011 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kab. Bantul Tahun Anggaran 2012. l. Peraturan Bupati Bantul No. 73 Tahun 2011 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2012. m. Peraturan Bupati Bantul Nomor 75 tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bantul Tahun Anggaran 2012. Sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006, yang dibagi kedalam 7 ( tujuh ) Bab sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan, landasan hukum penyusunan laporan keuangan, dan sistematika penulisan catatan atas laporan keuangan. Bab II Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD Bab ini memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul, kebijakan keuangan yang dilakukan oleh Dinas Perindagkop Kab. Bantul, realisasi keuangan dibandingkan periode sebelumnya, dan penjelasan mengenai pencapaian target kinerja Dinas Perindagkop Kab. Bantul. Bab III Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan Bab ini memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja Dinas Perindagkop Kab. Bantul, berupa gambaran realisasi pencapaian efektivitas dan efisiensi program dan kegiatan serta kendala dan hambatan dalam pencapaian kinerja tersebut. Bab IV Kebijakan Akuntansi Bab ini memuat informasi mengenai entitas akuntansi pelaporan keuangan daerah, informasi mengenai basis akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul, dan informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan atas pos pos laporan keuangan Dinas Perindagkop sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Bab V Penjelasan Pos Pos Laporan Keuangan Bab ini memuat rincian dan penjelasan masing-masing pos pos laporan keuangan pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul. Bab VI Penjelasan atas Informasi-Informasi non Keuangan Bab ini berisi informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian manapun dari laporan keuangan. Bab VII Penutup Bab ini memuat uraian penutup yang dapat berupa simpulan simpulan penting tentang laporan keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul.

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 1. Ekonomi Makro Ekonomi Makro merupakan studi tentang ekonomi secara keseluruhan, Ekonomi Makro menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak rumah tangga, perusahaan dan pasar, ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga dan tenaga kerja. Dalam penyusunan anggaran harus memperhatikan perkembangan ekonomi makro dan diselaraskan dengan kemampuan Pemerintah Daerah dalam membiayai Program dan Kegiatan melalui APBD Kab. Bantul, dengan perjalanan waktu diperlukan adanya perubahan anggaran yang disesuaikan dengan perkembangan ekonomi makro yang ada dan Perwujudan Kebijakan Pemerintah Daerah dalam melaksanakan Program dan Kegiatannya yang berpihak kepada rakyat. 2. Kebijakan Keuangan Kebijakan keuangan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul pada tahun 2012 juga dilaksanakan oleh Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai entitas akuntansi, meliputi hal-hal sebagai berikut : Pengelolaan Keuangan Daerah mengacu pada azas umum pengelolaan keuangan yaitu tertib, taat pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan azas keadilan dan kepatutan; Jumlah yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk setiap jenis belanja; Semua transaksi keuangan daerah baik penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah dilaksanakan melalui Kas Daerah. 3. Pencapaian Target Kinerja APBD Dinas Perindagkop Kab. Bantul sebagai fungsi Pelayanan Umum Pemerintahan berusaha agar dapat mewujudkan target kinerja sebagai berikut : a. Semakin terwujudnya ketepatan, kecepatan, efektivitas, dan transparasi dalam pelayanan masyarakat; b. Semakin terwujudnya birokrasi yang mengarah kepada good govermance dan clean goverment; c. Semakin terwujudnya birokrasi yag professional, efektif, efisien dengan budaya kerja yang mengutamakan pelayanan pada masyarakat;

d. Meningkatkan tolok ukur kinerja dengan berorientasi bukan hanya output kegiatan tetapi sampai pada manfaat dan dampak; e. Meningkatnya fungsi regulasi, fasilitasi, pelayanan, pengendalian dan pengawasan.

BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Pencapaian target kinerja keuangan pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul Tahun Anggaran 2012 dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pendapatan Pendapatan Jasa Pengeringan Gabah dari target Rp. 3.200.000,- terealisir Rp. 3.157.950,- ( 98,69 %).. b. Belanja Langsung Secara garis besar komposisi anggaran belanja di Dinas Perindagkop Kab. Bantul dalam APBD Kab. Bantul tahun 2012 terbagi menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja tidak langsung Rp.2.779.164.702, realisasi Rp.2.720.728.954,-. Sedangkan untuk Belanja Langsung dari anggaran Rp. 4.677.184.800.,- terealisir Rp.4.506.445.528.(96,35 %), sisa anggaran Rp.170,739,272 b. Pembiayaan Dinas Perindagkop Kab. Bantul mengelola dana investasi non permanen, dengan rincian sebagai berikut : Dana bergulir Pasar Seni Gabusan : Rp.602.153.140,- Dana bergulir PIK Rp.300.851.856,-, Dana Bergulir Dekranas Rp. 200.000.000,-

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 1. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Pemerintah Kab. Bantul merupakan Entitas Pelaporan yang wajib menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban yang berupa Laporan Keuangan, sedangkan Dinas Perindagkop sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di wilayah Pemerintah Kabupaten Bantul merupakan Entitas Akuntansi yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan untuk digabungkan pada Entitas Pelaporan. 2. Basis Akuntansi yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis Akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca. 3. Basis Pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis pengukuran atas penyusunan pos-pos laporan keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul adalah sebagai berikut : a. Kas dan Setara Kas Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran yang masih harus dipertanggunjawabkan kepada Bendahara Umum Daerah. Kas dicatat sebesar nilai nominal dan dinyatakan dalam nilai rupiah. Jika ada kas dalam valuta asing maka harus dikonversi berdasar nilai kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. Pada akhir tahun kas dalam valuta asing dikonversi ke dalam rupiah menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal Neraca. b. Persediaan Persediaan adalah asset dalam bentuk barang atau perlengkapan ( supplies ) yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional Pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan / atau diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat dalam waktu 6 ( enam bulan ) bulan dari tanggal pelaporan. Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan ( physical inventory taking ). Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara : Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian.

c. Asset Tetap Asset Tetap adalah asset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 6 ( enam ) bulan untuk digunakan dalam kegiatan Pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Asset Tetap dapat diperoleh dari dana yang bersumber dari sebagian atau seluruh APBD melalui pembelian, pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan asset lainnya dan dari sitaan atau rampasan. Klasifikasi asset tetap yang digunakan adalah : Tanah Peralatan dan mesin Gedung dan bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Asset tetap lainnya Asset Tetap diakui pada saat diterima dan kepemilikan berpindah serta dinyatakan dalam neraca dengan harga perolehan. Apabila asset tetap dengan menggunakan harga perolehan tidak memungkinkan maka nilai asset tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan. Bila harga / biaya perolehan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiah asset tersebut ditetapkan berdasarkan nilai tukar ( kurs tengah BI ) pada saat perolehan. d. Ekuitas Dana Ekuitas dana adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara asset dengan kewajiban Pemerintah yang terdiri dari Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah nilai asset lancar dengan jumlah nilai Kewajiban Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah nilai Investasi Permanen, Asset Tetap, Asset Lainnya ( tidak termasuk dana cadangan ) dengan jumlah nilai Kewajiban Jangka Panjang. Ekuitas Dana Cadangan merupakan akumulasi dana yang disisihkan dalam dana cadangan pada asset lainnya guna membiayai kegiatan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran atau utuk membiayai kegiatan dengan tujuan tertentu. e. Belanja Belanja Daerah adalah semua pengeluaran Kas Daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah. Basis pengakuan biaya adalah basis kas yaitu diakui pada saat terjadi pengeluaran dan diukur sebesar kas yang dikeluarkan.

4. Penerapan Kebijakan Akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Penerapan kebijakan akuntansi yang belum mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan terutama menyangkut penilaian asset tetap yang belum sepenuhnya berdasarkan biaya perolehan atau nilai wajar pada saat perolehan serta belum dilakukannya penyusutan terhadap asset tetap.

BAB V PENJELASAN POS POS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan PP 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, pasal 100, Laporan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) Pemerintah Daerah terdiri dari: (a) Laporan Realisasi APBD, (b) Neraca Daerah; dan (c) Catatan atas Laporan Keuangan. Laporan Realisasi APBD merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumberdaya ekonomi yang dikelola oleh Dinas Perindagkop Kab. Bantul yang memuat perbandingan antara realisasi pelaksanaan APBD dengan rencana yang tertuang dalam APBD. Dalam hal ini menghitung selisih antara realisasi pendapatan dengan anggaran pendapatan, realisasi pengeluaran dengan anggaran pengeluaran, serta menghitung selisih antara realisasi penerimaan daerah dan realisasi pengeluaran daerah pada pos pembiayaan. Struktur APBD tahun anggaran 2011 pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul meliputi komponen Pendapatan dan Belanja dan tidak melakukan Pembiayaan. Seluruh Pendapatan disetor ke Kas Daerah sedang alokasi Belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Tidak Langsung. Belanja di Dinas Perindagkop Kab. Bantul dalam APBD Kab. Bantul tahun 2012 terbagi menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja tidak langsung Rp.2.779.164.702, realisasi Rp.2.720.728.954,-. Sedangkan untuk Belanja Langsung dari anggaran Rp. 4.677.184.800.,- terealisir Rp.4.506.445.528.(96,34 %). Selanjutnya guna memperoleh gambaran secara umum mengenai penjelasan Laporan Realisasi APBD pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul Tahun Anggaran 2012 dapat disampaikan sebagai berikut : 1. PERINCIAN DAN PENJELASAN POS POS REALISASI APBD Dari Rencana Belanja Daerah pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul yang tertuang dalam perubahan APBD tahun anggaran 2012 sebesar Rp.4.677.184.800,- terealisir Rp. 4.506.445.528.,- atau 96,34 %. Adapun perincian dari realisasi Belanja Daerah pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul adalah sebagai berikut :

2. PERINCIAN DAN PENJELASAN POS POS NERACA a. Asset 31 Des. 2012 31 Des 2011 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp. - Rp. -- Persediaan Rp. 2.766.700,- Rp. 19.901.350,- Jumlah tersebut adalah persediaan barang pakai habis ( Alat Tulis Kantor ), Bahan Pembersih, Barang cetak dan alat penyimpan ( Karung ) yang masih tersisa per tanggal 31 Desember 2012. Aset Tetap Rp. 5.153.114.700,- Rp. 3.690.234.350,- Jumlah tersebut merupakan nilai Aset Tetap per 31 Desember 2012 dengan rincian sebagai berikut : - Nilai Aset Tetap per 1 Januari 2012 Rp. 3.690.234.350,- - Penambahan 12 Bulan tahun 2012 Rp. 1.462.880.350,- - Pengurangan dalam tahun 2012 Rp. Jumlah Rp. 5.153.114.700,- b. Kewajiban Dinas Perindagkop tidak memiliki kewajiban kepada Pemerintah maupun pihak ketiga. c. Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar Rp. ( 7.221.249.832 ) Jumlah tersebut merupakan selisih antara jumlah nilai asset lancar dengan jumlah nilai Kewajiban Jangka Pendek dengan perhitungan sebagai berikut : - SILPA Rp. ( 7.224.016.532 ) - Cadangan Persediaan Rp. 2.766.700,- - Uang Muka di Kas Daerah Rp.,- Jumlah Rp. ( 7.221.249.832 ) Ekuitas Dana Investasi Rp. 5.153.114.700,- Rp. 3.690.234.350,-

Jml Kewajiban & Ekuitas Dana Rp. 5.155.881.400,- Rp. 3.710.135.700,- Jumlah tersebut merupakan selisih antara nilai investasi permanent, asset tetap dan asset lainnya ( tidak termasuk dana cadangan ) dengan jumlah nilai Kewajiban Jangka Panjang dengan perhitungan sebagai berikut : - Aktiva Lancar Rp. 2.766.700,- - Diinvetasikan dalam Asset Tetap Rp. 5.153.114.700,- Jumlah Rp 5.155.881.400,-

BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI INFORMASI NON KEUANGAN Pendapatan untuk Tahun 2012 sebesar Rp. 3.157.950,-. adalah pengajuan permohonan perijinan yang masuk tahun 2011 dan baru diambil dan diurus pada tahun 2012 sebesar Rp. 60.000,- dan pendapatan dari menyewakan mesin pengering gabah sebesar Rp. 3.097.950,-. Bantuan Hibah dari dana APBD Tahun 2012 terdiri dari: a. Bantuan untuk Koperasi ( 34 Koperasi ) Rp. 250.000.000,- b. Bantuan Modal Kerja UKM ( 70 UKM ) Rp. 200.000.000,- b. Bantuan Dekranas Rp. 50.000.000,- c. Bantuan Dekopinda Rp. 100.000.000,- Dana dari APBD I diterima melalui Bidang Perdagangan berupa dana hibah peralatan untuk 40 PKL @ Rp. 2.500.000,- jumlah Rp. 100.000.000,- Dana dari Dekonsentrasi sebesar Rp. 203.635.000,- sedangkan realisasi sebesar Rp. 202.035.000,- Dana dari APBN ( Bansos ) yang diterima Bidang Koperasi sebesar Rp. 605.500.000,- untuk 6 Koperasi, terdiri dari : 1. KSU Kopwis Mina Bahari 45 sebesar Rp. 300.000.000,- utk penataan PKL. 2. KUB Kasongan sebesar Rp. 100.000.000,- Dana Bantuan OVOP. 3. Kopontren Lintang Songo sebesar Rp. 50.000.000,- Pengembangan Koperasi Perkotaan dan Pedesaan. 4. Kopwan Usaha Jaya sebesar Rp. 50.000.000,- Pengembangan Koperasi Perkotaan dan Pedesaan 5. KSU Aman Sejahtera sebesar Rp. 50.000.000,- Pengembangan Koperasi Perkotaan dan Pedesaan 6. KUD Tani Rukun sebesar Rp. 55.500.000,- untuk bantuan Demplot Kedelai. Aset yang masih dalam proses hibah dan masih dimiliki oleh Pusat terdiri dari : 1. Kementrian Perdagangan Tahun perolehan 2009, terdiri dari : a. Gudang SRG Niten Rp. 2.992.733.910,- b. Pasar Pijenan, Pandak Rp. 2.999.595.000,- c. Pasar Jejeran, Pleret Rp. 2.994.370.024,- 2. Kementrian Koperasi dan UKM Tahun Perolehan 2010 : Pasar Sendangwesi, Terong Rp. 978.669.000,-

3. Kementrian Perindustrian : Bangunan Pabrik Briket dan peralatannya senilai Rp. 1.051.345.700,- Prestasi yang diperoleh selama Tahun 2012, antara lain : 1. Edi Gunarto ( Briket Kulit Kacang ) penghargaan Upakarti Bidang Pengabdian. 2. CV. Yani s Gallery Penghargaan Bidang Primaniyarta Tk. Nasional. 3. Hj. Sri Suryowidati Penghargaan Satya Lencana Pembangunan di Bidang Koperasi. 4. KSU BMT Artha Amanah Penghargaan Juara I Tk. Propinsi Kop. Simpan Pinjam. 5. KPRI KGKD Penghargaan Juara I Tk. Propinsi Kop. Konsumen. 6. Kopkar Sejahtera ( PT. Samitex ) Penghargaan Juara I Tk. Propinsi Kop. Produksen.

BAB VII PENUTUP Dari penjelasan pos-pos Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN a. Pendapatan Target penerimaan Retribusi sebesar Rp. 3.200.000,-, sedang realisasinya sebesar Rp.3.157.950,- merupakan sisa retribusi Tahun 2011 yang baru diambil oleh pengusaha pencari perijinan Tahun 2012 dan pendapatan dari menyewakan alat pengering gabah sebesar Rp. 3.097.950,- b. Realisasi Belanja Dari Anggaran Belanja Daerah Dinas Perindagkop Kab. Bantul yang tertuang dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp.4.677.184.800,- terealisir Rp. 4.506.445.528,- atau 96,34 %. 2. NERACA a. Asset Asset terdiri dari asset lancar, investasi jangka panjang, asset tetap, dan asset lainnya. Apabila dibandingkan dengan tahun anggaran 2011, total asset pada tahun anggaran 2012 mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.462.880.350,- Hal ini dikarenakan ada penambahan bangunan gedung, peralatan dan mesin. b. Ekuitas Ekuitas Dana Lancar pada TA 2012 adalah sebesar Rp 2.766.700,- yang merupakan selisih dari asset lancar dikurangi kewajiban jangka pendek. Sedangkan untuk ekuitas dana investasi sebesar Rp. 5.153.114.700,-. Demikian Laporan Keuangan Dinas Perindagkop Kab. Bantul Tahun Anggaran 2012 sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan pada Dinas Perindagkop Kab. Bantul dan dijadikan sebagai laporan konsolidasi Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bantul. Bantul, 10 Januari 2013 Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Bantul Drs. Sulistiyanto, M Pd. NIP. 19600430 198803 1 004