POLICY INFORMASI. Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan Tahun 2015 KEMISKINAN KULTURAL DI KALIMANTAN TENGAH DAN KELUARGA BERENCANA

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG KALIMANTAN BARAT ANGKA SEMENTARA TAHUN 2012

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015

1. Penyempurnaan Database 2. Penyempurnaan Aplikasi

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2014 ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2014

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

PROFIL PEMBANGUNAN DKI JAKARTA

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2015

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2010

PENDAHULUAN Latar Belakang

S. Andy Cahyono dan Purwanto

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2010 DAN ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PENGUKURAN KINERJA (3) 64,65 Persen. 53,87 Persen

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM

PROSPEK TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Undang No 22 tahun 1999 tentang Kewewenangan Untuk Menggali Potensi

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG TAHUN 2013 ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014

PROFIL KECAMATAN DALAM PENGEMBANGAN

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

PENGUKURAN KINERJA REALISASI DAN CAPAIAN

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA TETAP TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN III TAHUN 2010

BAB V SUMBER DAYA ALAM

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyedia protein, energi, vitamin, dan mineral semakin meningkat seiring

KAJIAN PERMASALAHAN EKONOMI DI DAERAH BERPENDAPATAN RENDAH

4.1. Letak dan Luas Wilayah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam segala sisi kehidupannya memiliki tingkat kebutuhan yang

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang


BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1. KETAHANAN PANGAN YANG BERKELANJUTAN, TANTANGAN DAN HARAPAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA 2. PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut harus dapat dipenuhi agar hidup dapat berlanjut.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Kontribusi Tanaman Pangan Terhadap PDB Sektor Pertanian pada Tahun (Miliar Rupiah)

Bab 4 P E T E R N A K A N

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Statistika, 2012). Berdasarkan gambar 1.1 terjadi peningkatan jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang

ANALISIS KEBUTUHAN PANGAN DI KECAMATAN RUMBAI PESISIR KOTA PEKANBARU. Niken Nurwati, Enny Mutryarny, Mufti 1)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGUMPUL AYAM POTONG DI KOTA MAKASSAR


NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

Profil Kabupaten Aceh Singkil

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

4 GAMBARAN UMUM LOKASI

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINAKAL 2015

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar mata

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 146

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

BAB I PENDAHULUAN. dalam kebijakan pangan nasional. Pertumbuhan ekonomi di negara negara

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BONDOWOSO 2015

Transkripsi:

BIDANG PENGENDALIAN PENDUDUK SUB BIDANG ANALISIS DAMPAK KEPENDUDUKAN PERWAKILAN BKKBN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH 2015 1

POLICY INFORMASI Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan Tahun 2015 KEMISKINAN KULTURAL DI KALIMANTAN TENGAH DAN KELUARGA BERENCANA PENDAHULUAN Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.(id.wikipedia.org). Data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Kalteng pada September 2014 sebanyak 148.825 orang atau 6,07%. Jumlah tersebut, di bawah ratarata angka kemiskinan nasional sebesar 11,25% kondisi Maret 2014. Apabila dilihat dari presentase angka kemiskinan menurut provinsi di Pulau Kalimantan pada September 2014, Kalteng menduduki rangking III dengan urutan Kalbar dengan presentase kemiskinan sebesar 8,07%, Kaltim 6,31%, serta Kalteng 6,07%. sedangkan, dengan angka kemiskinan terkecil, yakni Kalsel dengan 4,81%. 2

PENGUKURAN KEMISKINAN Kemiskinan bisa dikelompokkan dalam tiga kategori, Yaitu : 1. Kemiskinan Absolut yang mengacu pada satu set standar yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat/negara. Seseorang termasuk dalam golongan kemiskinan absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum, seperti sandang, pangan, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang termasuk dalam kategori kemiskinan absolut apabila orang tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya untuk makan dengan cukup tiga kali dalam satu hari, tidak mempunyai pakaian yang pantas untuk dipakai atau sebagai ganti, tidak mempunyai uang untuk berobat apabila sakit, tidak mempunyai rumah atau tempat tinggal yang pantas untuk ditinggali atau tidak mempunyai uang yang cukup untuk menyewa/mengontrak rumah untuk tempat tinggal, tidak mempunyai uang yang cukup untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 2. Kemiskinan relatif yaitu apabila seseorang telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. 3. Kemiskinan Kultural apabila seseorang atau sekelompok masyarakat memiliki sikap tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN Faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan ada tiga faktor yaitu : 1. Faktor Kultural, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor budaya (termasuk kepercayaan dan agama), seperti malas, tidak disiplin, boros, judi, banyak anak, poligami, tertutup dan statis, masih bertumpu pada kehidupan komunal, serta ketergantungan pada lingkungan alam. 3

2. Faktor Struktural, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh ekonomi yang tidak adil seperti kebijakan ekonomi oleh pemerintah, penguasaan faktor-faktor produksi oleh sekelompok organisasi atau orang, monopoli perdagangan, kolusi antar pengusaha dan pejabat (contohnya kasusu Gayus Tambunan),KKN, illegal logging, kegagalan PLG, serta tatanan perekonomian dunia yang cenderung menguntungkan kelompok masyarakat tertentu. Faktor struktural yang menyebabkan kemiskinan ini disebabkan oleh faktor-faktor buatan manusia. 3. Kemiskinan Natural, adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah atau natural seperti cacat tubuh, sakit, lanjut usia, lahan kritis dan tidak subur, banjir, tsunami, tanah longsor, kebakaran hutan, dll. PEMBAHASAN FAKTOR KEMISKINAN DI KALIMANTAN TENGAH DARI FAKTOR KEMISKINAN STRUKTURAL Salah satu faktor penyebab kemiskinan di Kalimantan Tengah di lihat dari faktor kemiskinan kultural adalah besarnya jumlah anggota keluarga dalam rumah tangga yang tidak sebanding dengan penghasilan yang diperoleh oleh keluarga tersebut. Hal ini di karenakan masih ada masyarakat yang berpendapat bahwa semakin banyak anak semakin banyak rezeki. Pendapat masyarakat tersebut ada benarnya jika dihubungkan dengan jumlah penduduk pada saat masih sedikit karena jumlah lapangan pekerjaan masih tersedia dalam jumlah yang banyak. Apabila prinsip sebagian masyarakat tersebut di pergunakan pada masa sekarang, hal itu sudah tidak konsisten dan relevan, mengingat semakin bertambahnya penduduk yang ada di Kalimantan Tengah, semakin mahalnya biaya kebutuhan hidup, semakin mahalnya biaya untuk pendidikan, semakin berkurangnya lapangan pekerjaan dan semakin berkurangnya sumber daya alam karena Pertambangan, kebakaran hutan, perkebunan skala besar,penebangan hutan secara liar. 4

KELUARGA BERENCANA SOLUSINYA Laju pertumbuhan penduduk di Kalimantan Tengah tahun 2010-2015 adalah 2,36 %. Dari hasil Survey Demografi Keluarga Indonesia (SDKI) beberapa waktu lalu, rata rata anak yang dimiliki satu keluarga di Indinesia masih berada dikisaran 2,6. Padahal sasaran BKKBN berada dikisaran angka 2,1. Sementara di Kalteng sendiri rata-rata kepemilikan anak dalam sebuah keluarga sebesar 2,8. Program KB (Keluarga Berencana) merupakan salah satu bentuk program pemerintah untuk pengentasan kemiskinan, yaitu dengan cara mengatur perkawinan, mengatur kapan harus punya anak, mengatur jarak kelahiran, dan mengatur jumlah anak yang ideal dalam satu keluarga. Dalam suatu keluarga akan lebih mudah mendidik dan mengasuhnya dua orang anak dibandingan mendidik dan mengasuh anak lebih dari dua. Apalagi dalam keluarga tersebut hanya mengandalkan satu orang saja untuk berkerja, bisa kita bayangkan berapa pengeluaran keluarga tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik itu untuk kebutuhan primer, kebutuhan sekunder maupun kebutuhan tersier. Jika dalam suatu keluarga hanya memiliki dua orang anak, maka keluarga tersebut akan dapat mengatur pengeluaran dengan lebih mudah untuk kebutuhan primer, sekunder dan tersier dibandingkan dengan keluarga yang memiliki anak lebih dari dua. Program keluarga berencana dengan semboyan Dua Anak Cukup diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat dan tidak memandang suku bangsa, agama, tingkat sosialnya. Kita semua harus berperan aktif sebagai masyarakat untuk membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan yang dapat dimulai dari mengikuti program keluarga berencana. Apabila masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah bersamasama ikut mendukung dan menyukseskan keluarga berencana maka laju pertumbuhan penduduk di negara Indonesia akan dapat dikendalikan. Dukungan dan partisipasi tokoh agama dan tokoh masyarakat ini berupa penyuluhan tentang manfaat program keluarga berencana dari segi sosial dan ekonomi, memberikan contoh/teladan melalui diri tokoh agama/tokoh masyarakat itu sendiri, mengajak masyarakat menonton pemutaran film tentang keluarga berencana. Tantangan dalam program keluarga berencana saat ini semakin berat, oleh karena itu diharapkan agar semua masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, BKKBN, pemerintah daerah dan pemerintah pusat bekerja sama untuk menyukseskan program keluarga berencana. Apabila program keluarga berencana berjalan tanpa ada dukungan dari pemerintah daerah atau tokoh agama dan tokoh masyarakat maka hasilnya tidak akan maksimal. Salah satu tantangan ini adalah rendahnya tingkat pendidikan (formal) masyarakat di daerah pedesaan/pedalaman. Mereka menganggap 5

program keluarga berencana tidak sesuai dengan norma agama dan norma budaya yang mereka miliki. Untuk menjawab tantangan ini diperlukan komitmen dari BKKBN, pemerintah daerah, pemerintah pusat, Tokoh agama, tokoh masyarakat, masyarakat dan instansi terkait untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang berpendidikan rendah arti pentingnya keluarga berencana dalam kehidupan. Dengan mengikuti program keluarga berencana kita dapat mencukupi kebutuhan hidup anak-anak kita baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun kebutuhan tersier. Anak-anak kita akan mendapat pendidikan yang baik, kebutuhan jasmani dan rohaninya tercukupi. Referensi 1. Id.wikipedia.org 2. www.media kalimantan.com/artikel penduduk 3. https://agnessekar.wordpress.com 4. http://ajiopa.blogspot.com/2011/06/kasus-kemiskinan-struktural 6

POLICY INFORMASI Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan Tahun 2015 PENDUDUK DAN PANGAN DI KALIMANTAN TENGAH PENDUDUK Pertumbuhan penduduk merupakan hal yang harus dicermati dalam suatu proses perencanaan pembangunan. Pertumbuhan penduduk akan dengan sendirinya menciptakan pertambahan akan kebutuhan pangan. Permasalahan yang akan muncul adalah ketika pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan ketercukupan pangan yang ada, dari sisi kualitas dan kuantitasnya. Tentu saja hal ini akan semakin menambah beban dan menurunkan derajat kualitas sumber daya manusia sebagai asset pembangunan. Sensus Penduduk 2010, Kalimantan Tengah memiliki 2.212.089 jiwa yang tersebar di 13 Kabupaten dan 1 Kota. Pada tahun 2014, berdasarkan Kalimantan Tengah dalam angka (BPS Kalteng) jumlah penduduk tercatat sebesar 2.384.700 jiwa dengan ratarata kepadatan 16 jiwa/km 2. PANGAN Kalimantan Tengah memiliki potensi luasan lahan tanaman padi sebesar 247.473 Ha dengan potensi hasil 812.652 ton padi, pada tingkat produktifitas sebesar 3, 28 ton/ha, dengan asumsi randemen 60% maka akan diperoleh 487.591,2 ton beras. Dengan demikian tersedia pangan berupa beras sebesar 204,46 kg/jiwa/tahun, atau 0,5679 kg/jiwa/hari. Dalam bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/09/04/151401326/ konsumsi beras Indonesia adalah 130 kg/kapita/orang. Sementara itu menurut Sunita Almatsier dalam bukunya yang berjudul Prinsip Dasar Ilmu Gizi bahwa konsumsi beras orang dewasa per hari adalah 300-500 gram. Selain padi, Kalimantan Tengah juga memiliki potensi sumber pangan yang lain, yaitu: Jagung, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar seperti dalam table, sebagai berikut: 7

Produksi Jagung, Ubi Kayu, Ibu Jalar Kalimantan Tengah (Kalteng dalam Angka, BPS 2014) Produksi/ Luas Lahan Jagung Ubi Kayu Ubi Jalar Jumlah Produksi (ton) 6. 217 40. 762 9. 208 56.187 Luas Lahan (Ha) 2. 062 3. 406 1. 292 6.760 Selain sumber pangan karbohidrat, Kalimantan Tengah masih memiliki sumber pangan protein, baik protein nabati, maupun protein hewani. Sumber pangan protein nabati antara lain diperoleh dari kacang-kacangan, yaitu: kacang tanah, kacang kedelai, dan kacang hijau (dalam table) Produksi Kacang Tanah, Kacang Kedelai, Kacang Hijau Kalimantan Tengah (Kalteng Dalam Angka, BPS 2014) Produksi/Luas Lahan Kacang Tanah Kacang Kedelai Kacang Hijau Jumlah Produksi (ton) 634 1.684 105 2.423 Luas Lahan (Ha) 564 1.413 127 2.104 Sumber pangan protein hewani Kalimantan Tengah diperoleh dari: ternak unggas, non unggas, ikan laut, dan ikan air tawar (dalam table) 8

No. Jenis Produk 1 Daging (ton) - Sapi - Kerbau - Kambing - Domba - Babi - Ayam Buras - Ayam Petelur - Ayam Ras - Itik - Burung Puyuh Potensi Produksi 4.277.186 44.945 338.678 4.249 2.433.639 2.125.023 40.901 7.338.294 143.119 1.162 2 Telur (ton) - Ayam Buras - Ayam Petelur - Itik - Burung Puyuh 2.692.135 285.033 1.536.419 33.531 3 Ikan (ton) - Perikanan Tambak - Jaring Apung - Kolam - Keramba - Ikan Laut dan Produk Olahannya 862,65 21.448,13 22.954,26 11.126,8 9.244,46 Dari data yang diperoleh (kalteng.litbang.pertanian.go.id) kebutuhan daging sapi di Kalimantan Tengah adalah sebesar 6.770 ton (2014) sementara pasokan yang tersedia adalah 4.277 ton (dalam table), artinya Kalimantan Tengah harus mendatangkan sapi dari daerah lain sebanyak 2.500 ton. Kalimantan Tengah hanya memiliki areal ladang 25.031 km 2 (16,3%) areal sawah 2.303 km 2 (1,5%), areal kebun 461 km 2 (0,3%) dan areal budi daya lainnya 1.996 km 2 (1,3%) atau sekitar 19,4% merupakan lahan produktif untuk produk pangan, dari keseluruhan luas wilayah Kalimantan Tengah (www.bappenas.go.id/files/6013/5027/4498/bab-47- bag-16-94-95-cek_20090130075238_1.doc.) Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: 1) Apakah produksi pangan utama tersebut, pada saat ini mampu meningkatkan kualitas hidup penduduk di Kalimantan Tengah? 2) Apakah dengan luasan lahan yang relative tidak berubah, dengan produktifitas yang relative sama, akan terus mampu memenuhi kebutuhan pangan berkualitas bagi penduduk Kalimantan Tengah di masa mendatang dengan tingkat LPP pada kisaran 2% per tahun? 9

10