BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Kata Pengantar. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi atas pencapaian kinerja BKN.

*48990 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR 95 TAHUN 1999 (95/1999) TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 1998 TENTANG BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 1999 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041);

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

ambutan internal maupun eksternal BKN tentang berbagai

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 83

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

profesional, bersih dan berwibawa.

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, Menimbang

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

TUPOKSI. Kelembagaan menjadi faktor penentu dalam mencapai keberhasilan. kinerja Badan Kepegawaian Daerah dan Pendidikan Pelatihan.

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA BKN TAHUN

dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada di bawah dan

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN ACEH

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Perubahan paradigma tata kelola pemerintahan menuju tata kelola pemerintahan yang baik (goodpublic governance) dalam berbagai aspek, salah satunya

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

(1), Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai rincian tugas sebagai berikut: a. menyusun rencana operasional Sub Bagian Keuangan;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Perwakilan. Organisasi. Tata Kerja.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

LAPORAN KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 189 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MANDAILING NATAL ANGAN PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 35 TAHUN 2011

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KEPALA BADAN SUB BAGIAN PROGRAM DAN KEUANGAN BIDANG PENGEMBANGAN DAN EVALUASI PEGAWAI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

GUBERNUR BALI, Mengingat

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR : 64 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) menyebutkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan laporan pertanggungjawaban instansi pemerintah atas akuntabilitas kinerja yang telah ditetapkan selama kurun waktu 1 (satu) tahun dan sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada publik serta dalam rangka mewujudkan Good Governance. Badan Kepegawaian Negara sebagai instansi pemerintah mempunyai kewajiban menyusun LAKIP yang merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik serta menjadi media informasi kepada publik mengenai capaian kinerja yang telah dilakukan BKN selama tahun 2012. Terkait tugas BKN sebagai instansi yang melaksanakan manajemen kepegawaian negara, BKN mempunyai peran yang sangat strategis dalam membangun sumber daya aparatur sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2005-2025 di bidang Hukum dan Aparatur. Pembangunan bidang aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur

negara dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang-bidang lainnya. B. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005, dibentuk BKN yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara sebagaimana telah 3 kali diubah terakhir dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 5 Tahun 2013, BKN melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKN menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kepegawaian; b. Penyelenggaraan koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia Pegawai Negeri Sipil; Penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat negara dan mantan pejabat Negara; c. Penyelenggaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian dan mutasi kepegawaian antar Provinsi dan/atau antar Kabupaten/Kota; d. Penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma, standar dan prosedur mengenai mutasi, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban, kedudukan Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah dan bidang kepegawaian lainnya;

e. Penyelenggaraan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah; f. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKN; g. Pelancaran kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi kepegawaian; h. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga. Disamping kedudukan, tugas, dan fungsi, BKN juga memiliki kewenangan yaitu: a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang manajemen kepegawaian; b. Perumusan kebijakan di bidang manajemen kepegawaian untuk mendukung pembangunan secara makro; c. Penetapan sistem informasi di bidang manajemen kepegawaian; d. Pelaksanaan mutasi kepegawaian antar Provinsi; e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kepegawaian; g. Penyusunan norma, standar dan prosedur kepegawaian dan pengendaliannya; h. Penyusunan program kepegawaian secara nasional sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah;

i. Penyelenggaraan administrasi mutasi kepegawaian antar provinsi, serta perumusan standar prosedur mengenai perencanaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan standar, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban serta kedudukan Pegawai Negeri Sipil; j. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian nasional; k. Perencanaan kebijakan dan pemantauan pemanfaatan pendidikan dan pelatihan standar; l. Pengawasan dan pengendalian norma, standar dan prosedur kepegawaian. C. Peran Strategis BKN Sesuai amanat Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian, BKN sebagai lembaga penyelenggara manajemen kepegawaian negara memiliki peran yang sangat strategis dalam pengembangan manajemen kepegawaian dan pelayanan administrasi kepegawaian yang melayani seluruh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Peran strategis BKN meliputi beberapa bidang, yaitu: 1) Bidang Perencanaan dan pengembangan Kepegawaian. Peran strategis BKN terkait Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian yaitu merumuskan kebijakan perencanaan dan pengembangan kepegawaian melalui pelaksanaan perencanaan kepegawaian dan formasi, standardisasi dan kompetensi kepegawaian, serta pendidikan dan pelatihan kepegawaian. Terkait peran strategis ini BKN telah melaksanakan berbagai program antara lain melaksanakan kegiatan penataan PNS dengan fasilitasi instansi untuk melakukan penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang

tepat berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, dan evaluasi jabatan. Selain itu, masing-masing instansi pemerintah juga diwajibkan melakukan distribusi pegawai dan menyusun proyeksi kebutuhan PNS selama lima tahun. 2) Bidang Pembinaan kinerja dan perundang-undangan. Peran strategis BKN terkait Bidang Pembinaan Kinerja dan Perundang-undang adalah melaksanakan perumusan kebijakan pembinaan kinerja dan penyusunan peraturan perundang-undangan kepegawaian. Dalam rangka peningkatan kualitas seleksi CPNS untuk mendapatkan SDM yang berkualitas maka BKN membangun dan mengembangkan sistem rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi dengan menggunakan alat bantu komputer atau Computer Assisted Test (CAT). Disamping itu dalam rangka pembinaan kinerja pegawai, BKN melaksanakan asistensi penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) pada instansi pusat dan daerah. 3) Bidang Layanan Kepegawaian. Badan Kepegawaian Negara harus cepat merespons berbagai harapan masyarakat dan menjawab berbagai tantangan yang ada, khususnya dalam memberikan layanan bidang kepegawaian. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menerapkan Standar Manajemen Mutu ISO 9001-2008 terhadap pelayanan kepegawaian. Hal ini menjadi momentum kebangkitan kualitas layanan yang prima, cepat, tepat, murah dan transparan kepada PNS yang diharapkan dapat menjadi pemicu lahirnya prestasi di sektor lain, sehingga pelayanan kepada PNS semakin baik. Berkaitan dengan peningkatan layanan kepegawaian berbasis IT mulai dari rekruitmen hingga pensiun, BKN menerapkan Sistim Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK On-Line) yang terintegrasi

pada seluruh instansi pusat dan daerah sehingga pelayanan menjadi lebih cepat, tepat, transparan, efektif dan efisien. 4) Bidang Informasi Kepegawaian. Dalam rangka pengembangan sistem informasi kepegawaian, BKN memiliki peran strategis untuk menyediakan data kepegawaian yang valid, akurat dan terkini untuk menjamin ketersedian informasi kepegawaian yang dibutuhkan. Berbagai upaya yang dilakukan BKN diantaranya adalah dengan membangun dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi pada seluruh instansi pusat dan daerah melalui penggunaan aplikasi SAPK dalam pelayanan kepegawaian. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan arsip kepegawaian dilakukan dengan menerapkan digitalisasi tata naskah kepegawaian yang didukung oleh Document Management System (DMS). 5) Bidang Pengawasan dan Pengendalian kepegawaian. BKN memiliki peran strategis di Bidang Pengawasan dan Pengendalian dengan melaksanakan perumusan kebijakan pengawasan dan pengendalian kepegawaian dan tindakan korektif terhadap pelanggaran peraturan kepegawaian. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman terhadap penerapan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian, BKN melaksanakan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah. D. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKN yang telah diubah dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 5 Tahun 2013, susunan organisasi BKN terdiri dari:

a. Kepala; b. Wakil Kepala; c. Sekretaris Utama; d. Deputi Bidang Pengembangan Kepegawaian; e. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan; f. Deputi Bidang Bina Pengadaan, Kepangkatan dan Pensiun; g. Deputi Bidang Informasi Kepegawaian; h. Deputi Bidang Pengendalian Kepegawaian; i. Pusat Penilaian Kompetensi Pegawai Negeri Sipil; j. Pusat Analisis Kebijakan Manajemen Kepegawaian dan Bantuan Hukum; k. Pusat Analisis Teknologi dan Modernisasi Manajemen Kepegawaian; l. Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Pegawai Negeri Sipil; dan m. Inspektorat. Struktur Organisasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran I. E. Sistematika Penyajian Sistematika penyajian LAKIP BKN Tahun 2012 disusun dengan urutan penyajian sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, kedudukan BKN, tugas pokok BKN dan fungsi BKN, aspek strategis yang berisi prioritas BKN sejalan dengan RPJMN serta struktur organisasi; Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas Renstra BKN 2010-2014 dan penetapan kinerja BKN tahun 2012; Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan matriks target dan realisasi kinerja, serta akuntabilitas pengelolaan keuangan BKN; Bab IV Penutup, menjelaskan secara ringkas kesimpulan dan saran untuk perbaikan kinerja BKN dimasa mendatang.