SEJARAH FILOSOFI DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA. Disiapkan oleh: dr. FX. Suharto, M. Kes

dokumen-dokumen yang mirip
PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) dan Peran Dokter Keluarga di Ranah Pelayanan Primer. Oleh dr. Erdiyanto, DK (Ketua PDKI Cabang Jambi)

PDKI (PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA) DAN PERAN DOKTER KELUARGA DI RANAH PELAYANAN PRIMER. OLEH DR. ERDIYANTO, DK (KETUA PDKI CABANG JAMBI)

NILAI SENTRAL KEDOKTERAN KELUARGA. Disiapkan oleh: Dr. FX. Suharto, M. Kes

KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I

Tugas tutorial Nama : Asri Indriyani Putri NIM :

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

Pemeliharaan Kesehatan. Masyarakat) & DOKTER KELUARGA

Skenario A. I. Klarifikasi Istilah

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM

PRINSIP-PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA ( FAMILY MEDICINE) dr. Husnah, MPH

GAMBARAN KEPATUHAN DOKTER PRAKTEK SWASTA (DPS) TERHADAP SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL) DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

Gate Keeper Concept Faskes BPJS Kesehatan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

APOTEKER, FKTP DAN ERA JKN. Oleh Helen Widaya, S.Farm, Apt

PANDUAN PENYULUHAN PADA PASIEN UPTD PUSKESMAS RAWANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

Oleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed

DOKTER KELUARGA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PRIMER

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSULTASI & RUJUKAN DALAM PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

PRINSIP-PRINSIP KEDOKTERAN. dr. Isti Ilmiati Fujiati, MSc. (CM-FM), MPd.Ked.

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nampaknya mulai timbul gugatan terhadap dokter dan rumah sakit (selanjutnya

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAYANAN DOKTER BERBASIS DOKTER KELUARGA DI INDONESIA

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

satu sarana kesehatan yang memiliki peran penting di masyarakat adalah apotek. Menurut Peraturan Pemerintah No. 35 tahun 2014, tenaga kesehatan

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup pasien yang dalam praktek pelayanannya memerlukan pengetahuan,

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN PADA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi jaminan kesehatan nasional

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. medical service yang berbentuk pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

Karir Dokter di Ranah Pelayanan Primer 1/9/2008 6

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PELAYANAN TERAPI OKUPASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang. menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANTARA MUTU DAN BIAYA DALAM PELAYANAN KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Armaidi Darmawan, dr, M.Epid Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas/Keluarga PSPD Unja

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PUSKESMAS DAN KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Pada era JKN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

Transkripsi:

SEJARAH FILOSOFI DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA Disiapkan oleh: dr. FX. Suharto, M. Kes

SEJARAH DOKTER KELUARGA Pendahuluan Sejarah Internasional Sejarah Organisasi Sejarah Pendidikan Motto Dokter Keluarga

Pendahuluan Jumlah dokter yang bukan spesialis tidak kurang dari 65.000 orang Setiap tahun ada sktr 5.000-6.000 dokter baru Kualitas lulusan FK dan pelayanan dokter primer sangat bervariasi upaya perbaikan melalui KKI sdh dilakukan Kedokteran Keluarga bermaksud meningkatkan kualitas dokter pelayanan primer Indonesia agar setara dengan dokter pelayanan primer di negara-negara lainnya

Sejarah Internasional Dr. Francis Peabody thn 1923, mulai merasakan bahwa kedokteran modern telah terkotak-kotak sehingga membutuhkan adanya dokter generalist 1950an masa jaya spesialistis, sangat sedikit dokter yang mau menjadi generalist 1960an awal, pemuka-pemuka generalist mulai mendengungkan pentingnya generalist sebagai suatu specialist

Sejarah Internasional 1966 dipublikasikannya konsep bahwa generalist merupakan suatu spesialisasi baru di tingkat primer 1969 berdiri American Board of Family Practice yang kemudian berubah menjadi American Board of Family Medicine FX_05/50

Sejarah Organisasi 1978 perwakilan Indonesia berkunjung ke Filipina setelah disana terbentuk Philippines Board of Family Physician 1979 terbit bunga rampai dokter keluarga Indonesia oleh Kelompok Studi Dokter Keluarga Indonesia 1983 berdiri Kolegium Dokter Keluarga Indonesia 1997 diubah namanya menjadi Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) 2006 berdiri Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia

Sejarah Organisasi 2007 KIKK bergabung dengan Kolegium Dokter Indonesia menjadi Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia (KDDKI) atas arahan Ketua IDI yang menganjurkan agar profesi di tingkat primer sebaiknya menjadi satu 2008 program konversi dokter praktik umum menjadi dokter keluarga dimulai Selanjutnya disampaikan secara lebih luas pada Pokok Bahasan lain

Sejarah Pendidikan 1979 FKUI memasukkan materi kedokteran keluarga dalam pendidikan mahasiswa kedokteran 2001 semua FK (38) sepakat bahwa materi kedokteran keluarga harus masuk dalam kurikulum 2003 terdapat 3 FK yang memiliki kegiatan pendidikan kedokteran keluarga dan dalam lokakarya 38 FK menyepakati materi kedokteran keluarga dalam tahap preklinik dan tahap klinik

Sejarah Pendidikan 2004 lokakarya perencanaan kepaniteraan kedokteran keluarga untuk mahasiswa kedokteran 2004 disusun kurikulum berbasis kompetensi untuk seluruh Indonesia yang bertujuan meluluskan dokter layanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga Selanjutnya pelajari perubahan kurikulum yang baru...!

Motto Dokter Keluarga 10 (Providing the Best Medical Care) (Memberikan Pelayanan Medis yang Terbaik) FX_10/50

PELAYANAN DOKTER KELUARGA Karakteristik Pokok Pelayanan Manfaat Pelayanan Faktor Penghambat Pelayanan Pola Pikir dan Pola Tindak Model Pelayanan Gambaran Umum Klinik

Empat Karakteristik Pokok Yan DOGA Jenis Pelayanan yang Diselenggarakan Tata Cara Pelayanan Pusat Perhatian pada Waktu Pelayanan Pendekatan pada Penyelenggaraan Pelayanan

Empat Karakteristik Pokok Yan DOGA 1. Jenis pelayanan yg diselenggarakan Ditinjau dari kedudukan dalam sistem kesehatan tingkat pertama/ primer (sekunder, dan tersier) Ditinjau dari peranannya mencegah penyakit Lima macam pelayanan kedokteran (promkes, pencegahan khusus, diagnosa dini dan pengobatan tepat, pembatasan cacat, dan rehabilitasi)

Empat Karakteristik Pokok Yan DOGA 2. Tata cara pelayanan Berkesinambungan dalam arti pemenuhan kebutuhan pasien Berkesinambungan dalam arti waktu penyelenggaraan

Empat Karakteristik Pokok Yan DOGA 3. Pusat perhatian waktu penyelenggaraan pelayanan Tidak hanya pada keluhan dan atau masalah kesehatan yg disampaikan tetapi lebih secara holistik FX_15/50

Empat Karakteristik Pokok Yan DOGA 4. Pendekatan pd penyelengaraan pelayanan Pendekatan penyelesaian masalah kesehatan dilakukan dari berbagai sisi terkait (pendekatan komprehensif) Sisi terkait tsb antara lain: sisi fisik, mental dan sosial

Manfaat Pelayanan Dokter Keluarga Terpenuhinya berbagai kebutuhan dan tuntutan kesehatan Memudahkan pemanfaatan pelayanan kesehatan Biaya kesehatan akan lebih terkendali Mutu pelayanan kesehatan akan lebih meningkat

Faktor Penghambat Pelayanan Terkotak-kotaknya pelayanan kedokteran Mahalnya biaya pelayanan kedokteran Peraturan perundangan Sikap dan kemampuan dokter sebagai penyelenggara pelayanan Sikap dan perilaku pasien sebagai pemakai jasa pelayanan

Pola Pikir dan Pola Tindak Dokter Keluarga Penilaian profil kesehatan pribadi (Assessment) Penyusunan program kesehatan spesifik (Targeting) Intervensi Proaktif (Intervention) Pemantauan kondisi kesehatan (Monitoring)

Model Pelayanan Dokter Keluarga Pelayanan yang komprehensif dengan pendekatan holistik Preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif Memandang pasien sebagai manusia seutuhnya, bukan hanya bagian tubuhnya yang sakit FX_20/50

Model Pelayanan Dokter Keluarga Pelayanan yang kontinu Mempunyai rekam medis yang diisi dengan cermat Dianjurkan untuk berpraktik di tempat yang sama; dokter dan kliniknya sebaiknya jangan berpindah-pindah Menjalin kerjasama dengan profesional dan institusi pelayanan kesehatan lainnya untuk kepentingan pasien agar proses konsultasi dan rujukan berjalan lancar

Model Pelayanan Dokter Keluarga Pelayanan yang mengutamakan pencegahan Melayani KIA, KB, vaksinasi Mendiagnosis dan mengobati penyakit sedini mungkin Mengkonsultasikan atau merujuk pasien pada waktunya Mencegah cacat

Model Pelayanan Dokter Keluarga Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif Kerjasama profesional dengan semua pengandil agar dicapai pelayanan bermutu dan kesembuhan optimal Memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin untuk penyembuhan. Sebagai contoh: melatih anggota keluarga untuk mengukur dan memantau suhu tubuh pasien atau bahkan tekananan darah dan kadar gula darahnya. Hasilnya dilaporkan secara berkala kepada dokter keluarganya.

Model Pelayanan Dokter Keluarga Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, masyarakat, dan lingkungan tempat tinggalnya Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan

Gambaran Umum Klinik DK Klinik DK adalah klinik layanan primer biasa. Yang membedakannya hanyalah cakupan layanan dan cara pendekatannya. Klinik pribadi (solo) ataupun praktik bersama yang ada sekarang umumnya menggunakan paradigma sakit artinya hanya mengelola dan menyembuhkan pasien yang memang sudah sakit. FX_25/50

Gambaran Umum Klinik DK Klinik DK menggunakan paradigma sehat, Menerapkan kelima tahap pencegahan yang mau tidak mau harus diselenggarakan Kontinuitas layanan menggunakan berbagai cara terutama penyelenggaraan rekam medis yang memadai. Dengan kata lain, Klinik DK menyelenggarakan pendekatan kedokteran keluarga dengan menerapkan seluruh prinsip-prinsip kedokteran keluarga

HUBUNGAN DOKTER PASIEN Hubungan Dokter Pasien dalam Praktik DK Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Masalah dalam Hubungan Dokter Pasien

Hubungan Dokter Pasien dalam Pelayanan Dokter Keluarga Secara sederhana dapat dikatakan sebagai hubungan yang terjadi antara seorang dokter dengan pasien karena tanggung jawab dan kewajiban profesi yg dimiliki dokter terhadap pasien tersebut

Faktor yg Mempengaruhi Hubungan Dokter-Pasien Perkembangan spesialis dan sub-spesialis Penggunaan pelbagai alat kedokteran canggih Campur tangan pihak ketiga Sikap dan perilaku dokter Mau dan bersedia memahami serta mengenal diri sendiri Mau dan bersedia memahami kepribadian pasien Mau dan bersedia memahami maksud kedatangan pasien Mau dan bersedia memahami kebutuhan kesehatan pasien Keterampilan dan reputasi dokter

Masalah dalam Hubungan Dokter-Pasien Ketergantungan yg berlebihan Adanya ketergantungan pasien yg berlebihan Pasien seolah-olah kehilangan kepercayaan diri dan menyerahkan segalanya pada keputusan dokter Keadaan ini tidak diinginkan, karena hasil pengobatan yg optimal perlu kerja sama dokter dengan pasien. FX_30/50

Masalah dalam Hubungan Dokter-Pasien Kunjungan yang berlebihan Pasien berkunjung terlalu sering, ini juga kurang baik Perlu dijaga hubungan profesional Dokter perlu menjelaskan kepada pasien tentang maksud serta tujuan hubungan dokter-pasien. Menjelaskan hak dan kewajiban dokter dan pasien

MEWUJUDKAN HUBUNGAN YG BAIK Langkah-Langkah Mewujudkan Hubungan yang Baik

Langkah-Langkah Memahami Diri Sendiri Meningkatkan Kemampuan Komunikasi antar Personal Memahami Pasien Selengkapnya Melakukan Komunikasi antar Personal yang Baik Membina Komunikasi yang Terus Menerus/ Berkesinambungan

Memahami Diri Sendiri Dokter perlu: Memahami diri sendiri Mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki Dengan mengetahui hal tersebut dokter dapat menyesuaikan pelbagai sikap dan perilaku dokter sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pasien

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Antar Personal Dokter perlu selalu meningkatkan kemampuan komunikasi antar personal Kemampuan yang diharapkan selalu diasah adalah: Menjadi lebih sensitif (be sensitive) Lebih dapat menerima (be accepting) Bersifat sabar (be patient) FX_35/50

Memahami Pasien Selengkapnya Perlu memahami pasien selengkapnya Hal-hal yang perlu dipahami antara lain: Kepribadian pasien Maksud kunjungan pasien Kebutuhan kesehatan pasien Sikap dan perilaku pasien Dokter yg baik tidak hanya memperhatikan organ yang sakit atau keluhan yg disampaikan pasien, tetapi memperhatikan secara holistik.

Melakukan Komunikasi Antar Personal yang Baik Komunikasi yang baik perlu dilakukan sejak kunjungan pertama ke tempat praktik Untuk ini perlu kemampuan: Interview yang baik Membina hubungan atas dasar kepercayaan

Membina Komunikasi yang Terus Menerus/ Berkesinambungan Dokter keluarga perlu membina relasi secara terusmenerus tidak hanya di ruang praktik Bila perlu mengadakan kontak via telepon atau mengunjungi rumah pasien yang telah lama tidak berkunjung Dalam membina komunikasi ini perlu selalu diperhatikan agar tidak terjadi ketergantungan atau kunjungan yg berlebihan

Pelayanan/Praktik Dokter Keluarga Mandiri (PDKM) dan Dokter Praktik Umum/ Puskesmas Sembilan Prinsip Layanan Dokter Keluarga Karakteristik Model Praktik DK Mandiri

DK - DPU/Puskesmas PRINSIP (9) DASAR LAYANAN DK DPU Kontak pertama Ya Ya Sinambung & jangka panjang Ya Episodik Bersifat personal Ya Tidak Komprehensif Ya Prom-Prev Tidak Mengutamakan pencegahan Ya Ya Kuratif Koordinasi Ya Tidak Kolaborasi Ya Tidak Berorientasi keluarga Ya Tidak Berorientasi komunitas Ya Ya FX_40/50

Karakteristik Model PDKM One stop shopping layanan kesehatan strata pertama Kemitraan jangka panjang Pola pikir dan pola tindak paradigma sehat Bekerja dalam tim Komputer sebagai stetoskop kedua DK Kendali mutu dan kendali biaya Membentuk jejaring PDKM

One Stop Shopping Layanan Kesehatan Strata Diharapkan PDKM dapat menyediakan sebagian besar kebutuhan layanan ini: Layanan yg bertujuan untuk: Mencegah timbulnya penyakit Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan Mendorong masyarakat untuk dapat menerapkan PHBS Mengatasi penyakit dan gangguan kesehatan akut baik infeksi, kecelakaan, atau eksaserbasi akut Mengelola penyakit atau gangguan kesehatan yg kronis/ khusus/ memerlukan perhatian khusus

Kemitraan Jangka Panjang Operasionalisasi 9 prinsip layanan DK perlu perubahan mendasar dari layanan episodik ke kemitraan jangka panjang. Kemitraan ini perlu diatur secara tertulis sehingga masing-masing pihak (DK dan mitranya) mengetahui hak dan kewajiban masing-masing Ciri ini memudahkan PDKM menerima pembayaran secara kapitasi.

Pola Pikir dan Pola Tindak Paradigma Sehat Perlu perubahan paradigma dari paradigma sakit ke paradigma sehat dan proaktif Pendekatan ini mengharuskan DK melakukan penilaian status dan risiko kesehatan untuk memperoleh profil kesehatan mitranya, analisis dan klasifikasi untuk rencanakan program Melalukan intervensi yg bersifat proaktif dan sesuai dengan kebutuhan mitra

Pola Pikir dan Pola Tindak Paradigma Sehat Melakukan monitoring thd status kesehatan dan upaya kesehatan yg diikuti mitranya Dengan demikian DK bertanggungjawab memelihara komunitas bukan hanya waktu sakit tetapi juga waktu sehat FX_45/50

Bekerja dalam Tim Pelayanan yg komprehensif terhadap masyarakat yg menjadi mitra DK perlu dilakukan oleh suatu tim yg terdiri: Dokter Keluarga baik dalam kelompok maupun secara solo Dokter gigi dan perawat gigi Perawat Bidan Apoteker/ asisten apoteker Analis laboratorium Tenaga kesehatan lain.

Komputer Sebagai Stetoskop Kedua DK Mengingat kompleksnya pelayanan DK perlu berbagai kegiatan dan pemantauan dengan alat bantu komputer Beberapa kegiatan dan pemantauan antara lain: Rekam medis Menilai profil kesehatan mitra Melaksanakan kendali mutu dan biaya Menerapkan adm dan manajemen klinik yang efisien Kegiatan penelitian

Kendali Mutu dan Kendali Biaya Kendali mutu dan biaya menjadi suatu unsur yg melekat (inherent) pd semua aspek pengelolaan PDKM Beberapa kegiatan yg terkait al: Standarisasi struktur dan proses Rekrutmen dan pelatihan petugas Supervisi kontinyu dan bantuan teknis Pengembangan profesi Audit medik Pemberian insentif sebagai gate keeper Pemantauan profil masyarakat mitra FX_48/50

Membentuk Jejaring PDKM Perlu dilakukan agar langkah kendali mutu dan kendali biaya yg perlu banyak sumber daya dapat ditanggung bersama Perlu dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi yang layak, mengingat karakteristik pelayanan PDKM Jejaring juga akan mengubah PDKM menjadi unit yg besar yg mempunyai kekuatan negosiasi, khususnya dengan pihak Bapel.