BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 4 - Join : Follow

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup sehat untuk kehidupan sehari-hari. Di dalam komunikasi ada beberapa unsur yakni sumber pesan (source),

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Modul ke: Komunikasi Massa. Pengantar Komunikasi Massa. Fakultas FIKOM. Sofia Aunul, M.Si. Program Studi BROADCASTING.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. peran televisi sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan informasiinformasi

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti


BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

KERANGKA TEORI. dilarang. 1 Teori labeling memiliki dua proposisi, pertama, perilaku menyimpang bukan

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

MODUL EMPAT KOMUNIKASI MASSA DAN OPINI PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. Penyampaian isi pesan seolah olah langsung antara komunikator dan. karena jelas terdengar dan terlihat secara visual.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan akan informasi dan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat kita sebagai suatu kebutuhan, dari hanya sekedar untuk tahu

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. informasi dari berbagai sumber, agar manusia dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I. seseorang dan begitupun sebaliknya serta dengan adanya interaksi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain secara timbal balik. tertentu, yang akhirnya semakin meningkatkan kebutuhan-kebutuhan pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB 2 LANDASAN TEORI. komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan sekarang ini adalah. akan meluaskan cakrawala pengetahuan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

PERANAN SURAT KABAR DALAM MENUMBUHKAN MINAT BACA REMAJA DI KECAMATAN SINGKIL KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. meresap banyak informasi secara langsung dari media. berubah sesuai dengan situasi yang berlaku. 2 Komunikasi mengacu tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di dalamnya baik itu pendidikan dasar maupun pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. cara yang ditempuh untuk dapat berkomunikasi seperti melalui media massa,

Yetti Wira Citerawati SY

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB I PENDAHULUAN. orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB V ANALISIS HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU MENONTON. Kurt Lewin dalam Azwar (1998) merumuskan suatu model perilaku yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Menurut paradigma Lasswell (1984) tentang proses komunikasi yang berbunyi Who, says what, to whom, in which channel, and with what effect?, secara langsung menggambarkan bahwa proses komunikasi seseorang memerlukan sebuah media 1. Menurut pendapat Josep A. Devito definisi komunikasi massa adalah : Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi 1 Wawan,Kuswandi. Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta, Jakarta. 1996 6

7 massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya; televisi, radio, surat kabar, majalah, film buku dan pita 2. Definisi komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa modern yang terbit/ disiarkan secara periodic 3. Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik) ditujukan kepada massa (khalayak) yang tidak tampak oleh penyampai pesan (abstrak). Sedangkan. Definisi komunikasi massa yng paling sederhana dikemukakan oleh Bittner. Beliau mendefinisikan komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass Comunication is Message Comunikated through mass medium to a large Number of poeple). 4 ciri-ciri komunikasi massa yaitu 5 : 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga. Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. 2 Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali Pers, 2003:11. 3 Wahyudi, J.B. Media Komunikasi Massa Televisi. Alumni, Bandung. 1986. 4 John R. Bittner. Mass Communication An Introduction Fifth Edition. New Jersey 1989.hal 11 5 Ibid 2003:16

8 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen. Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/ beragam artinya penonton televisi itu beragam misal dari segi pendidikan, usia, jenis kelamin, status sosial. 3. Pesannya bersifat umum. Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah. Dalam komunikasi massa kita tidak bisa langsung memberikan respon kepada komunikatornya (media massa yang bersangkutan). Kalaupun bisa, sifatnya tertunda. Jadi, komunikasi hanya berjalan satu arah itu akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback). 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan. Komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak di sini berarti khalayak bisa menikmati media tersebut hampir bersamaan. 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis. Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Komunikasi massa sifatnya mutlak, artinya komunikasi massa mutlak menggunakan peralatan teknis apabila tidak semuanya akan sulit terjadi. 7. Komunikasi massa dikontrol olehgatekeeper. Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasi/ palang pintu/ penjaga gawang, adalah

9 orang yang sangat berperan informasi dalam media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami. Fungsi komunikasi massa dibedakan menjadi beberapa, hal ini tergantung pada jenis media massa yang digunakan 6, Effendy (1992:54). 1. Menyiarkan informasi ( to inform) Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang pertama dan utama. Orang yang menggunakan media karena membutuhkan berbagai informasi dari seluruh belahan dunia. 2. Mendidik (to educate) Fungsi mendidik pada media massa adalah mendidik khalayaknya agar bertambah pengetahuannya. 3. Menghibur (to entertain) Fungsi menghibur pada media massa adalah untuk mengimbangi berita-berita yang berat, serius dan berbobot sehingga dapat melemaskan ketegangan khalayak. 6 Heru, Effendy. Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, Yogyakarta,1992

10 2.2 Media Massa 2.2.1 Pengertian Media Massa Media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan dalam arti kata khalayak dalam jumlah yang relatif sangat banyak, secara bersama-sama pada saat yang sama, memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut 7. Media massa juga dapat dikatakan sebagai alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunkasi mekanis seperti surat kabar,film, radio, dan televise. 8 Dalam kaitannya dengan televisi siaran, maka yang dimaksud dengan media massa disini adalah media massa periodik seperti surat kabar, majalah (media massa cetak), radio, televisi dan film (media massa elektronika). Tegasnya yang dimaksud dengan media massa disini ialah media massa modern (surat kabar, majalah, radio, televisi dan film) yang memiliki sifat-sifat tersendiri 9. 7 Ibid 8 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi:edisi revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, halaman 126 9 Wahyudi, J.B. Media Komunikasi Massa Televisi. Alumni, Bandung. 1986.

11 Dewasa ini peran media massa semakin penting, hal ini dikarenakan masyarakat akan kebutuhan akan informasi. Ada lima asumsi akan pentingnya media massa 10 : 1. Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa, serta menghidupi industri lain yang terkait; media juga merupakan industri tersendiri yang memiliki peraturan dan norma- norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya. Di lain pihak, institusi media diatur oleh masyarakat. 2. Media massa merupakan sumber kekuatan alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan sumber daya lainnya. 3. Media merupakan lokasi (atau forum) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. 4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol tapi 10 McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Erlangga, Bandung. 1987

12 juga dalam pengertian pengembangan tata-cara, mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga masyarakat dan kelompok secara kolektif; media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan. 2.2.2 Fungsi Media Massa Seorang ahli komunikasi, Dr. Harold D. Lasswell melihat tiga fungsi utama media massa yaitu: 1. The Surveillance of The Environment fungsi pengamatan lingkungan, atau dalam bahasa yang sederhana pemberi informasi dan penyampaian berita. 2. The Correlation of The Parts of Socciety in Responding of The Environme nt menekankan pada seleksi, evaluasi dan interpretasi dari media massa. Peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan apa yang tidak perlu disiarkan. Pemilihan dilakukan oleh editor, redaktur dan pengelola media massa. Kurt Lewin menyebutnya sebagaigatekeeper dari arus berita dan informasi. 3. The Transmission of The Social Haritage from One Generation to The Next sebagai sarana untuk memindahkan nilai dan warisan budaya dari generasi ke generasi.

13 Ahli komunikasi lain menambahkan fungsi utama media massa adalah sebagai media hiburan. Sedang Wilbur Schramm menambahkan fungsi kelima dari media massa adalah sebagai media advertensi atau iklan. Dengan demikian kelima fungsi utama dari media massa adalah pemberi informasi, seleksi berita atau informasi, pendidikan, hiburan dan iklan atau advertensi 11. Teori fungsionalisme individual kebanyakan lebih dikembangkan dala m tradisi penelitian pemakaian dan kepuasan khalayak media. Dibawah ini dikutip dari tipologi yang disarankan oleh McQuail dan kawan-kawan yaitu: 1. Informasi. a) Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi di masyarakat dan dunia. b) Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan. 2. Identitas diri. a) Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b) Menemukan model perilaku. c) Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 11 Wahyudi, J.B. Media Komunikasi Massa Televisi. Alumni, Bandung. 1986.

14 3. Integrasi dan interaksi sosial. a) Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati sosial. b) Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c) Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. 4. Hiburan. a. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian dan sarana relaksasi. b. Mengisi waktu c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d. Meredakan ketegangan sosial. 2.3 Efek Media Massa 1.Efek Kognitif. Efek kognitif adalah apabila terjadi perubahan pada apa yang telah diketahui, dipahami atau dipersepsikan oleh komunikan atau receiver. Efek kognitif ini berkaitan dengan transmisi penhetahuan, keterampilan, kepercayaaan, atau informasi.

15 2.Efek Afektif. Efek afektif akan timbul apabila ada perubahan pada apa yang di rasakan, di senangi atau di benci oleh komunikan. Efek ini ada hubungan dengan emosi. sikap atau nilai. 3.Efek Konatif Efek Konatif adalah berhubungan dengan tingkah laku,dampak kini menimbulkan aksi, Menurut Dervin, media massa mampu mengarahkan dan membentuk perilaku khalayak. Dalam rangka behaviorisme, media massa adalah factor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, khalayak sendiri di anggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan komunikasi yang di curahkan kepadannya. 12 Dalam Penelitian kali ini peneliti menggunakan teori Konatif yaitu berhubungan dengan tingkah laku, Dampak ini menimbulkan aksi, Menurut Dervin, media massa mampu mengarahkan dan membentuk perilaku khalayak. Dalam rangka behaviorisme, media massa adalah factor lingkungan yang mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman 12 Jalaludin, Rakhmat. Psikologi Komunikasi, Rosda Karya,2000

16 klasik, khalayak sendiri di anggap sebagai kepala kosong yang siap untuk seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan kepadannya 13. Peneliti menggunakan teori ini karena ingin membahas efek perilaku yang marak terjadi di khalayak luas, karena tidak semunnya tayangan patut di tiru dari segala usia, Efek tayanmgan Raja Gombal di Trans7 bagi peneliti tidak baik ditiru oleh anak usia 13-15 tahun, maka dari itu peneliti akan meneliti anak usia 13-15tahun di daerah Jakarta Barat. 2.4. Audience 2.4.1 Pengertian Audiens Istilah audiens berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagi sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen isinya. Semula audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan, yaitu penonton pertunjukan hal yang telah mengambil berbagai bentuk yang tidak serupa dalam peradaban dan tahapan sejarah yang berbeda. 13 Jalaludin, Rakhmat. psikologi komunikasi, edisi revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998

17 Audiens adalah pertemuan publik, berlangsung dalam rentang waktu tertentu, dan terhimpun bersama oleh tindakan individual untuk memilih secara sukarela sesuai dengan harapan tertentu bagi maslahat menikmati, mengakui, mempelajari, merasa gembira, tegang, kasihan, atau lega. Audiens juga dapat atau memang dikendalikan oleh pihak yang berwenang dan karenanya merupakan bentuk perilaku kolektif yang dilembagakan. 14. Herbert Blumer dalam memberikan ciri tentang audience (komunikan) sebagai berikut: 1. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. 2. Berisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. 3. Disamping itu antar individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. 4. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 14 McQuail, Dennis. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Erlangga, Bandung. 1987

18 2.4.2 Tipe Audiens Asal usul berbagai audiens mempunyai dua tipe dasar, tetapi setiap tipe paling sedikit mempunyai dua sub tipe, yang dapat dikarakterisasikan lebih lanjut sebagai berikut: 15 1. Kelompok atau publik Sejalan dengan suatu pengelompokan sosial yang ada (misalnya, komunitas, keanggotaan minoritas politis, religius, atau etnis) dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, budaya, dan sebagainya. Audiens seperti itu mungkin lebih stabil sepanjang waktu dari tipe audiens yang lain. Para anggota bertahan lama, tanggap terhadap, dan memiliki partisipasi tertentu dalam apa yang ditawarkan. 2. Kelompok kepuasan Terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu tertentu yang ada terlepas dari media, tetapi berkaitan misalnya, dengan isu politik atau sosial, jadi suatu kebutuhan umum akan informasi atau akan kepuasan emosional dan afeksi tertentu. Dari segi komposisinya mungkin agak homogen, aktif dalam mengungkapkan permintaan yang membentuk penawaran, dan juga selektif. Akan tetapi audiens tipe ini bukanlah kelompok sosial tetapi kumpulan dari individu- individu yang terwujud 15 Ibid

19 dalam perilaku konsumen. Aktivitas dan selektivitas rasional terungkap dalam perilaku individu. 3. Kelompok penggemar atau budaya cita rasa Terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita rasa budaya/intelektual tertentu. Komposisinya akan berubah sepanjang waktu, meskipun beberapa audiens seperti itu mungkin juga stabil. Eksistensinya tergantung isi yang ditawarkan dan bila isi berubah audiens pasti bubar atau membarui diri. 4. Audiens medium Berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas pada sumber media tertentu misalnya surat kabar, majalah, saluran radio atau televisi. Anggotanya umumnya adalah pelanggan produk media yang dibicarakan atau produk lain yang diiklankan oleh media tersebut 2.5 Remaja Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anakanak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

20 2.5.1 Definisi Remaja Dari bahasa inggris "teenager" yakni manusia usia 13-19 tahun.dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa untuk itu peran orang tua disini betul betul berperan, karena kalau tidak diarahkan sesuai dengan kaidah agama dan nilai etika yang baik pasti cenderung terjerumus ke hal-hal yang negatif. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik 16. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak 16 Hurlock,1992

21 mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: (1) 12 15 tahun masa remaja awal, (2) 15 18 tahun masa remaja pertengahan, (3) dan 18 21 tahun masa remaja akhir. Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu: (1) Masa pra-remaja 10 12 tahun (2) Masa remaja awal 12 15 tahun (3) Masa remaja pertengahan 15 18 tahun (4) dan masa remaja akhir 18 21 tahun Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah

22 masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis. 2.6 Televisi 2.6.1 Pengertian Televisi Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitutele (bahasa Yunani) yang berartijauh, danvisi (videre bahasa Latin) berarti penglihatan. Dengan demikiantelevisi yang dalam bahasa Inggrisnyatelevision diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh ini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat (studio televisi) dan dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima (televisi set) 17. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa media tersebut telah menguasai jarak secara geografis dan sosiologis 18. 17 Wahyudi, J.B. Media Komunikasi Massa Televisi. Alumni, Bandung. 1986 18 Wawan, Kuswandi. Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta, Jakarta. 1996

23 Televisi yang dalam menyiarkan pesannya itu bersifataudio visual, dapat dilihat dan didengar dan juga mendatangi langsung ke rumah rumah penduduk. Dengan segala kemudahannya, penduduk tidak usah pergi dari rumah, dapat menikmati hiburan beraneka ragam, informasi yang serba cepat dan memuaskan 19. 2.6.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa Sebagai media audio visual televisi dinilai sebagai media yang paling berhasil dalam menyebarkan informasi, cerita atau segala sesuatu yang disampaikan lebih menarik dan menyenangkan pemirsa dibandingkan media komunikasi lainnya, seperti media cetak dan radio. Menurut Hoefman (1999:54-59) Terdapat lima fungsi televisi yang pada umumnya diakui adalah sebagai berikut 20 : 1. Pengawasan dan situasi masyarakat dan dunia. Fungsi ini sering disebut sebagai informasi. Fungsi televisi yang sebenarnya adalah mengamati kejadian di dalam masyarakat dan 19 Effendy, Heru. Mari Membuat Film: Panduan Menjadi Produser, Yogyakarta, 2005 20 Hofman, Ruedi. Dasar-dasar Apresiasi Program Televisi, Menjadikan Televisi Budaya Rakyat. Grasindo, Jakarta. 1999

24 kemudian melaporkan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. Televisi dapat menjadi media komunikasi yang cukup demokratis, sejauh yang hidup dalam masyarakat dikembalikan lagi kepada masyarakat lewat siaran. 2. Menghubungkan satu dengan yang lain. Menurut Neil Postman televisi tidak berkesinambungan. Akan tetapi, televisi yang menyerupai sebuah mosaik dapat saja menghubungkan hasil pengawasan satu dengan hasil pengawasan yang lain secara jauh lebih gampang daripada sebuah dokumen tertulis. 3. Menyalurkan kebudayaan. Sebetulnya kebudayaan rakyat sudah cukup terangkat, kalau televisi berfungsi sebagai pengawas masyarakat. Akan tetapi, diharapkan televisi dalam hal ini lebih proaktif. Televisi sendiri tidak hanya mencari, tetapi juga ikut memperkembangkan kebudayaan. Fungsi ini dilihat sebagai pendidikan. Namun, istilah pendidikan sengaja dihindari karena di dalam kebudayaan audiovisual tidak ada yang namanya kurikulum atau target tertentu yang dirancang oleh pendidik. Kebudayaan yang diperkembangkan oleh televisi merupakan tujuan tanpa pesan khusus di dalamnya. 4. Hiburan.

25 Demikian juga dalam kebudayaanaudio visual segala-galanya paling sedikit mempunyai unsur hiburan. Kalau tidak menghibur umumnya sebuah tayangan tidak akan ditonton. Sekarang ini hiburan semakin diakui sebagai kebutuhan manusia. Tanpa hiburan manusia tidak dapat hidup dengan wajar. Hiburan merupakan rekreasi, artinya berkat hiburan manusia menjadi segar untuk kegiatan-kegiatan yang lain. Tentu orang yang setiap hari menghabiskan beberapa jam di depan layar televisi umumnya ingin dihibur. Namun, tidak berarti mereka tidak mau belajar juga. Kalau tidak ada apa-apa yang dapat dipelajari, suatu hiburan umumnya kurang menarik. 5. Pengarahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat. Fungsi kelima ini sering dijadikan bahan diskusi, karena mudah disalahgunakan oleh seorang penguasa. Akan tetapi, dalam situasi tertentu fungsi ini cukup masuk akal. Misalnya kalau terjadi wabah penyakit di suatu daerah, televisi bisa saja memberitakan berdasarkan fungsinya sebagai pengawas. Berita ini kemudian dapat dihubungkan dengan keterangan vaksinasi. Tetapi dalam keadaan darurat ini tidak cukup. Televisi harus proaktif memberi motivasi dan menganjurkan supaya orang mau dibantu secara preventif. Televisi harus mampu membuat yang menarik bagi khalayaknya, dalam usaha menarik khalayaknya suatu acara harus dipersiapkan sedemikian rupa agar menarik dan enak ditonton.

26 Selain itu acara harus juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan khalayak. Satu- satunya cara untuk mendekati agar keinginan seluruh khalayak adalah dengan mengelompokkan mereka menurut karakteristik yang ada seperti usia, agama, jenis kelamin, pendidikan dan sebagainya. Oleh karena itu masyarakat sebagai khalayak keseluruhan atau khalayak sasaran perlu dibagi menjadi kelompok tertentu sebagai sasaran pesan atau yang biasa disebut kelompok sasaran. Dengan pengelompokan ini pihak pengelola televisi bisa membuat acara atau rubrik tertentu untuk pembaca atau penonton atau pemirsa tertentu pula. Seperti misalnya, acara untuk khalayak sasaran adalah warta berita, sandiwara, musik, film seri, olah raga dan sebagainya. Sedangkan acara untuk kelompok sasaran adalah acara untuk agama, acara untuk anak-anak, remaja, ibu-ibu, dan acaraacara lain yang diperuntukkan kelompok tertentu. 2.7 Program Acara Televisi Program acara televisi adalah mata acara yang disiarkan oleh stasiun televisi, baik harian, mingguan, tengah bulanan, bulanan, triwulan, tengah tahun dan tahunan. Adakalanya acara tersebut diproduksi oleh masing-masing stasiun televisi, membeli produksiaudio visual dari rumahrumah produksi (production house) 21. 21 Kurnianto, 2005:8

27 Program acara televisi dikategorikan menjadi tiga macam, yaitu : berita, non berita (hiburan) dan iklan. Program berita harus mengandung unsur-unsur : aktual, atau masih baru, yang berarti mengandung makna kecepatan; faktual, atau fakta/kenyataan, yang berarti tidak boleh bohong; penting dan menarik 22. Program nonberita biasanya program-program yang tidak memiliki nilai politik dan strategis. Disini yang diutamakan adalah keindahan dan sasarannya, yaitu kepuasan penonton. Boleh tidak faktual, artinya boleh sesuatu yang tidak masuk akal. Sedangkan pada program iklan adalah siaran yang khusus ditujukan untuk promosi suatu produk, kegiatan masyarakat yang bertujuan untuk memperkenalkan kepada khalayak guna kepentingan komersial 23. Menurut J.B Wahyudi setiap program acara televisi yang akan disiarkan harus dibuatkan : 1. Judul mata acara. 2. Kriteria atau batasan mata acara. 3. Format atau bentuk penyajian. 4. Durasi atau lama waktu siaran. 22 Wahyudi, J.B. Media Komunikasi Massa Televisi. Alumni, Bandung. 1986. 23 Ibid

28 Selain hal tersebut diatas, penentuan program acara televisi hendaknya dilandasi oleh: 1. Misi, fungsi dan tugas stasiun penyiaran. 2. Landasan filosofi, konstitusi, dan operasional. 3. Hasil riset khalayak sebagai konsumen. 4. Norma, etika, dan estetika yang berlaku. 5. kebijakan intern dan ekstern. Pengelola dan perencana acara televisi harus tetap konsekuen dan konsisten membuat paket acara dengan tujuan yang jelas dan pasti serta didiringi tanggung jawab moral dalam melihat kondisi dan situasi pemirsanya 24. 2.8 Jenis jenis dalam Program TV Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak den jenisnya pun beragam, berbagai jenis program dapat dikelompokan menjadi dua bagian berdasarkan jenisnya, yaitu: 24 Wawan, Kuswandi. Komunikasi Massa sebuah Analisis Media Televisi. Rineka Cipta, Jakarta. 1996

29 1. Program Informasi Terbagi menjadi dua yaitu: a) Hard News (Straight News, Breaking News) Berita harian atau berita hangat adalah berita yang perlu segera disampaikan kepada masyarakat. Corak berita semacam ini sangat terikat waktu, aktual dan singkat. Berita hangat biasanya bersifat langsung. b) Soft News (Documenter, Feature, Current Affair) Berita lunak yaitu berita yang bersangkut paut dengan kejadian kejadian di masyarakat yang memancing human interest. Dan berita ini biasanya bersifat tidak langsung. 2. Program Hiburan Terbagi dalam beberapa jenis, yaitu: Musik Drama Permainan (Games) Pertunjukan (Show)

30 Sedangkan tayangan Raja Gombal termasuk dalam program informasi comedy show. Karena tayangan tersebut tidak bisa dibuat seriu