BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU SATU PINTU

KATA PENGANTAR. Kediri, Januari Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kediri. Drs. INDRA TARUNA. ttd.

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. 1.VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

B U P A T I S R A G E N

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 177 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 63 TAHUN 2012

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 23 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

P. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG PENANAMAN MODAL

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 36 TAHUN

INSPEKTORAT KOTA. 1. Penyelenggaraan perencanaan program pengawasan; 2. Penyelenggaraan perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan;

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KUTAI KARTANEGARA

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 20-D TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA KANTOR PENANAMAN MODAL WALIKOTA SURAKARTA,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Kebijakan Penanaman Modal PEMERINTAH

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 46 TAHUN 2008

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

(Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) LKIP 2016 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 21 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 43 TAHUN 2008

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

P. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENANAMAN MODAL SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-M TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG

Pasal 11 Kepala Sub Bagian Perencanaan mempunyai uraian tugas : a. menyiapkan bahan program kerja perencanaan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

pengendalian penanaman modal; dengan tugas pokok fungsinya.

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR WALIKOTA SURAKARTA,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAMUJU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 17 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 39 TAHUN 2008

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 33 TAHUN

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN KEDIRI 1. VISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Visi merupakan cara pandang jauh ke depan dari suatu lembaga/institusi yang harus dibawa agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif dalam menghadapi perubahan global. Visi juga merupakan suatu gambaran masa depan yang ingin diwujudkan oleh suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Sejalan dengan visi pembangunan Kabupaten Kediri, visi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kediri adalah : MEWUJUDKAN KEMUDAHAN BERINVESTASI MELALUI PELAYANAN PERIZINAN YANG CEPAT, MUDAH, TRANSPARAN, PASTI DAN TERJANGKAU 2. MISI BPM-P2TSP KAB. KEDIRI Adapun misi dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kediri untuk mencapai visi tersebut adalah : a. Mendorong terwujudnya kerjasama perencanaan dan pengembangan Penanaman Modal dengan instansi yang terkait ; b. Mewujudkan promosi investasi yang efektif dan efisien dalam mempromosikan potensi investasi daerah dan pelayanan perizinan yang kondusif dengan berpedoman pada sendi-sendi dasar pelayanan prima, guna meningkatkan minat berinvestasi ; c. Mendekatkan dan memberikan pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat. 3. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Rencana Pembangunan Jangka menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kediri tahun 2011 2015 dan Visi, Misi Kepala Daerah terpilih menjadi acuan dasar untuk penyusunan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPM-P2TSP) Kabupaten Kediri. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut disusun Rencana Strategis dan Arah Kebijakan bidang pembangunan sebagai berikut : 1. Penyiapkan perumusan kebijakan teknis, pengembangan sistem informasi dan pelaporan dibidang penanaman modal dan pelayanan periizinan ; 2. Peningkatkan promosi potensi unggulan dan potensi investasi secara selektif dan terpadu dengan pihak Pemerintah, swasta dan luar negeri ; 3. Peningkatkan fasilitas kerjasama dibidang penanaman Modal anttar pemkab / pemkot, Pemprop dan lembaga / instansi terkait ; 4. Peningkatkan pelayanan dan pembinaan dibidang penanaman modal dan pelayanan perizinan ; 5. Peningkatkan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan yang didukung SDM dan sarana prasarana yang berkualitas. 6. Peningkatan kinerja pengawasan penyelenggaraan pemerintahan baik yang bersifat pengawasan intern maupun ekstern 7. Terciptanya iklim investasi yang berdaya saing tinggi / global sehingga dapat mewujudkan peran serta masyarakat dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor perizinan 8. Adanya jaminan berjalannya produk hukum dan peraturan perundang-undangan yang telah disusun secara baik dan berkelanjutan Guna mendukung Rencana Strategis dan Arah Kebijakan bidang Pembangunan yang telah ditetapkan, Kantor Pelayanan dan Perizinan Terpadu menyusun beberapa Langkah dan Strategi untuk tahun 2015 yaitu :

1. Membentuk Dewan pengembangan Investasi Kabupaten Kediri, yang terdiri dari beberapa SKPD dan bertugas untuk memberikan masukan dan membuat kebijakan yang berkaitan dengan penanaman modal di Kabupaten Kediri ; 2. Mengupdate data base perkembangan investasi dan melaporkan secara rutin laporan kegiatan Penanaman Modal (LKPM) ke Badan penanaman Modal provinsi dan BKPM Pusat ; 3. Mengoptimalkan potensi daerah yang dimiliki dan aktif mempromosikan berbagai potensi investasi dan produk unggulan ke berbbagai daerah dan berbagai media serta website pemerintah daerah ; 4. Mempermudah perizinan Penanaman Modal dan bekerjasama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Pusat membentuk suatu perizinan secara terpadu dibidang penanaman modal melalui Sistem pelayanan perizinan secara elektronik (SPIPISE), dimana data yang ada di daerah terintegrasi dengan data di BKPM Pusat ; 5. Meningkatkan system dan kualitas pelayanan prima dengan optimal ; 6. Meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat untuk pengurusan izin dengan penyuluhan / sosialisasi baik secara langsung maupun tidak langsung (publikasi melalui media cetak, radio maupun televisi) ; 7. Memberi informasi yang jelas pada pemohon dan memberikan kemudahan, ketepatan, kelancaran dan tidak mempersulit pemohon dalam pengurusan izin ; 8. Membebaskan proses perizinan dari tindakan pungutan tambahan yang meresahkan masyarakat ; 9. Membebankan biaya perizinan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10. Menciptakan tertib administrasi dalam proses ketata usahaan maupun proses perizinan. 4. STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kediri sebagai Lembaga Struktural Perangkat Daerah yang berbentuk Badan serta sebagai unsur penunjang Pemerintah Kabupaten Kediri. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPM-P2TSP) Kabupaten Kediri berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kediri Nomor 3 Tahun 2015, bagian ketiga, pasal 5 memuat : 1. BPM-P2TSP mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibidang Penanaman Modal dan Pelayanan perizinan. 2. BPM-P2TSP dalam melaksanakan tugas sebagai dimaksud pada ayat 1 menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan ; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan ; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan ; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Rincian tugas pokok dan fungsi BPM-P2TSP diatur dalam Peraturan Bupati Kediri, nomor 6 Tahun 2015 sebagai berikut : 1. Kepala BPM-P2TSP mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala BPM-P2TSP menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu ; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu ; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu ; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan peraturan

2. Sekretaris mempunyai tugas membantu Kepala BPM-P2TSP dalam menyusun kebijakan, mengkoordinasikan bidang, membina, melaksanakan dan mengendalikan administrasi kesekretariatan, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretaris menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rancangan kebijakan BPM-P2TSP ; b. Penyusunan program dan pelaporan, pengelolaan sistem informasi, pemantauan dan evaluasi kegiatan BPM-P2TSP ; c. Pengoordinasianelaksanaan tugas bidang-bidang ; d. Pengoordinasian penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu ; e. Pelaksanaan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian administrasi kepegawaian, keuangan dan sarana prasarana ; f. Pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, hubungan masyarakat, dokumentasi dan perpustakaan ; g. Pelaksanaan analisis jabatan dan analisis beban kerja ; h. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan teknis PBM-P2TSP ; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala BPM-P2TSP sesuai dengan 3. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, dokumentasi, perpustakaan, kehumasan, sarana prasarana dan kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan bahan penyusunan perencanaan kegiatan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, dokumentasi, perpustakaan, kehumasan dan sarana prasarana ; b. Pengelolaan administrasi perkantoran rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, dokumentasi, perpustakaan, kehumasan dan sarana prasarana ; c. Penyiapan bahan pelaksanaan keprotokolan, dan pengurusan administrasi perjalanan badan ; d. Penyiapan bahan usulan kenaikan pangkat, mutasi, promosi, pendidikan dan pelatihan serta kesejahteraan pegawai ; e. Penyiapan bahan penilaian angka kridit pejabat fungsional ; f. Penyiapan bahan pembinaan administrasi pegawai ; g. Penyiapan bahan analisa jabatan dan beban kerja ; h. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi kegiatan umum dan kepegawaian ; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan peraturan 4. Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas melakukan penyusunan, rencana program dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Badan. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi : a. Menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program; b. Penyiapan bahan penyusunan rumusan kebijakan dan pelaporan Badan ; c. Penyusunan perencanaan program ; d. Penyiapan bahan penyusunan profil BPM-P2TSP ; e. Penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas bidang-bidang ; f. Penyiapan bahan pengoordinasian penyusunan rancangan peraturan perundangundangan bidang penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu ; g. Penyiapan bahan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (LAKIP), LKPJ dan LPPD ; h. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan BPM-P2TSP ; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan peraturan 5. Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan administrasi keuangan. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) / Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), belanja tidak langsung dan belanja langsung ; b. Penyiapan bahan pembayaran gaji pegawai dan tunjangan lainnya ; c. Penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan dan capaian kinerja keuangan ; d. Penyiapan bahan monitoring dan evaluasi kegiatan keuangan ; e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris sesuai dengan peraturan 6. Kepala bidang Pelayanan dan pengendalian Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan urusan bidang pelayanan dan pengendalian penanaman modal. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala bidang Pelayanan dan Pengendalian Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis bidang pelayanan dan pengendalian penanaman modal ; b. Penyusunan rencana program kegiatan dan kebijaksanaan operasional serta pengendalian pelaksanaan bidang pelayanan dan pengendalian penanaman modal ; c. Penyusunan rencana program operasional dan pengendalian pelaksanaan serta menyusun kegiatan dan anggaran program ; d. Penyusunan pedoman petunjuk pelaksanaan dan petujuk teknis dalam kebijakan operasional bidang pelayanan adan pengendalian penanaman modal ; e. Pelaksanaan fasilitasi penyelesaian permasalahan Penanaman Modal ; f. Penyampaian usulan bidang-bidang usaha yang perlu mendapat prioritas tinggi dan bidang-bidang usaha yang tertutup mutlak untuk kegiatan usaha di darat ; g. Penyusunan peta investasi daerah dan profil potensi daerah ; h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Bidang pelayanan dan pengendalian penanaman modal ; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BPM-P2TSP sesuai dengan 7. Kepala Sub Bidang Pelayanan Penanaman Modal mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kegiatan pelayanan penanaman modal ; Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala Sub Bidang pelayanan Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi : Pelayanan Penanaman Modal ; b. Penyusunan peta investasi daerah ; c. Penyusunan tata cara dan prosedur pelayanan Penanaman Modal ; d. Pelaksanaan identifikasi potensi sumber daya daerah ; e. Pengantar pengajuan fasilitasi Penanaman Modal dan penerbitan surat pengantar untuk perizinan investasi yang menjadi kewenangan provinsi dan pusat ; f. Pengelolaan sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi secara elektronik ; g. Penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Pelayanan penanaman Modal ; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pelayanan Penanaman Modal sesuai dengan 8. Kepala Sub bidang Pengendalian Penanaman Modal mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan kegiatan pengendalian penanaman modal. Dalam melakukan tugas sebagaiman dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Pengendalian Penanaman Modal menyelenggrakan fungsi : pengendalian Penanaman Modal ; b. Fasilitasi penyelesaian permasalahan Penanaman Modal ; c. Pelaksanaan bimbingan, pembinaan kepada penanam modal ; d. Penyusunan analisa Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) ; e. Penyusunan laporan realisasi Penanaman Modal secara periodic ; f. Pelaksanaan identifikasi investasi Penanaman Modal yang mengalami hambatan ; g. Penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan Pengendalian Penanaman Modal ; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penanaman Modal sesuai dengan

9. Kepala Bidang Promosi, Kerjasama, Pengaduan dan Sistem informasi mempunyai tugas melaksanakan urusan bidang promosi, kerjasama, pengaduan dan system informasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Promosi, Kerjasama, Pengaduan dan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana program kegiatan dan kebijaksanaan operasional bidang promosi, kerjasama, pengaduan dan system informasi ; b. Penyusunan anggaran operasional kegiatan promosi, kerjasama, pengaduan dan system informasi ; c. Menyusun rancangan strategi pemberdayaan potensi daerah dan iklim penanaman modal ; d. Pelaksanaan koordinasi terhadap kegiatan promosi, kerjasama, pengaduan dan sistem informasi ; e. Penyusunan profil Badan ; f. Pelaksanaan fasilitasi promosi dan kerjasama penanaman modal ; g. Pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah daerah, Pemerintah provinsi, Pemerintah pusat, maupun pihak swasta dalam rangka perencanaan, pengembangan, promosi dan kerjasama dibidang penanaman modal di daerah ; h. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data bidang penanaman modal; i. Pelaksanaan pemutakhiran data dan informasi bidang penanaman modal ; j. Pelaksanaan perumusan dan penyusunan tata cara pengembangan system informasi bidang penanaman modal ; k. Penyusunan tanggapan terhadap pengaduan masyarakat ; l. Pelaksanaan koordinasi pembangunan dan pengembangan system informasi penanaman modal ; m. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan promosi, kerjasama, pengaduan dan system informasi ; n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BPM-P2TSP sesuai dengan 10. Kepala Sub Bidang Promosi dan kerjasama mempunyai tugas malakukan penyiapan bahan urusan kegiatan promosi dan kerjasama. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala Sub Bidang Promosi dan kerjasama menyelenggarakan fungsi : promosi dan kerjasama ; b. Penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan promosi dan kerjasama ; c. Penyiapan bahan pengumpulan data informasi mengenai daya tarik dan peluang penanaman modal ; d. Penyiapan bahan penyusunan rencana tahunan dan menetapkan sasaran kegiatan promosi sesuai dengan rencana strategis BPM-P2TSP melalui seminar, konferensi, lokakarya, tema usaha dan atau kegiatan sejenis ; e. Penyiapan bperumusan dan penetapan kegiatan promosi baik di dalam maupun di luar negeri ; f. Penyiapan bahan fasilitasi kemitraan antara usaha mikro kecil, menengah dan besar ; g. Penyiapan bahan fasilitasi antar dunia usaha dengan pemerintah daerah ; h. Penyiapan bahan fasilitasi kerjasama antar Pemda bidang Penanaman Modal ; i. Penyiapan bahan fasilitasi kerjasama internasional bidang Penanaman Modal ; j. Penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan promosi dan kerjasama ; k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang promosi, kerjasama, pengaduan dan system informasi sesuai dengan 11. Kepala Sub Bidang Pengolahan Data, Pengaduan dan system informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan urusan kegiatan pengolahan data, pengaduan dan system informasi. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bidang Pengelolaan Data, Pengaduan dan system informasi menyelenggarakan fungsi : pengolahan data, pengaduan dan system informasi ; b. Penyiapan bahan penyusunan program dan kegiatan pengolahan data, pengaduan dan system informasi ; c. Penyiapan bahan pemutakhiran data dan informasi penanaman modal ;

d. Penyiapan bahan penyusunan laporan hasil analisa dan pengolahan data penanaman modal ; e. Penyiapan bahan penyusunan data tata cara pembangunan dan pembangunan system informasi penanaman modal ; f. Penyiapan bahan koordinasi pengembangan system informasi penanaman modal ; g. Penyiapan bahan pelayanan bidang penanaman modal, informasi dan pengaduan masyarakat ; h. Penyiapan bahan dan pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengolahan data, pengaduan dan system informasi ; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Promosi, kerjasama, pengaduan dan sistem informasi sesuai dengan 12. Kepala Bidang pelayanan Perizinan mempunyai tugas melaksanakan urusan bidang pelayanan perizinan usaha dan non perizinan usaha. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Pelayanan Perizinan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan kebijakan Pelayanan Perizinan ; b. Penyusunan perencanaan program pelayanan perizinan ; c. Penyelenggaraan pelayanan perizinan ; d. Penyelenggaraan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan dan kebijakan guna pengembangan kinerja ; e. Penyelenggaraan upaya peningkatan kualitas pelayanan perizinan ; f. Penetapan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) ; g. Pelaksanaan monitoring evaluasi dan pelaporan kegiatan pelayanan perizinan ; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala BPM-P2TSP sesuai dengan 13. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi BPM-P2TSP sesuai kebutuhan dan keahliannya serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala BPM-P2TSP sesuai dengan Struktur Organisasi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kediri berdasarkan Peraturan Bupati Kediri Nomor 60 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : (TERLAMPIR)