Pencemaran Udara: Definisi, Konsentrasi, Kasuskasus,

dokumen-dokumen yang mirip
Dinamika Atmosfer Bawah (Skala Ketinggian dan Mixing Ratio)

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 45/MENLH/10/1997 TENTANG INDEKS STANDAR PENCEMAR UDARA LINGKUNGAN HIDUP

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 1997 Tentang : Indeks Standar Pencemar Udara

Penilaian Kualitas Udara, dan Indeks Kualitas Udara Perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 169 TAHUN 2003

B A P E D A L Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era persaingan pasar bebas saat ini, produk suatu industri

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAMPAK PEMBANGUNAN PADA KUALITAS UDARA

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-15/MENLH/4/1996 TENTANG PROGRAM LANGIT BIRU MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERILAKU ZAT PENCEMAR DI ATMOSFER

Keputusan Kepala Bapedal No. 107 Tahun 1997 Tentang : Perhitungan Dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemar Udara

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

Makalah Baku Mutu Lingkungan

PEDOMAN TEKNIS PENETAPAN BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAERAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 167 TAHUN 2003

Keputusan Kepala Bapedal No. 205 Tahun 1996 Tentang : Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara dewasa ini semakin memprihatinkan. Hal ini terlihat

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU UDARA AMBIEN DAN EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK DI JAWA TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENCEMARAN UDARA LELY RIAWATI, ST., MT.

Page 1 KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN NOMOR: KEP- 107/KABAPEDAL/11/1997 TENTANG

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

KRITERIA PROPER DOKUMEN LINGKUNGAN PROPER

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat. lingkungan tidak memenuhi syarat penghidupan bagi manusia.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA PRESI DEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

JO~ ~I~~~JA ~JAMA II~~I ra~~~ ~~1~ ~A~AN li~g~~~gan ~m~f frovin~1 JAWA rim~r

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tent

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM)

ATMOSFER & PENCEMARAN UDARA

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 1995 Tentang : Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

Pemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

APA ITU GLOBAL WARMING???

KLASIFIKASI LIMBAH. Oleh: Tim pengampu mata kuliah Sanitasi dan Pengolahan Limbah

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 07 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI KETEL UAP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

STANDAR KOMPETENSI PENANGGUNGJAWAB PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA. : Penanggung Jawab Pengendalian Pencemaran. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

STUDI TINGKAT KUALITAS UDARA PADA KAWASAN RS. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi negara-negara di dunia semakin meningkat. Hal

DAMPAK EMISI KENDARAAN TERHADAP LINGKUNGAN

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

PENCEMARAN LINGKUNGAN. Purwanti Widhy H, M.Pd

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

KORELASI EMISI KENDARAAN DENGAN BIAYA PENYELENGGARAAN JALAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 129 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU EMISI USAHA DAN ATAU KEGIATAN MINYAK DAN GAS BUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR 04 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

Dasar Hukum yang Digunakan dalam Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 153 TAHUN 2002

I. PENDAHULUAN. bumi dan komponen campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Udara juga


DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas udara berarti keadaan udara di sekitar kita yang mengacu pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pusat kota wisata, perindustrian dan perdagangan, kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara merupakan satu atau lebih substansi fisik, kimia,

DENGAN JUDUL PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Analisa Temperatur Panas pada Saluran Emisi gas buang Kendaraan

DAMPAK PEMANFAATAN BRIKET BATUBARA TERHADAP KUALITAS UDARA AMBIEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kota yang menjadi hunian dan tempat mencari kehidupan sehari-hari harus bisa

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188 / 336 / KPTS / 013 / 2007 TENTANG

Contoh baku mutu udara ambien

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Proses metabolisme dalam tubuh tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP DAN KRITERIA BAKU KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dengan Judul PENGGUNAAN TUMBUHAN SEBAGAI BIOINDIKATOR DALAM PEMANTAUAN PENCEMARAN UDARA

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

Transkripsi:

Pencemaran Udara: Definisi, Konsentrasi, Kasuskasus, dan Regulasi Kuliah Minggu I Laboratorium Pencemaran Udara dan Perubahan Iklim (LPUPI) Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS

Pembahasan Atmosfer dan Komposisinya Definisi pencemaran udara Jenis-jenis kasus pencemaran udara yang menjadi perhatian utama di dunia Perhitungan konsentrasi gas di udara Regulasi yang berkaitan dengan pencemaran udara dan baku mutu udara

Atmosfer dan Komposisi

Definitions Atmosphere: The thin envelope of gases surrounding the earth, Highly compressible, Density decreases rapidly with height Air: A mechanical mixture of gases and aerosols The atmosphere is a mixture of gas molecules, microscopically small suspended particles of solid and liquid, and falling precipitation. Meteorology is the study of the atmosphere and the processes that cause what we refer to as the weather.

THE RESERVOIR FOR GAS If we think of the atmosphere as a reservoir for gas, the gas concentration in the reservoir will remain constant so long as the input rate is equal to the output rate. Under such conditions, we say that the concentration of the gas exists in a steady state.

Residence time The average length of time that individual molecules of a given substance remain in the atmosphere found by dividing the mass of the substance in the atmosphere (in kilograms) by the rate at which the substance enters and exits the atmosphere (in kilograms per year).

Permanent gases

Variable gases Variable gases are those whose distribution in the atmosphere varies in both time and space.

Vertical structure

Definisi Pencemaran Udara

Latar Belakang pencemaran udara sudah menjadi masalah sejak abad ke- 13 perhatian serius tahun 1945. Sebelum 1945, asap industri masalah industri dan asap industri Di Amerika, di Pittsburgh, Los Angeles dan St. Louis tahun 1945 1969 pencemaran udara mulai meningkat negara bagian membuat undang-undang pencemaran udara. Di Indonesia Undang-undang tentang lingkungan hidup sejak 1974 Jawa Timur : SK Gubernur No. 129 tahun 1996, jo SK No. 188 tahun 1988, tentang Baku Mutu Udara.

Difinisi Pencemaran Udara SK Menteri LH. Masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke udara dan berubahnya tekanan udara oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas udara turun sampai pada tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Beberapa pengertian penting: Bahan atau zat Asal bahan Nilai ambang batas Akibat

Udara Ambient udara ambient adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir (yang berada di dalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia) yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur Lingkungan hidup lainnya

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999, Tentang : Pengendalian Pencemaran Udara Mutu udara ambien adalah kadar zat, energi, dan/atau komponen lain yang ada di udara bebas; Perlindungan mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan agar udara ambien dapat memenuhi fungsi sebagaimana mestinya; Emisi ada zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dalam suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar; Mutu emisi adalah emisi yang boleh dibuang oleh suatu kegiatan udara ambien; Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak bergerak, maupun sumber tidak bergerak spesifik;

Kriteria Polutan Udara Kontaminan atau parameter umum yang menyusun pencemaran udara dikelompokkan dalam 6 prinsip atau kriteria polutan: karbon monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, lead, partikulat, dan Ozon (atau smog) Kriteria ini didasarkan pada pengaruh suatu kontaminan pada 1) Kesehatan manusia, 2) kesehatan lingkungan dan 3) pengaruh pada properti Dasar kriteria pada kesehatan manusia menjadi dasar penetapan standar primer, sedangkan dampak ke lingkungan dan properti akan menjadi dasar penentuan standar skunder

Kasus-Kasus Pencemaran Udara

Contoh Kasus Pencemaran Udara Pencemaran udara di Pensylvania-Amerika Serikat, SO2 dari industri (Peristiwa Donora, 1948) Pica Rica Mexico, 1950, SO2 dr Industri pengolahan sulfur Kabut SO2 di lembah Meuse Belgia 1923, bahan bakar batu bara Kabut SO2 di London 1952, dari industri Peningkatan produksi gas dari gunung Kebocoran gas, krn kecelakaan industri, Bhopal 1984, Chernobil 1986 Perusakan lapisan Ozon, Efek rumah kaca, kenaikan suhu dll

Photochemical smog differs from industrial smog in that it:* is formed in the presence of sunlight

Perhitungan Mixing Ratio dan Konsentrasi Spesies di Udara

Perhitungan Fasa Gas Gas Ideal Konsentrasi dan Densitas

Mixing ratio Mixing ratio (ε i ) gas di atmosfer rasio jumlah spesies (massa) tertentu terhadap total jumlah (massa) semua spesies (konstituen) dalam volume tertentu atmosfer. Konstituen suatu volume tertentu atmosfer semua spesies gas yang ada di atmosfer, termasuk uap air, tetapi tidak termasuk partikulat atau air dalam fasa terkondensasi. Mixing rasio ini dapat juga dinyatakan sebagai fraksi jumlah (massa) terhadap total atmosfer. fraksi mol (mol zat i/mol total), fraksi massa (massa zat i/massa total), fraksi volume (volume zat i/volume total) dan fraksi tekanan (tekanan zat i/tekanan total) di atmosfer. angka mixing ratio akan berbeda jika dinyatakan dengan cara (satuan) berbeda, sehingga ketelitian dalam konversi satuan menjadi hal yang sangat penting

Beberapa derivative persamaan untuk menghitung mixing rasio mixing ratio konsentrasi molar (fraksi konsentrasi) mixing ratio tekanan parsial (fraksi tekanan), pada temperatur tetap mixing ratio mol (fraksi mol), pada volume dan suhu yang dijaga tetap maka mixing ratio massa (fraksi massa), karena massa suatu zat = jumlah mol x berat atom atau berat molekul, m = n x BA atau m = n x M, maka

Konsentrasi Gas di Atmosfer konsentrasi udara di atmosfer adalah Berdasarkan persamaan gas ideal, hitunglah jumlah molekul tiap cm 3 udara di permukaan laut (z = 0 km)!

Satuan konsentrasi Satuan massa per volume (mg/m 3, g/m 3, dst), tidak dapat langsung dikonversikan ke satuan jumlah volumetrik (ppm, ppb, pphm, dst) karena perbedaan berat molekul unsur atau senyawa, serta perbedaan kondisi lingkungan (tekanan dan temperatur). 1 ppm (part per million volume) adalah pada kondisi standart 25 C dan 760 mmhg atau : g/m3 di mana : P T M R ppm = ( g/m3 24,5 * 10-3 ) M g/m3 = (ppm * M) / (24,5 * 10-3 ) = ppm * 1000 * [(P*M)/(R*T)] : Tekanan udara (mmhg) : Temperatur absolut ( Kelvin) : Berat molekul senyawa/unsur : Konstanta gas universal 26

Tugas I Turunkan satuan ppm (mixing ratio) ke satuan molar (M), dan ug/m 3 Tugas latihan konversi satuan dari Baku mutu (ppm, berat/volume, volume/volume, %, mg/m 3 ) dengan variasi suhu dan tekanan (Sesuai lampiran Pergub Jatim No. 10 tahun 2009) Dalam baku mutu udara ambien RI dituliskan SO 2 = 0,34 ppm dan NO 2 = 0,21 ppm (pengukuran 1 jam). Nyatakan baku mutu tersebut dalam satuan ug/m 3! Hitunglah konsentrasi (dalam ug/m3) untuk spesies gas dengan mixing ratio 0,08 ppm ozone dan 26 ppm CO, pada tekanan 1 atm 25 0 C!

Regulasi dan Baku Mutu Udara

Perundang-undangan Undang-undang No. 5 Tahun 1974 Undang-undang No.4 Tahun 1984 Undang-undang No. 15 Tahun 1985 Peraturan Pemerintah N0. 51 Tahun 1993 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. KEP 13/MENLH/3/1995 Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 10 Tahun 2009 Tentang Baku Mutu Udara Ambien dan Emisi Sumber Tidak Bergerak di Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1999, tentang Pengendalian Pencemaran Udara Dll.

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA Undang Undang No. 32Tahun 2009 Tentang : Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 15 Tahun 1996 Tentang : Program Langit Biru PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 tahun 1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak dan Keputusan Menteri No. 141 tahun 2003 dan No. 35 tahun 1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1407/MENKES/SK/XI/2002 TENTANG PEDOMAN PENGENDALIAN DAMPAK PENCEMARAN UDARA International Maritime Organization (IMO) mengatur standar minimum emisi NOx dan SOx dalam ANNEX VI regulasi 13 dan 14 The Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer

Baku Mutu Udara Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam udara ambien; Baku mutu emisi sumber adalah batas kadar maksimal dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien

Heirarki Regulasi Berkaitan dengan Udara di Indonesia UUD 1945 Lingkungan hidup yang baik dan sehat Hak asasi dan hak konstitusi setiap warga negara UU No 32 2009 dan UU no 23 1997 Baku Mutu Lingkungan Air,.udara ambien, emisi, gangguan, lainnya Pengelolaan Lingkungan hidup PP RI No 41 Tahun 1999 Pengendalian Pencemaran Udara Lampiran Baku Mutu Udara Ambien Nasional Permen LH Kepmen LH No. 15/1996 Program Langit Biru / PROPER Permen LH No. 4/2009 tentang ambang batas emisi gas buang bagi kendaraan bermotor

Dasar dan Metode Penetapan Baku Mutu Udara studi hubungan dosis respon suatu pencemar pada kesehatan manusia studi hubungan konsentrasi, waktu pajanan dari suatu pencemar serta respon ekosistem (lingkungan) dan property penetapan baku mutu udara ambient didasarkan pada 3 aspek: Aspek perlindungan kesehatan manusia (golongan populasi manusia sehat dan populasi manusia sensitif (balita, anak-anak, wanita hamil/menyusui, dan orang-orang tua/manula)) toksikologi dan epidemilogi Aspek perlindungan ekosistem dan lingkungan (critical load atau critical level) Aspek pertimbangan lain (Ketersediaan teknologi dalam pemantauan, Kemampuan pengendalian pencemaran (teknologi dan ekonomi), Kemampuan sumber daya manusia, Konsentrasi background atau latar)

Penetapan Baku Mutu Emisi nilai baku mutu ambien yang menjadi media pelepasan emisi kondisi background ambien dan nilai rata-rata konsentrasi ambien hasil simulasi perhitungan atau pemodelan pelepasan dari sumber emisi dan kajian dispersi pencemar. atau Kemampuan pengendalian pada sumber emisi

Baku Mutu Kualitas Udara