Disampaikan oleh : Timur P. Manurung, SH., MM Ketua Muda Pengawasan Mahkamah Agung R.I. Pada Rapat Kerja Nasional Mahkamah Agung R.I. Dengan Jajaran Pengadilan Tingkat Banding Dari Empat Lingkungan Peradilan Seluruh Indonesia Manado, 28 Oktober s/d 1 November 2012.
Dasar Pengawasan (Pasal 32, 32A UU No. 3 Tahun 2009 Tentang Mahkamah Agung) (1) Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelenggaraan peradilan di semua lingkungan peradilan dalam menjalankan kekuasaan kehakiman. (2) Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap pelaksanaan tugas administrasi & keuangan (3) Mahkamah Agung berwenang untuk meminta keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan dari semua badan peradilan yang berada di bawahnya. (4) Mahkamah Agung berwenang memberi petunjuk, teguran, atau peringatan kepada pengadilan di semua badan peradilan yang berada di bawahnya. (5) Pengawasan dan kewenangan tersebut tidak boleh mengurangi kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutus perkara. (6) Mahkamah agung melakukan pengawasan internal atas tingkah laku para Hakim.
Peraturan Bersama Antara Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Yudisial No : 01/PB/P.KY/IX/2012 01/PB/P.KY/09/2012 Tentang Seleksi Pengangkatan Hakim. Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Yudisial No : 02/PB/P.KY/IX/2012 02/PB/P.KY/09/2012 Tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Yudisial No : 03/PB/P.KY/IX/2012 03/PB/P.KY/09/2012 Tentang Pemeriksaan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial. Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Yudisial No : 03/PB/P.KY/IX/2012 03/PB/P.KY/09/2012 Tentang Tata Cara Pembentukan, Tata Kerja dan Tata Cara Penyampaian Keputusan Majelis Kehormatan Hakim
Pasal 15 Dalam melakukan pengawasan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial tidak dapat menyatakan benar atau salahnya pertimbangan yuridis dan substansi putusan hakim. YURISDIKSI Pasal 17 (1) Dlm hal KY menerima laporan dugaan pelanggaran kode etik yg jg merupakan pelanggaran hukum acara, KY dpt mengusulkan kpd MA untuk ditindaklanjuti. (2) Dlm hal MA menilai hasil penelaahan atas laporan masyarakat yg diusulkan oleh KY sebagaimana dimaksud ayat (1) tdk layak ditindaklanjuti, MA memberitahukan hal tersebut kpd KY paling lama 30 hari sejak hasil telaahan diterima. (3) Dlm hal MA menilai hasil penelaahan atas laporan masyarakat yg diusulkan oleh KY sebagaimana dimaksud ayat (1) layak ditindaklanjuti, MA memberitahukan hasil tindak lanjut tersebut kpd KY paling lama 60 hari sejak hasil telaahan diterima
JENIS SANKSI : Pasal 19 SANKSI RINGAN SANKSI SEDANG SANKSI BERAT Ayat (2) Sanksi Ringan : a. Teguran lisan; b. Teguran tertulis; c. Pernyataan tidak puas secara tertulis. Ayat (3) Sanksi Sedang : a. Penundaan KGB paling lama 1 tahun; b. Penundaan gaji 1 kali KGB paling lama 1 tahun; c. Penundaan KGB paling lama 1 tahun; d. Hakim Non Palu paling lama 6 bulan; e. Mutasi ke pengadilan lain dengan kelas yang lebih rendah; f. Pembatalan / penangguhan promosi. Ayat (4) Sanksi Berat : a. Pembebasan dari jabatan; b. Hakim Non Palu lebih dari 6 bulan dan paling lama 2 thn; c. Penurunan pangkat pd pangkat yg setingkat lebih rendah utk paling lama 3 thn; d. Pemberhentian tetap dengan hak pensiun; e. Pemberhentian tidak dengan hormat.
Pasal 19 ayat (6) Pasal 19 ayat (5) Terhadap hakim yang diusulkan untuk dijatuhi pemberhentian tetap dan pembelaan dirinya telah ditolak oleh Majelis Kehormatan Hakim. Dikenakan pemberhentian sementara berdasarkan keputusan Ketua Mahkamah Agung Terhadap hakim yang terbukti melakukan pelanggaran berdasarkan tingkat dan jenis pelanggaran (ringan, sedang dan berat). Dapat disimpangi dengan mempertimbangkan latar belakang tingkat, tingkat keseriusan dan atau akibat dari pelanggaran tersebut.
Pasal 20 Pemberlakuan Sanksi HAKIM KARIR 1 Untuk hakim pengadilan tingkat pertama dan banding berlaku sanksi pada Pasal 19 2 Hakim Pengadilan Militer penjatuhan sanksi memperhatikan peraturan disiplin yang berlaku bagi prajurit TNI.
Pasal 21 Pemberlakuan Sanksi HAKIM AD HOC a Ringan Teguran tertulis b Sedang Non Palu paling lama 6 bulan c Berat Pemberhentian dgn hormat atau tdk dengan hormat dari jabatan hakim
Pasal 21 Pemberlakuan Sanksi HAKIM AGUNG a Ringan Teguran tertulis b Sedang Non Palu paling lama 6 bulan c Berat Pemberhentian dgn hormat atau tdk dengan hormat dari jabatan hakim
Pasal 25 KEBERATAN Keputusan penjatuhan sanksi pelanggaran kode etik dan PPH PEMBERLAKUAN SANKSI Psl 26 Berlaku sejak tanggal disampaikan oleh pejabat yang berwenang kepada yang bersangkutan Pada saat penyampaian keputusan tidak hadir berlaku pada hari 30 terhitung mulai tanggal yang ditentukan untuk penyampaian putusan tindakan tersebut Tdk dpt diajukan keberatan Keputusan penjatuhan sanksi diberikan tembusan kepada Komisi Yudisial
Pemeriksaan Bersama (Pasal 2) Terjadi perbedaan pendapat antara KY dan MA mengenai usulan KY Tentang hasil pemeriksaan dan/atau penjatuhan sanksi ringan, sedang, berat selain Dalam hal Terdapat : Laporan yang sama yang diajukan atau ditembuskan kepada MA dan KY. Satu permasalahan sama yang masih dilakukan pemeriksaan oleh MA atau KY. Sanksi pemberhentian dgn hormat dan pemberhentian tdk dengan hormat Informasi dan/atau laporan yg menarik perhatikan publik dan masing2 lembaga memandang perlu utk dilakukan pemeriksaan bersama.
1 2 Hasil pemeriksaan KY : Dugaan pelanggaran kode etik dan PPH dinyatakan terbukti. Sanksi yg diusulkan KY bukan sanksi berat / pemberhentian tdk dgn hormat KY mengusulkan sanksi thdp hakim yg dinyatakan terbukti melakukan pelanggaran kpd MA MA menjatuhkan sanksi paling lama 60 hari 3 Dalam hal MA tdk sependapat dengan usulan penjatuhan sanksi dari KY MA menyampaikan pendapatnya kpd KY mengenai sanksi yang patut dijatuhkan paling lama 30 hari sejak usulan diterima 4 Dalam hal KY tdk sependapat dengan MA Dpt mengusulkan dilakukan pemeriksaan bersama dlm waktu 30 hari sejak menerima pendapat MA
PASAL 7 Kesimpulan dan Rekomendasi Tim Pemeriksa Diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat Musyawarah tdk mencapai mufakat diambil dgn suara terbanyak Dalam hal tidak dapat diambil suara terbanyak diambil keputusan yg paling menguntungkan terlapor. Hasil pemeriksaan bersama. dituangkan dlm LHP yg disampaikan kpd KMA. Penyelesaian pemeriksaan bersama Pelaksanaan rekomendasi oleh MA Paling lama 30 hari sejak tgl penetapan tim pemeriksa Paling lama 30 hari sejak diterimanya LHP.
Susunan Tim Pemeriksa (Pasal 9) Terdiri dari : 4 (empat) orang anggota - 2 (dua) orang dari MA - 2 (dua) orang dari KY Sekretaris Tim Pemeriksa - 1 (satu) orang dari MA - 1 (satu) orang dari KY Ketua Tim Pemeriksa Salah satu anggota dari MA yg ditetapkan oleh KMA Salah satu dari lembaga yg mengusulkan pemeriksaan bersama yg ditetapkan oleh Ketua Lembaga Pengusul
Sifat, Tata Cara Pembentukan, dan Susunan (1) Majelis Kehormatan Hakim bersifat tidak tetap Pasal 2 (2) Majelis Kehormatan Hakim dibentuk dengan penetapan bersama Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Yudisial paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya usul pemberhentian dari Mahkamah Agung atau Komisi Yudisial
Sifat, Tata Cara Pembentukan, dan Susunan Dibentuk dgn penetapan bersama antara KMA dan KY MKH bersifat tidak tetap paling lama 14 hari kerja terhitung sejak tanggal diterimanya usul pemberhentian dari MA atau KY
Terdiri atas : - 3 (tiga) orang Hakim Agung - 4 (empat) orang Anggota KY. MAJELIS KEHORMATAN HAKIM (Pasal 3) Bukan anggota Tim Pemeriksa yg melakukan pemeriksaan langsung thdp dugaaan pelanggaran Sekretaris ditunjuk oleh KMA atau KY Penjatuhan Sanksi berasal dari MA Penjatuhan Sanksi berasal dari KY MKH ditetapkan dlm penetapan bersama antara KMA dan KY Bertugas mencatat jalannya persidangan dan membuat berita acara persidangan KMA menunjuk salah seorang hakim agung sbg ketua MKH dan salah satu orang pegawai Bawas sebagai Sekretaris MKH Ketua KY menunjuk salah seorang anggota KY sbg ketua MKH dan salah satu orang pegawai KY sebagai Sekretaris MKH Dalam anggota MKH mengundurkan diri, berhalangan sementara atau berhalangan tetap, pimpinan MA atau KY segera menunjukkan penggantinya sesuai dengan asal lembaga Anggota MKH.
KESEKRETARIATAN MAJELIS KEHORMATAN HAKIM (1) Untuk mendukung pelaksanaan Majelis Kehormatan Hakim perlu dibentuk Sekretariat Majelis Kehormatan Hakim. (2) bersifat tetap dan berkedudukan di Mahkamah Agung. (3) Sekretariat Majelis Kehormatan Hakim dipimpin oleh Kepala Badan Pengawasan Mahkamah Agung. (4) Sekretariat Majelis Kehormatan Hakim bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi yang berkaitan dengan pembentukan dan pelaksanaan sidang Majelis Kehormatan Hakim.
Tata Kerja (Pasal 5) Bersidang di gedung MA-RI. Melakukan pemeriksaan usul pemberhentian paling lama 14 hari terhitung sejak pembentukan MKH. Setelah MKH ditetapkan Ketua MKH menetapkan hari sidang dan memerintahkan sekretariiat MKH untuk memanggili Terlapor. Panggilan kepada Terlapor disampaikan paling lama 3 hari kerja sebelum hari sidang melalui pimpinan tempat Terlapor bertugas dgn menggunakan faksimlie atau komunikasi yang tercatat. Pimpinan Pengadilan wajib menyampaikan panggilan dimaksud kpd terlapor pada hari diterimanya panggilan tersebut dan mengirim kembali risalah panggilan yg telah ditandatangani oleh terlapor pada hari itu juga kepada sekretaris MKH menggunakan faksimlile atau alat komuniasi yang tercatat. Dalam hal piimpinan pengadilan tdk dpt menyampaikan panggilan kepada terlapor oleh karena terlapor tidak ditempat ketua pengadilan melaporkan kpd sekretaris MKH mengenai hal tesebut dgn memberikan keterangan mengenai ketidakberadaan terlapor. Dalam hal ketidakberadaan Terlapor karena hal yang sah maka waktu ketidakberadaan atas alasan yang sah tersebut tdk diperhitungkan sbg tenggang waktu pemeriksaan sbgmn dimaksud pd ayat (2) (14 hari kerja terhitung sejak tanggal pembentukan MKH
Pasal 6 (1) Sidang majelis kehormatan hakim bersifat terbuka untuk umum kecuali dinyatakan tertutup oleh majelis. (4) Dalam hal pada sidang kedua Terlapor kembali tidak hadir tanpa alasan yang sah, maka Terlapor dianggap tidak menggunakan haknya untuk membela diri. (2) Setelah sidang dibuka oleh Ketua Majelis, Terlapor dipanggil masuk ke ruang sidang. (5) Dalam hal sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Majelis Kehormatan Hakim menjatuhkan keputusan tanpa kehadiran Terlapor. (3) Dalam hal pada sidang pertama Terlapor tidak hadir tanpa alasan yang sah, maka sidang ditunda paling lama 5 (lima) hari kerja untuk memanggil kembali Terlapor. (6) Dalam hal ketidakhadiran Terlapor di sidang Majelis Kehormatan Hakim tersebut disebabkan alasan yang sah, maka Majelis Kehormatan Hakim menunda sidang dan masa penundaan tersebut tidak diperhitungkan dalam jangka waktu pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2).
Pengambilan Keputusan (Pasal 8) (1) Pengambilan Keputusan Majelis Kehormatan Hakim dilakukan secara musyawarah untuk mufakat. (2) Dalam hal pengambilan keputusan secara musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan suara terbanyak. (3) Dalam hal pengambilan keputusan dengan suara terbanyak tidak juga tercapai, maka diambil keputusan yang menguntungkan bagi Terlapor. (4) Musyawarah Majelis Kehormatan Hakim untuk pengambilan keputusan dilakukan dalam sidang tertutup.
Grafik Penerimaan Pengaduan 3500 3232 3000 2500 2000 2140 2204 1979 1773 Pengaduan Yang Masuk 1500 1000 891 1249 1398 806 1253 1181 592 Pengaduan yang layak proses Pengaduan yang tidak layak proses 500 0 2009 2010 2011 Jan s/d Sep 2012
Grafik Penanganan Pengaduan Yang layak Proses 700 650 600 500 400 300 200 100 327 296 268 242 455 400 122 423 84 230 278 Yang diperiksa Tim Bawas Dijawab dengan surat Delegasi Tingkat Banding dan Tingkat Pertama 0 2009 2010 2011 Jan s/d Sep 2012
Grafik Pendelegasian Surat Pengadan Tahun 2009 s/d September 2012 700 650 600 500 400 300 200 100 327 296 268 242 455 400 122 423 84 230 278 Yang diperiksa Tim Bawas Dijawab dengan surat Delegasi Tingkat Banding dan Tingkat Pertama 0 2009 2010 2011 Jan s/d Sep 2012
STATISTIK HUKUMAN DISIPLIN BULAN JANUARI S/D SEPTEMBER 2012 No Jabatan Jenis Hukuman Berat Sedang Ringan Jumlah Hakim 19 8 33 60 1 Hakim Ad Hoc 6 0 2 8 Hakim Militer 0 0 1 1 2 Panitera/Sekretaris 6 2 4 12 3 Wakil Sekretaris 2 0 0 2 4 Wakil Panitera 2 0 4 6 5 Panitera Muda 0 0 9 9 6 Pejabat Struktural 3 2 1 6 7 Panitera Pengganti 6 0 3 9 8 Staf 12 3 7 22 9 Jurusita 4 0 4 8 10 Jurusita Pengganti 2 1 0 3 Jumlah 62 16 68 146
GRAFIK HUKUMAN DISIPLIN BULAN JANUARI S/D SEPTEMBER 2012
GRAFIK PEMERIKSAAN KASUS, REGULER, MONITORING, REVIU DAN AUDIT KINERJA / INTEGRITAS JANUARI S/D SEPTEMBER 2012 80 70 60 50 40 30 20 Kasus Reguler Monitoring Reviu Audit Kinerja / Integritas 10 0 Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV
TABEL CAPAIAN PERSENTASE PEMERIKSAAN / KEGIATAN PENGAWASAN JANUARI S/D SEPTEMBER 2012 PEMERIKSAAN / KEGIATAN WILAYAH I II III IV JUMLAH TARGET CAPAIAN PERSENTASE Kasus 21 71 19 13 124 Reguler 25 18 16 16 75 210 95% Monitoring 1 5 4 2 12 20 60% Reviu 7 5 4 2 18 36 50% Audit Kinerja / Integritas RAKOR TLHP PENANGANAN PENGADUAN / KEUANGAN 10 41 18 7 76 100 76% 164 318 153 178 813 800 102 % TOTAL 305 366