Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengelasan dan Pengujian Tarik

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

KAJIAN HASIL PROSES PENGELASAN MIG DAN SMAW PADA MATERIAL ST41 DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN (Air, Collent, dan Es) TERHADAP KEKUATAN TARIK

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

BAB II KERANGKA TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

ANALISA PENGARUH VARIASI KUAT ARUS DAN JARAK PENGELASAN TERHADAP NILAI KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON RENDAH DENGAN ELEKTRODA 6013 METODE ANAVA

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

Pengaruh Variasi Besar Arus Pengelasan dan Jenis Elektroda Las Tig

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

PENGARUH DAN SUDUT KAMPUH PENGELASAN TERHADAP KEKERASAM DAN KERETAKAN PADA LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018

Kajian Kekuatan Baja Paduan Rendah Yang Dilas Listrik Elektroda Terbungkus Dengan Kampuh V Dan Elektroda Rd 320 E.6013 Panas yang t erjadi t idak cuku

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

PENGARUH HEAT TREATMENT

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

Chamdani Achmad

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP KEKUATAN IMPACT DAN KEKERASAN MATERIAL ST 37 MENGGUNAKAN PROSES PENGELASN GAS TUNGSTEN ARC WELDING (GTAW) Oleh

Pembimbing: Prof.Dr.Ir Abdullah Shahab, MSc (Nip: )

KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

JURNAL. Oleh : BAGUS DWI CAHYONO NPM: Dibimbing oleh: 1. Fatkur Rhohman, M.Pd 2. M. Muslimin Ilham, M.T

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PENGARUH ARUS, KANDUNGAN SULFUR, DAN GAS PELINDUNG TERHADAP MORFOLOGI LASAN PADA PENGELASAN GTAW DENGAN BUSUR DIAM.

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

JURNAL PENGARUH VARIASI SUDUT PENGELASAN, KUAT ARUS, DAN MEREK ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK MEKANIK SAMBUNGAN PADA BAJA ST 37

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro pada material aluminium

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

Las busur listrik atau las listrik : Proses penyambungan logam dengan menggunakan tegangan listrik sebagai sumber panas.

ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP HASIL LAS GMAW

ANALISA HASIL PENGELASAN SMAW PADA STAINLESS STEEL AISI 304 DENGAN VARIASI ARUS DAN DIAMETER ELEKTRODA

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

Transkripsi:

Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan PENGARUH HASIL PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA MATERIAL BAJA KARBON RENDAH EKO PRASETYO S1 Pendidikan Teknik Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: serak.basah008@gmail.com DJOKO SUWITO Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya e-mail: djoko.suwito@ymail.com ABSTRAK Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan, karena pengelasan mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap hasil dari proses pengelasan tersebut diantaranya adalah tegangan busur, kecepatan pengelasan, besarnya penembusan, polaritas listrik dan penentuan besarnya arus. Dari beberapa faktor yang ada, maka muncul beberapa permasalahan, diantaranya pengaruh variasi arus terhadap hasil kekuatan tarik dan ketangguhan dengan menggunakan las TIG (Tungsten Inert Gas) pada material baja karbon rendah. Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini, spesimen yang digunakan sebanyak 18 spesimen yang akan dikenai perlakuan berbeda dalam proses pengerjaannya, yaitu berbeda variasi arus listrik yang digunakan yaitu arus 80A, 100A dan 120A. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur kekuatan tarik dan kekuatan bending las TIG (Tungsten Inert Gas) pada material baja karbon rendah. Hasil kuat tarik yang terbaik atau tertinggi yang dapat digunakan untuk konstruksi konstruksi yang membutuhkan nilai kekuatan tarik tinggi adalah 26.92 kg/mm² yang diperoleh dari hasil pengelasan las TIG (Tungsten Inert Gas) dengan arus 120 A. Sedangkan hasil kuat bending yang terbaik atau tertinggi yang dapat digunakan untuk konstruksi konstruksi yang membutuhkan nilai kekuatan bending tinggi adalah 81.50 kg/mm² yang diperoleh dari hasil pengelasan las TIG (Tungsten Inert Gas) dengan arus 80A. Kata kunci: Las TIG,Variasi Arus, Kuat tarik, Kuat bending ABSTRACT Technological development in the field of construction more advanced can not be separated from welding, because welding has an important role in the engineering and metal repair. There are several factors that affect the result of the welding process including the arc voltage, welding speed, the amount of penetration, and the determination of the polarity electric current. Of the several factors that exist, it appears some problems, including the influence of flow variation on the results of tensile strength and toughness by using TIG (Tungsten Inert Gas) on low carbon steel material. This includes experimental research. In this study, 18 specimens were used as specimens to be subjected to different treatment in the course of the work, which is a different variation of the electrical current used is current 80A, 100A and 120A. Test used in this study is to measure the tensile strength and bending strength of TIG welding (Tungsten Inert Gas) on low carbon steel material. The results of the tensile strength of the best or highest that can be used for construction - construction that require high tensile strength value was 26.92 kg/mm ² obtained from TIG welding (Tungsten Inert Gas) to the current 120 A. While the results of the strong bending of the best or highest that can be used for construction - construction that requires a high bending strength value was 81.50 kg/mm ² obtained from TIG welding (Tungsten Inert Gas) with a 80A current. Keywords: TIG Weld, Current Variation, Tensile Strength, Bending Strong 21

JTM. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 21-28 PENDAHULUAN Pengelasan adalah proses penyambungan secara permanen satu atau lebih material logam dengan ikatan metalurgi yang dilaksanakan pada waktu logam dalam keadaan lumer atau cair. Guna rnernperoleh hasil yang maksimal diperlukan pengetahuan yang mendalam baik pengetahuan tentang material maupun pengetahuan tentang proses pengelasan. Banyak parameter yang harus diperhatikan. Penetapan nilai-nilai parameter yang tidak tepat berdampak pada hasil las yang tidak optimal. Logam yang dilas temperaturnya akan berubah meninggi secara drastis. Dengan adanya panas yang tinggi, maka bagian logam yang berada di sekitar lasan akan mengalami perubahan kekuatan mekanik, dengan sendirinya sifatnya juga akan berubah. Daerah bagian logam yang terpengaruh oleh panas disebut daerah HAZ (Heat Affected Zone). (Wiryosumarto, 2000). Faktor yang mempengaruhi las adalah prosedur pengelasan yaitu suatu perencanaan untuk pelaksanaan penelitian yang meliputi cara pembuatan konstruksi las yang sesuai rencana dan spesifikasi dengan menentukan semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan tersebut. Faktor produksi pengelasan adalah jadwal pembuatan, proses pembuatan, alat, dan bahan yang diperlukan, urutan pelaksanaan, persiapan pengelasan (meliputi: pemilihan mesin las, penunjukan juru las, pemilihan elektroda, penggunaan jenis kampuh). (Wiryosumarto, 2000). Las TIG merupakan proses pengelasan dimana busur nyala listrik ditimbulkan oleh elektroda tungsten (elektroda tak terumpan) dengan benda kerja logam. Tungsten Inert Gas (TIG) merupakan salah satu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding) yang menggunakan inert gas sebagai pelindung dengan tungsten atau wolfram sebagai elektroda. Daerah pengelasan dilindungi oleh gas lindung (gas tidak aktif) agar tidak berkontaminasi dengan udara luar. Kawat las dapat ditambahkan atau tidak tergantung dari bentuk sambungan dan ketebalan benda kerja yang akan dilas. Salah satu bahan logam yang banyak digunakan untuk pengelasan dan termasuk logam yang memiliki sifat mampu las yang baik yaitu baja karbon rendah SS 400. Baja SS 400 merupakan baja karbon rendah (baja lunak) yang mengandung karbon sekitar 0,1% - 0,3% adalah baja yang umum dan digunakan dengan sangat luas untuk struktur umum. Baja tersebut sering dipakai untuk konstruksi umum misalnya pada konstruksi jembatan, kapal, bejana-bejana tekan, dan khususnya baja SS 400 baik digunakan pada proses pengelasan. Penentuan besar arus dalam pengelasan ini mengambil 80 A, 100 A dan 120 A. Pengambilan 80 A dimaksudkan sebagai pembanding dengan interval arus diatas. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan las DCSP ( Direct Current Straight Polarity ). Dengan cara ini busur listrik bergerak dari elektroda ke material dasar sehingga tumbukan elektron berada pada material dasar yang mengakibatkan 2/3 panas berada di material dan 1/3 panas berada pada elektroda. Cara ini akan menghasilkan pencairan material dasar lebih banyak dibandingkan dengan elektrodanya sehingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga baik digunakan pada pengelasan lambat serta manik las yang sempit dan untuk plat yang tebal. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil optimal uji tarik pada baja bahan karbon rendah SS 400 hasil pengelasan TIG dengan variasi arus 80 A, 100 A dan 120A. Untuk mengetahui ketangguhan optimal baja karbon rendah SS 400 hasil pengelasan las TIG dengan variasi arus 80 A,100 A dan 120 A menggunakan pengujian bending. Manfaat yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai literatur pada penelitian yang sejenisnya dalam rangka pengembangan teknologi khususnya pengujian dalam bidang pengelasan atau pengujian DT (Destructive Testing). Sebagai informasi bagi juru las untuk meningkatkan kualitas hasil pengelasan. Sebagai informasi penting guna meningkatkan pengetahuan bagi peneliti dalam bidang pengujian bahan, pengelasan dan bahan teknik.

Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Gambar 1. Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Jalan Kenangan Ngingas Waru, sedangkan proses uji komposisi dilakukan di Program Studi Teknik Material kampus ITS Sukolilo Surabaya. Proses pengelasan dilakukan di bengkel pengelasan jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya. Pembuatan bentuk spesimen benda uji, Pengujian tarik, dan Pengujian bending dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Pelatihan Kerja / BLK Surabaya, yang beralamat di Jalan Dukuh Menanggal III / 29 Gayungan Surabaya 60234. Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah arus pengelasan. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil kekuatan tarik dan ketangguhan. Variabel kontrol Variabel kontrol adalah variabel yang digunakan untuk mengendalikan variabel yang lain. Yang termasuk variabel kontrol adalah: Mesin las merk ESAB LHF 400 dengan arus DCSP ( Direct Current Straight Polarity ) atau Las Polaritas Lurus. Benda kerja baja paduan rendah SS 400 dengan ukuran P = 300 mm, L = 150 mm, T = 5 mm Kecepatan pengelasan konstan Welder tetap Jenis kampuh menggunakan kampuh V sudut 60 70 o. Posisi pengelasan down hand ( bawah tangan ) Proses pengelasan TIG. Elektroda tungsten tipe WT 20 dengan ukuran 2,40 x 175 mm. Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan dengan metode eksperimen dengan tujuan untuk memperoleh data yang valid. Dan studi literatur untuk mengetahui teori-teori yang berkaitan dengan spss. Teknik Analisis Data Pengujian Tarik (1) Keterangan : Ϭu= Tegangan nominal (kg/mm 2 ) Fu = Beban maksimal (kg) Ao = Luas penampang mula dari penampang batang (mm 2 ) Regangan pada Benda Kerja (2) Keterangan : ɛ = Regangan (%) 23

JTM. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 21-28 L = Panjang akhir (mm) Lo = Panjang awal (mm) Reduksi Penampang pada Benda Kerja (3) Keterangan : q = Reduksi penampang (%) Ao= Luas penampang mula (mm 2 ) A1= Luas penampang akhir (mm 2 ) Analisis Metode SPSS one way ANOVA untuk mengetahui variabel bebas mana yang berpengaruh secara signifikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Pengujian Tarik Arus las pertama (80 ampere) - Kuat tarik spesimen pertama = 20.77 kg/mm² - Kuat tarik spesimen kedua = 25.99 kg/mm² - Kuat tarik spesimen ketiga = 21.66 kg/mm² Arus las kedua (100 ampere) - Kuat tarik spesimen pertama = 22.27 kg/mm² - Kuat tarik spesimen kedua = 25.44 kg/mm² - Kuat tarik spesimen ketiga = 26.16 kg/mm² Arus las ketiga (120 ampere) - Kuat tarik spesimen pertama = 26.02 kg/mm² - Kuat tarik spesimen kedua = 22.87 kg/mm² - Kuat tarik spesimen ketiga = 26.92 kg/mm² Dari diagram kuat tarik di atas hasil kuat tarik tertinggi yaitu 26.92 kg/mm 2 dengan arus 120 A. Sedangkan hasil kuat tarik terendah yaitu 20.77 kg/mm 2 dengan arus 80 A. Diagram Elastisitas Uji Tarik ɛ% 5 4 3 2 I Dari tabel di atas dijelaskan bahwa pada kolom ketiga adalah hasil pengujian tarik dihitung dengan rumus (1). Pada kolom keempat adalah hasil regangan benda kerja dihitung dengan rumus (2). Pada kolom kelima adalah hasil reduksi penampang dihitung dengan rumus (3). Kg/mm² 3 25.00 2 15.00 1 5.00 Diagram Kuat Tarik Gambar 2. Diagram Kuat Tarik I 1 Gambar 3. Diagram Elastisitas Uji Tarik 20.70 % 41.13 % 35.90 % 31.30 % 40.15 %

Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan - Elasrisitas spesimen ketiga = 45.63 % Arus las ketiga 120 (ampere) 42.60 % 29.00 % 45.00 % Dari diagram elastisitas kuat tarik di atas hasil elastisitas tertinggi yaitu 45.63 % dengan arus 100 A. Sedangkan hasil elastisitas terendah yaitu 20.70 % dengan arus 80 A. Dari diagram reduksi penampang kuat tarik di atas hasil reduksi penampang tertinggi yaitu 25.61 % dengan arus 120 A. Sedangkan hasil reduksi penampang terendah yaitu 4.87 % dengan arus 80 A. Tabel 2. Hasil Pengujian Bending Diagram Reduksi Penampang Uji Tarik 3 25.00 2 I q % 15.00 1 5.00 Gambar 4. Diagram Reduksi Penampang Uji Tarik - Reduksi penampang spesimen pertama = 8.13% - Reduksi penampang spesimen kedua = 4.87 % - Reduksi penampang spesimen ketiga = 6.09 % - Reduksi penampang spesimen pertama = 10.57 % - Reduksi penampang spesimen kedua = 24.39 % - Reduksi penampang spesimen ketiga = 26.42 % Arus las ketiga 120 (ampere) - Reduksi penampang spesimen pertama = 28.86 % - Reduksi penampang spesimen kedua = 9.35 % - Reduksi penampang spesimen ketiga = 25.61 % Dari tabel diatas dijelaskan bahwa pada kolom ketiga adalah hasil pengujian tarik dihitung dengan rumus (1). Pada kolom keempat adalah hasil regangan benda kerja dihitung dengan rumus (2). Kg/mm² 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Diagram Kuat Bending I Gambar 5. Diagram Kuat Bending - Kuat bending spesimen uji pertama = 56.40 kg/mm 2 - Kuat bending spesimen uji kedua = 81.50 kg/mm 2 - Kuat bending spesimen uji ketiga = 72.64 kg/mm 2 - Kuat bending spesimen uji pertama = 59.93 kg/mm 2 - Kuat bending spesimen uji kedua = 73.58 kg/mm 2 25

JTM. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 21-28 - Kuat bending spesimen uji ketiga = 71.40 kg/mm 2 Arus las ketiga 120 (ampere) - Kuat bending spesimen uji pertama = 57.19 kg/mm 2 - Kuat bending spesimen uji kedua = 61.70 kg/mm 2 - Kuat bending spesimen uji ketiga = 73.61 kg/mm 2 Dari diagram kuat bending di atas hasil kuat bending tertinggi yaitu 81.50 kg/mm 2 dengan arus 80 A. Sedangkan hasil kuat bending terendah yaitu 57.19 kg/mm 2 dengan arus 120 A. ɛ% 12 10 8 6 4 2 Diagram Elastisitas Uji Bending I Gambar 6. Diagram Elastisitas Uji Bending 68.20 % 94.05 % 114.74 % 86.18 % 118.28 % 119.86 % Arus las ketiga 120 (ampere) 75.08 % 96.38 % 110.74 % Dari diagram elastisitas kuat bending di atas hasil elastisitas tertinggi yaitu 119.86 % dengan arus 100 A. Sedangkan N. mm hasil elastsititas terendah yaitu 68.20 % dengan arus 80 A. Gambar 7. Diagram Momen Bending 18,00 16,00 14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 Diagram Momen Bending - Momen bending spesimen pertama = 13054.75 Nmm - Momen bending spesimen kedua = 16978.50 Nmm - Momen bending spesimen ketiga = 15132.88 Nmm - Momen bending spesimen pertama = 12484.37 Nmm - Momen bending spesimen kedua = 15328.25 Nmm - Momen bending spesimen ketiga = 14874.00 Nmm Arus las ketiga 120 (ampere) - Momen bending spesimen pertama = 11914.00 Nmm - Momen bending spesimen kedua = 12854.00 Nmm - Momen bending spesimen ketiga = 15336.13 Nmm Dari diagram momen bending di atas hasil momen bending tertinggi yaitu 16978.50 Nmm dengan arus 80 A. Sedangkan momen bending terendah yaitu12484.37 Nmm dengan arus 100 A. Uji One Way ANOVA I Tabel 3. Hasil Analisa Varian Kuat Tarik

Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan Hasil uji one way ANOVA yang telah dilakukan mengindikasi bahwa harga F hitung = 0.884 dibandingkan dengan F tabel, dk pembilang m-1= 3-1 = 2; dk penyebut N-m= 9 3 = 6 ; dengan α=0,05 F tabel = 5.14 dan α=0,01 F tabel = 10.92. Karena F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Disamping menggunakan perbandingan F hitung dan F tabel, dapat juga melakukan perbandingan Sig dengan α. Sig.( 0.461 ) > α 0.05 maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan secara signifikan hasil kuat tarik dengan variasi arus 80 A,100 A dan 120 A. Tabel 4. Hasil Analisa Varian Kuat Bending Hasil uji one way ANOVA yang telah dilakukan mengindikasi bahwa harga F hitung = 0.296 dibandingkan dengan F tabel, dk pembilang m-1=3-1=2; dk penyebut N- m=9-3=6 ; dengan α=0,05 F tabel = 5.14 dan α=0,01 F tabel = 10.92. Karena F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Disamping menggunakan perbandingan F hitung dan F tabel, dapat juga melakukan perbandingan Sig dengan α. Sig.( 0.754 ) > α 0.05 maka Ho diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan secara signifikan hasil kuat bending dengan variasi arus 80 A,100 A dan 120 A. PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil kekuatan tarik tertinggi diperoleh dari arus 120 A dengan nilai kekuatan tarik sebesar 26.92 kg/mm2. Sehingga untuk konstruksi konstruksi yang membutuhkan kekuatan tarik tinggi dapat menggunakan arus 120 A karena mempunyai hasil kekuatan tarik yang paling tinggi. Hasil kekuatan tarik yang diperoleh, kemudian dilakukan uji signifikansi menggunakan metode statistik one way ANOVA diperoleh hasil Sig.( 0.461 ) > α 0.05 hal itu menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan hasil kuat tarik dengan variasi arus 80 A, 100 A, dan 120 A. Hasil kekuatan bending tertinggi diperoleh dari arus 80 A dengan nilai kekuatan bending sebesar 81.50 kg/mm 2. Sehingga untuk konstruksi konstruksi yang membutuhkan kekuatan bending tinggi dapat menggunakan arus 80 A karena mempunyai hasil kekuatan bending yang paling tinggi. Metode statistik one way ANOVA digunakan untuk melakukan uji signifikansi terhadap hasil kekuatan bending, uji signifikansi yang telah dilakukan diperoleh hasil Sig.( 0.754 ) > α 0.05 hal itu menujukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan hasil kuat bending dengan variasi arus 80 A, 100 A, dan 120 A. Saran Untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat, perlu dilakukan pengujian struktur mikro pada daerah pengelasan, dengan adanya pengujian struktur mikro kita dapat mengukur seberapa besar pengaruh variasi arus pengelasan pada daerah HAZ. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik, sebaiknya melakukan pengujian kekuatan tarik dan kekuatan bending dengan variabel kontrol yang lebih bervariasi pada proses pengelasan. Untuk memperoleh hasil penelitian yang akurat, perlu dilakukan pengujian cacat las pada daerah pengelasan, sehingga dapat mengetahui pada daerah mana benda uji mengalami cacat las yang dapat mempengaruhi hasil kekuatan tarik dan bending. DAFTAR PUSTAKA Alip, M., 1989, Teori dan Praktik Las. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 27

Arifin, S.. 1997. Las Listrik dan Otogen. Jakarta : Ghalia Indonesia. Kennedy Gower A. 1987. Welding Technology.Howard W. Sarns & Co Inc. Margono, S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Musaikan. 1989. Metalurgi Las. Surabaya: ITS. Riduwan. 2009. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta Suharto. 1991. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta : Rineka Cipta Sunaryo, Heri. 2008. Teknik Pngelasan Kapal Jilid I. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Sunjoyo. 2013. Aplikasi SPSS untuk Smart Riset. Bandung : Alfabeta Supadi. dkk. 2010. Panduan Penulisan Skripsi Program S 1. Surabaya: Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya. Supardi. E. 1996. Pengujian Logam. Bandung : Angkasa Wiryosumarto, H. 2000. Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta : Pradnya Paramita JTM. Volume 02 Nomor 03 Tahun 2014, 21-28