Jurnal Teknologi Kimia Unimal 5 : 2 (November 2016) 1-7.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Aliran Sirkulasi Permeat. Membran Ultrafiltrasi Selulosa Asetat. Pompa Penampung Permeat

Pencucian Secara Kimia Membran Ultrafiltrasi Sistem Aliran Cross Flow Pada Proses Penyaringan Air Terproduksi

PENGARUH PENCUCIAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI MENGGUNAKAN SURFACTAN DAN NaOH PADA PROSES PENYARINGAN AIR TERPRODUKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pencucian Secara Kimia Membran Ultrafiltrasi Sistem Aliran Cross Flow Pada Proses Penyaringan Air Terproduksi

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II e-issn Padang, 19 Oktober 2016

Laboratorium Lingkungan Jurusan S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5, Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM)

DEGUMMING CPO (CRUDE PALM OIL) MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI

Kinerja Membran Reverse Osmosis Terhadap Rejeksi Kandungan Garam Air Payau Sintetis: Pengaruh Variasi Tekanan Umpan

1 Pendahuluan ABSTRACT

Abstrak. 1. Pendahuluan

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

I 0.00% E % % % BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

PENGARUH KOMBINASI PROSES PRETREATMENT (KOAGULASI-FLOKULASI) DAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS UNTUK PENGOLAHAN AIR PAYAU

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

MODUL 3 DASAR-DASAR BPAL

Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium

Pengolahan Limbah Cair Industri Karet Dengan Kombinasi Proses Pretreatment Dan Membran Ultrafiltrasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

Pengolahan Limbah Laundry Menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Variasi Massa untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

PROC. ITB Sains & Tek. Vol. 36 A, No. 1, 2004,

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Dimensi A B C D E. Tebal (cm) Mikrofiltra si

PENURUNAN KANDUNGAN ZAT WARNA PADA LIMBAH SONGKET MENGGUNAKAN MEMBRAN KOMPOSIT BERBASIS KITOSAN-PVA SECARA ULTRAFILTRASI

LAPORAN AKHIR. Laporan Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat. Menyelesaikan pendidikan Diploma III. Pada Jurusan Teknik Kimia.

Pengolahan Limbah Industri Pewarnaan Jeans Menggunakan Membran Silika Nanofiltrasi Untuk Menurunkan Warna dan Kekeruhan

PEMISAHAN LIMBAH CAIR KROM HASIL

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan terhadap kesehatan masyarakat (Sumantri, 2015). Salah satu

PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN POLYALUMUNIUM CHLORIDE(PAC) DAN FILTER KARBON AKTIF

PRALAKUAN KOAGULASI DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR DENGAN MEMBRAN: PENGARUH WAKTU PENGADUKAN PELAN KOAGULAN ALUMINIUM SULFAT TERHADAP KINERJA MEMBRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh masyarakat. Kehadiran jasa laundry memberikan dampak positif yaitu dapat

Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Proses Aerasi, Pengendapan, dan Filtrasi Media Zeolit-Arang Aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI SECARA AEROBIC DAN ANOXIC DENGAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALAMI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI

PEMANFAATAN BIJI KELOR (MORINGA OLEIFERA) SEBAGAI KOAGULAN PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR MINUM MENGGUNAKAN PROSES KOAGULASI ULTRAFILTRASI

OPTIMASI KONDISI ELEKTROKOAGULASI ION LOGAM TIMBAL (II) DALAM LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING

LAPORAN AKHIR MEMBRAN POLYSULFONES ASIMETRIK UNTUK PENGOLAHAN AIR SUMUR KERUH SECARA ULTRAFILTRASI

PENURUNAN KONSENTRASI CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peternakan semakin pesat. Daging yang merupakan salah satu produk

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN RUMPUT LAUT MENGGUNAKAN PROSES FITOREMEDIASI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN TANAMAN Alisma plantago DALAM SISTEM LAHAN BASAH BUATAN ALIRAN BAWAH PERMUKAAN (SSF-WETLAND)

ANALISIS KINERJA AERASI, BAK PENGENDAP, DAN BIOSAND FILTER SEBAGAI PEREDUKSI COD, NITRAT, FOSFAT DAN ZAT PADAT PADA BLACK WATER ARTIFISIAL

KINERJA MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT DAN SERBUK BESI DALAM PENURUNAN KADAR FENOL

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

Kombinasi Pengolahan Anaerob dan Membran Ultrafiltrasi Berbahan Polipropilen Untuk Proses Pengolahan Limbah Cair Kelapa Sawit

Pengolahan Limbah Cair Industri secara Aerobic dan Anoxic dengan Membrane Bioreaktor (MBR)

ANALISIS PENCEMARAN LIMBAH CAIR KELAPA SAWIT BERDASARKAN KANDUNGAN LOGAM, KONDUKTIVITAS, TDS DAN TSS

PENURUNAN KADAR BOD, COD, TSS, CO 2 AIR SUNGAI MARTAPURA MENGGUNAKAN TANGKI AERASI BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Membran Selulosa Diasetat Berbasis Selulosa Pulp Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria)

Kata Kunci: arang aktif, tempurung kelapa, kayu meranti, COD.

Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Membran Selulosa Diasetat Berbasis Selulosa Pulp Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria)

Pemisahan Kromium dan Nikel dari Limbah Cair Elektroplating dengan Proses Ultrafiltrasi

I. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).

ANALISIS PENGOLAHAN HASIL SAMPING N₂O DENGAN KARBON AKTIF DAN SEDIMENTASI UNTUK MENURUNKAN NILAI TDS DAN TSS

LAPORAN AKHIR PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAIN JUMPUTAN DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN KOMPOSIT KITOSAN-PVA

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah tercemarnya air pada sumber-sumber air

kemungkinan untuk ikut berkembangnya bakteri patogen yang berbahaya bagi

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

[Type text] BAB I PENDAHULUAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

BAB I PENDAHULUAN. serius. Penyebabnya tidak hanya berasal dari buangan industri pabrikpabrik

LAPORAN AKHIR MEMBRAN POLYSULFONES ASIMETRIK UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TENUN SONGKET SECARA ULTRAFILTRASI

Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Panam, Pekanbaru

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

PENGOLAHAN AIR SALURAN PEMATUSAN TERUSAN KEBON AGUNG SEBAGAI AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI MEMBRAN ULTRAFILTRASI

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

SKRIPSI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN LAHAN BASAH BUATAN MENGGUNAKAN RUMPUT PAYUNG (CYPERUS ALTERNIOFOLIUS) Oleh :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PEMBEKUAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI PLASMA

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

I. PENDAHULUAN. bidang preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif maupun

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN MENGGUNAKAN TANAH GAMBUT DAN TANAMAN AIR DOMESTIC WASTEWATER TREATMENT USING PEAT SOIL AND WATER PLANTS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II e-issn Padang, 19 Oktober 2016

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PERCETAKAN DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN TAWAS DAN FeCl 3 SERTA PENJERAPAN OLEH ZEOLIT RETNO SUDIARTI

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY SECARA ALAMI (FITOREMEDIASI) DENGAN TANAMAN KAYU APU (PISTIA STRATIOTES)

EFISIENSI PENURUNAN KADAR KALSIUM PADA AIR LAUT DENGAN METODA PENUKAR ION YANG MEMANFAATKAN TANAH

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI TAHU MELALUI PENGUKURAN EPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fitoremediasi Phospat dengan menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) pada Limbah Cair Industri kecil Pencucian Pakaian (Laundry)

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu

RACE-Vol.4, No.1, Maret 2010 ISSN PENGARUH PASANGAN ELEKTRODA TERHADAP PROSES ELEKTROKOAGULASI PADA PENGOLAHAN AIR BUANGAN INDUSTRI TEKSTIL

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

PENURUNAN WARNA REAKTIF DENGAN PENGOLAHAN KOMBINASI KOAGULAN PAC (POLY ALUMINIUM CHLORIDE) DAN MEMBRAN MIKROFILTRASI

Transkripsi:

Jurnal Teknologi Kimia Unimal 5 : 2 (November 2016) 1-7 Jurnal Teknologi Kimia Unimal http://ft.unimal.ac.id/teknik_kimia/jurnal Jurnal Teknologi Kimia Unimal Pengaruh Tekanan Transmembran dan Konsentrasi Chemical Cleaning Agent (NaOH) pada Penyisihan Fosfat dari Limbah Laundry dengan Membran Ultrafiltrasi Aliran Cross Flow Syarfi Daud 1), Muhammad Reza 2) Eqiu Alkahfi Tarif 3) 1,2,3) Laboratorium Pengendalian dan Pencegahan Pencemaran Lingkungan Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas Km. 12,5 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru 28293 email: syarfidaud @gmail.com ABSTRACT The rapid economic development and community activities increasingly crowded cause appearance laundry business that effect on the environment. Ultrafiltration membrane is one of wastewater treatment technologies, but membranes have limitations such as the occurrence of the phenomenon of concentration polarization and fouling. The research objective of this study the effect of variations in transmembrane pressure against the rejection percentage Phosphate and the effect of variations in transmembrane pressure, concentration of washing of the efficiency and effectiveness of washing the membrane. the concentration of the washing of the efficiency and effectiveness of washing the membrane. The process of ultrafiltration membranes and membrane chemical washing wastewater laundry do with variations in pressure of 1 bar, 2 bar, and 3 bar. Variation of chemical cleaning agent concentration of 1%, 1.5% and 2%, rinsing with distilled water for 30 minutes, filtering wastewater laundry for 120 minutes, and washing using chemical cleaning agent (NaOH) for 30 minutes. Results highest percentage of rejection was 82.9% for Phosphate parameters in transmembrane pressure of 3 bar. The highest washing efficiency of the value of Flux Recovery (FR) gained 81.9%, and the value of resistance of Removal (RR) gained 82.59% with a concentration of 2% in the transmembrane pressure of 3 bar. The highest leaching effectiveness obtained at 50.21% with a concentration of 2% and a transmembrane pressure of 3 bar. Keywords: ultrafiltration membrane, fouling, transmembrane pressure, efficiency of washing, effectiveness of washing 1. Pendahuluan Limbah laundry sering dibuang ke lingkungan tanpa melalui pengolahan sebelunya. Limbah laundry dalam jumlah yang besar masuk ke badan air akan

mempengaruhi kualitas air. Dampak pengaruh kualitas air akan mempengaruhi ekosistem aquatik serta kesehatan manusia. Limbah laundry mengandung fosfat 9,9 mg/l, TSS 35 mg/l, COD 280 mg/l dan BOD 5 195 mg/l [Sostar-Turk, 2004]. Sumber bahan pencemar berasal dari pemakaian deterjen sebagai bahan pencuci. Deterjen digunakan karena memiliki daya cuci yang baik dan tidak terpengaruh kesadahan air, akan tetapi memiliki kandungan fosfat yang cukup tinggi karena fosfat merupakan bahan pembentuk utama dalam deterjen [Rosariawari, 2010]. Kehadiran fosfat yang cukup besar dalam badan air dapat menyebabkan terjadinya fenomena eutrofikasi. Keadaan ini menyebabkan kualitas air menjadi menurun, karena rendahnya konsentrasi oksigen terlarut bahkan sampai batas nol, sehingga menyebabkan kematian mahluk hidup air seperti ikan dan spesies lain yang hidup di air [Masqudi, 2004]. Secara konvensional pengolahan limbah loundry dapat dilakukan secara secara kimia dengan menggunakan alum, penggunaan alum masih menyisakan banyak tantangan. Dosis alumunium yang berlebih berbahaya bagi manusia dan hewan ternak. Penyakit ginjal dan alzheimer (pikun) adalah penyakit yang disebabkan oleh alumunium yang tinggi konsentrasinya dalam air. Pengolahan secara biologi untuk limbah cair umum dilakukan, namun kendalanya di lingkungan perkotaan yang padat penduduk persoalan tempat menjadi kendala karena proses biologi membutuhkan tempat yang besar. Toknologi membran kini penggunaannya semakin meluas termasuk dalam bidang pengolahan limbah. Teknologi membran memiliki banyak keunggulan dalam pemakaiannya anatara lain ramah lingkungan, tingkat penyisihan yang tinggi, lebih ekonomis, dan membutuhkan tempat relatif kecil. [Idris dkk, 2007]. Disisi lain penggunaan memmbran sebagai filter masih mengalami kendala teruma masalah fouling. Fouling terjadi karena akumulasi material yang tertahan pada membran. Fouling dapat direduksi dengan tindakan pencucian menggunakan chemical agent cleaning seperti NaOH [Scott, 1995]. 2

Total fosfat merupakan salah satu parameter penting dalam pengukuran kualitas limbah loundry. Baku mutu Parameter fosfat mengacu pada Permen LH No 5 Tahun 2014 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan domestik. Variabel penelitian yang diduga berpengaruh pada proses membran dan pencucian membran adalah tekanan transmemberan dan konsentrasi bahan pencuci membran. Efektifitas pencucian kimia dilakukan dengan mempelajari fluk recovery dan resisten Removal. 2. Bahan dan Metode 2.1 Bahan penelitian Limbah laundry, Natrium Hidroksida (NaOH), dan Aquadest. 2.2 Alat penelitian Modul membran ultrafiltrasi (Polysulfon), pompa diafragma, timbangan analitik, stopwatch, gelas ukur 100 ml dan 1000 ml, beker gelas, ember penampung, dan jerigen ukuran 25 L. 2.3 Proses Filtrasi Pengukuran volume permeat aquades dari umpan selama 30 untuk mendapatkan nilai Jwi. Dilanjutkan dengan filtrasi air limbah laundry selama 120 menit untuk mendapatkan nilai Jf. Kemudian dilakukan flushing dengan aquades lagi selama 30 menit untuk mendapatkan nilai Jww. Pencucian dengan variasi konsentrasi bahan pencuci NaOH 1%, 1,5%, dan 2% aliran counter flow. Selanjutnya dilakukan flushing dengan aquades selama 30 menit dengan aliran current flow untuk mendapatkan nilai Jwc. Terakhir dilakukan filtrasi dengan limbah cair laundry selama 120 menit untuk mendapatkan nilai Jf. 3. Hasil dan Diskusi 3.1 Pengaruh Tekanan Transmembran terhadap Tingkat Rejeksi Kinerja membran ultrafiltrasi dalam menyisihkan parameter Fosfat dari air limbah laundry dapat dilihat dari nilai persentase rejeksi. Nilai persentase rejeksi diperoleh dari selisih antara Fosfat sebelum dengan sesudah penyaringan. Hasil perhitungan persentase rejeksi dilihat pada Gambar 1. 3

Gambar 1 Hubungan % Rejeksi terhadap Tekanan Transmembran Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa persentase rejeksi tertinggi untuk parameter Fosfat didapat pada tekanan transmembran 3 bar yaitu sebesar 82,9%. 3.2 Pengaruh Tekanan Transmembran terhadap Fluks Permeat Variasi tekanan transmembran digunakan untuk mengetahui pengaruh perubahan tekanan terhadap fluks seperti pada Gambar 2. Gambar 2 Pengaruh Tekanan Transmembran terhadap Fluks Gambar 2 memperlihatkan terjadinya perbedaan fluks yang dihasilkan pada masing-masing tekanan transmembran. Fluks cenderung menurun dengan meningkanya waktu filtrasi. Fluks rata meningkat dengan naiknya tekanan, fluks terbesar diperoleh pada tekanan transmembran 3 bar sebesar 43,84 ml/menit.cm 2 diikuti dengan tekanan 2 bar sebesar 28,87 ml/menit.cm 2 dan 1 bar sebesar 14,83 ml/menit.cm 2. 3.3 Pengaruh Tekanan Transmembran dan Konsentrasi Bahan Kimia terhadap Tingkat Efisiensi Pencucian Efisiensi dilihat dari Fluks Recovery (FR) dan Resistant Removal (RR). Hubungan fluks recovery terhadap konsentrasi bahan pencuci dan tekanan seperti pada Gambar 3 dan 4. 4

Gambar 3 Nilai FR dengan Bahan Pencuci NaOH terhadap Tekanan Transmembran Dari Gambar 3 dapat dilihat nilai Fluks Recovery (FR) tertinggi didapat pada konsentrasi bahan pencuci 2% dengan tekanan transmembran 3 bar yaitu sebesar 81,29%, diikuti dengan tekanan 2 bar pada konsenstrasi bahan pencuci 2% sebesar 76,85% dan tekanan 1 bar pada konsentrasi bahan pencuci 2% sebesar 73,88%. Gambar 4 Nilai RR dengan Bahan Pencuci NaOH terhadap Tekanan Transmembran Gambar 4 memperlihatkan naiknya nilai persentase Resistant Removal (RR), didapat nilai RR tertinggi pada konsentrasi bahan pencuci 2% dengan tekanan transmembran 3 bar yaitu sebesar 82,59%. 3.4 Pengaruh Tekanan Transmembran dan Konsentrasi Bahan Kimia terhadap Tingkat Efektifitas Pencucian Efektifitas pencucian kimia dapat dilihat dari nilai perbandingan antara nilai rata-rata fluks sebelum dilakukan pencucian dan nilai rata-rata fluks setelah 5

dilakukan proses pencucian menggunakan larutan pencuci NaOH. Gambar 5 Grafik nilai efektifitas pencucian dengan bahan kimia NaOH Dari Gambar 5 dapat dilihat nilai efektifitas pencucian tertinggi diperoleh dengan konsentrasi bahan pencuci 2% dan tekanan transmembran 3 bar yaitu sebesar 50,21%. Persentase nilai efektifitas pencucian cenderung naik saat konsentrasi bahan pencuci dan tekanan transmembran dinaikkan. 4. Simpulan 1 Kinerja membran ultrafitrasi dalam mengolah limbah laundry untuk persentase rejeksi tertinggi parameter Fosfat mencapai 82,9%. 2 Nilai fluks tertinggi pada tekanan transmembran 3 bar mencapai 43,84 ml/menit.cm 2, dan fluks terendah didapat pada tekanan transmembran 1 bar sebesar 14,83 ml/menit.cm 2. 3 Efisiensi pencucian tertinggi berdasarkan parameter nilai Fluks Recovery (FR) mencapai 81,29%, berdasarkan nilai Resistant Removal (RR) mencapai 82,59% dari bahan pencuci NaOH dengan konsentrasi 2% dan pada tekanan transmembran 3 bar. Efektifitas pencucian tertinggi mencapai 50,21% untuk bahan pencuci NaOH dengan konsentrasi 2% dan tekanan transmembran 3 bar. 5. Daftar Pustaka Idris, A., Norashikin, M. Z., Noordin, M. Y. 2007. Synthesis, characterization and performance of asymmetric polyethersulfone (PES) ultrafiltration membranes with polyethylene glycol of different molecular weights as additives, Desalination, 207, 324 339. 6

Kazemimoghadam, M, dan Mohammadi, T. 2006. Chemical Cleaning of Ultrafiltration Membran in Milk Industry. Desalination 204. 213-218. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 /MENLH/2014. Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Domestik. Kristanto. 2002. Pencemaran Limbah Cair. Yudistira. Jakarta. Masqudi, A. 2004. Penurunan Senyawa Fosfat Dalam Air Limbah Buatan Dengan Proses Adsorpsi Menggunakan Tanah Halosit. Majalah IPTEK. Jakarta. Mulder, M. 1996. Basic Principles of Membrane Technology. Kluwer Academic Publisher. USA. Notodarmojo, S. dan A. Deniva. 2004. Penurunan Zat Organik dan Kekeruhan Menggunakan Teknologi Membran Ultrafiltrasi dengan Sistem Aliran Dead-End (Studi Kasus: Waduk Saguling, Pa-dalarang). PROC. ITB Sains & Tek. Vol. 36 A, No. 1 2004 hal. 63-82. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB. Bandung. Rosariawari, F. 2010. Efektifitas Multivalen Metal Ions Dalam Penurunan Kadar Phospat Sebagai Bahan Pembentuk Deterjen. Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan, Vol. 2, No.1. Program Studi Teknik Lingkungan Ftsp Universitas Pembangunan Nasional. Surabaya. Scott, K. 1995. Handbook of Industrial Membranes. edisi ke-1, Elsevier Advanced Technology. Oxford. hal 78-528. Sostar-Turk, S., Petrini, I., dan Simoni, M., (2005), Laundry wastewater treatment using coagulation and membrane filtration, Resources, Conservation and Recycling, 44, 185 196. Wenten, I, G. 2002. Teknologi Membran untuk Pemanfaatan Kembali Limbah Air Buangan Laundry. Departemen Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung. 7