Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013
SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas Nasional Lainnya Bidang Perekonomian 3. Kesepakatan Hasil Trilateral Desk 4. Tanggapan Umum dan Masukan terhadap Proses Pembahasan 5. Kesimpulan dan Tindak Lanjut (lihat kerangka dalam memo : 198/D.VII/04/2013) 2
1 ARAH KEBIJAKAN PRIORITAS NASIONAL 3
Ruang Lingkup 1. Industri Pengolahan Kementerian Perindustrian 2. Kerjasama Ekonomi Internasional Masyarakan EkonomiASEAN (MEA) Kementerian Perdagangan 3. Tenaga Kerja Indonesia Prioritas 7 4. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kementerian KUKM Prioritas 4 4
2 ISU-ISU PENTING DALAM PRIORITAS NASIONAL LAINNYA BIDANG PEREKONOMIAN 5
ISU STRATEGIS PNL BIDANG PEREKONOMIAN 1. Akselerasi Industrialisasi Dengan Sasaran Pertumbuhan Industri Non- Migas, melalui: a) peningkatan jaminan pasokan gas dan listrik untuk kebutuhan industri dalam negeri, baik sebagai bahan baku maupun energi; b) mendorong penyediaan infrastruktur pusat-pusat pertumbuhan industri; c) optimalisasi pasar dalam negeri, baik melalui pengadaan pemerintah maupun BUMN/BUMD; d) peningkatan upaya pengendalian impor melalui kebijakan non-tariff barrier; e) penyelesaian masalah hubungan industrial; dan f) penurunan Terminal Handling Charge (THC) untuk ekspor. 2. Peningkatan Pemahaman dan Kesiapan Indonesia Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 melalui: a) penguatan kapasitas Sektor Swasta dan Masyarakat; b) peningkatan pemahaman aparat pemerintah Indonesia di pusat dan daerah terhadap MEA 2015; serta c) peningkatan kualitas pemenuhan komitmen Cetak Biru MEA 2015. 6
3 KESEPAKATAN HASIL TRILATERAL DESK 7
Kesepakatan F0 Kementerian Perindustrian Provinsi Usulan Kegiatan Disepakati Aceh Kementerian Perindustrian akan melakukan pengembangan Industri Penyamakan Kulit Riau Kalimantan Timur Sulawesi Tengah Papua Nusa Tenggara Timur Pemda Riau akan melakukan pembebasan lahan untuk pembangunan Klaster Oleochemical. Pasca pembebasan lahan, pengembangan klaster akan dilakukan oleh Kementerian Perindustrian melalui skema New Initiatives Pemda Kaltim dalam proses penyelesaian DED dan pembangunan infrastruktur jalan dan infrastruktur pelabuhan Kementerian Perindustrian akan melakukan verifikasi lapangan untuk usulan kegiatan pengolahan ikan di Kab. Banggai dan pengolahan Jagung di Kab. Tojo Una-Una Kementerian Perindustrian akan melakukan analisa dan verifikasi lapangan atas usulan pengembangan industri berbasis pangan di Papua Kementerian Perindustrian akan memfasilitasi investasi yang akan dilakukan PN. Garam. 8
Kesepakatan F1 dan F2 Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian mengalokasikan Dana Dekonsentrasi sebesar Rp. 125 Milyar untuk pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan mendorong pertumbuhan industri Agro. Alokasi Dana Dekonsentrasi untuk pengembangan IKM adalah sebesar Rp. 107 Milyar Alokasi Dana Dekonsentrasi untuk pengembangan industri Agro adalah sebesar Rp. 18 Milyar 9
Kesepakatan F1 & F2 Kementerian Perindustrian No Propinsi Usulan Kegiatan Disepakati Dana Disepakati (Rp. Juta) 1 Aceh Klaster IKM dan Klaster Kopi 4.400 2 Sumatera Utara Klaster IKM dan Klaster Oleochemical 5.100 3 Sumatera Barat Klaster IKM dan Klaster Oleochemical 4.500 4 Bengkulu Klaster IKM dan Klaster Kopi 2.700 5 Jambi Klaster IKM dan Klaster Karet 2.500 Klaster IKM dan Klaster Kelapa dan Klaster 6 Riau Oleochemcial 3.900 7 Kep. Riau Klaster IKM dan Klaster Hasil Laut 3.100 8 Bangka Belitung Klaster IKM dan Klaster Hasil Laut 2.600 9 Sumatera Selatan Klaster IKM dan Klaster Oleochemical 3.600 10 Lampung Klaster IKM dan Klaster Kopi 3.300 11 Banten Klaster IKM dan Kegiatan Fasilitasi Pengembangan Klaster Agro 2.957 12 DKI Jakarta Klaster IKM dan Fasilitasi Pengembangan Klaster Agro 1.363 13 Jawa Barat Klaster IKM dan Klaster Agro 5.257 14 Jawa Tengah Klaster IKM dan Klaster Industri Minuman 6.517 15 DI Yogyakarta Klaster IKM dan Klaster Industri Furniture 3.249 16 Jawa Timur Klaster IKM dan Klaster Agro 7.907 17 Bali Klaster IKM dan Klaster Hasil Laut 3.803 10
Kesepakatan F1 & F2 Kementerian Perindustrian No Propinsi Usulan Kegiatan Disepakati Dana Disepakati (Rp. Juta) 18 Kalimantan Timur Klaster IKM dan Klaster Oleochemical 2.800 19 Kalimantan Barat Klaster IKM dan Klaster Oleochemical 3.900 20 Kalimantan Selatan Klaster IKM dan Klaster Oleochemical 3.200 21 Kalimantan Tengah Klaster IKM dan Klaster Jagung 3.300 22 Sulawesi Selatan Klaster IKM dan Klaster Kakao 5.717 23 Sulawesi Tenggara Klaster IKM dan Klaster Kakao 4.341 24 Sulawesi Tengah Klaster IKM dan Klaster Kakao 4.125 25 Sulawesi Utara Klaster IKM dan Klaster Hasil Laut 3.335 26 Sulawesi Barat Klaster IKM dan Klaster Kakao 2.767 27 Gorontalo Klaster IKM dan Klaster Jagung 3.367 28 Nusa Tenggara Barat Klaster IKM dan Klaster Hasil Laut 4.159 29 Nusa Tenggara Timur Klaster IKM dan Klaster Hasi Laut 4.225 30 Maluku Klaster IKM dan Klaster Hasil Laut 3.433 31 Maluku Utara Klaster IKM dan Klaster Hasil Laut 3.543 32 Papua Klaster IKM dan Klaster Sagu 3.367 33 Papua Barat Klaster IKM dan Klaster Sagu 2.757 TOTAL ALOKASI DANA DEKONSENTRASI 125.089 11
Kesepakatan F1 dan F2 Kementerian Perdagangan 1. 33 Provinsi memperoleh Dana Dekonsentrasi dari Kementerian Perdagangan untuk melakukan sosialisasi pelaksanaan komitmen Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015, sebesar Rp 300-350 juta/provinsi. 2. Tujuannya adalah dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kesiapan Indonesis dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 12
4 TANGGAPAN UMUM DAN MASUKAN TERHADAP PROSES PEMBAHASAN 13
Diskusi di desk sangat kondusif karena Kementerian telah melakukan Rapat Koordinasi Teknis dengan Daerah. 14
5 KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT 15
Tindak Lanjut Menekankan K/L mengawal target secara konsisten dalam RKA (memberikan argumen kuat kepada DPR) Pemerintah daerah menindaklanjuti kesepakatan dalam RKPD dan APBD (lahan, sharing anggaran) yang perlu ditekankan untuk ditindaklanjuti di daerah 16
TERIMA KASIH 17